cover
Contact Name
Dwi Nurwulan Pravitasari
Contact Email
saintika_medika@umm.ac.id
Phone
+628123086679
Journal Mail Official
saintika_medika@umm.ac.id
Editorial Address
Editorial Office: Faculty of Medicine University of Muhammadiyah Malang Jl. Bendungan Sutami No 188A Malang, East Java
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga.
ISSN : 0216759X     EISSN : 2614476     DOI : https://doi.org/10.22219/
Core Subject : Health,
Journal of Saintika Medika is a peer-reviewed and open access journal that focuses on promoting medical sciences generated from basic sciences, clinical, and community or public health research to integrate researches in all aspects of human health. This journal publishes original articles, reviews, and also interesting case reports. Brief communications containing short features of medicine, latest developments in diagnostic procedures, treatment, or other health issues that is important for the development of health care system are also acceptable. Letters and commentaries of our published articles are welcome.
Articles 564 Documents
KELAINAN PERSENDIAN (OSTEOARTRITIS) SEBAGAI KOMPLIKASI KRONIS DIABETES MELITUS TIPE II DAN HUBUNGANYA DENGAN KENDALI GLUKOSA DARAH Setiawan, Meddy
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 5, No 1 (2009): Januari 2009
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3706.946 KB) | DOI: 10.22219/sm.v5i1.1023

Abstract

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KONSUMSI KOPI BERSAMA ROKOK DAN KUALITAS TIDUR PADA SOPIR BUS DI TERMINAL ARJOSARI MALANG Ain, Ria Churin; Indrawanto, Iwan Sis; Chandrawati, Febriana Pertiwi
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 12, No 2 (2016): DESEMBER 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1281.931 KB) | DOI: 10.22219/sm.v12i2.5274

Abstract

Sopir bus dituntut tetap terjaga dan waspada sehingga bisa mengantarkan penumpangnya ke tempat tujuan. Sehingga kebanyakan dari mereka mengkonsumsi kopi dan rokok dengan tujuan agar tidak mengantuk. Kopi mengandung kafein dan rokok mengandung nikotin. Kafein dan nikotin merupakan zat psikoaktif yang bisa meningkatkan kewaspadaan. Namun, konsumsi kopi dan rokok mempunyai dampak negatif berupa penurunan kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara konsumsi kopi bersama rokok dan kualitas tidur pada sopir bus di terminal Arjosari Malang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2017 yang bersifat analitik observasional dengan desain cross sectional menggunakan purposive sampling dengan 81 responden. Teknik pengumpulan data dengan mewawancarai responden menggunakan kuesioner PSQI untuk mengukur kualitas tidur. Hasil penelitian menunjukkan, responden dengan konsumsi kopi bersama rokok memiliki kualitas tidur buruk sebanyak 46,9% dan kualitas tidur baik 13,5 %. Responden yang tidak mengkonsumsi kopi bersama rokok memiliki kualitas tidur baik 6,2 % dan memiliki kualitas tidur buruk 33,3 %. Hasil uji statistic hubungan konsumsi kopi bersama rokok dan kualitas tidur diperoleh p = 0,639,( p > 0,05). Berdasarkan hasil tersebut  menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi kopi bersama rokok dan kualitas tidur pada sopir bus di terminal Arjosari Malang.Kata kunci : Kualitas tidur, kopi, rokok, kafein, nikotin
POLA BAKTERI PENYEBAB PNEUMONIA NOSOKOMIAL DI RS DR SOETOMO SURABAYA PERIODE JANUARI 2011 - MARET 2012 ., Samirah; ., Rahayu; Noerwahyono, Abi
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 8, No 2 (2012): Desember 2012
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.036 KB) | DOI: 10.22219/sm.v8i2.4112

Abstract

Profil Kejadian Spotting Akibat Penggunaan Kontrasepsi Depo Medroxi Progesteron Asetat Di Puskesmas Pandan Wangi Malang Periode 1 Januari 2009 ? 31 Desember 2011. Latar Belakang: Gangguan haid merupakan keluhan terbanyak yang didapat pada akseptor KB suntik Depo medroxi progesteron asetat Gangguan pola haid inilah yang akhirnya menjadi penyebab utama dari penghentian penggunaan para akseptornya Efek samping yang sering ditimbulkan dari penggunaan kontrasepsi suntik depo medroxi progesteron asetat (DMPA) antara lain gangguan haid berupa perdarahan bercak atau spotting. Tujuan: Mengetahui kejadian spotting akibat penggunaan kontrasepsi depo medroxi progesteron asetat (DMPA) di puskesmas pandan wangi malang periode 1 januari 2009 ? 31 desember 2011. Metode: Deskriptif observasional, teknik pengambilan sampel dengan teknik total sampling, dengan jumlah sampel 74 sampel. Hasil Penelitian: karakteristik berdasarkan usia, usia terbanyak pengguna DMPA adalah usia 20-30 tahun yaitu sebesar 40 akseptor atau 54,05%. Kesimpulan: kejadian spotting terbanyak adalah 2x mengalami spotting sebanyak 9 akseptor atau sebesar 12,16%, spotting terbanyak pada penyuntikan ke 3x yaitu sebesar 17 akseptor atau sebesar 22,97%, usia terbanyak pengguna DMPAadalah usia 20-30 tahun yaitu sebesar 40 akseptor atau 54,05%
BELL’S PALSY (BP) Moch, Bahruin
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 7, No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.036 KB) | DOI: 10.22219/sm.v7i2.4073

Abstract

Bell?s Palsy adalah nama sejenis penyakit kelumpuhan perifer akibat proses (non suppuratif, non neoplasmatik, non degeneratif primer), namun sangat mungkin akibat edema pada nervus fasialis pada distal kanalis fasialis. Penyebab secara pasti belum diketahui, tetapi beberapa penelitian mendukung adanya infeksi sebagai penyebab bell?s palsy terutama HSV. Dari beberapa penelitian dan penyelidikan yang telah dilakukan ternyata 75% dari paralisis fasial adalah Bell?s Palsy. Permasalahan yang di timbulkan Bell?s Palsy cukup kompleks, diantaranya: masalah kosmetika dan psikologis. Adanyakelumpuhan pada otot wajah menyebabkan wajah tampak mencong dan ekspresi abnormal, sehingga menjadikan penderitanya merasa minder dan kurang percaya diri. Diagnosis dapat ditegakkan secara klinik setelah penyebab yang jelas untuk lesi nervus fasialis perifer disingkirkan. Terapi yang dianjurkan saat ini ialah pemberian prednison, fisioterapi dan kalau perlu operasi. Penanganan yang di berikan sedini mungkin sangat di perlukan untuk mengembalikan fungsi otot-otot wajah, dan mengembalikan penampilan.
MOZART MUSIC INCREASES THE NUMBER OF GLIAL CELLS COMPARED TO INDONESIA POP AND RELIGIOUS MUSIC Rahayu, Pipit Sri Estuning; Hermanto, Hermanto; Widjiati, Widjiati
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 15, No 2 (2019): December 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.975 KB) | DOI: 10.22219/sm.Vol15.SMUMM2.10265

Abstract

Music stimulation is an important component for prenatal fetal development. Both pop and religious music are easy to listen and widely accepted in Indonesia. This study was to analyze the effect of Mozart, pop, and religious music exposure during pregnancy to the number of glial cells in the brain of Rattus norvegicus offspring. The samples were divided into three groups based on the exposure for each group, namely Mozart, pop, and religious music, duration of 60 minutes with 65dB intensity, initiated on the 10th day of pregnancy for 9 days in the soundproof chamber. Three brains of the offsprings were dissected and prepared for Hematoxylin-Eosin staining counted on 5 fields of view and 400 magnification strength.Different glial cells number of Rattus norvegicus brain between groups were observed. Mozart music (28,29) showed a highest mean and pop music (18,67)  showed the lowest mean. Significant difference of the number of brain glial cells between Mozart music compared to pop and religious music groups were observed, with p value <0,005.The number of brain glial cells of Rattus norvegicus offsprings in the Mozart group were significantly higher than those in pop and religious groups.
ASPEK MIKROBIOLOGI PADA PENYAKIT TROPIS YANG TERABAIKAN (MICROBIOLOGY ASPECT OF NEGLECTED TROPICAL DISEASES) Stefani Yuanita Widodo, Oei
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 11, No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.781 KB) | DOI: 10.22219/sm.v11i2.4202

Abstract

Dalam beberapa dekade terahir, penyakit tropis yang terabaikan mulai mendapat sorotan dari berbagai negaradikarenakan meskipun angka kematiannya rendah tetapi angka kesakitan sangat tinggi. Dampak penyakit yang ditimbulkantidak hanya secara langsung baik pada individu dan komunitas, tetapi juga tidak langsung terhadap skala perekonomiannegara yang sangat merugikan. Pendekatan Mikrobiologis sangat diperlukan untuk menunjang diagnosis dan ketepatanpengobatan demi meminimalisir dampak dari penyakit tersebut.
PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium Sativum L) TERHADAP PERBAIKAN PROFIL LIPID PADA Rattus norvegicus strain wistar HIPERKOLESTEROLEMIA Rinjani Pramitasari, Mustika; Riana, Ruby; Bahrudin, Moch
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 8, No 2 (2012): Desember 2012
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.028 KB) | DOI: 10.22219/sm.v8i2.4108

Abstract

PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium Sativum L) TERHADAP PERBAIKAN PROFIL LIPID PADA Rattus norvegicus strain wistar HIPERKOLESTEROLEMIA. Latar belakang: Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor resiko PJK dan stroke. Bawang Putih (Allium Sativum L) merupakan bahan alam yang mengandung berbagai senyawa yang memiliki bermacam- macam fungsi, dan kandungan terbesar adalah Allicin. Allicinmempunyai efek cukup poten dalam penurunan kolesterol darah. Bawang Putih (Allium Sativum L) dapat mempengaruhikolesterol dengan menghambat pembentukan kolesterol. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh ekstrak bawang putih(Allium Sativum L) terhadap perbaikan profil lipid darah pada tikus putih (Rattus norvegicus strain wistar) hiperkolesterolemia. Metode & Sampel: Penelitian eksperimental ini dilakukan dengan rancangan post test only radomized control group design. Sampel penelitian dibagi menjadi lima kelompok. Kelompok pertama sebagai kontrol negatif, kelompok dua sebagai kontrol positif dan tiga kelompok lainnya diberikan bawang putih dengan berbagai dosis : 0,05 g/ekor/hari, 0,1 g/ekor/ hari dan 0,2 g/ekor/hari. Hasil & Pembahasan: Dari penelitian ini didapatkan bawang putih menyebabkan penurunanyang bermakna pada kadar kolesterol total, LDL, TG, rasio  LDL/HDL, serta rasio KT/HDL (sig = 0,000). Dosis 0,2 g/ekor mampu menurunkan kolesterol hampir mencapai normal.  Kesimpulan: Bawang putih dapat memperbaiki profil lipiddan pada dosis 0,2 g dapat memperbaiki profil lipid paling besar.
PENGARUH PEMBERIAN BORAKS PERORAL SUB AKUT TERHADAP TERJADINYA ATROFI TESTIS TIKUS PUTIH JANTAN (RATTUS NOVERGICUS STRAIN WISTAR) Mayasari, Diana; Mardiroharjo, Nanang
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 8, No 1 (2012): Juni 2012
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.14 KB) | DOI: 10.22219/sm.v8i1.4095

Abstract

Pengaruh Pemberian Boraks Peroral Sub Akut Terhadap Terjadinya Atrofi Testis Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus strain wistar). Latar Belakang: Penggunaan boraks banyak disalahgunakan pada makanan. Boraks merupakan salah satu bahan toksik bagi organ testis sehingga dapat menyebabkan atrofi testis melalui penghambatan spermatogenesis. Tujuan: Membuktikan pengaruh pemberian boraks peroral sub akut terhadap terjadinya atrofi testis tikus putih jantan (Rattus novergicus strain wistar) dengan mengukur diameter testis, berat testis, dan jumlah tubulus seminiferus perlapangpandang. Metode: Eksperimental, The Post Test Only Control Group Design. Sampel yang digunakan 24 ekor dibagi 4 kelompok. Kelompok 1 (kontrol negatif), kelompok 2,3,dan 4 masing-masing dengan dosis 400 mg/kgBB, 500 mg/kgBB, dan 600 mg/kgBB selama 28 hari. Dianalisis dengan oneway ANOVA, uji korelasi, dan uji regresi. Hasil penelitian dan diskusi: Terdapat perbedaan diameter testis dan jumlah tubulus seminiferus masing-masing dengan sig p=0,020 (p<0,05) dan sig p=0,00 (p<0,05), sedangkan pada berat testis tidak terdapat perbedaan dengan sig p=0,744 (p>0,05). Analisis korelasi diameter testis (p=0,001), (r=-0,613), jumlah tubulus (p=0,000), (r=0,828), kenaikan boraks menyebabkan penurunan diameter testis dan peningkatan jumlah tubulus. Analisis regresi R2 diameter testis= 0,376 dan R2 jumlah tubulus=0,685. Pada penelitian ini pengaruh boraks terlihat pada gambaran mikroskopis dibandingkan makroskopis, hal ini disebabkan oleh waktu paparan boraks yang kurang lama. Kesimpulan: Pemberian boraks peroral sub akut berpengaruh terhadap atrofi testis.Kata Kunci: Ekstrak rimpang temulawak, Staphylococcus aureus, KHM (Kadar Hambat Minimum), KBM (Kadar Bunuh Minimum).
PROFIL HASIL PEMERIKSAAN MINI MENTAL STATEEXAMINATION (MMSE) PADA WANITA POSTMENOPAUSE DI POSYANDU LANSIA REJOAGUNG, WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWARU, TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR Wildan, Muhamad; Ma’roef, M; Djauhari, Tonthowi
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 8, No 2 (2012): Desember 2012
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.898 KB) | DOI: 10.22219/sm.v8i2.4113

Abstract

Profil Hasil Pemeriksaan Mini Mental State Examination (MMSE) pada Wanita Postmenopause di Posyandu Lansia Rejoagung, Wilayah kerja puskesmas Kedungwaru, Tulungagung, Jawa timur. Wanita pada masa postmenopause akan mengalami penurunan produksi hormon estrogen. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menurunnya hormon estrogen dapat menyebabkan terjadinya aterosklerosis yang merupakan salah satu faktor penyebab gangguan kognitif. Penelitian ini bertujuan mengetahui profil hasil pemeriksaan MMSE pada wanita postmenopause. Penelitian ini merupakan studi deskriptif observasional dengan pengambilan sampel secara total sampling terhadap semua wanita di posyandu lansia Rejoagung yang sudah postmenopause. Instrumen yang digunakan ialah Mini Mental State Examination. Hasil pemeriksaan MMSE wanita postmenopause didapatkan insiden gangguan kognitif terbanyak pada usia 65-69 tahun, dengan 31,2% stadium ringan dan 56,3% stadium sedang. Insiden gangguan kognitif terbanyak terjadi pada wanita postmenopause dengan pendidikan terakhir SMP dengan 54% stadium ringan. Didapatkan juga gangguan kognitif terbanyak pada wanita dengan lama masa postmenopause 11-15 tahun sekitar 45% gangguan kognitif stadium ringan dan wanita dengan lama masa postmenopause >15 tahun sekitar 33,3% stadium sedang. Berdasarkan hasil pemeriksaan MMSE pada wanita postmenopause didapatkan sebanyak 45% dari sampel yang mengalami gangguan kognitif dan 55% yang tidak mengalami gangguan kognitif.Kata kunci: Wanita postmenopause, gangguan kognitif, MMSE
PENGARUH INFUSA BAWANG TIWAI (Eleutherina americana Merr) TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIK GINJAL TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus novergicus strain wistar) YANG DIINDUKSI URANIUM Febriana Iskandar, Fildzah
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 8, No 1 (2012): Juni 2012
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.603 KB) | DOI: 10.22219/sm.v8i1.4100

Abstract

Pengaruh Pemberian Infusa Bawang Tiwai (Eleutherine ameriacana Merr) Terhadap Gambaran Mikroskopik Ginjal Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus strain wistar) yang Diinduksi Uranium. Latar Belakang: Radikal bebas dapat merusak sel ginjal melalui peran reactive oxidative species (ROS) dan mekanisme peroksidasi lipid. Untuk menetralisir radikal bebas diperlukan antioksidan. Bawang tiwai mengandung antioksidan yang dapat membantu melindungi dan memperbaiki fungsi ginjal akibat paparan radikal bebas. Tujuan: Membuktikan pengaruh pemberian infusa bawang tiwai (Eleutherina americana Merr) terhadap gambaran mikroskopik ginjal tikus putih jantan (Rattus novergicus strain wistar) yang diinduksi uranium. Metode: True experimental, dengan rancangan the post test only control group design. Sampel tikus putih strain wistar dibagi dalam 6 kelompok. I: kontrol negatif, II: kontrol positif hanya injeksi uranium, III: injeksi infusa bawang tiwai 0,02 ml/hari konsentrasi 25%, 15 menit setelah injeksi uranium., IV: injeksi infusa bawang tiwai 0,02 ml/hari konsentrasi 50%, 15 menit setelah injeksi uranium., V: injeksi infusa bawang tiwai 0,02 ml/hari konsentrasi 75%, 15 menit setelah injeksi uranium., dan VI: injeksi infusa bawang tiwai 0,02 ml/hari konsentrasi 100%, 15 menit setelah injeksi uranium. Setelah 5 hari perlakuan, tikus dimatikan. Organ ginjal diambil untuk diamati sel nekrosis epitel tubulus proksimal ginjal melalui mikroskop. Analisis data menggunakan One Way ANOVA dan uji korelasi Spearman. Hasil Penelitian dan Diskusi: Dari hasil uji One Way ANOVA, didapatkan perbedaan yang bermakna (nilai sig=0,000 < p(0,01)) antar kelompok perlakuan. Hasil uji korelasi Spearman didapatkan nilai spearman correlation=-0,889, artinya semakin tinggi konsentrasi akan diikuti oleh penurunan jumlah sel nekrosis di epitel tubulus proksimal ginjal. Kesimpulan: Pemberian infusa bawang tiwai (Eleutherina americana Merr.) dapat menurunkan jumlah sel nekrosis di epitel tubulus proksimal ginjal tikus putih jantan (Rattus novergicus strain wistar) yang diinduksi uranium.

Filter by Year

2009 2024


Filter By Issues
All Issue Vol. 20 No. 2 (2024): December 2024 Vol. 20 No. 1 (2024): June 2024 Vol. 19 No. 2 (2023): December 2023 Vol. 19 No. 1 (2023): June 2023 Vol. 18 No. 2 (2022): December 2022 Vol. 18 No. 1 (2022): June 2022 Vol. 17 No. 2 (2021): December 2021 Vol. 17 No. 1 (2021): June 2021 Vol. 16 No. 2 (2020): December 2020 Vol 16, No 1 (2020): June 2020 Vol. 16 No. 1 (2020): June 2020 Vol 16, No 1 (2020): June 2020 (on progress) Vol 15, No 2 (2019): December 2019 Vol. 15 No. 2 (2019): December 2019 Vol 15, No 1 (2019): JUNI 2019 Vol. 15 No. 1 (2019): JUNI 2019 Vol. 14 No. 2 (2018): DESEMBER 2018 Vol 14, No 2 (2018): DESEMBER 2018 Vol. 14 No. 1 (2018): JUNI 2018 Vol 14, No 1 (2018): JUNI 2018 Vol 13, No 2 (2017): DESEMBER 2017 Vol. 13 No. 2 (2017): DESEMBER 2017 Vol. 13 No. 1 (2017): JUNI 2017 Vol 13, No 1 (2017): JUNI 2017 Vol 12, No 2 (2016): DESEMBER 2016 Vol. 12 No. 2 (2016): DESEMBER 2016 Vol 12, No 1 (2016): JUNI 2016 Vol. 12 No. 1 (2016): JUNI 2016 Vol. 11 No. 2 (2015): Desember 2015 Vol 11, No 2 (2015): Desember 2015 Vol. 11 No. 1 (2015): Juni 2015 Vol 11, No 1 (2015): Juni 2015 Vol 10, No 2 (2014): Desember 2014 Vol. 10 No. 2 (2014): Desember 2014 Vol 10, No 1 (2014): Juni 2014 Vol. 10 No. 1 (2014): Juni 2014 Vol. 9 No. 2 (2013): Desember 2013 Vol 9, No 2 (2013): Desember 2013 Vol. 9 No. 1 (2013): Juni 2013 Vol 9, No 1 (2013): Juni 2013 Vol. 8 No. 2 (2012): Desember 2012 Vol 8, No 2 (2012): Desember 2012 Vol 8, No 1 (2012): Juni 2012 Vol. 8 No. 1 (2012): Juni 2012 Vol. 5 No. 2 (2009): Juli 2009 Vol. 7 No. 2 (2011): Desember 2011 Vol 7, No 2 (2011): Desember 2011 Vol 7, No 1 (2011): Januari 2011 Vol. 7 No. 1 (2011): Januari 2011 Vol. 6 No. 2 (2010): Desember 2010 Vol 6, No 2 (2010): Desember 2010 Vol 6, No 1 (2010): Januari 2010 Vol. 6 No. 1 (2010): Januari 2010 Vol 5, No 2 (2009): Juli 2009 Vol 5, No 1 (2009): Januari 2009 Vol. 5 No. 1 (2009): Januari 2009 More Issue