Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga.
Journal of Saintika Medika is a peer-reviewed and open access journal that focuses on promoting medical sciences generated from basic sciences, clinical, and community or public health research to integrate researches in all aspects of human health. This journal publishes original articles, reviews, and also interesting case reports. Brief communications containing short features of medicine, latest developments in diagnostic procedures, treatment, or other health issues that is important for the development of health care system are also acceptable. Letters and commentaries of our published articles are welcome.
Articles
564 Documents
CROSS TALK ANTARA SEL PUNCA KANKER DENGAN LINGKUNGAN MIKRO
Asparini, Ruby Riana
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 13, No 1 (2017): JUNI 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (167.7 KB)
|
DOI: 10.22219/sm.v13i1.5431
Pengetahuan tentang biologi tumor dan terapi tumor telah berkembang. Namun tumor tetapmerupakan penyakit umum yang mematikan di seluruh dunia. Sel punca kanker adalah bagian dari sel kankerdengan kemampuan sel punca, yang dapat mendorong pertumbuhan tumor, kekambuhan dan tahan terhadapbanyak perawatan antikanker saat ini.Tumor padat dianggap sebagai ?organ? yang terdiri dari sel kanker danstroma tumor. Lingkungan mikro tumor membentuk stroma tumor, yang menempati sebagian besar massatumor, termasuk matriks ekstraselular (ECM), sel induk mesenchymal (MSC), sel endotel, sel imun, dan, lebihdari itu, jaringan sitokin dan faktor pertumbuhan. Lingkungan mikro atau nichesekitarsel punca kanker sebagian besarmengatur nasib seluler mereka. Pengetahuan terbaru mengungkapkan bahwa lingkungan mikro mendukung pembaharuandiri sel punca kanker dan sekaligus berfungsi sebagai penghalang fisik terhadap pemberian obat. Lingkungan mikro tumormemainkan peran penting dalam setiap tahap perkembangan tumor.Kata Kunci : Cross Talk, sell punca.
HUBUNGAN RIWAYAT KELAHIRAN PREMATUR DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 4 TAHUN DI KECAMATAN KEPANJEN
Dewi Caesa Putri, Martha;
Andriana, Kusuma;
Febrian, Pertiwi
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 9, No 1 (2013): Juni 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (0.036 KB)
|
DOI: 10.22219/sm.v9i1.4118
Hubungan Riwayat Kelahiran Prematur Dengan Perkembangan Motorik Anak Usia 4 Tahun Di Kecamatan Kepanjen. Latar Belakang. Saat ini kelahiran prematur merupakan salah satu penyebab utama kematian perinatal dan kecacatan jangka panjang. Kelainan perkembangan biasa ditemukan pada bayi prematur daripada bayi cukup bulan, yang biasanya meliputi kelainan fungsi intelektual atau motorik. Meskipun tidak semua anak lahir prematur mengalami gangguan tumbuh kembang namun adanya gangguan tumbuh kembang akan mulai tampak pada anak usia 4 tahun. Tujuan. Mengetahui hubungan riwayat kelahiran prematur dengan perkembangan motorik anak usia 4 tahun Kecamatan Kepanjen. Metode. Observational analitik dengan rancangan cross sectional, pengambilan sampel secara total sampling, besar sampel dalam penelitian ini adalah 29 responden. Analisis data menggunakan statistik uji Fisher Exact. Hasil Penelitian. Menunjukkan bahwa terdapat 23 responden (79.3%) tidak memiliki gangguan perkembangan motorik. Hasil uji Fisher Exact menunjukkan nilai P adalah 0,440 dan nilai P lebih besar dari 0,05 (0,440 > 0,05) sehingga didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara riwayat kelahiran prematur dengan perkembangan motorik anak usia 4 tahun di Kecamatan Kepanjen. Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan antara riwayat kelahiran prematur dengan perkembangan motorik anak usia 4 tahun di Kecamatan Kepanjen.
HUBUNGAN ANTARA BERATNYA MANIFESTASI DERMATITIS ATOPIK DENGAN TINGGINYA SKALA KEPRIBAD IAN CEMAS PADA TES MMPI PADA PENDERITA DERMATITIS ATOPIK WANITA DI RSUD DR. SOETOMO
Indrawanto, Iwan Sis
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 6, No 1 (2010): Januari 2010
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (0.036 KB)
|
DOI: 10.22219/sm.v6i1.1009
Dermatitis Atopic, a kind of chronic skin disease that happens a lot in the world, tend to be increased in number and relatively difficult to treat. Most of them appear along with another atop ic condition such as Hay and asthma. The cause is not clearly un derstood yet. It?s thought to be the combination of genetics and environment. Many says that ther e?s emotional factor involved. It?s not the cause of the disease but it worsen or triggers the relaps. People of Dermatitis Atopic with anxious kind of personality have prone to relaps e easier than those who are not. This study figured out whether the degree of Dermatitits Atopic manifestation is correlated with the score o f anxious scale on MMPI of the Dermatitis Atopic female patien ts in Dr. Soetomo Public Hospital Surabaya. The method was analytical study with cr oss sectional approach, started from Juli 2009 until Desember 2009. The datas was taken from policlinics of Skin and Venereal Desease Department of Dr. Sutomo Pu blic Hospital Surabaya. Fivety three samples were taken, while 7 of them were failed due to high invalid MMPI score. The result showed that there was significant correlation between the degree of Dermatitits Atopic manifestation with the score of anxious scale on MMPI of the Dermatitis Atopic female pati ents. The correlation was medium to high. Keywords: Dermatitis Atopic, Anxious Personality, MMPI
HUBUNGAN ANTARA CEDERA KEPALA DAN TERJADINYA VERTIGO DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN
Putri, Cantik Maharendra;
rahayu, dr;
Sidharta, Bragastio
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 12, No 1 (2016): JUNI 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (165.513 KB)
|
DOI: 10.22219/sm.v12i1.5261
Vertigo adalah gejala umum yang terjadi pada individu yang mengalami cedera tumpul pada kepala, leher, maupun persimpangan craniocervical. Cedera dapat diakibatkan dari kecelakaan lalu lintas, jatuh dan olahraga. Meningkatnya mobilitas manusia khususnya di kota besar mengakibatkan peningkatan frekuensi kasus cedera kepala yang sering diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas. Angka kejadian vertigo pada pasien cedera kepala berkisar 55%. Insiden vertigo yang terjadi setelah cedera kepala sekitar 40-60% biasanya terjadi setelah cedera kepala ringan dan sedang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara cedera kepala dan terjadinya vertigo di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Semua pasien cedera kepala di SMF Bedah Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan periode 1 Januari?31 Desember 2016 yang memenuhi kriteria inklusi dijadikankan sebagai sampel. Data cedera kepala dan vertigo diambil dari rekam medis. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dan diuji secara statistik dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil Uji Chi Square didapatkan hubungan bermakna antara cedera kepala dan vertigo (p=0,011) sehingga terdapat hubungan antara cedera kepala dan terjadinya vertigo di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.Kata Kunci : Cedera kepala, vertigo.
PROFIL PENDERITA PENYAKIT KUSTA DI RUMAH SAKIT KUSTA KEDIRI PERIODE JANUARI 2010 SAMPAI DESEMBER 2010
Qoyyum Nabila, Annisa;
Adila Nurainiwati, Sri;
Handaja, Djaka
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 8, No 2 (2012): Desember 2012
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (197.419 KB)
|
DOI: 10.22219/sm.v8i2.4106
PROFIL PENDERITA PENYAKIT KUSTA DI RUMAH SAKIT KUSTA KEDIRI PERIODE JANUARI 2010 SAMPAI DESEMBER 2010. Latar Belakang: Kusta adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Kusta menyebabkan masalah kompleks, meliputi masalah medis, ekonomi, dan sosial. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui profil penderita kusta di Rumah Sakit Kusta Kediri periode Januari 2010 sampai Desember 2010. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan total sampling. Hasil: Diperoleh 120 (6.12%) penderita kusta baru dari 1960 kunjungan. Jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki (75%). Kelompok usia terbanyak adalah 35-44 tahun (26.67%). Pekerjaan terbanyak adalah swasta (43.33%). Penderita terbanyak dari Kediri (46.67%). Tipe kusta terbanyak tipe MB (91.67%). Gambaran klinis kusta terbanyak makula (88.33%) dan anastesi (83.33%). Predileksi pembesaran saraf terbanyak pada saraf tibialis posterior (65.41%). Kecacatan terbanyak pada kaki. Tingkat kecacatan mata paling banyak tingkat 0 (95%). Tingkat kecacatan tangan terbanyak tingkat 0 (55.41%). Tingkat kecacatan kaki paling banyak tingkat 1 (44.58%). Reaksi kusta paling banyak adalah tidak terjadi reaksi (79.17%). Kesimpulan: Penderita kusta terbanyak adalah lakilaki. Kelompok usia terbanyak adalah 35-44 tahun. Tipe kusta yang paling banyak adalah tipe MB. Gambaran klinis yang sering ditemukan adalah makula dan anastesi. Kecacatan terbanyak terdapat pada kaki. Tingkat kecacatan pada mata yang terbanyak adalah tingkat 0, pada tangan tingkat 0, dan pada kaki tingkat 1.
BRAINT NATRIURETIC PEPTIDE (BNP)
., Isbandiyah
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 7, No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (255.899 KB)
|
DOI: 10.22219/sm.v7i2.4076
Gagal jantung merupakan suatu sindroma klinik dengan tanda dan gejala yang disebabkan disfungsi ventrikel kiri. Untukmenghemat biaya perawatan dan pengobatan diperlukan diagnosis yang cepat dan akurat, serta strategi pengobatan yang tepat, yaitu antara lain dengan mengukur nilai brain natriuretic peptide (BNP). BNP adalah suatu neurohormon jantung, terutama dihasilkan oleh ventrikel sebagai respon terhadap expansi volume ventrikel, tekanan yang berlebihan (overload), dan meningkatnya tekanan dinding ventrikel. Dua metode dalam pemeriksaan BNP, yaitu metode radioimmunoassay (RIA) dan immunoradiometricassay (IRMA) atau fluorescence immunoassay (FI). BNP dapat digunakan untuk diagnosis gagal jantung dengan cepat, untuk membedakan sesak karena gagal jantung dengan akibat penyakit lain, pemeriksaan (screening) gangguan sistolik ventrikular kiri pada pasien setelah serangan infark miokard, sebagai monitoring gagal jantung dan juga indikator prognosis gagal jantung. Nesiritid sebagai human recombinant dari BNP dapat digunakan sebagai terapi pasien gagal jantung. Pada akhirnya BNP tidak bisa mengganti peran ekokardiografi, tetapi sebagai alat pelengkap, hal ini karena BNP tidak dapat membedakan antara disfungsi diastolik dan sistolik dan tidak memberikan informasi tentang kelainan katub dan fungsinya.
HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN KEJADIAN CTS PADA PEKERJA PEMETIK DAUN TEH
Bahrudin, Moch.;
Lystianto Putra Perdana, Resi;
Fitra Alief Sultana, Hafif
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 11, No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (0.036 KB)
|
DOI: 10.22219/sm.v11i2.4205
Latar belakang: CTS merupakan penyakit yang sering dijumpai pada pekerja industri dalam setiap kasus penyakitakibat kerja di beberapa negara. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi angka kejadian CTS, salah satunya yaitu masa kerja. Tujuan penelitian: Mengetahui hubungan masa kerja terhadap kejadian CTS pada pekerja pemetik daun teh. Metode penelitian: Analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode consecutive sampling dan didapatkan sampel sebanyak 85 pekerja. Hasil penelitian dan Diskusi: Angka kejadian CTS pada pekerja pemetik daun teh adalah 56 ( 65,9%), kejadian CTS meningkat setelah umur 40 tahun dan kejadian CTS tertinggi pada umur 50-59 tahun (30,6%), kejadian CTS meningkat setelah masa kerja 30 tahun dan kejadian CTS tertinggi terjadi pada masa kerja 30-39 tahun (31,8%). Korelasi antara masa kerja dengan kejadian CTS menunjukan nilai korelasi positif (0,263) dengan nilai signifikansi 0,015 (<0,05), yang artinya semakin lama masa kerja maka angka kejadian CTS semakin besar. Kesimpulan: Semakin lama masa kerja semakin tinggi resiko terjadinya CTSKata kunci: Masa kerja, pekerja pemetik daun teh, CTS.
PERBEDAAN TEKANAN TELINGA TENGAH PENDERITA RINOSINUSITIS KRONIS DIBANDING ORANG NORMAL
Mardiraharjo, Nanang
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 6, No 2 (2010): Desember 2010
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (0.036 KB)
|
DOI: 10.22219/sm.v6i2.1059
Abstrak Tujuan: Membandingkan tekanan telinga tengah penderita rinosinusitis kronis (RSK) dengan orang normal. Metode : Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancang bangun cross-sectional, dilakukan di Poliklinik THT RSU Dr. Saiful Anwar Malang pada Juni hingga Agustus 2009. Sebanyak 28 telinga dari 16 orang penderita RSK dimasukkan ke dalam kelompok RSK dan 28 telinga dari 14 orang sehat dimasukkan ke dalam kelompok kontrol. Tekanan telinga tengah kedua kelompok dengan diukur dengan timpanometri menggunakan Audio Traveller AA222 (Interacoustics Denmark 2008). Rerata tekanan telinga tengah kedua kelompok kemudian dibandingkan. Hasil: Tekanan telinga tengah kelompok RSK sebesar ?87,25 daPa (SD ± 74,891), sedangkan pada kelompok kontrol sebesar ?31,21 daPa (SD ± 11,033) (p = 0,000). Kesimpulan: tekanan telinga tengah penderita RSK lebih negatif dibanding orang normal. Kata kunci : rinosinusitis kronis, tekanan telinga tengah.
PERAN ZINC DALAM PROSES LAKTASI
Djauhari, Thontowi
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 14, No 1 (2018): JUNI 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (267.209 KB)
|
DOI: 10.22219/sm.Vol14.SMUMM1.6692
Zinc adalah trace element diperlukan untuk berbagai proses metabolisme termasuk mengatur protein yang terlibatdalam sintesis DNA, protein serta mitosis. Selain mengatur fungsi seluler dasar pengaturan transport zinc di glandula mammaesangat penting untuk mencukupi kebutuhan Air Susu Ibu ( ASI ) selama menyusui. Transfer zinc yang adekuat ke dalamsusu penting untuk kebutuhan zinc neonatus selama pertumbuhan dan perkembangan. Defisiensi zinc pada bayi akanmenyebabkan gangguan fungsi imunitas dan perlambatan pertumbuhan. Pengaturan mekanisme transport zinc sangatpenting untuk menyediakan zinc yang disekresikan ke dalam ASI serta menjaga fungsi sel yang optimal di glandula mammae.Kata Kunci : Zinc, Laktasi