cover
Contact Name
Dwi Nurwulan Pravitasari
Contact Email
saintika_medika@umm.ac.id
Phone
+628123086679
Journal Mail Official
saintika_medika@umm.ac.id
Editorial Address
Editorial Office: Faculty of Medicine University of Muhammadiyah Malang Jl. Bendungan Sutami No 188A Malang, East Java
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga.
ISSN : 0216759X     EISSN : 2614476     DOI : https://doi.org/10.22219/
Core Subject : Health,
Journal of Saintika Medika is a peer-reviewed and open access journal that focuses on promoting medical sciences generated from basic sciences, clinical, and community or public health research to integrate researches in all aspects of human health. This journal publishes original articles, reviews, and also interesting case reports. Brief communications containing short features of medicine, latest developments in diagnostic procedures, treatment, or other health issues that is important for the development of health care system are also acceptable. Letters and commentaries of our published articles are welcome.
Articles 564 Documents
PROFIL DERMATOFITOSIS SUPERFISIALIS PERIODE JANUARI – DESEMBER 2017 DI RUMAH SAKIT ISLAM AISIYAH MALANG nurwulan, Dwi; Hidayatullah, Tubagus Arif; Nuzula, Aliefia Firdausie; Puspita, Ridya
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 15, No 1 (2019): JUNI 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.047 KB) | DOI: 10.22219/sm.Vol15.SMUMM1.8625

Abstract

Demartofitosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh kolonisasi jamur dermatofita yang menyerang jaringan yang mengandung keratin seperti stratum korneum kulit, rambut dan kuku pada manusia. Dermatofitosis tersebar diseluruh dunia dengan prevalensi yang berbeda-beda tiap negara dan Indonesia menempati urutan kedua. Tinggimya kasus tersebut didukung dengan Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis yang memiliki suhu dan kelembaban tinggi, dimana merupakan suasana yang baik bagi pertumbuhan jamur, higiene juga berperan untuk timbulnya penyakit ini, sehingga jamur dapat  ditemukan hampir di semua tempat. Penelitian ini untuk mengetahui profil penderita rawat jalan dermatofitosis superfisialis di rawat jalan kulit kelamin RSI Aisyiyah Malang periode Januari-Desember 2017. Penelitian ini merupakan penelitian  deskriptif restrospektif berdasarkan data rekam medis bulan Januari-Desember 2017 dari RSI Aisyiyah Malang. Data ditampilkan dalam bentuk diagram meliputi jumlah pasien, jenis kelamin, usia pasien, pekerjaan, gejala, diagnosis, dan terapi. Hasil dari data rekam medik RSI Aisyiyah Malang pasien poli kulit dan kelamin pada tahun 2017 tercatat jumlah kasus dermatofitosis sebanyak 19 kasus dari 417 kasus dimana berdasarkan jenis kelamin perempuan lebih banyak (63%), dengan usia terbanyak  35-59% (35%), efflorensi terbanyak pustula ( 44%), dan terapi kombinasi merupakan jumlah terbanyak. Dari 19 kausu kasus dermatofitosis prevalensi terbanyak adalah tinnea incognito dengan effloresensi pustule dan pada sampel wanita dengan usia anatar 35-59 tahun.
ARTRITIS GOUT DAN PERKEMBANGANNYA Wahyu Widyanto, Fandi
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 10, No 2 (2014): Desember 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.036 KB) | DOI: 10.22219/sm.v10i2.4182

Abstract

Artritis Gout dan Perkembangannya. Latar Belakang. Artritis gout merupakan istilah yang dipakai untuk kelompok gangguan metabolik, yang ditandai oleh meningkatnya konsentrasi asam urat (hiperurisemia). Setiap tahun penderita artritis gout meningkat jumlahnya dan merupakan bagian dari masalah utama kesehatan bagi usia lanjut di Indonesia maupun seluruh dunia. Oleh karena itu, penatalaksanaan artritis gout harus dilakukan dengan cermat agar tidak menimbulkan kecacatan yang lebih parah. Obat yang dipakai untuk artritis gout akut ialah kolkisin, obat antiinflamasi non-steroid atau kortikosteroid. Kolkisin juga dipakai sebagai terapi pencegahan. Diet dan perubahan cara hidup merupakan komponen yang penting dalam penatalaksanaan gout karena menurunkan kadar asam urat serum. Dengan pengobatan dini, pemantauan yang ketat disertai pendidikan terhadap penderita, prognosis umumnya baik.
PERAN HEPARIN ANGIOGENESIS EPITELIALISASI DAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR Riana A., Ruby
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 5, No 1 (2009): Januari 2009
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2389.281 KB) | DOI: 10.22219/sm.v5i1.1031

Abstract

free image hosting
PATOFISIOLOGI NYERI (PAIN) Bahrudin, Mochamad
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 13, No 1 (2017): JUNI 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.036 KB) | DOI: 10.22219/sm.v13i1.5449

Abstract

Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut.Mekanisme timbulnya nyeri didasari oleh proses multipel yaitu nosisepsi, sensitisasi perifer, perubahan fenotip, sensitisasi sentral, eksitabilitas ektopik, reorganisasi struktural, dan penurunan inhibisi. Antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subjektif nyeri terdapat empat proses tersendiri : tranduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi.Rangsang nyeri diterima oleh nosiseptor di kulit dan visera. Sel yang nekrotik akan melepaskan K+ dan protein intrasel yang dapat mengakibatkan inflamasi. Mediator penyebab nyeri akan dilepaskan. Leukotrien, prostatglandin E2, dan histamine akan mensensitisasi nosiseptor  selain itu lesi jaringan juga mengaktifkan pembekuan darah sehingga melepaskan bradikinin dan serotonin. Jika terdapat penyumbatan pembuluh darah, akan terjadi iskemia dan penimbunan K+ dan H+ ekstrasel yang diakibatkan akan semakin mengaktifkan nosiseptor yang telah tersensitasi. Perangsangan nosiseptor melepaskan substansi peptide P (SP) dan peptide yang berhubungan dengan gen kalsitonin (CGRP), yang meningkatkan respon inflamasi dan menyebabkan vasodilatasi serta meningkatkan permeabilitas vaskular. Kata kunci : nyeri, nosiseptor
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN PLETEKAN (RUELLIA TUBEROSA L.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS) STRAIN WISTAR YANG DIINDUKSI ALLOXAN Ayundha Sari, Rizky; Sylvestris, Alfa; Bahrudin, Moch
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 9, No 1 (2013): Juni 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.008 KB) | DOI: 10.22219/sm.v9i1.4123

Abstract

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pletekan (Ruellia Tuberosa L.) Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Tikus Putih (Rattus Novergicus) Strain Wistar Yang Diinduksi Alloxan. Belum banyak diketahui bahwa daun pletekan mengandung senyawa flavonoid yang berkhasiat sebagai antioksidan serta meningkatkan aktifitas insulin sehingga dapat berfungsi sebagai protektor sel ? pankreas dan mampu menurunkan kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus. Tujuan : Membuktikan adanya pengaruh pemberian ekstrak daun pletekan (Ruellia tuberosa L.) terhadap kadar glukosa darah pada tikus putih (Rattus novergicus) strain wistar yang diinduksi Alloxan. Metode : True Experimental, dengan rancangan Pre post test Control Desain. Sampel tikus putih strain wistar yang dibagi 4 kelompok. Analisis data menggunakan One way Anova, uji tukey 1%. Hasil Penelitian dan Diskusi : Dari hasil uji One way Anova, didapatkanpengaruh yang bermakna (nilai sig p < 0,01) antar kelompok  dan perlakuan. Hasil uji tukey 1%, menunjukkan bahwaterdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan dalam penelitian, yakni kenaikan dosis ekstrak pletekan mampu melindungi sel ? pankreas dan menyebabkan penurunan kadar glukosa darah tikus putih. Kesimpulan :Pemberian ekstrak daun pletekan mampu sebagai protektor terhadap sel ? pancreas dan menurunkan secara signifikankadar glukosa darah pada tikus putih (Rattus norvegicus) strain wistar yang diinduksi Alloxan.
SEL PUNCA Djauhari, Thontowi
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 6, No 2 (2010): Desember 2010
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.036 KB) | DOI: 10.22219/sm.v6i2.1064

Abstract

Abstrak                   Penggunaan dan pengembangan sel punca dalam bidang penelitian dan aplikasinya diklinik dalam rangka mengobati penyakit tidak terlepas dari masalah etik yang mungkin membayanginya, khususnya penggunaan dan pemanfaatan sel punca yang berasal dari embrio (embryonic stem cells). Dasar pengetahuan sel punca merupakan hal yang penting untuk diketahui karena dari sana bisa dikembangkan sel punca tersebut akan berubah menjadi sel permanen. Penggunaan sel punca dalam bidang penelitian dan pengobatan penyakit  tidak terlepas dari etika yang dianut untuk menghormati sel punca tersebut, karena masih banyak kontroversi terhadap pengadaan sel punca. Kata kunci : sel punca
PENGARUH PEMBERIAN KETAMIN TERHADAP DERAJAT INFLAMASI MUKOSA USUS TIKUS MODEL SEPSIS sintara, sindu
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 14, No 2 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.Vol14.SMUMM2.6553

Abstract

Sepsis dapat mengakibatkan hilangnya pertahanan mukosa usus sehingga menyebabkan translokasi produk bakteri ke dalam sirkulasi darah yang meningkatkan inflamasi pada organ lain.  Pemberian ketamin secara intraperitoneal diharapkan dapat menutunkan derajat inflamasi pada mukosa usus yang akan mengurangi terjadinya sepsis sehingga menurunkan morbiditas maupun mortalitas akibat sepsis.  Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan derajat inflamasi dan pengaruh perbedaan waktu pemberian ketamin terhadap derajat inflamasi usus tikus.  Penelitian menggunakan metode experimental, dengan sampel hewan coba tikus putih rattus norvegicus dari galur wistar model sepsis menggunakan metode fecal induced peritonitis (FIP). Sampel dibagi menjadi enam kelompok perlakuan yaitu : kontrol negatif (A), kontrol positif (B), pemberian ketamin 5mg/kgbb pada jam ke-0 (C), ke-3 (D), ke-5 (E) dan pemberian berturut-turut pada jam ke 0,2,4 (F).  Analisa data menggunakan kruskal wallis dan regresi sederhana.  Hasil analisis kruskal wallis diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) yang menunjukkan ada perbedaan bermakna antar tiap kelompok perlakuan. Hasil uji regresi didapat nilai koefisien korelasi sebesar 0,730 dan nilai R2 yaitu 0,533 yang menunjukkan waktu pemberian ketamin berpengaruh positif terhadap derajat inflamasi mukosa usus tikus model sepsis.  Kesimpulan penelitian menunjukkan waktu pemberian ketamin berpengaruh positif terhadap derajat inflamasi mukosa usus tikus serta terdapat perbedaan derajat inflamasi pada setiap kelompok perlakuan pemberian ketamin Kata Kunci. Ketamin, derajat inflamasi
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN DENGAN GAYA BELAJAR MAHASISWA Sekar Prihanti, Gita
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 10, No 1 (2014): Juni 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.823 KB) | DOI: 10.22219/sm.v10i1.4150

Abstract

Latar belakang : Kepribadian adalah karakteristik unik seseorang yang mempengaruhi perilaku. Gaya belajar merupakan gambaran sikapdan perilaku yang menentukan cara kesukaan seseorang dalam belajar. Setiap individu memiliki gaya belajar masing-masing yang perludiketahui agar dapat mengoptimalkan proses dan hasil belajarnya. Dengan adanya pengaruh kepribadian terhadap perilaku seseorang, makadapat diasumsikan bahwa kepribadian dapat mempengaruhi gaya belajar yang merupakan gambaran sikap dan perilaku dalam belajar. Sampaisaat ini belum terdapat penelitian mengenai hubungan kepribadian dan gaya belajar. Di Fakultas Kedokteran Universitas MuhammadiyahMalang (FK UMM), belum pernah dilakukan identifikasi gaya belajar mahasiswa sehingga mahasiswa FK UMM tidak menyadari gayabelajar yang dimilikinya. Selain itu identifikasi kepribadian mahasiswa belum dilakukan secara rutin. Oleh karena itu penulis tertarikuntuk meneliti mengenai hubungan kepribadian dan gaya belajar mahasiswa di FK UMM.Metode : Desain penelitian ini adalah cross sectional dan melibatkan 480 mahasiswa dari seluruh semester di FK UMM sebagai responden.Tes kepribadian menggunakan Edward Personal Preference Schedule (EPPS) sedangkan gaya belajar menggunakan tipe Honey danMumford.Hasil : Dari analisis chi-square didapatkan kepribadian tidak berhubungan dengan gaya belajar mahasiswa (p>0,05). Karakteristiksosiodemografi yang berhubungan secara signifikan (p<0,05) dengan gaya belajar mahasiswa adalah jenis kelamin dan semester. Sedangkanusia dan asal SMU tidak berhubungan dengan gaya belajar (p>0,05)Kesimpulan : Kepribadian, usia dan asal SMU tidak berhubungan dengan gaya belajar sedangkan jenis kelamin dan semester berhubungandengan gaya belajar mahasiswa.Kata kunci: Kepribadian, Gaya belajar, sosiodemografi, usia, jenis kelamin, asal SMU, semester
ETIOLOGIC RESEARCH Prihantini, Gita Sekar
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 6, No 1 (2010): Januari 2010
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1405.489 KB) | DOI: 10.22219/sm.v6i1.1015

Abstract

Seiring dengan kemajuan ilmu kedokteran, semakin banyak tantangan yang harus dihadapi khususnya dalam bidang epidemiologi klinik. Oleh karena itu dunia penelitian semakin dikembangkan untuk menjawab tantangan tersebut. Salah satu jenis penelitian yang popular adalah penelitian etiologi atau penelitian kausal. Dalam penelitian ini faktor confounding merupakan isu yang penting karena dapat mempengaruhi hasil penelitian. Faktor confounding berhubungan dengan determinan dan outcome membentuk sebuah segitiga. Faktor confounding harus dibedakan dengan faktor intermediet dan modifier. Diperlukan pengetahuan yang cukup untuk menentukan faktor confounding yang terlibat dan mungkin akan potensial muncul dalam penelitian serta untuk menganalisanya. Walau dapat dicegah, namun lebih baik faktor confounding diatasi melalui proses analisis agar dapat menambah wawasan penelitian dan menghindari bias penelitian.
PENGARUH PEMBERIAN EKTRAK BIJI ANGGUR (VITIS VINIFERA) TERHADAP KADAR SERUM ASAM URAT PADA TIKUS PUTIH JANTAN (RATTUSNORVEGICUS STRAIN WISTAR) MODEL HIPERURISEMIA Sari, Novi Puspita; Isbandiah, dr; Widiwanto, Bambang
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 12, No 2 (2016): DESEMBER 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.289 KB) | DOI: 10.22219/sm.v12i2.5272

Abstract

Hiperurisemia adalah salah satu faktor yang menyebabkan angka kejadian infalmasi gout arthtritis akut, dan beberapa penyakit lain. Terjadinya hiperurisemia dapat di hambat dengan senyawa flavonoid seperti katekin dan epikatekin yang dapat menghambat enzim xantin oksidase senyawa tersebut terkandung dalam biji anggur (Vittis vinifera).penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak biji anggur (Vitis vinnifera) terhadap serum asam urat dalam darah tikus putih (Rattusnorvegicus strain wistar) yang di induksi diet tinggi purin.. metode yang di gunakan merupakan Eksperimental, Post Test Only Control Group Design dilakukan selama 25 hari dengan menggunakan 28 ekor tikus putih jantan, di bagi dalam 1 kontrol positif dan 3 kelompok control perlakuan. Setiap kelompok di berikan diet tinggi purin 20mg/ekor selama 8hari, kemudian pada kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak biji anggur pada kelompok 1,2, dan 3 dengan dosis berturut turut 0,9, 2,7, dan 5,4 mg selama 10 hari. Analisis data menggunakan uji One way ANOVA, post hoc bonferroni, uji korelasi dan uji regresi.hasil menunjukan one wayAnova didapatkan perbedaan yang signifikan p<0.001 Hasil uji post hoc di dapatkan perbedaan yang bermakna antara tiap-tiap kelompok perlakuan, namun uji korelasi dan regresi tidak signifikan.ddaru uji statistic dapat di simpulkan pemberian ekstrak biji anggur berpengaruh, tetapi tidak berhubungan terhadap penurunan kadar serum asam urat pada tikus model hiperurisemiaKata kunci: Asam Urat, Ekstrak Biji Anggur , Epikatekin, Katekin.

Page 10 of 57 | Total Record : 564


Filter by Year

2009 2024


Filter By Issues
All Issue Vol. 20 No. 2 (2024): December 2024 Vol. 20 No. 1 (2024): June 2024 Vol. 19 No. 2 (2023): December 2023 Vol. 19 No. 1 (2023): June 2023 Vol. 18 No. 2 (2022): December 2022 Vol. 18 No. 1 (2022): June 2022 Vol. 17 No. 2 (2021): December 2021 Vol. 17 No. 1 (2021): June 2021 Vol. 16 No. 2 (2020): December 2020 Vol 16, No 1 (2020): June 2020 (on progress) Vol 16, No 1 (2020): June 2020 Vol. 16 No. 1 (2020): June 2020 Vol. 15 No. 2 (2019): December 2019 Vol 15, No 2 (2019): December 2019 Vol 15, No 1 (2019): JUNI 2019 Vol. 15 No. 1 (2019): JUNI 2019 Vol 14, No 2 (2018): DESEMBER 2018 Vol. 14 No. 2 (2018): DESEMBER 2018 Vol. 14 No. 1 (2018): JUNI 2018 Vol 14, No 1 (2018): JUNI 2018 Vol 13, No 2 (2017): DESEMBER 2017 Vol. 13 No. 2 (2017): DESEMBER 2017 Vol. 13 No. 1 (2017): JUNI 2017 Vol 13, No 1 (2017): JUNI 2017 Vol 12, No 2 (2016): DESEMBER 2016 Vol. 12 No. 2 (2016): DESEMBER 2016 Vol 12, No 1 (2016): JUNI 2016 Vol. 12 No. 1 (2016): JUNI 2016 Vol. 11 No. 2 (2015): Desember 2015 Vol 11, No 2 (2015): Desember 2015 Vol. 11 No. 1 (2015): Juni 2015 Vol 11, No 1 (2015): Juni 2015 Vol. 10 No. 2 (2014): Desember 2014 Vol 10, No 2 (2014): Desember 2014 Vol 10, No 1 (2014): Juni 2014 Vol. 10 No. 1 (2014): Juni 2014 Vol 9, No 2 (2013): Desember 2013 Vol. 9 No. 2 (2013): Desember 2013 Vol. 9 No. 1 (2013): Juni 2013 Vol 9, No 1 (2013): Juni 2013 Vol. 8 No. 2 (2012): Desember 2012 Vol 8, No 2 (2012): Desember 2012 Vol 8, No 1 (2012): Juni 2012 Vol. 8 No. 1 (2012): Juni 2012 Vol. 5 No. 2 (2009): Juli 2009 Vol. 7 No. 2 (2011): Desember 2011 Vol 7, No 2 (2011): Desember 2011 Vol 7, No 1 (2011): Januari 2011 Vol. 7 No. 1 (2011): Januari 2011 Vol. 6 No. 2 (2010): Desember 2010 Vol 6, No 2 (2010): Desember 2010 Vol 6, No 1 (2010): Januari 2010 Vol. 6 No. 1 (2010): Januari 2010 Vol 5, No 2 (2009): Juli 2009 Vol. 5 No. 1 (2009): Januari 2009 Vol 5, No 1 (2009): Januari 2009 More Issue