cover
Contact Name
AL UM ANISWATUN KHASANAH
Contact Email
fisioterapifisioterapi@gmail.com
Phone
+6282179914381
Journal Mail Official
fisioterapifisioterapi@gmail.com
Editorial Address
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 116, 15A Iringmulyo, Metro Timur, Kota Metro, Lampung HP: +62 821-7991-4381 (Al Um Anisawatun) E-mail: anisfisioterapi@gmail.com
Location
Kota metro,
Lampung
INDONESIA
Jurnal Profesional Fisioterapi
ISSN : 28097823     EISSN : 28097319     DOI : https://doi.org/10.24127
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Profesional Fisioterapi published by Universitas Muhammadiyah Metro. This journal is an open access. contains articles in the form of research, the study of literature, ideas, application of theory, critical analysis study, and studies to the Islamization of science education in the field of Physiotherapy. Jurnal Profesional Fisioterapi is published two times a year January and July.
Articles 45 Documents
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST OPERASI MENISCUS REPAIR DEXTRA DI KLINIK BINTANG PHYSIO : STUDI KASUS Lesmana, Doan; Herawati, Isnaini; Meidania, Monalisa
JURNAL PROFESIONAL FISIOTERAPI Vol. 2 No. 1 (2023): JANUARY
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/fisioterapi.v2i1.3287

Abstract

Pendahuluan: Robekan meniskus merupakan salah satu yang paling umum cedera lutut yang dirawat. Meniskus sangat penting untuk fungsi normal lutut, termasuk beban transmisi, stabilitas sendi, pelumasan, dan nutrisi dari tulang rawan artikular. Hilangnya fungsi meniskus normal menyebabkan peningkatan tekanan kontak lutut dan tulang rawan articular degenerasi dari waktu ke waktu. Perbaikan meniscus (meniscus repair) adalah salah satu jenis operasi yang dilakukan Ketika meniscus haru dilakukan operasi dengan cara menjahit meniscus yang mengalami robekan. Fisioterapi sangat berperan penting dalam perbaikan meniscus dengan latihan isometric, isokinetic yang bertujuan untuk menguatkan grub otot-otot yang lemah. Tujuan: meningkatkan ke fase seterusnya dan meningkatkan aktivitas fungsional untuk bisa Kembali kebidang olahraga. Metode: subjek diberikan latihan penguatan isometric dan isokinetic selama 4 minggu yang dilakukan 3x/minggu. Hasil: evaluasi dilakukan dengan menggunakan instrument penggukuran Visual Analog Scale (VAS), Range Of Motion (ROM), Manual Muscle Testing, dan Antropometri. Kesimpulan: terdapat peningkatan pada ROM, MMT, dan Antropometri setelah diberikan terapi Lathan selama 4 minggu.
PREVALENSI PENDERITA OSTEOARTHRITIS LUTUT YANG MENDAPATAKAN PELAYANAN FISIOTERAPI DI RS YUKUM MEDICAL CENTER, LAMPUNG TENGAH Khasanah, Al Um Aniswatun; Fitri, Diah Purnama; Yudistira, Efraldo; Yuliana, Sri; Fadhil Dzil Ikrom Al Hazmi, Dhofirul
JURNAL PROFESIONAL FISIOTERAPI Vol. 2 No. 1 (2023): JANUARY
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/fisioterapi.v2i1.3288

Abstract

Osteoartritis lutut ini lebih umum seiring mengenai apabila seiring bertambahnya usia.Modalitas konservatif yang tersedia untuk pengobatan Osteoartritis lutut dengan melakukan pelayanan fisioterapi yang mana fisioterapi membantu memulihkan gerak dan fungsi pada tubuh manusia, dan fokus utama dalam manajemen Osteoartritis lutut adalah mempromosikan manajemen diri, mengurangi rasa sakit, mengoptimalkan fungsi, dan memodifikasi proses penyakit dan efeknya.Untuk itu perlu mengetahui bagaimana prevalensi kasus Osteoartritis lutut yang mendapatkan pelayanan fisioterapi terutama di RS Yukum Medical Center, Lampung Tengah. Rancangan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik Penelitian dilakukan bulan Januari 2023, dan data penelitian diperoleh dari bulan Januari- Desember 2022, dengan kriteria data sampel yang diambil diagnosa oleh dokter Osteoartritis lutut yang melakukan pelayanan Fisioterapi di RS Yukum Medical Center, Lampung Tengah dengan jumlah sampel yaitu 143. dari data tersebut diperoleh bahwa penderita Osteoarthritis Lutut paling banyak direntang usia 51-60 tahun, jenis kelamin perempuan paling banyak, pekerjaan petani juga paling banyak mengalami Osteoarthritis Lutut dan rata-rata dalam 6x kunjungan fisioterapi mengalami penurunan nyeri.
HUBUNGAN ALIGNMENT KNEE JOINT TERHADAP AGILITY PADA PEMAIN SEPAK BOLA AMATIR SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) USIA 11-14 TAHUN Rakhel Artania, Corry; Nasirudin, Yusuf; Sudarsono, Ari
JURNAL PROFESIONAL FISIOTERAPI Vol. 2 No. 1 (2023): JANUARY
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/fisioterapi.v2i1.3289

Abstract

Latar Belakang: Alignment knee joint (bentuk sendi lutut) mempunyai hubungan yang negatif dengan tingkat kelincahan. Yang artinya semakin tinggi jarak bentuk sendi lutut maka akan semakin rendah skor dari kemampuan kelincahan. Dan kemampuan kelincahan merupakan salah satu keterampilan paling penting yang harus dimiliki oleh seorang pemain sepak bola sedari usia dini. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian “cross sectional” yang dilakukan sekali dalam satu waktu untuk mencari hubungan alignment knee joint terhadap agility pada pemain sepakbola amatir sekolah sepak bola (ssb) usia 11-14 tahun yang berlokasi di jakarta dan depok.Hasil : uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji spearman dengan hasil nilai sig(2-tailed) untuk hubungan antara alignment knee joint dengan agility T test P=0,044 untuk hubungan antara alignment knee joint dengan pengukuran shuttle run test terdapat nilai sig(2-tailed) sebesar P=0,035. Simpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara alignment knee joint terhadap agility pada pemain sepakbola amatir sekolah sepak bola (ssb) usia 11-14 tahun.
FISIOTERAPI PADA POST PARTUM DENGAN PILATES EXERCISE UNTUK MENINGKATKAN FLEKSIBILITAS LUMBAL hidayati Zein, Renni; Muawanah, Siti; Ismaningsih, Ismaningsih
JURNAL PROFESIONAL FISIOTERAPI Vol. 2 No. 1 (2023): JANUARY
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/fisioterapi.v2i1.3290

Abstract

Latar belakang : Post Partum merupakan periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil membutuhkan waktu sekitar 6 minggu. Fleksibilitas dipengaruhi oleh elastisitasnya sendi-sendi dan juga otot-otot. Salah satu upaya untuk meningkatkan fleksibilitas lumbal pada kasus post partum adalah dengan pemberian intervensi pilates exercise. Tujuan dari pemberian intervensi ini yaitu meningkatkan fleksibilitas lumbal, menjaga fleksibilitas otot, dan memperbaiki postur. Metode : Penelitian ini adalah penelitian Pra Eksperimen dengan One group pre-test & post-test design. Populasi sampel adalah post partum dengan gangguan fleksibilitas lumbal UPT Puskesmas Kelurahan Enok. Pengambilan data pasien dengan menggunakan midline pre-test dan post-test. Selama masa penelitian jumlah sampel sebanyak 22 responden yang diambil menggunakan teknik total sampling yaitu seluruh penderita. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan fleksibilitas sebelum & sesudah pemberian intervensi menunjukkan ada perubahan yang signifikan dari nilai p=0,000 dengan tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan Uji Paired Sampel T Test dengan nilai p= 0,000 < (0,05) telah memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh pilates exercise terhadap perubahan fleksibilitas lumbal pada post partum. Kesimpulan : Disimpulkan bahwa fleksibilitas sebelum & sesudah pemberian pillates exercise memperlihatkan ada peningkatan fleksibilitas setelah diberikan pilates exercise dengan frekuensi latihan 3 kali selama 3 minggu.
Pencegahan Resiko Cidera Punggung Yang Dialami Oleh Prajurit Kodim 0429 Lampung Timur Dengan Pendekatan Keilmuan Fisioterapi Akbar, Bota Muhammad; Yudistra, Efraldo; KHASANAH, AL UM ANISWATUN
JURNAL PROFESIONAL FISIOTERAPI Vol. 1 No. 1 (2022): JANUARY
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/fisioterapi.v1i1.3331

Abstract

Tanpa disadari dalam aktivitas proses latihan fisik yang dilakukan oleh prajurit Dandim 0429 Lampung Timur banyak dilakukan secara manual dan dengan periode berulang, hal ini dapat menyebabkan masalah yang sering dijumpai pada latihan yang bersifat berkelanjutan seperti simulasi di lapangan seperti cedera punggung, nyeri leher dan kaki. Serta belum adanya identifikasi secara klinis dibidang medis dalam penanggulangan cidera dan pemahaman karakteristik jenis cidera manajemen otot ataupun metode pemulihan dalam paket latihan. Tujuan dari pencegahan ini adalah memberikan latihan serta penanggulangan berdasarkan data resiko cidera, pemeriksaan dengan prinsip latihan fisik anggota TNI AD sekaligus pendekatan keilmuan fisioterapi. Selain itu, tujuan lainnya adalah agar prajurit Dandim 0429 Lampung Timur mampu membuat program latihan yang terukur khususnya bagi prajurit yang bersifat perorangan agar dapat memberikan program latihan yang spesifik dalam penanggulangan terjadinya cidera serta latihan tepat guna berdasarkan kebutuhan prajurit secara fisik dan performa.
FISIOTERAPI PADA KASUS DROP FOOT DI RS KELET DONOROJO JEPARA: STUDI KASUS Ratnasari, Eka Febri; Herawati, Isnaini; Prihastomo, Teguh
JURNAL PROFESIONAL FISIOTERAPI Vol. 2 No. 2 (2023): July
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/fisioterapi.v2i2.2722

Abstract

Drop Foot adalah kondisi umum di mana seseorang kehilangan kendali atas dorsofleksi pergelangan kaki. Seringkali, disfungsi saraf peroneal umum (Common Peroneal Nerve) menyebabkan kelumpuhan otot dorsofleksi pergelangan kaki termasuk; tibialis anterior, dorsi flexors jari kaki, ekstensor digitorum brevis, dan ekstensor hallucis longus. Kusta adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium Lepra. Deformitas fungsional yang umum ditemukan pada kasus kusta adalah ulkus tangan, ulkus kaki, drop hand, drop foot dan juga claw hand. Drop foot ditemukan pada 2% hingga 5% pasien yang baru didiagnosis dengan kusta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah modalitas fisioterapi berupa TENS, Streching, dan Strengthening efektif digunakan dalam penanganan kasus drop foot. Dengan metode penelitian berupa case study yang dilakukan di RS KELET DONOROJO pada bulan Desember 2021. Hasil penelitian di dapatkan bahwa intervensi fisioterapi yang dilakukan selama 6 kali pertemuan menunjukkan hasil akhir berupa penurunan nyeri, peningkatan lingkup gerak sendi dan peningkatan kemampuan fungsional pasien. Drop Foot is a common condition in which a person loses control of the dorsiflexion of the foot. Occasionally, generalized peroneal nerve dysfunction causes paralysis of the dorsiflexion muscles of the foot including; tibialis anterior, dorsi flexor toes, extensor digitorum brevis, and extensor hallucis longus. Leprosy is an infectious disease caused by Mycobacterium leprosy. Functional deformities commonly found in cases of leprosy are hand ulcers, foot ulcers, drop hands, drop feet and claw hands. Foot fall in 2% to 5% of patients newly diagnosed with leprosy is found. The purpose of this study was to determine whether physiotherapy modalities such as TENS, stretching, and stretching are effective in treating drop foot cases. With a research method in the form of a case study conducted at RS KELET DONOROJO in December 2021. The results showed that the physiotherapy intervention carried out for 6 meetings showed the final result in the form of decreasing pain, increasing joint ability and increasing the patient's functional ability.
A MANAJEMEN FISIOTERAPI PADA KASUS RETENSI SPUTUM et causa IMMOBILISASI POST CRANIOTOMY Dzuria, Rahma Affanatu; Susilo, Taufik Eko
JURNAL PROFESIONAL FISIOTERAPI Vol. 2 No. 2 (2023): July
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/fisioterapi.v2i2.2915

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Craniotomy adalah prosedur operasi untuk membuka bagian tengkorak (cranium) dengan tujuan memperbaiki dan mengetahui kerusakan yang ada di otak. Tindakan ini dilakukan karena adanya tumor otak, hematoma, trauma ataupun infeksi pada otak. Kondisi ini bisa menimbulkan probematik fisioterapi akibat tirah baring yang lama, diantaranya penurunan lingkup gerak sendi, atrofi, gangguan pernafasan, penurunan kemampuan fungsional, dan produksi sputum atau dahak berlebihan. Manajemen fisioterapi yang diberikan kepada pasien post craniotomy yang mengalami retensi sputum adalah chest fisioterapi, yaitu Deep Breathing Exercise, tapotement, vibration. Tujuannya untuk meningkatkan respirasi dan mengeluarkan sputum yang ada di dalam paru-paru akibat tirah baring. Intervensi lain yang diberikan yaitu pasif exercise yang dilakukan dengan tujuan mencegah terjadinya perlengketan jaringan dan memelihara elastisitas otot. Tujuan: untuk mengetahui efektifitas chest fisioterapi, yaitu Deep Breathing Exercise, tapotement, vibration untuk mengurangi sesak napas dan mengeluarkan sputum pada pasien post craniotomy. Metode Penelitian : Studi yang dilakukan saat ini menggunakan single-subject research dengan pendekatan desain ABA. Hasil : adanya penurunan sesak napas yang diukur dengan borg scale dan adanya peningkatan kemampuan fungsional. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa chest fisioterapi ( deep breathing exercise, tapotement, vibration) efektif dalam mengurangi sesak napas dan mengeluarkan sputum pada pasien dengan kondisi post craniotomy. Kata kunci : Craniotomy, Retensi Sputum, Chest Fisioterapi
A CASE STUDY : EFEK STRETCHING EXERCISE UNTUK PENURUNAN NYERI DAN PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI PADA KASUS NECK PAIN Maharani, Anissa Suci; Wijianto, Wijianto; Harmasto, Eko
JURNAL PROFESIONAL FISIOTERAPI Vol. 2 No. 2 (2023): July
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/fisioterapi.v2i2.2982

Abstract

Pendahuluan : Nyeri leher adalah keluhan yang sangat umum, tujuh puluh persen populasi pernah mengalami dalam hidupnya. Nyeri leher diimplikasikan oleh faktor-faktor seperti cedera, faktor pekerjaan, dan faktor non pekerjaan. Nyeri leher dapat menyebabkan berkurangnya penggunaan otot yang melibatkan gerakan berulang pada batang tubuh bagian atas karena berpotensi memicu timbulnya rasa sakit. Stretching adalah istilah yang digunakan untuk memanjangkan struktur jaringan lunak yang memendek, rileksasi,nyeri berkurang dan spasme berkurang. Metode : Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus ini yaitu dengan pemberian stretching exercise untuk menurunkan intensitas nyeri dan meningkatkan lingkup gerak sendiri pada leher. Hasil : penelitian setelah dilakukan fisioterapi selama 4 minggu dan sebanyak 8 kali didapatkan hasil adanya penurunan intensitas nyeri pada minggu ke-4 yaitu nyeri gerak (0), nyeri tekan (0), dan nyeri diam (0). Peningkatan pada lingkup gerak sendi juga terlihat pada minggu ke-4 didapatkan hasil yaitu bidang sagital didapatkan hasil (80º-0º- 50º), bidang frontal (45º-0º-45º), bidang transversal (80º-0º-80º) pada minggu ini telah tercapai LGS normal tanpa keterbatasan dan tanpa nyeri. Kesimpulan : Penatalaksaan fisioterapi berupa Stretching exercise yang diberikan kepada pasien dengan diagnosis neck pain e.c thighness neck muscle post tiroidektomi didapatkan hasil bahwa stretching exercise dapat menurunkan intensitas nyeri dan meningkatan lingkup gerak sendi leher.
PROGRAM FISIOTERAPI PADA KASUS POST ARTHROPLASTY TOTAL KNEE REPLACEMENT SINISTRA ET CAUSA OSTEOARTHRITIS KNEE: CASE REPORT Vitamara, Yohanna; Santoso, Totok Budi; Larasati, Prihantoro
JURNAL PROFESIONAL FISIOTERAPI Vol. 2 No. 2 (2023): July
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/fisioterapi.v2i2.3808

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Total Knee Replacement (TKR) adalah prosedur pembedahan yang ditujukan untuk mengembalikan fungsi dan penyembuhan nyeri pada pasien Osteoartritis lutut (OA lutut). Semakin meningkatnya prevalensi OA lutut dengan tingkat keparahan yang tinggi, maka meningkat pula prevalensi TKR. Meskipun TKR efektif untuk mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan fungsi fisik pada pasien OA lutut, pasien yang menjalani operasi TKR sangat memungkinkan masih mengalami gangguan fungsional yang cukup besar pasca operasi. Fisioterapi pada pasien post op TKR secara umum dilakukan dengan tujuan optimalisasi pasca hasil operasi, termasuk kekuatan otot, fungsi fisik, dan pengurangan rasa nyeri, hingga dapat kembali lagi ke aktivitas normal sehari-hari. Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas dan pengaruh pemberian intervensi fisioterapi dengan modalitas Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) dan Closed Kinetic Chain (CKC) exercise pada pasien dengan kondisi post operasi artoplasti Total Knee Replacement (TKR). Metode: Single-subject research yang dilakukan kepada seorang wanita berusia 54 tahun dengan kondisi post op Total Knee Replacement sinistra. Subjek diberikan intervensi TENS dan Closed Kinetic Chain Exercise (CKC) sebanyak 3 kali pertemuan selama 3 minggu. Hasil: Evaluasi dilakukan dengan menggunakan instrumen pengukuran Numeric Pain Rating Scale (NPRS), Range of Motion (ROM), Manual Muscle Testing (MMT), dan WOMAC indeks. Simpulan: Terdapat perubahan kondisi pasien ke arah baik yaitu penurunan rasa nyeri, peningkatan ROM, MMT, dan kemampuan aktivitas fungsional. Kata Kunci: total knee replacement, osteoartritis lutut, nyeri, TENS, closed kinetic chain exercise ABSTRACT Introduction: Total Knee Replacement (TKR) is a surgical procedure aimed at restoring function and healing pain in patients with Osteoarthritis knee (OA of the knee). With the increasing prevalence of knee OA with a high level of severity, the prevalence of TKR also increases. Although TKR is effective in reducing pain and improving physical function in patients with knee OA, it is very likely that patients who undergo TKR surgery still experience significant functional impairment after surgery. Physiotherapy in TKR post-op patients is generally carried out to optimize postoperative results, including muscle strength, physical function, and pain reduction so that they can return to normal daily activities. Objective: To determine the effectiveness and effect of providing physiotherapy interventions with Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) and Closed Kinetic Chain (CKC) exercise modalities in patients with postoperative Total Knee Replacement (TKR) arthroplasty conditions. Methods: Single-subject research was conducted on a 54-year-old woman with post-op Total Knee Replacement left. Subjects were given TENS intervention and Closed Kinetic Chain Exercise (CKC) 3 meetings for 3 weeks. Results: The evaluation was carried out using the Numeric Pain Rating Scale (NPRS), Range of Motion (ROM), Manual Muscle Testing (MMT), and the WOMAC index. Conclusion: There is a change in the patient's condition in a good direction, namely a decrease in pain, an increase in ROM, MMT, and ability to function. Keyword: total knee replacement, osteoarthritis knee, pain, TENS, closed kinetic chain exercise
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST DOUBLY COMMITTED SUBARTERIAL VENTRICULAR SEPTAL DEFECTS CLOSURE:: LAPORAN KASUS Randa, Meybi; Wijianto, Wijianto; Susilo, Ridwan Andi
JURNAL PROFESIONAL FISIOTERAPI Vol. 2 No. 2 (2023): July
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/fisioterapi.v2i2.3928

Abstract

Pendahuluan: Subarterial doubly committed (SADC) merupakan subtipe VSD yang dikenal sebagai tipe VSD infundibular yang terletak di bawah katup semilunar (aorta dan pulmonal) di septum outlet ventrikel kanan diatas crista supraventricularis. Jenis VSD ini pada populasi Asia menyumbang sekitar 30% dibandingkan dengan populasi Barat (5-10%). Kelainan ini menyebabkan tidak mampunya katup menutup secara spontan dan prolaps katup aorta, serta regurgitasi aorta (AR) yang diperkirakan melebihi 40% akibat tidak adanya septum infundibular. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah case report dengan identitas seorang pria berusia 24 tahun terdiagnosa subarterial doubly committed pasca operasi VSD closure atau penutupan katup jantung yang akan mengikuti program rehabilitasi jantung di RSUD Moewardi Surakarta dengan jenis latihan aerobic sebanyak 3 kali pertemuan dan keluhan pasien sekarang adalah mudah lelah, serta intoleransi aktivitas. Hasil: Latihan pertama diperoleh METS 9,131 atau VO2Max 31,960, latihan kedua diperoleh METS 8,90 atau VO2Max 31,151 dan latihan ketiga 7,65 METS. Simpulan: Adanya pengaruh latihan aerobic terhadap proses penyembuhan pasca operasi VSD closure, tetapi terjadi penurunan kapasitas aerobic akibat latihan home program yang jarang dilakukan pasien. Introduction: Subarterial double committed (SADC) is a subtype of VSD known as the infundibular VSD type which is located below the semilunar valves (aortic and pulmonary) in the right ventilation outlet septum above the supraventricular crista. This type of VSD in the Asian population accounts for about 30% compared to the Western population (5-10%). This condition causes the inability of the valve to close spontaneously and prolapse of the aortic valve, as well as aortic regurgitation (AR) which is estimated to exceed 40% due to the absence of an infundibular septum. Methods: The research method used was a case report with the identity of a 24-year-old man diagnosed with subarterial double commit after VSD closure surgery or heart valve closure who was going to take part in a cardiac rehabilitation program at the regional public hospital Moewardi Surakarta with a type of aerobic exercise for 3 meetings and the patient's complaints are now easily tired and activity intolerance. Results: The first exercise obtained METS 9.131 or VO2Max 31.960, the second exercise obtained METS 8.90 or VO2Max 31.151 and the third exercise 7.65 METS. Conclusion: There is an effect of aerobic exercise on the healing process after VSD closure surgery, but there is a decrease in aerobic capacity due to exercise programs at home which patients rarely do.