cover
Contact Name
Nurwahyudi
Contact Email
lp2m@staimaarifkalirejo.ac.id
Phone
+6285658937781
Journal Mail Official
nurwahyudi@staimaarifkalirejo.ac.id
Editorial Address
STAI Ma'arif Kalirejo Lampung Tengah Jl. Jendral Sudirman No. 50 Kaliwungu, Kalirejo, Lampung Tengah, Lampung 34174
Location
Kab. lampung tengah,
Lampung
INDONESIA
Jurnal Kajian Pendidikan Islam
ISSN : -     EISSN : 28094557     DOI : 10.58561
Core Subject : Education,
Jurnal Kajian Pendidikan Islam adalah media publikasi ilmiah peer-review yang berfokus pada hasil penelitian di bidang Pendidikan Karakter, Pendidikan Islam untuk Transformasi Sosial, Kepemimpinan Pendidikan Islam, Kebijakan Pendidikan Islam, Inovasi Pendidikan Islam, Filsafat Pendidikan Islam, Pendidikan Islam Multikultural, Pendidikan Madrasah, Pendidikan Pesantren. Jurnal ini diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam Ma`arif Kalirejo Lampung Tengah dengan EISSN: 2809-4557 dan terbit berkala dalam dua kali setiap tahun pada Januari dan Juli.
Articles 52 Documents
Konsep Pendidikan Karakter Nahdlatul Ulama (NU) Hasbullah, Hasbullah
Jurnal Kajian Pendidikan Islam Volume 1 Nomor 1 Januari 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Ma`arif Kalirejo Lampung Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (940.391 KB) | DOI: 10.58561/jkpi.v1i1.2

Abstract

Kajian karya tulis ini lebih mengetengahkan bagaimana Nahdlatul Ulama (NU) melihat konsep pendidikan karakter dalam dunia pendidikan secara umum dan terkhusus pendidikan Islam. Nahdlatul Ulama sebagai organisasi kemasyarakat juga memiliki kewajiban untuk ikut serta mencerdasakan kehidupan bangsa melalui lembaga pendidikan. Adapun pendidikan karakter yang di hadirkan NU KeIslaman, Ahlus sunnah wal jama’ah, Nasionalisme dan Kemanusiaan. Sehingga karakter pendidikan ini dibangun oleh NU melalui lembaga pendidikan sesuai dengan apa yang dicita-cita dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003. Adapun penulis melihat karakteristik pendidikan NU adalah pendidikan yang mampu melahirkan peserta didik yang memiliki karakter ash-shidqu (benar), tidak berdusta, al-wafa bil ‘ahd (menepati janji) dan at-ta’awun (tolong-menolong). Maka pendidikan yang ditawatkan NU adalah pendidikan sebagai trasfer Nilai dalam arti luas, pendidikan agama menjadi pondasi serta pendidikan sebagai kaderisasi organisasi NU.
Psikologi Agama Dalam Pembentukan Jiwa Agama Remaja Yuhani`ah, Rohmi
Jurnal Kajian Pendidikan Islam Volume 1 Nomor 1 Januari 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Ma`arif Kalirejo Lampung Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1443.447 KB) | DOI: 10.58561/jkpi.v1i1.5

Abstract

Manusia adalah makhluk homoreligius yang merupakan fitrah dari Tuhan Yang Maha Esa, untuk memahami dan menerima nilai-nilai kebenaran yang bersumber dari agama serta menjadikan agama sebagai acuan dan rujukan dari sikap dan perilakunya. Perkembangan hidup beragama seseorang sejalan dengan perkembangan jasmani dan rohaninya, terutama pada remaja yang dikenal sebagai masa usia rawan, penuh konflik dan mempunyai karakteristik khusus sehingga perlu pembinaan dan bimbingan, dalam rangka memperoleh kesadaran beragama yang kemudian akan menjadi kukuatan penggerak dan pegangan dalam proses pembentukan jiwa religius yang mapan. Maka dengan demikian secara psikologi agama mempunyai peran yang sangat besar dalam proses pembentukan jiwa agama remaja, agama mempunyaia daya preventif dalam mengatasi problema-problema dan konflik yang terjadi pada remaja dengan psikoterapi keagamaan. Dukungan, binaan dan bimbingan dari orang tua dan lingkungan baik lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat sangat berperan dalam pembentukan jiwa keberagamaan remaja, sehingga ia dapat melalui masa remajanya dengan wajar dan tidak sia-sia, untuk menuju kedewasaan yang mapan jiwa dan agamanya.
Potensi Manusia Dan Relevansinya Terhadap Pengembangan Kualitas Generasi Muda Abadiyah, Sa`adatul
Jurnal Kajian Pendidikan Islam Volume 1 Nomor 1 Januari 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Ma`arif Kalirejo Lampung Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (921.639 KB) | DOI: 10.58561/jkpi.v1i1.6

Abstract

Humans born into the world have been given the gift of potentials that can be actualized by interacting with the natural environment. These potentials include physical potential, spiritual potential, intellectual potential and social potential. These potentials which are brought from birth need to be actualized and optimized well. So that human resources can perform their best performance. One of the most important human resources is the young generation because they are in productive time . The development of the quality of human resources of a nation greatly determines the development of the nation. Indonesia as a developing country has and will continue to do various ways to improve the quality of human resources in realizing a better life. Indonesia, especially with its young generation has potential resources to support the success of nation building. This paper is a thought about how human potentials can be actualized and optimized and its relevance to the development of the quality of young people according to the Islamic perspective.
Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengembangkan Pendidikan Multikultural Huda, Mualimul
Jurnal Kajian Pendidikan Islam Volume 1 Nomor 1 Januari 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Ma`arif Kalirejo Lampung Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1093.151 KB) | DOI: 10.58561/jkpi.v1i1.7

Abstract

The crisis that has penetrated Indonesia now is a multidimensional crisis, starting from a crisis of morality, ethics and tolerance. The decline in moral values ​​in students has now become a challenge and warning for all parties, especially educational institutions, the role of teachers and parents. Many cases happen to young people, ranging from cases of intolerance, bullying, promiscuity and other deviant acts. Various multidimensional crises in Indonesia, whether recognized or not are part of the cultural problems one of the causes is the diversity of cultures that exist in our society. Cultural diversity should not be a cause of discrimination, injustice, suspicion and various human rights violations, but rather a force to build togetherness. The teacher has an important role in the transmission of science, information, character education, research, recreation, and cultural understanding. The thought of multicultural Islamic education in Indonesia is based on Islamic teachings as a source of thought. Multiculturality is a sunnatullah that can not be avoided in it contains important values ​​for the development of faith and social life the role of the teacher plays an important role in rectifying the understanding of Islam that deviates from the understanding of Islam which is "Rahmatan lil allamin". This study includes the study of library research using an empirical-based qualitative approach. In this study the study of literature was used in collecting data. While the data analysis technique uses content analysis by sorting the data then grouping similar data and then analyzing the contents according to the purpose of the study. The result is that it takes the role and role model of the teacher about mutual respect by acting fairly, objectively, giving feedback and reflection in learning , use polite language and not touch sensitive issues related to religious and ethnic differences. The need to emphasize multicultural values ​​in the curriculum of Islamic religious education, and integrate teaching models and methods so that learning objectives can be achieved. The development of multicultural Islamic education is felt to be able to become a means in building a more substantive, contextual, positive and constructive national civilization. It is hoped that teachers will be able to encourage students to have awareness and understanding to always uphold the values ​​of justice, democracy, humanity and pluralism in relationships.
Pendidikan Anak Pada Masa Pasca Lahir (Usia 0-2 Tahun) Persepektif Islam Riadi, Selamat
Jurnal Kajian Pendidikan Islam Volume 1 Nomor 1 Januari 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Ma`arif Kalirejo Lampung Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1091.561 KB) | DOI: 10.58561/jkpi.v1i1.8

Abstract

Kelahiran anak adalah kebahagiaan bagi kedua orang tuanya. Namun, harus diingat bahwa anak adalah amanah dari Allah. Memberi perhatian khusus pada anak sejak awal kelahiran, ketika bayi, sampai cara mendidik sesuai dengan yang disyariatkan Allah adalah mutlak dilakukan umat Islam. Islam tidak membiarkan manusia saat turun ke bumi kehidupan ini melaikan telah menetapkan aturan dan hukum baginya. Oleh karenanya, bagi mereka yang dikarunia anak wajib menerapkan hukum-hukum tersebut. Islam adalah pengembangan pikiran manusia dan penataan tingkah laku yang berdasarkan pada agama Islam, dengan maksud mewujudkan ajaran Islam di dalam kehidupan individu dan masyarakat yakni dalam seluruh lapangan kehidupan. Pembiasaan dan pengajaran merupakan salah satu sarana atau metode pendidikan anak. Jika anak selalu dibiasakan dan diajarkan untuk berbuat baik maka ia akan memiliki kecenderungan untuk berbuat baik sampai ia dewasa atau bahkan sampai tua. Hal itu terjadi karena nilai-nilai kebaikan telah meresap dalam dirinya dan telah menjadi pola pikir, sikap dan perilaku. Jika anak dapat memenuhi tugas-tugas perkembangannya maka berarti akan dapat mengembangkan potensi-potensi yang ia miliki baik jasmani maupun rohani. Penelitian ini berjenis penelitian pustaka (library research) yaitu suatu kegiatan mendalami, mencermati, menelaah dan mengidentifikasi hal-hal yang telah ada. Penelitian ini bersifat deskriptif yakni menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat sesuai dengan subyek atau obyek yang ada. Pendidikan anak pada masa pascalahir menurut Persepektif Islam adalah Memberi kabar gembira dan ucapan selamat atas kelahirannya, mengumandangkan azan di telinga kanan dan iqomah di telinga kiri lalu, kemudian mentahnik (mengoleskan kurma atau madu ke dalam mulut bayi yang baru lahir), memberi nama yang baik, dianjurkan untuk akikah, menyusui selama dua tahun penuh dan di syariatkan untuk mengkhitan sebelum baligh.
Peranan Orang Tua Dalam Membiasakan Pengamalan Ibadah Shalat Anak Juanda, Idham
Jurnal Kajian Pendidikan Islam Volume 1 Nomor 1 Januari 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Ma`arif Kalirejo Lampung Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1355.512 KB) | DOI: 10.58561/jkpi.v1i1.9

Abstract

Shalat adalah salah satu bagian dari rukun Islam dan merupakan suatu kewajiban bagi umat muslim untuk melaksanakannya. Shalat merupakan ibadah yang paling fundamental dan sangat penting sebagai ciri seorang muslim yang taat kepada Tuhannya. Peranan orang tua begitu penting dalam membiasakan anak untuk selalu melaksanakan ibadah shalat sejak dini (masa kecil). Dengan demikian orang tua sudah seharusnya dapat menjalankan peranannya sebagai seorang pendidik dalam keluarga untuk membiasakan anak dalam melaksanakan pengamalan ibadah shalat khususnya shalat lima waktu dalam kehidupan sehari-hari. Agar seorang anak tumbuh menjadi seorang muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
Penerapan Manajemen Mutu Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam Nurwahyudi, Nurwahyudi
Jurnal Kajian Pendidikan Islam Volume 1 Nomor 1 Januari 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Ma`arif Kalirejo Lampung Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (851.917 KB) | DOI: 10.58561/jkpi.v1i1.10

Abstract

Penerapan Model Manajemen Mutu Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam Manajemen mengambil peran penting pada setiap lembaga pendidikan. Sebagai mana Manajemen berasal dari kata to manage yang dapat diartikan mengurus, mengatur, melaksanakan ,atau mengelola. Disisi lain manajement sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Sebagai ilmu manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Dan Manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerja sama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumya, agar efektif dan efisien. Untuk menciptakan sebuah lembaga pendidikan yang bermutu sebagaimana yang diharapkan banyak orang atau masyarakat bukan hanya menjadi tanggungjawab sekolah, tetapi merupakan tanggungjawab dari semua pihak termasuk didalamnya orang tua dan dunia usaha sebagai customer internal dan eksternal dari sebuah lembaga pendidikan.
Tingkat Kereligiusan Siswa SMA/SMK di Kota Dan Desa Rizky Nur Pratama; Sri Khaerunnisa; Qurrotul Aini; Basrowi Basrowi
Jurnal Kajian Pendidikan Islam Volume 1 Nomor 2 Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Ma`arif Kalirejo Lampung Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.719 KB) | DOI: 10.58561/jkpi.v1i2.31

Abstract

The level of religiosity of SMA/SMK students is fading day by day due to an unsupportive lifestyle and social environment. The purpose of this study is to describe strategies to increase student religiosity in schools. The study used qualitative methods, by conducting participatory observations and in-depth interviews. Based on the results of data analysis, it can be seen that methods that are able to change the character of students to become religious include: 1) providing related sanctions or punishments that can change the character of these students, 2) applying 5S (Smile, Greetings, Greetings, Polite). and Courtesy) in the school environment and apply it in the community. 3) reading the Koran after participating in IMTAQ extracurricular, respecting others in shaping the personality of students, creating a conducive environment for growing faith and piety of students through habituation and moral development of students through religious activities in schools so that they can be applied in schools. outside the school environment.
Konsep Keluarga Sakinah Menurut Hamka: (Studi Atas Tafsir Al-Azhar) Hariri Kurniawan; Titin Nurngaini; Zidan Mubarok; Afrina Afrina
Jurnal Kajian Pendidikan Islam Volume 1 Nomor 2 Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Ma`arif Kalirejo Lampung Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.145 KB) | DOI: 10.58561/jkpi.v1i2.33

Abstract

Konsep Keluarga Sakinah Menurut Hamka (Studi atas Tafsir Al-Azhar). Hamka adalah salah seorang mufasir Indonesia yang berkiprah penting dalam bidang keilmuan baik itu dari segi sastra, sejarah, tasawuf dan Agama. Karya Hamka dalam bidang Agama yang sampai saat ini terus berkembang hingga kitapun juga bisa merasakannya salah satunya adalah tafsir karya beliau yaitu tafsir Al-Azhar, yang mana tafsir ini merupakan rujukan primer dari penelitian ini. Keluarga merupakan hal yang penting di kehidupan manusia, dimana keluarga merupakan tempat pertama kali manusia mendapatkan pelajaran dan pendidikan untuk meneruskan hidup mereka. Kemudian dari sebuah keluarga itulah akan terbentuk ummat, dan dalam ummat itulah akan tegak masyarakat Islam. Adanya kesalahpahaman dan kurangnya komunikasi yang baik antara suami istri, dapat menimbulkan ketidak harmonisan dalam sebuah hubungan keluarga bahkan bias saja terjadinya perceraian. Maka dari itu perlu adanya konsep untuk membangun sebuah keharmonisan dalam suatu keluarga, sehingga terciptalah keluarga yang “Sakinâh mawaddah wa rahmah”. Konsep keluarga sakinah menurut Hamka inilah yang perlu dimunculkan sebagai usaha untuk mewujudkan keluarga yang “Sakinâh mawaddah wa rahmah”. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dalam menafsirkan ayat-ayat yang berhubungan dengan konsep keluarga sakinah Hamka mengkaitkannya dengan hadis-hadis Nabi dan dengan pemikiran tokoh-tokoh serta para mufasir lainnya, Hamka juga terkesan analitis dalam penafsirannya karena Hamka menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an dengan panjang lebar dan mencakup berbagai aspek yang terkandung di dalam ayat sesuai dengan keahlian dan keilmuannya.Sedangkan konsep dalam keriteria keluarga sakinah menurut Hamka dibagi menjadi empat, yaitu; Beriman, Tanggungjawab, Ketenangan, dan Mu’asyârah bi al-ma’rûf.
Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Pendidikan Seksual Anak: (Tela’ah Atas Pemikiran ‘Abdullah Nashih) Rohmi Yuhani`ah
Jurnal Kajian Pendidikan Islam Volume 1 Nomor 2 Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Ma`arif Kalirejo Lampung Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.505 KB) | DOI: 10.58561/jkpi.v1i2.34

Abstract

Orang tua adalah pihak pertama yang berkewajiban mendidik anak-anaknya. Namun hingga sekarang, eksistensi orang tua belum bisa menunjukkan kemampuannya secara sempurna dalam mendidik anak, khususnya dalam pendidikan seks sehingga berakibat terhadap rendahnya iman dan taqwa yang berujung akhlak yang tercela. Etika melihat lawan jenis perlu diajarkan kepada anak semenjak usia tamyīz untuk menanamkan kebiasaan berbudi pekerti yang baik, penghindaran anak dari rangsangan seksual dilaksanakan dengan pengawasan terhadap faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi tumbuhnya hasrat seksual anak guna menghindari berbagai bahaya psikologis yang muncul pada masa pubertas, pengajaran hukum-hukum di masa pubertas dan baligh dilaksanakan dengan mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan mandi dan janabat, hal ini merupakan bentuk pemenuhan tugas perkembangan yang harus anak dapatkan, penjelasan masalah seksual kepada anak secara terbuka dilaksanakan dengan memperhatikan tingkat perkembangan usia anak dan dilakukan oleh orang tua yang sejenis kelamin dengan anak untuk mencapai hasil dengan efektif. Selaku orang tua untuk mempersiapkan diri sejauh mungkin pengetahuan tentang kaidah-kaidah pendidikan seks bagi anak dan tentang tahap-tahap perkembangan anaknya. Kata Kunci : Pendidikan Seks, Tanggung Jawab