cover
Contact Name
Muhamad Takrip
Contact Email
Ilmuhadis1_uin@radenfatah.ac.id
Phone
+6282230378080
Journal Mail Official
Ilmuhadis1_uin@radenfatah.ac.id
Editorial Address
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Jl. Prof. K. H. Zainal Abidin Fikri No.KM. 3, RW.5, Pahlawan, Kec. Kemuning, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30126
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
ISSN : 28282019     EISSN : 28091744     DOI : https://doi.org/10.19109/elsunnah
el-Sunnah: Jurnal Kajiandan Integrasi Hadis merupakan jurnal berkala ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Tentang hadis
Articles 76 Documents
Damai dalam Penyelesaian Sengketa Wan Prestasi (Kajian Hadis tentang Damai pada Fatwa DSN MUI No. 08/DSN-MUI/IV/2000) Nafiah, Jihan Nahda; Isabel Zalita Putri; Miftahul Ubaidilah
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol. 5 No. 1 (2024): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/elsunnah.v5i1.21187

Abstract

Resolving non-performance disputes is an essential process in creating peace. Through an inclusive and dialogue-based approach, the parties involved can reach a just and sustainable solution. This settlement not only includes legal aspects, but also promotes mutual understanding, collaboration and reconciliation. Thus, building peace in resolving non-performance disputes is a crucial step in realizing harmony and sustainability in relationships between individuals or groups. In this study, the research used a qualitative method where the way to obtain data was by library research. Based on this description, the dispute issue that will be studied and analyzed in this article is related to the interpretation of the peace hadith in efforts to resolve non-performance disputes
Hak Perlindungan Anak atas Identitas Diri: Perspektif Hadis dan Perundang-Undangan di Indonesia Azzahra, Arini Nabila
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol. 5 No. 1 (2024): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/elsunnah.v5i1.21223

Abstract

This research discusses the rights and protection of children in the aspect of self-identity by combining the perspectives of hadith and legislation in force in Indonesia. It aims to investigate how Islamic teachings through the Prophet's hadiths can synergize or conflict with existing legal provisions in protecting children's identity rights. This research is a qualitative research with descriptive-analytic method, which includes the analysis of thematic hadiths and the study of legislation governing the rights and protection of children. The results of this study indicate that from the aspects of the hadith and the law show continuity in which both are in line with what is outlined in article 5 of Law no. 23 of 2002 reinforced by Article 27 of Law no. 23 of 2002 and detailed by the existence of the Minister of Home Affairs regulation No. 73 of 2022 article 1 paragraph 3 and article 4 paragraph 2 that this name is used as an identity and has become a child's right. This is also certainly discussed in the scope of Islam through the Prophet's hadith. which is contained in the hadith narrated by Bukhari, Daud, Imam Ahmad, ad-Darimi, An-Nasai, and al-Bazzar regarding the right of children to be named with the best name without any elements of ugliness. Both have the same principle in determining the rules for giving a good name to a child as a manifestation of the laws that oversee the right to child protection.
Menjelajahi Faktor Psikologis di Balik Inkar al-Sunnah: Tinjauan atas Studi Terkait Taufik, Risyan Moehamad; Engkos Kosasih
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol. 5 No. 1 (2024): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/elsunnah.v5i1.21295

Abstract

Tinjauan psikologis tentang Inkar al-Sunnah merupakan pendekatan yang mengeksplorasi faktor-faktor psikologis yang mendasari dan mempengaruhi kecenderungan individu untuk menolak atau mengabaikan ajaran-ajaran Sunnah dalam Islam. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui faktor psikologis di balik Inkar al-Sunnah. Latar belakang masalah mengemukakan relevansi pentingnya penelitian tentang Inkar al-Sunnah dari perspektif psikologis. Dengan menggunakan metode kualitatif dan jenis penelitian pustaka, artikel ini menemukan bahwa beberapa faktor psikologis yang relevan di antaranya adalah motivasi, persepsi, proses kognitif, dan pengaruh sosial. Pendekatan pendidikan agama yang komprehensif juga akan efektif memberikan pencegahan baik preventif maupun kuratif terhadap perkembangan ajaran Inkar al-Sunnah, dan secara aplikatif bisa dilakukan baik secara formal maupun non-formal di antara orang-orang umum. Dengan demikian, pemahaman tentang faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi Inkar al-Sunnah sangat penting dan pendekatan pendidikan agama yang efektif sangat diperlukan untuk mencegahnya.
Mengeksplorasi Status Hukum Musik Melalui Perspektif Hadits Ramadhan, Syahrul
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol. 5 No. 1 (2024): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/elsunnah.v5i1.22199

Abstract

Penelitian ini menginvestigasi pandangan dan interpretasi hadis terkait dengan musik dalam agama Islam dengan menggunakan library research yaitu metode studi pustaka. Melalui analisis literatur yang terdiri dari jurnal ilmiah, buku, dan kitab, penelitian ini mencoba menggambarkan beragam sudut pandang yang berkembang seiring waktu. Terdapat perbedaan signifikan dalam pemahaman tentang musik dalam Islam, mulai dari pandangan yang mengizinkan musik dalam konteks tertentu hingga pandangan yang menganggapnya haram secara mutlak. Selain itu, penelitian ini membahas argumen-argumen dan interpretasi ulama mengenai hadis tertentu yang digunakan untuk mendukung berbagai pendekatan ini. Hasil dari kajian ini menyimpulkan bahwa hadis yang membahas seni musik dapat dibagi menjadi dua jenis. Pertama, hadis yang melarang musik, dan kedua, hadis yang memperbolehkannya. Musik diizinkan dalam konteks perayaan pernikahan, hari raya, dan hari-hari gembira lainnya, asalkan memberikan manfaat. Di sisi lain, musik yang diharamkan didasarkan pada dalil-dalil yang melarang musik, khususnya jika diiringi oleh kemaksiatan atau kemunkaran dan menimbulkan kemudharatan. Pendapat para ulama yang bersifat pro dan kontra tergantung pada perspektif mereka. Beberapa ulama menilai musik berdasarkan al-Qur’an dan hadis, sementara yang lain melihatnya dari perspektif sosial budaya. Ada juga yang berusaha mempertimbangkan kemaslahatan sosial umat Islam dari sudut pandang agama. Sebagian ulama mencoba untuk tidak terpaku pada jenis atau suara musik, melainkan menilai dampak yang dihasilkan. Jika musik tidak berdampak negatif pada individu dan masyarakat, dianggap halal; sebaliknya, jika memiliki dampak buruk, dianggap haram.
Memaknai Hadis Larangan Makan dan Minum dengan Tangan Kiri di Era Modern (Studi Ma’anil Hadis) Muhamad Danil; Mugiono; Hedhri Nadhiran
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol. 5 No. 1 (2024): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/elsunnah.v5i1.23586

Abstract

This article is entitled “Interpreting the Hadith of the Prohibition of Eating and Drinking with the Left Hand (Study of Ma’anil Hadith), “. It can be seen that eating and drinking are basic human needs, many Muslims will ignore the sunnah of the prophet Saw, in etiquette when eating and drinking it is recommended to use the right hand. Then to overcome the occurrence of irregularities in carrying out islamic law. Hadith should be understood in a way that remains in accordance with the factors related to the hadith. So that the hadith can be understood textually and contextually. The results showed that the meaning contained in the hadith of the  prophet Saw, prohibiting eating and drinking with the left hand with authentic quality, can be used as evidence. The teachings contained in it are a tasyri’iyyah sunnah that must be practiced. The prohibition of eating and drinking using the left hand because it is classified as satnic behavior. Satan and his armies invite people to evil deeds. But in today’s era of increasingly sophisticated develipments, it is very important to educate parents form a young age to make it possible to eat and drink using the right hand.
Historiografi Hadis dalam Aliran Islam: Mengulas Sejarah Penulisan dan Penghimpunan Hadis Sunni Syiah Batu, Anugrah Eran
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol. 5 No. 1 (2024): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/elsunnah.v5i1.23748

Abstract

Kajian seputar penulisan sejarah hadis tidak lagi berfokus pada masing-masing aliran, namun mulai menyorot historiografi hadis antara Sunni dan Syiah. Studi ini bertujuan untuk memaparkan historiografi hadis dalam aliran dengan mengulas penulisan dan penghimpunan hadis Sunni dan Syiah. Terdapat dua pertanyaan yang diajukan yaitu: pertama, bagaimana sejarah kemunculan Sunni dan Syiah? Kedua, bagaimana sejarah kompilasi, kodifikasi serta perangkat metodeologi hadis di kalangan Sunni dan Syiah? Adapun metode dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan jenis studi literatur dengan konsep historiografi sebagai pendekatan penelitian. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kelompok Sunni umumnya meyakini bahwa Hadis belum ditulis secara resmi selama abad pertama Hijriah, karena pada awalnya hadis dilarang untuk ditulis dan sahabat memiliki hafalan yang kuat, meskipun dikemudian hari pendapat ini dipertanyakan oleh sarjana kontemporer. Selama periode Atba' al-Tabi'in, hadis dikompilasi dan dikodifikasi secara sistematis menurut bab atau subjek tertentu, menghasilkan kitab-kitab hadis utama Sunni seperti Kutub al-Sittah. Setelah periode tersebut, berbagai kitab hadis dengan berbagai metode dan materi mulai disusun. Di sisi lain, Syiah percaya bahwa kompilasi dan kodifikasi hadis dimulai sejak masa Nabi, melalui beberapa fase seperti periode awal sejarah Syiah, Ushul Arba’miah, dan kodifikasi yang menghasilkan Kutub al-Arba’ah serta periode penyempurnaan. Kajian sejarah hadis pada Sunni dan Syiah menampakkan langkah-langkah metodologis seperti pengumpulan, penyusunan, dan kritik hadis. Metode pengumpulan hadis menjadi sumber penting bagi penulisan sejarah Islam, terutama dalam bentuk al-Sirah dan al-Maghazi, sedangkan metode kritik hadis membantu menyaring informasi sejarah yang valid dan mendukung perkembangan historiografi hadis di kalangan Sunni dan Syiah.
Hadis Tentang Menikah Dengan Mahram Melalui Pendekatan Psikologi Fadllillah, Nurul; Muhid, Muhid; Nurita, Andris
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol. 5 No. 2 (2024): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/elsunnah.v5i2.15512

Abstract

Marriage is a very important and sacred event in life, because marriage is a step towards entering a new life. The hadith stipulates the monastery of a child to be married because of marriage. All clerics agreed on the existence of such a monasticism between breastfed children and breastfeeding women. The breastfed child becomes a child for the woman who feeds him so it is illegitimate to marry forever. For the child can look at the woman, be alone, and travel together. In this study using the type of library research (library research), this research is also qualitative. The prohibition of marriage is also sometimes necessary based on eugenic reasons (to glorify or improve race) such as the prohibition of remarriage for lunatics, severe memory weakness, people with epilepsy (ayan), and people with other severe mental illnesses. As for the meaning of the prohibition of marrying mahram, especially mahram persusuan, namely marrying a persusuan brother or persusuan mother, but in this case the marriage is prohibited because in the hadith of the Prophet is actually an illegitimate relationship equal to forbidden because of the nasab relationship, and is prohibited both by the State Law and the Islamic religion. However, if inbreeding occurs, it is feared that there will be diseases or problems that cause the personality or personality of a person, especially children, to be bad.
Peran dan Kontribusi al-Rubayyi binti Muawwidz dalam Periwayatan Hadis: Kajian Tokoh Hadis Alawiah, Neli; Tajul Arifin; Engkos Kosasih
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol. 5 No. 2 (2024): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/elsunnah.v5i2.23172

Abstract

Hadis merupakan landasan yang sangat penting dalam mengamalkan ajaran Islam, baik dalam ibadah secara ritual ibadah maupun sosial. Dalam memahami hadis, diperlukan informasi yang sangat mendalam mengenai tokoh-tokoh hadis. Pembahasan mengenai tokoh penyebaran dan periwayatan hadis sudah banyak dibahas namun tokoh tersebut merupakan para tokoh dengan jenis kelamin laki-laki, sehingga diperlukan untuk mengkaji salah satu tokoh perempuan yang berpengaruh dalam periwayatan hadis. Tokoh perempuan dalam periwayatan hadis salah satunya adalah al-Rubayyi binti Muawwidz dan merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal karena keihklasannya, kebijaksanaannya serta keberaniannya dalam penyebaran hadis dan dedikasinya terhadap agama Islam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hadis yang diriwayatkan oleh Rubayyi binti Muawwidz. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan dan pendekatan normatif di mana penulis melakukan pengolahan data berupa analisis konten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rubayyi binti Muawwidz meriwayatkan hadis yang dijelaskan dalam beberapa kitab hadis, menunjukkan sifat kebijaksanaan beliau dan wawasannya tentang ajaran Islam, serta mencerminkan perannya sebagai pembawa pengetahuan dari Nabi SAW.
Mahkota bagi Kedua Orang Tua: Pahala Membaca Al-Quran (Studi Takhrij dan Syarah Hadis) fatmal, abdbashir; Abdul Rahman Sakka; Subehan Khalik
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol. 5 No. 2 (2024): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/elsunnah.v5i2.23860

Abstract

Slogan “menghafal al-Quran akan diberikan mahkota bagi kedua orang tuanya di akhirat” digunakan untuk memotivasi para santri di pondok pesantren dan menanamkan nilai-nilai religius serta kecintaan terhadap al-Quran sejak dini. Untuk memastikan pemahaman yang tepat terhadap hadis yang menjadi dasar slogan tersebut, diperlukan studi takhrij dan syarh guna memahami makna dan konteksnya secara mendalam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas hadis dan kandungan hadis tentang mahkota bagi kedua orang tua: pahala membaca al-Quran. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan studi pustaka (library research). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hadis tentang mahkota bagi kedua orang tua: pahala membaca al-Quran yang diriwayatkan oleh Abu Dawud adalah dha’if. Hal ini disebabkan karena terdapat satu perawi dalam hadis ini yang di-jarhkan oleh ulama kritikus hadis, dan juga hadis tersebut tidak memiliki jalur periwayatan yang lain (syawahid). Meskipun status hadis ini dha’if, bukan berarti hadis ini tidak bisa diamalkan sama sekali. Sebagian ulama membolehkan periwayatan hadis dha’if dengan dua syarat, yaitu tidak berkaitan dengan akidah dan tidak menjelaskan hukum syara’. Hadis tersebut menegaskan bahwa tidak ada batasan usia untuk membaca, menghafal dan mempelajari al-Quran, sehingga siapa pun dapat memulainya. Orang tua akan mendapatkan keutamaan dari anak yang menghafal al-Quran dengan syarat anak tersebut membaca, mempelajari, dan mengamalkan isi al-Quran. Penjelasan dalam kitab “Al-Manhal al-’Azb al-Mawrud Syarh Sunan al-Imam Abi Dawud” menyoroti tiga poin penting dari hadis ini: pertama, pentingnya membaca al-Quran dengan tartil; kedua, pentingnya mengamalkan isi al-Quran dalam kehidupan sehari-hari; dan ketiga, keutamaan bagi orang tua dari anak yang menghafal al-Quran.
Metodologi Syarah Hadis Kitab Al-Minhaj Fi Syarh Shahih Muslim Bin Hajjaj Karya Imam An-Nawawi Sevtian, Muhammad Ade
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol. 5 No. 2 (2024): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/elsunnah.v5i2.24059

Abstract

Ada banyak kitab syarah sahih Muslim. Kitab syarah sahih Muslim yang akan dikaji disini adalah Al-Minhaj Fi Syarh Sahih Muslim bin Hajjaj karya Imam an-Nawawi. Kitab ini sangat penting karena sebagai bacaan utama dalam memahami Hadis Nabi dalam Sahih Muslim. Tulisan ini akan menjelaskan biografi Imam an-Nawawi, pendidikannya, guru-guru dan murid-murid beliau,  dan metode yang digunakan beliau dalam mensyarah kitab Sahih Muslim. Metode yang digunakan adalah library research. Kitab syarah Sahih Muslim disertai muqaddimah yang membahas ilmu Hadis dan kunci memahami Sahih Muslim. Dalam syarahnya, Imam an-Nawawi menggabungkan matan terkait, membahas makna kata, menjelaskan tentang rijal Hadis, dan membandingkan berbagai pendapat dari para Ulama. Metode beliau adalah display matan. Kata Kunci: Hadis, Metode, Syarah