cover
Contact Name
Muhamad Takrip
Contact Email
Ilmuhadis1_uin@radenfatah.ac.id
Phone
+6282230378080
Journal Mail Official
Ilmuhadis1_uin@radenfatah.ac.id
Editorial Address
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Jl. Prof. K. H. Zainal Abidin Fikri No.KM. 3, RW.5, Pahlawan, Kec. Kemuning, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30126
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
ISSN : 28282019     EISSN : 28091744     DOI : https://doi.org/10.19109/elsunnah
el-Sunnah: Jurnal Kajiandan Integrasi Hadis merupakan jurnal berkala ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Tentang hadis
Articles 76 Documents
Sholat Taubat Menurut Thariqah Naqsyabandiyah di Pondok Pesantren Baitul Mukhlashin: Studi Living Hadis Ma'rifatun, Rizka; M. Rizki Syahrul Ramadhan
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol. 5 No. 2 (2024): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/elsunnah.v5i2.24151

Abstract

Sholat taubat dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman dan praktik jama'ah Thariqah Naqsyabandiyah di Pondok Pesantren Baitul Mukhlasin Malang. Dengan pendekatan kualitatif. Kajian living hadis digunakan untuk mengetahui pemahaman hadis pada jama'ah Thariqah Naqsyabandiyah. Data primer diperoleh melalui buku pedemoan santri dan wawancara kepada pengurus serta alumni Thariqah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Baitul Mukhlasin, adapun data skunder diperoleh dari buku, kitab-kitab, jurnal, dan skripsi yang berkaitan dengan penelitian. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa praktik dan pemahaman hadis pada jama’ah Thariqah Naqsyabandiyah di Pondok Pesantren Baitul Mukhlasin hanya berpacu pada arahan-arahan dan buku pedoman santri, sedangkan dalam buku pedoman tersebut tidak dijelaskan mengenai hadis pada praktik ibadah yang mereka jalani. Oleh karena itu, maka perlu adanya pengajaran dan pemahaman mengenai hadis-hadis tentang praktik sholat taubat supaya adanya peningkatan kualitas ibadah.
Analisis Hadist Tarbawy Tentang Sifat Kepribadian Pendidik Khalimah, Nur; Fitria, Ulfa
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol. 5 No. 2 (2024): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/elsunnah.v5i2.24227

Abstract

kepribadian merupakan gambaran sikap yang berbeda dari individu satu dengan yang lainnya. hal ini disebabkan oleh penyesuaian pandangan dalam konteks dinamis yang berhubungan dengan tingkah laku yang terintegerasikan dan yang menggambarkan interaksi antara kemampuan yang diwariskan serta adanya pengaruh lingkungan. pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, juga berarti proses, cara, perbuatan mendidik peserta didik berdasarkan telaah dan analisis dalam hadits yang digunakan dalam rujukan studi diperoleh simpulan bahwa menjadi seorang pendidik harus memiliki sifat kepribadian baik. kedudukan seorang pendidik sebagai orang tua peserta didik dilingkungan sekolah, ada beberapa sifat yang dimiliki seorang pendidik yaitu memiliki sifat lemah lembut, rasa kasih sayang, berkata dan berlaku jujur agar dapat diteladani oleh peserta didiknya, seorang pendidik memiliki rasa ingin mengembalikan ilmunya kepada Allah SWT dan memperhatikan syarat-syarat yang harus dimiliki seorang pendidik yaitu seorang pendidik harus berlaku adil kepada peserta didiknya dengan tidak saling membedakan, berlapang dada dengan segala sikap yang bermacam-macam, seorang pendidik harus ikhlas dengan mendidik peserta didiknya.
Etika Makan Bersandar dalam Hadis Nabi: Kajian Maudhu'i (Tematik) dan Dampaknya bagi Kesehatan. Oktafiana, Indriani
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol. 5 No. 2 (2024): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/elsunnah.v5i2.24458

Abstract

Segala sesuatu dalam Islam diatur dengan baik, termasuk etika makan. Makan memberikan energi dan kekuatan, tetapi banyak orang tidak memperhatikan tata cara makan yang benar. Penelitian ini membahas makan dengan posisi duduk bersandar dalam hadis Nabi Muhammad SAW dan dampaknya menurut ilmu kesehatan. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman tentang makan dengan posisi duduk bersandar berdasarkan hadis serta dampaknya menurut ilmu kesehatan, sehingga meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan metode deskriptif-kualitatif. Data diperoleh dari kitab hadis, buku, jurnal, dan penelitian terkait. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi dan memahami kondisi serta isi dari hadis-hadis yang membahas makan sambil bersandar, menganalisis dampak kesehatan dari kebiasaan makan sambil bersandar, serta mengevaluasi relevansi dan penerapan adab makan tanpa bersandar dalam konteks kehidupan sehari-hari, memberikan panduan praktis bagi umat Islam dalam menerapkan etika makan yang baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hadis tentang makan dengan posisi duduk bersandar memiliki derajat shohih, dan ada yang dho’if dan menurut ulama, makan dengan posisi tersebut dihukumi makruh karena menggambarkan kesombongan. Selain itu, makan dengan posisi ini juga tidak baik bagi kesehatan, terutama pada kesehatan pencernaan. Kata Kunci: Etika makan, Hadis, Duduk Bersandar, Dampak Kesehatan, Kesehatan Pencernaan.  
Dramaturgi Sejarah Wacana Studi Hadis Orientalis Ridlo, Muhammad Abdurrasyid
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol. 5 No. 2 (2024): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/elsunnah.v5i2.24849

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi dinamika wacana orientalis tentang studi hadis, dengan fokus pada bagaimana kritik orientalis terhadap hadis membentuk historiografi hadis. Masalah yang diangkat terletak pada kesenjangan antara pendekatan kritis orientalis, yang sering kali mempertanyakan keaslian hadis, dan respons dari para sarjana Muslim yang menolak maupun mengintegrasikan kritik tersebut ke dalam konstruk studi hadis. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan kerangka historis Herbert Berg, penelitian ini memanfaatkan studi pustaka untuk menganalisis sumber-sumber primer dari tokoh orientalis seperti Ignaz Goldziher, Joseph Schacht, dan Patricia Crone, serta tanggapan dari para sarjana Muslim kontemporer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun kritik orientalis mendorong penilaian ulang terhadap studi hadis tradisional, hal ini juga menimbulkan dinamika dalam dunia akademik Islam terkait historiografi hadis. Kesimpulannya, penelitian ini menyoroti dampak signifikan pemikiran orientalis terhadap evolusi studi hadis, sekaligus menyerukan integrasi seimbang antara perspektif kritis dan metodologi tradisional Islam untuk memperkaya pemahaman tentang historiografi hadis.
Takhrij Hadits Akad Hiwalah MUHAMMAD HARIS ABDUL HAKIM, MUHAMMAD HARIS ABDUL HAKIM; AMINATUR ROSIDAH, AMINATUR ROSIDAH
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol. 5 No. 2 (2024): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/elsunnah.v5i2.25377

Abstract

Abstrak: Takhrij hadis merupakan metode penting untuk memahami dasar hukum kontrak hiwalah yang bersumber dari tradisi kenabian, yang memastikan keselarasan dengan prinsip-prinsip Islam. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan konsep takhrij hadis dan menganalisis hadis yang terkait dengan hiwalah untuk menilai keaslian dan relevansinya dalam hukum ekonomi Islam modern. Dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis, penelitian ini menggunakan sumber primer dan sekunder, termasuk kompilasi hadis klasik dan karya ilmiah. Data dikumpulkan melalui penelitian kepustakaan, yang menggabungkan teks-teks klasik, buku-buku kontemporer, dan artikel akademis. Analisis isi digunakan untuk membandingkan perspektif ulama tentang hadis hiwalah , mengeksplorasi persamaan dan perbedaannya. Temuan ini memberikan gambaran umum yang komprehensif tentang takhrij hadis dan penerapannya pada kontrak hiwalah dalam hukum Islam. Penelitian ini menyimpulkan bahwa hadis yang relevan adalah otentik dan menekankan prinsip-prinsip seperti keadilan, larangan riba , dan transparansi, yang menegaskan pentingnya mereka sebagai referensi utama untuk kontrak hiwalah dalam praktik ekonomi Islam. Kata Kunci : Takhrij, Hadits, Akad. Hiwalah.  
Hadis Riwayat Ibnu Majah No. 639 Tentang Larangan Bersenggama Saat Istri Haid: Studi Kasus Penyebab Kista Ovarium Anggraeni, Nofalia Cindi; Muhid
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol. 5 No. 2 (2024): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/elsunnah.v5i2.25418

Abstract

Abstract. This article discusses the prohibition of intercourse during menstruation as mentioned in the hadith narrated by Ibn Majah no. 639. In this research, the researcher investigates why this prohibition was proclaimed by the Prophet Muhammad Saw from a medical perspective as proof (I'jaz al-‘Ilmi). Using qualitative research methods and descriptive analysis, the researcher conducted interviews with midwives and healthcare workers at Bhayangkara Police Hospital, Surabaya. The research findings revealed that engaging in sexual intercourse during menstruation increases the risk of developing ovarian cysts. This is because the menstrual blood, which is supposed to leave the body through the vagina, is forced to reverse back into the body due to the intercourse. Additionally, contaminants such as bacteria on the labia (vaginal lips) are carried into the body, where they can cause infections, leading to inflammation and, eventually, the formation of cysts. Based on these findings, it can be concluded that the Prophet Muhammad’s Saw words have an underlying rationale. This emphasizes the need for an interdisciplinary approach when studying religious texts so that broader research results can be achieved, rather than relying solely on a textual approach. Keywords: Hadith, Intercourse; Period; Ovarian Cyst Abstrak. Artikel ini membahas larangan bersenggama saat istri haid dalam hadis riwayat Ibnu Majah no. 639. Dalam penelitian ini peneliti menyelidiki mengapa larangan tersebut disabdakan oleh Rasulullah Saw berdasarkan perspektif medis sebagai pembuktian (I`Jaz al-`Ilm). Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan analisis deskriptif, peneliti melakukan wawancara bersama bidan dan nakes RS Bhayangkara Polda Surabaya. Selanjutnya diperoleh hasil penelitian bahwa, melakukan hubungan seksual selama masa haid mengakibatkan resiko terjangkit penyakit kista ovarium. Disebabkan, seharusnya darah haid yang keluar meninggalkan tubuh melalui vagina, justru harus berbalik ke dalam karena dilakukannya persenggamaan. Ditambah lagi kotoran seperti bakteri yang terdapat pada labia (bibir vagina) ikut terbawa masuk ke dalam, yang kemudian bakteri-bakteri tersebut akan menginfeksi sehingga terjadi peradangan lalu terbentuk kista. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan, sabda Rasulullah Saw tentunya terdapat alasan yang mendasari. Hal ini menjadi bukti perlunya pendekatan interdisipliner dalam mengkaji dalil, supaya diperoleh hasil penelitian yang lebih luas, bukan hanya menggunakan pendekatan tekstual saja. Kata Kunci: Hadis; Senggama; Haid; Kista Ovarium
The Influence of G.H.A. Juynboll’s Hadith Thought on Hadith Studies Setiawan, Ahmad Siddiq; Siti Aisyah Kara; Zulfahmi Alwi
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol. 6 No. 2 (2025): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/elsunnah.v6i2.26922

Abstract

This article examines G.H.A. Juynboll's thoughts on hadith and their implications for hadith research. This study employs a library research method, using books and articles as primary references for data sources. The results and discussion reveal that Juynboll's thoughts have significantly influenced hadith studies, including: 1) Juynboll's hadith research methods have affected the outcomes of hadith studies conducted by scholars and academics. His views on the ideal transmission chain, as outlined in his common link theory, have drawn considerable criticism from various circles; 2) Juynboll's critique of the jarh wa ta’dil system in hadith research stems from his limited understanding of the information he gathered, leading him to perceive the credibility assessments of narrators by scholars as arbitrary and influenced by subjectivity towards certain narrators; 3) Juynboll's argument to undermine the golden chain by questioning the historicity of Nāfi‘ as a hadith narrator was refuted by Harald Motzki, who demonstrated that Juynboll's shortcomings in collecting historical data were due to his limited comprehension of the aspects inherent in the information he encountered.
Ahad Hadith and Its Authoritativeness Agustina, Restika; Ariani, Safrina; Maulidia, Maulidia; Mahfud, Aris
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol. 6 No. 2 (2025): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/elsunnah.v6i2.27579

Abstract

Hadith ahad is a hadith narrated by one or several narrators but does not reach the level of Mutawatir, so its position is still debated among scholars. This research discusses the authenticity of the Ahad hadith according to the imams of the madhhab and jumhur ulama using a literature study method through the study of hadith books, works of classical scholars, and academic literature. Research findings show that Imam Abu Hanifah and Imam Ahmad bin Hanbal accept the ahad hadith as valid as evidence in all aspects of the Shari'a, including the creed, as long as it meets the validity requirements of the sanad and matan. Meanwhile, Imam Malik and Imam Syafi'i tend to use it in the realm of practice and worship, but not in matters of faith. The majority of scholars such as Al-Bukhari, Muslim, Ibn Hazm, Ibn Taimiyyah, and Ibn Qayyim also consider the ahad hadith to be valid as a legal proposition and belief. Al-Syaukani limits its use to the amaliah aspect because of its zanni nature. These differences reflect methodological variations in assessing the authority of ahad hadith in Islamic law.
The Transformation of Tribal Fanaticism: An Analysis of the Prophet’s Hadith Response to the Practice of ‘Ashabiyah in the Jahiliyyah Era Edi Massolihin; M Iqbal as-shidqi; Mohd fadli; Hamzah fauriz
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol. 6 No. 2 (2025): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/elsunnah.v6i2.29528

Abstract

Tribal fanaticism or ashabiyah is a fundamental problem that has taken root in the social order of Arab society during the Jahiliyyah era. This phenomenon not only created division, but also gave rise to various forms of detrimental social discrimination. In addressing this issue, Islam emerged by offering transformative solutions through the hadiths of the Prophet Muhammad (PBUH). This study has several main objectives. First, to analyze in depth how the patterns of tribal fanaticism were formed within the social structure of pre-Islamic Arab society, as well as the impacts it produced. Second, to examine the responses and transformative approaches contained in the prophetic hadiths in overcoming this issue. Third, to identify various challenges in the effort to contextualize these hadiths within contemporary realities. The methodology applied in this study is library research, which involves collecting data from various comprehensive literature sources. These sources include hadith commentaries, reference books, scientific journals, academic articles, and various other written sources relevant to the research topic. The material object that becomes the focus of the study is the hadiths that specifically discuss tribal fanaticism. (Involvement & Conclusions): This research involves an in-depth examination of classical and contemporary literature on ashabiyah, including textual and contextual analyses of the related hadiths. Through this approach, it is found that Islam offers a fundamental transformation from tribal fanaticism toward universal brotherhood based on faith (ukhuwah Islamiyah). The prophetic hadiths not only criticize the practice of ashabiyah, but also provide ethical and social foundations for building a more inclusive and just society. This study contributes to expanding the understanding of Islamic solutions to tribal fanaticism and its relevance to contemporary social challenges.
The Sunan Hadith Collection as a Methodological Instrument: A Novel Study of Its Typology, Quality, and Role in Legal Inference Muhammad Badrus Sholeh; Ahmad Musyafiq
el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu Vol. 6 No. 2 (2025): el-Sunnah: Jurnal Kajian Hadis dan Integrasi Ilmu
Publisher : The Hadith Department, Faculty of Ushuluddin and Islamic Thought, State Islamic University of Raden Fatah Palembang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/elsunnah.v6i2.29705

Abstract

This research examines the strategic role of the Sunan collections in the history of hadith codification, which serve as the second source of Islamic law after the Qur’an. The Sunan works Sunan Abī Dāwūd, Sunan al-Tirmiżī, Sunan al-Nasā’ī, and Sunan Ibn Mājah, were arranged systematically according to chapters of jurisprudence. This structure makes them central references in Islamic law (ahkām), as it facilitates scholars and jurists in locating and interpreting hadiths relevant to legal issues. The study employs a qualitative-descriptive method through library research, using both primary sources such as hadith texts and classical scholarship, as well as secondary sources from modern literature. Findings indicate that each Sunan collection has unique features in selection, classification, and reliability of narrations. Sunan al-Nasā’ī is known for its strict standards, mostly including authentic hadiths, while Sunan Ibn Mājah contains a wider range of reports, including weak and even fabricated narrations. Sunan al-Tirmiżī provides evaluations of hadith status along with scholarly opinions, and Sunan Abī Dāwūd is highly regarded for its authoritative legal narrations. Collectively, the Sunan serve not only as documentation of hadith but also as methodological tools that support verification, classification, and systematic derivation of Islamic law.