cover
Contact Name
Andhita Risko Faristiana
Contact Email
jusma@iainponorogo.ac.id
Phone
+6285649110494
Journal Mail Official
jusma@iainponorogo.ac.id
Editorial Address
Jl. Puspita Jaya, Krajan, Pintu, Kec. Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur 63492
Location
Kab. ponorogo,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Studi Islam dan Masyarakat
ISSN : 28293487     EISSN : 28293053     DOI : -
Fokus kajian jurnal ini pada studi Islam dengan pendekatan multidisipliner dari kajian Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Komunikasi dan Penyiaran Islam, Bimbingan Penyuluhan Islam, dan Sejarah Peradaban Islam.
Articles 27 Documents
Pandangan Quraish Shihab Terhadap Akhlak Guru Dalam Pemebentukan Karakter Murid (Telaah Kitab Tafsir Al-Misbah Karya Quraish Shihab) Alfiatun Naza; Umi Kalsum
JUSMA: Jurnal Studi Islam dan Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2023)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/jusma.v2i2.1796

Abstract

Guru dalam pendidikan Islam mempunyai peranan yang sangat penting karena merupakan figur utama yang mempunyai pengaruh dalam proses pembentukan karakter murid. Namun, beberapa guru yang seharusnya digugu dan ditiru dari beberapa kasus sekarang ini banyak guru yang kurang berkompeten dan hanya mengandalkan selembar ijazah kebanggaannya. Sedikit yang menyadari akan tujuannya mengajar dan mendidik seorang murid, sehingga banyak yang menyeleweng dari ketentuan menjadi seorang guru yang seharusnya menjadi panutan dan teladan bagi muridnya. Maka dari itu, penulis perlu meneliti hal ini lebih lanjut yang merujuk kepada pemikiran Quraish Shihab yang merupakan seorang mufassir kontemporer yang menjelaskan nilai-nilai Al-Quran sejalan dengan perkembangan masyarakat yang sekarang ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitiannya library ressearch yaitu usaha untuk memperoleh data dalam kepustakaan. Dengan mengkaji buku-buku karya Quraish Shihab. Analisis datanya menggunakan pendekatan deskriptif-analisis yang sumber-sumbernya didata, dikumpulkan, dianalisis dan kemudian diinterpretasikan secara kritis sebelum dituangkan dan diimplementasikan dalam sebuah gagasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) M. Quraish Shihab mengkategorisasikan peran guru dalam membentuk karakter murid di antaranya, sebagai pengajar, sebagai sebagai mediator dan fasilitatator, serta sebagai evaluasi atau penilai hasil. Selain itu guru mempunyai beberapa istilah: mu’allim, murabbi>y, mu’addib, murshid, dan mudarris. (2) Penafsiran Quraish Shihab tentang ayat-ayat guru dalam membentuk karakter murid di antarnya Berdasarkan pada Q.S.2:31-32 guru harus mengajarkan ilmu yang dimilikinya, Q.S.3:79 guru sebagai pelindung, Q.S.16:125 memiliki pendekatan atau metode dalam pembelajaran, Q.S.41:34-35 anjuran untuk memiliki sifat sabar, Q.S.55:1-4, guru sebagai mu’allim, dan Q.S.96:1-5 sebagai penuntun dan pemberi arahan. Kata Kunci: Akhlak Guru, Karakter Murid, Quraish Shihab
Sejarah Pembagian Ilmu Menurut Ibnu Sina, Al Ghazali, dan Mulla Sadra Muhammad Solihin Pranoto
JUSMA: Jurnal Studi Islam dan Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2023)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/jusma.v2i2.1847

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang Sejarah Pembagian Ilmu Menurut Ibnu Sina, Al Ghazali dan Mulla Sadra yang dikaji dari sisi etimologis dan historis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana manusia memahami tentang Ilmu dengan pandangan Filosof Muslim Ibnu Sina, Al Ghazali dan Mulla Sadra. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Data diperoleh berupa ide, pendapat dan keyakinan yang argumentatif kemudian diolah dengan analisa kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini diperoleh bahwa Ibn Sina mengklasifikasikan ilmu menjadi dua, yaitu ilmu teoritis (hikmah nadzariyah) bertujuan untuk membersihkan jiwa melalui ma’rifat, yaitu ilmu yang membahas masalah-masalah metafisika (ketuhanan), matematika (riyadhiyah), dan fisika (thabi’iyah). Kedua, ilmu-ilmu praktis (‘Amaliyah), yaitu dalam bidang ilmu-ilmu praktis seperti etika (Khuluqiyah), mengatur pergaulan keluarga dalam rumah tangga, ekonomi (Tadbir al-Manzil), mengatur pergaulan umat dalam negara (Tadbir al-Madinah) dan kenabian (syari’ah). Sedangkan menurut Abu Hamid Al- Ghazali membagi ilmu menjadi empat sistem klasifikasi yang berbeda: Pertama, berdasarkan perbedaan antara intelek teoretis dan intelek praktis, yang umumnya diterapkan pada ilmu-ilmu agama, bukan filosofis. Kedua, pembagian pengetahuan menjadi pengetahuan huduri dan pengetahuan husuli yang didasarkan atas perbedaan tentang cara- cara mengetahui. Pengetahuan huduri terbebas dari kesalahan dan keraguan, yang memberikan kepastian tertinggi mengenai kebenaran- kebenaran spiritual. Ketiga, pembagian atas ilmu-ilmu agama (syari`ah) dan intelektual (`aqli,yah, gayr al- syari`ah), yang didasarkan atas pembedaan sumber wahyu dan sumber akal. Keempat, pembagian ilmu-ilmu menjadi fardlu ain dan fardlu kifayah, didasarkan atas perbedaan hukum keharusan dalam pencarian ilmu. “Ilmu nonagama” masih bisa diklasifikasikan kepada ilmu yang terpuji (mahmud), dibolehkan (mubah) dan tercela (madzmum). Adapun Mulla Shadra membagi kepada dua pembagian utama, Pertama, bersifat teoritis, yang mengacu kepada pengetahuan tentang segala sesuatu sebagaimana adanya. Perwujudannya tercermin dalam dunia akali, termasuk jiwa di dalamnya sebagai dikemukakan oleh Ibn Sina. Kedua, bersifat praktis, yang mengacu pada pencapaian kesempurnaan-kesempurnaan yang cocok bagi jiwa.
Tujuan Pernikahan dalam Al-Quran dan Relevansinya dengan Fenomena Childfree (Perspektif Tafsir Maqāṣidī) Kinanthi Fikriya; Muh. Tasrif
JUSMA: Jurnal Studi Islam dan Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2023)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/jusma.v2i2.1886

Abstract

Salah satu tujuan pernikahan adalah hadirnya anak yang merupakan amanah dari Allah. Namun ada beberapa pasangan yang memutuskan untuk childfree atau tidak ingin memiliki anak. Oleh karenanya, pandangan al-Quran tentang tujuan pernikahan diperlukan untuk menjawab fenomena childfree. Penelitian ini akan menjawab mengenai bagaimana konsep saki>nah, mawaddah, dan rah}mah dalam tujuan pernikahan serta relevansinya dengan fenomena childfree. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka dengan menggunakan perspektif tafsir maqāṣidī untuk mengungkap dimensi makna terdalam dari konsep tujuan pernikahan dalam Al-Quran. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Q.S. ar-Ru>m [30]: 21, Q.S. al-A’ra>f [7]: 189, Q.S. an-Nisa>’ [4]: 1, Q.S. an-Nah}l [16]: 72, Q.S. an-Nu>r [24]: 32 dan Q.S. al-Furqa>n [25]: 74. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa tujuan pernikahan dalam al-Quran meliputi, 1) Saki>nah merupakan konsep keluarga yang membawa ketenangan, ketentraman, kedamaian jiwa. 2) Mawaddah adalah perasaan cinta, ingin bersama, yang diekspresikan melalui sikap dan perilaku dengan pasangan yang menentramkan jiwanya. 3) Rah}mah adalah di mana hubungan antar sesama anggota keluarga tersebut saling menyayangi, mencintai sehingga kehidupan keluarga tersebut diliputi oleh rasa kasih sayang. 4) Tujuan pernikahan dalam al-Quran adalah memiliki keturunan. Maka, pilihan childfree dilarang dalam pernikahan demi terjaganya maqasid shari’ah berupa hifz} ad-din, hifz} al-nafs, hifz} al-nasl, dan hifz} al-ma>l.
Makna Wirid Amaliyah Surah Al-Baqarah Ayat 259 (Studi living Qur'an di Pondok Pesantren An-Nuur Trisono) Nur Fadhilah; Muhamad Nurdin
JUSMA: Jurnal Studi Islam dan Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2023)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/jusma.v2i2.1895

Abstract

Al-Qur’an bagi umat islam merupakan kitab suci yang menjadi dasar dan pedoman dalam menjalani kehidupan mereka. Dalam praktiknya, ayat-ayat Al- Qur’an dimata kaum muslimin merupakan multi-fungsi. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, kajian Al-Qur’an juga mengalami perkembangan, dari kajin teks menuju kajian konteks atau biasa disebut dengan kajian living Qur’an. Kegiatan pengamalan wirid amaliyah surah Al-Baqarah ayat 259 merupakan salah satu bentuk kajian living Qur’an. Pengamalan wirid amaliyah surah Al-Baqarah ayat 259 di pondok pesantren An-Nuur Trisono memaknai ayat Al-Qur’an bukan hanya sebagai bacaan namun ayat ini memiliki fadhilah. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan pengamalan wirid dan makna pengamalan wirid surah al-Baqarah ayat 259 di Pondok Pesantren An-Nuur Trisono. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah. Pengamalan dilakukan usai melaksanakan sholat dhuha 4 rakaat, kemudian baca 3x surah Al-Baqarah dan ditutup dengan asmaul husna. Makna objektif, dari pengamalan surah Al-Baqarah 259 memunculkan peraturan dengan tujuan untuk membentuk karakter santri yang lebih disiplin serta menjadikan santri yang memiliki rasa tanggung jawab. Makna ekspresif dari pengamalan wirid, ada yang memiliki tujuan untuk memperlancar rezeki orang tua, ada pula yang menjadikannya solusi problem dan ada pula yang menjadikannya sebagai sarana muroja’ah. Makna dokumenter, pengamalan ini menjadi tradisi yang mana sudah berjalan bertahun- tahun dari generasi ke generasi. Selain itu juga mengajarkan santri untuk memulai paginya dengan aktifitas yang positif.
Implementasi Metode Tasmī’ Bagi Santriwati Penghafal Al-Qur'an Guna Meningkatkan Kualitas Hafalan (Studi Kasus Di Pondok Pesantren Putri Al-Munjiyah Durisawo Ponorogo) Nanda Aprilia Dwi Kusuma Ningsih; Faiq Ainurrofiq
JUSMA: Jurnal Studi Islam dan Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2023)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/jusma.v2i2.1955

Abstract

Abstrak: Menghafal Al-Qur’an merupakan suatu proses mengulang-ulang bacaan Al-Qur’an baik dengan cara membaca maupun mendengar, sehingga bacaan tersebut dapat melekat pada ingatan dan dapat diucapkan atau diulang kembali tanpa melihat mushaf Al-Qur’an. Tahapan yang paling penting bagi seseorang dalam menghafalkan Al-Qur’an adalah proses yang ditempuh untuk menjaga hafalan tersebut agar tertancap dalam hati dan pikiran sang penghafal. Terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan untuk menguatkan atau menjaga hafalan Al-Qur’an diantaranya yaitu dengan murajaah, talaqi, tasmī’ ataupun mengikuti musabaqoh. Metode tasmī’ merupakan metode yang efektif untuk menjaga kualitas hafalan seseorang. Di Pondok Pesantren Putri Al-Munjiyah ini terdapat beberapa metode yang digunakan untuk menjaga kualitas hafalan para santrinya. Di antaranya adalah metode murajaah, tasmī’, dan adanya sema’an rutin setiap hari Jum’at dan hari Ahad. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang berbasis data-data lapangan terkait dengan subjek penelitian dengan menggunakan pendekatan metode deskriptif kualitatif. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Dengan diterapkannya metode tasmī’ di Pondok Pesantren Putri Al-Munjiyah mampu meningkatkan kualitas hafalan para santri. Terbukti dengan setelah santri mengikuti ujian tasmī’, hafalannya menjadi lebih lancar dari pada sebelumnya. Selain itu juga peningkatan dalam pengucapan tajwid dan penguasaan makharijul huruf yang meningkat setelah mengikuti rangkaian program metode tasmī’, karena jika terdapat kesalahan mereka bisa mengetahuinya dan kemudian memperbaiki kesalahan tersebut.
Pengaruh Penerimaan Diri Terhadap Distres Psikologis Mahasiswa Angkatan 2019 Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Ponorogo Nurrohmah Diana; Ahmad Faruq
JUSMA: Jurnal Studi Islam dan Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2023)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/jusma.v2i2.2520

Abstract

Dalam rangka untuk mengetahui penerimaan diri dan distres psikologis yang pada mahasiswa jurusan BPI Angkatan 2019 Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Ponorogo, maka diperluka penelitian untuk hal tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan (1) Mahasiswa belum memiliki penerimaan diri sepenuhnya, dalam artian mahasiswa masih mengeluh atau insecure terhadap kekurangan yang dimiliki. (2) Penyebab distres psikologis yang dirasakan oleh mahasiswa kebanyakan dipengaruhi oleh tekanan ataupun beban dari tugas-tugas yang diperoleh, ujian, dan masalah pekerjaan untuk kedepannya. kemudian persaingan diantara mahasiswa juga dapat menjadi sumber distres psikologis. (3) Penerimaan diri berpengaruh terhadap distres psikologis karena penerimaan diri mampu membuat mahasiswa/individu merasa berharga, mampu, memberi penghargaan atas usaha yang telah dilakukan, memberi umpan balik mengenai hasil atau prestasi, penghargaan dan kritik yang membangun.
Penafsiran Ayat-Ayat Mutasyabihat Tentang Sifat Allah (Kajian Tafsir Nusantara Kiai Sholeh Darat Dalam Kitab Faiḍ Al-Raḥmān) Alimuddin Hasibuan
JUSMA: Jurnal Studi Islam dan Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2023)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/jusma.v2i2.2551

Abstract

Abstrak: KH. Sholeh Darat al-Samarani atau Mbah Sholeh Darat, dikenal sebagai salah satu guru dari banyak ulama besar di Jawa. Pemikirannya mencakup berbagai disiplin ilmu keagamaan, mulai dari fikih, tasawuf hingga tafsir al-Qur’an. Khusus dalam bidang tafsir, Kiai Sholeh Darat menulis Faiḍ al-Raḥmān yang mulai ditulis pada 15 Rajab 1309 H/1891 M menggunakan bahasa Jawa Arab-pegon, dimulai dari Q.S. al-fatihah sampai Q.S. Ibrahim. Oleh karenanya, ada beberapa argumentasi dalam penulisan jurnal ini; (1) keunikan tafsir Nusantara berkarakter sufi dalam merespon kolonialsime, dan (2) penafsiran ayat-ayat Mutasyabihat yang cenderung lebih deskriptif, seperti dalam Mutasyabihat huruf muqatha’ah alif-laam-mim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil penafsiran dan metodologi Kiai Sholeh Darat dalam menafsirkan ayat-ayat Mutasyabihat pada Q.S. al-Baqarah dalam Tafsir Faiḍ al-Raḥmān. Penelitian ini adalah penelitian library research (kepustakaan). Hasil penelitiannya ialah; bahwa Kiai Sholeh Darat dalam menafsirkan ayat-ayat Mutasyabihat terkesan lebih deskriptif, artinya tidak hanya berhenti pada makna teks (literal meaning), akan tetapi ditafsirkan lebih jauh lagi (inner meaning) sesuai dengan horizon keilmuan Kiai Sholeh Darat dan kaidah syariat. Adapun metodologi penafsiran tafsir Faid al-Rahman, dapat dikategorikan sebagai tafsir Tahlili (analisis), sebab ada semacam “tambahan” penafsiran yang dilakukan Kiai Sholeh Darat, meskipun tidak mencantumkan asbab al-nuzul, baik mikro maupun makro.

Page 3 of 3 | Total Record : 27