cover
Contact Name
Andhita Risko Faristiana
Contact Email
jusma@iainponorogo.ac.id
Phone
+6285649110494
Journal Mail Official
jusma@iainponorogo.ac.id
Editorial Address
Jl. Puspita Jaya, Krajan, Pintu, Kec. Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur 63492
Location
Kab. ponorogo,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Studi Islam dan Masyarakat
ISSN : 28293487     EISSN : 28293053     DOI : -
Fokus kajian jurnal ini pada studi Islam dengan pendekatan multidisipliner dari kajian Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Komunikasi dan Penyiaran Islam, Bimbingan Penyuluhan Islam, dan Sejarah Peradaban Islam.
Articles 27 Documents
MAKNA DAKWAH TEOLOGIS DALAM FILM SICCIN 1: PENDEKATAN SEMIOTIKA ROLAND BARTHES Kurniasari; Iswahyudi
JUSMA: Jurnal Studi Islam dan Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1689.511 KB) | DOI: 10.21154/jusma.v1i1.512

Abstract

Film dianggap media yang paling ampuh terhadap massa sebab sifatnya yang audio dan visual. Film menjadi sangat efektif sebagai media untuk menyebarkan luaskan dakwah Islam. Dengan film, pesan-pesan dan makna pesan yang disampaikan lebih ringan dan tidak terkesan menggurui. Terlebih dalam hal pemahaman terkait agama. Sampai sekarang pembahasan tentang tauhid atau teologi Islam masih merupakan tema yang selalu menarik untuk diteliti. Hidup manusia di dunia ini sangat erat kaitannya dengan Allah sang pencipta alam semesta. Dengan adanya bahasan tentang teologi Islam maka diharapkan dapat memupuk rasa cinta kepada Allah yang lebih mendalam. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan paradigma analisis untuk mengungkap adanya makna dakwah teologis dalam film tersebut. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan analisis dokumen. Sedangkan Teknik analisis data menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Hasil dari penelitian ini adalah: Pertama, Makna denotasi dakwah teologis dalam film Siccin 1: dalam bentuk tanda orang berdoa, berdzikir, penanaman keimanan kepada Allah dan yang terakhir, kepercayaan adanya surga dan neraka. Kedua, Makna konotasi dakwah teologis dalam film Siccin 1 yaitu berupa doa yang ditujukan kepada Allah dan kepada selain Allah, yakni Jin. Ketiga, Makna Mitos dakwah teologis dalam film ini adalah, bahwa doa tidak selamanya merepresentasikan hal-hal yang baik, bisa juga merepresentasikan hal-hal yang tidak baik. Kemudian mengenai penciptaan dan keberadaan makhluk ghaib, yakni jin atau setan yang hidup berdampingan dengan manusia adalah benar adanya dan kita patut untuk mempercayai keberadaannya. Serta adanya balasan untuk orang yang beriman dan kufur, berupa balasan di akhirat yakni surga atau neraka.
STRATEGI DAKWAH DIGITAL DALAM MENINGKATKAN VIEWERS DI CHANNEL YOUTUBE JEDA NULIS Aziz Setya Nurrohman; Anwar Mujahidin
JUSMA: Jurnal Studi Islam dan Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (942.526 KB) | DOI: 10.21154/jusma.v1i1.513

Abstract

Dakwah di media digital menjadi tren di kalangan pendakwah saat ini. Perkembangan media komunikasi membawa perubahan penyebaran dakwah lebih kreatif dan inovatif melalui YouTube. Salah satu konten dakwah kreatif yakni pada channel Jeda Nulis membuat konten berjudul Kultum Pemuda Tersesat yang meraih telah ditonton hingga tiga juta kali. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif yakni reduksi data, penyajian data, dan terakhir verifikasi data atau kesimpulan. Hasil penelitian menyimpulkan: Habib Ja’far melaksanakan dakwah di YouTube untuk menyebarkan ajaran toleransi beragama dan Islam yang cinta damai dengan membuat forum diskusi bersama Tretan Muslim dan Coki Pardede. Faktor penyebab konten tersebut ditonton banyak pengguna YouTube karena Habib Ja’far memanfaatkan dengan baik media YouTube yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Menggunakan algoritma YouTube untuk membantu video direkomendasikan walaupun masih belum optimal. Menyajikan video dengan visual menarik, konten yang mudah dipahami generasi muda, dan bahasa gaul sesuai pemahaman mereka. Ditambah humor untuk mengurangi ketegangan saat berdakwah atau berdiskusi.
STRATEGI PENERAPAN METODE KISAH DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK DI TPA MASJID AN-NUR KERTOSARI BABADAN PONOROGO Marwan Marwan; Fadhilah Rahmawati
JUSMA: Jurnal Studi Islam dan Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.644 KB) | DOI: 10.21154/jusma.v1i1.514

Abstract

Pembinaan akhlak merupakan pembentukan perilaku anak melalui pembiasaan yang terwujud dalam keadaan sehari-hari, hal tersebut untuk mempersiapkan sedini mungkin dalam mengembangkan sikap dan perilaku. Pada anak-anak, nilai moral akan terlihat dari mampu tidaknya seorang anak membedakan antara yang baik dan buruk. Untuk membina akhlak tersebut dibuatlah wadah berupa TPA Masjid An-Nur dimana dalam penerapan pembinaannya menggunakan metode kisah. Penelitian ini bertujuan untuk, (1). Untuk mendeskripsikan penerapan metode kisah dalam membina akhlak anak di TPA Masjid An-Nur Kertosari Babadan Ponorogo. (2). Mendeskripsikan strategi penerapan metode kisah dalam membina akhlak anak di TPA Masjid An-Nur Kertosari Babadan Ponorogo. (3). Untuk mengetahui hambatan dari strategi penerapan metode kisah dalam membina akhlak anak di TPA Masjid An-Nur Kertosari Babadan Ponorogo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif menggunakan pendekatan studi kasus.Penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, dan memperoleh pemahaman dari kasus tersebut.Studi kasus dapat terdiri atas satu unit atau lebih dari satu unit, tapi merupakan kesatuan.Dalam studi kasus digunakan teknik pengumpulan data seperti wawancara, observasi, studi documenter semuanya difokuskan untuk mendapatkan kesatuan data dan kesimpulan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan metode kisah dapat memberikan pembelajaran yang menyenangkan sehingga materi mudah untuk difahami oleh anak dan dalam penerapannya metode kisah dapat memberikan pengaruh terhadap anak dalam kehidupannya sehari-hari.Guru/ustadz berperan penting dari strategi penerapan metode kisah di TPA Masjid An-Nur Kertosari Babadan Ponorogo. Hambatan dari strategi penerapan metode kisahyaitu hambatan waktu, hambatan pengelolaan kelas dan hambatan alat untuk berkisah.
KISAH ASHABUL KAHFI DALAM AL-QUR’AN: KAJIAN KOMPARATIF ANTARA TAFSIR AL-MISBAH DAN TAFSIR IBNU KATSIR Siti Istiqomah; Irma Rumtianing Uswatul Hanifah
JUSMA: Jurnal Studi Islam dan Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1377.565 KB) | DOI: 10.21154/jusma.v1i1.522

Abstract

Kisah merupakan salah satu dari lima pokok kandungan Al-Qur’an. Selain itu kisah-kisah dalam Al-Qur’an memiliki keunikan dan keistimewaan dibandingkan dengan kisah lainnya. Pada penelitian ini penulis akan mengungkapkan salah satu kisah dalam Al-Qur’an, yaitu kisah Ashabul Kahfi yang mana kisah ini terdapat dalam surah Al-Kahfi ayat 9-26, kemudian dianalisis menggunakan studi komparatif perbandingan antara dua kitab tafsir yaitu kitab tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab dengan kitab tafsir Ibnu Katsir karya Ibnu Katsir. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pustaka (library research), yang akan membahas tentang kisah Ashabul Kahfi menurut dua mufasir terkenal yaitu M. Quraish Shihab dan Ibnu Katsir. Adapun dari penafsiran antara kedua kitab tafsir ini nantinya akan diperoleh suatu kesamaan maupun perbedaan dalam menafsirkan kisah Ashabul Kahfi. Selain itu hasil antara penafsiran keduanya juga dapat ditarik suatu relevansi/hubungan dengan masyarakat Indonesia masa kini. Karena seperti kisah-kisah pada umumnya kisah ini juga terdapat ibrah/keteladanan yang baik bagi kaum muda khususnya. Ashabul Kahfi merupakan pemuda yang teguh pendirian kala itu, mereka rela meninggalkan kampungnya demi akidah mereka. Mereka memohon pertolongan kepada Allah dan agar diberikan rahmat. Allah pun mengabulkan permintaan mereka dengan menunjukkan mereka ke sebuah gua kemudian, menidurkan mereka selama 309 Tahun, lalu membangunkan mereka dalam keadaan badan yang tidak berubah sedikit pun.
IMPLEMENTASI MAHĀLLUL QIYĀM UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN SISWA MASUK KELAS TEPAT WAKTU : Studi Kasus di Madrasah Tsanawiyah Darul Huda Mayak, Tonatan, Ponorogo Ikhsan Syafi'i; Mohammad Rozi Indrafuddin
JUSMA: Jurnal Studi Islam dan Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1509.798 KB) | DOI: 10.21154/jusma.v1i1.523

Abstract

penelitian ini adalah membahas tentang fenomena mahāllul qiyām yang ada di Madrasah Tsanawiyah Darul Huda Mayak. Fokus kajian dalam penelitian ini adalah bagaimana mendisiplinkan siswa agar masuk kelas tepat waktu dengan pendekatan mahāllul qiyām. Mahāllul Qiyām (saatnya berdiri) adalah ketika kita membaca selawat nabi yang merupakan penghormatan terhadap Nabi sebagai hamba Allah yang paling mulia. Di Madrasah Darul Huda Mayak, Tonatan, Ponorogo mengajarkan hal tersebut sebagai upaya agar para siswa mampu menerapkan sikap disiplin. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan penerapan mahāllul qiyām pada siswa agar masuk kelas tepat waktu 2) Mendeskripsikan bagaimana dampak mahāllul qiyām dalam meningkatkan disiplin siswa. Penelitian ini menggunakan teori Behavior, dan metode kualitatif untuk menjelaskan Implementasi mahāllul qiyām dalam meningkatkan disiplin siswa. Adapun proses pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Selanjutnya peneliti melakukan analisis data melalui tiga tahap yaitu: reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan mahāllul qiyām dalam meningkatkan disiplin siswa terbagi menjadi dua tahap yakni: penerapan itu sendiri dan dampaknya. Berikutnya adalah manfaat yang diperoleh dari penerapan mahāllul qiyām yaitu mengetahui tingkat keterlambatan siswa, sehingga siswa dapat melakukan pembenahan diri dalam meningkatkan disiplin dan menanamkan nilai-niai positif melalui pembiasaan membaca selawat.
KONSTRUKSI MAKKIYAH MADANIAH PADA PENAFSIRAN AYAT-AYAT KHAMR Mar'atul Mahmudah; Ahmad Munir
JUSMA: Jurnal Studi Islam dan Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1378.5 KB) | DOI: 10.21154/jusma.v1i1.524

Abstract

Salah satu permasalahan yang direspons secara berbeda antara periode Makkah dan periode Madinah adalah masalah khamr. Hal ini terlihat pada perbedaan konstruksi ayat-ayat khamr Makkiyah dan Madaniah. Ayat-ayat khamr Makkiyah mengakui eksistensi khamr sebagai minuman yang diistimewakan masyarakat Arab Jahiliah, sedangkan ayat khamr Madaniah memandang khamr dalam bingkai sebuah permasalahan dan secara tegas serta bertahap menetapkan status hukum syariat khamr. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ayat-ayat khamr dari perspektif konsep Makkiyah Madaniah. Fokus penelitian ini membahas 3 hal, pertama konstruksi ayat-ayat khamr periode Makkah dan Madinah. Kedua, penerapan konsep Makkiyah Madaniah pada penafsiran ayat-ayat khamr. Ketiga, relevansi ayat-ayat khamr dengan penanggulangan narkoba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, ayat-ayat khamr Makkiyah dibangun dalam konstruksi wacana penyadaran dengan struktur ayatnya yang pendek dan sarat majas secara persuasif berusaha menggerakkan kesadaran masyarakat akan keburukan khamr. Sedangkan ayat-ayat khamr Madaniah dibangun dalam konstruksi wacana transformasi dan implementasi nilai-nilai baru untuk membentuk tatanan masyarakat baru yang ideal, dengan struktur ayatnya yang lugas, ayat khamr Madaniah secara bertahap melarang dengan tegas penggunaan khamr. Kedua, dengan penerapan konsep Makkiyah Madaniah dalam penafsiran ayat-ayat khamr diketahui bahwa penetapan hukum khamr dilakukan secara bertahap (tadarruj). Ketiga, relevansi ayat-ayat khamr dengan permasalahan narkoba di masa kini terletak pada prinsip-prinsip dasar ideal moral dan nilai universal yang terkandung dalam ayat-ayat khamr yang dapat dijadikan acuan dalam menyelesaikan masalah narkoba.
KONSEP MAKANAN HALAL DAN ṬAYYIB MENURUT ṬANṬAWI BIN JAWHARI AL-MISHRI DALAM TAFSIRNYA AL-JAWĀHIR FĪ TAFSĪR AL-QUR’ĀN AL-KARĪM Wahyu Ihsan; Zahrul Fata
JUSMA: Jurnal Studi Islam dan Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1780.71 KB) | DOI: 10.21154/jusma.v1i2.566

Abstract

Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya memerintahkan manusia memakan makanan yang halal dan baik (ṭayyib). Makanan halal di sini tidak hanya dari aspek fisik atau dzatnya, Tapi juga halal dari sisi hukumnya. Salah satu mufassir yang kompeten untuk mengkaji masalah ini adalah Ṭanṭawi Jawhari. Jenis penelitian ini adalah library. Mengkaji ayat-ayat perintah makanan yang halal dan ṭayyib? Bagaimana penafsiran Ṭanṭawi terhadap ayat-ayat peintah memakan makanan halal dan ṭayyib? Dan menganalisa relevansi penafsiran Ṭanṭawi pada konteks ilmu kesehatan ? Hasil penelitian atau kesimpulan yang didapatkan bahwa (1) Ayat-ayat yang berbicara mengenai halal dan ṭayyib ada tiga belas (2) Makanan halal adalah makanan mubah diperbolehkan asalkan zatnya, mendapatkannya, memprosesnya halal sedangkan ṭayyib merupakan yang sehat dan tidak berlebihan (3) Menurut panafsiran ilmiah Ṭanṭawi terhadap makanan era sekarang, Tidak cukup memperhatikan aspek halal, perlu mengetahui kandungan gizi dan kebersihan lingkungan. Serta pengobatan penyakit akibat pola makan salah dengan menggunakan teori kedokteran Eropa atau Nabi SAW yang dikenal dengan tibbun al-Nabawi.
SELF REGULATION SANTRIWATI PENGHAFAL QUR`AN DI ASRAMA PUTRI PONDOK PESANTREN AL ISLAM JORESAN Ulin Nuriyatul Fitroti; Muhammad Irfan Riyadi
JUSMA: Jurnal Studi Islam dan Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1281.826 KB) | DOI: 10.21154/jusma.v1i2.616

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan self regulation santriwati penghafal Qur`an dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah self regulation santriwati penghafal Qur`an yang meliputi: 1) Aspek metakognisi para narasumber berupaya memahami diri dengan baik, memahami prioritas kegiatan, dan perencanaan strategi menghafal yakni dengan mengulang-ulang bacaan, halaqoh, dan murojaah. 2) Aspek motivasi, para narasumber menjadikan sosok orangtua sebagai penyemangat dalam menghafal. Selain itu, harapan yang ingin diwujudkan yakni melanjutkan ke perguruan tinggi. 3) Aspek perilaku, para narasumber mengurangi mengobrol, mempersedikit tidur, serta tidak berlama-lama di kamar. Sedangkan dalam pengaturan waktu, para narasumber memilih waktu dhuhur untuk menghafal dan murojaah. Faktor-faktor yang mempengaruhi self regulation para narasumber yakni kaktor penghambat diantaranya: rasa malas dan pengaruh teman. Faktor pendorong yakni berupa fasilitas yang diberikan kepada santriwati penghafal Qur`an, motivasi dari para ustadz, support dari keluarga, dan komitmen yang tinggi.
REPRESENTASI MAKNA PEMIMPIN DALAM FILM OMAR : ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE Abdul Halim; Galih Akbar Prabowo
JUSMA: Jurnal Studi Islam dan Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1472.841 KB) | DOI: 10.21154/jusma.v1i2.629

Abstract

Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja sama sesuai dengan rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada tahap awal ini peneliti menemukan beberapa fenomena yang terjadi seperti: kurangnya kesadaran adanya keadilan dalam kepemimpinan. Banyaknya keputusan pemimpin yang tidak mewakili kehendak rakyatnya. Di era seperti ini keadilan adalah hal yang sangat minim akan keberadaan dan penerapan dalam dunia bernegara dan bermasyarakat. Salah satu bentuk penjabaran dan penggambaran wujud sederhana serta keadilan dalam bentuk kepemimpinan di dalam salah satu film dengan judul Omar dengan penggambaran dari beberapa scene di film tersebut, dengan nama tokoh Umar bin Khattab. Dan diharapkan dengan adanya beberapa scene di film tersebut dapat memberikan contoh keadilan yang seharusnya diterapkan oleh seorang pemimpin di zaman sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebagai berikut: untuk mengetahui signifier dan signified tentang pemimpin di film Omar. untuk menganalisis representasi makna pemimpin yang tervisualisasikan di dalam film Omar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian kualitatif cocok dengan objek yang akan diteliti untuk mengungkapkan maknanya yaitu: lambang, tanda, bahkan simbol yang ada di dalam film Omar. Analisis Ferdinand de Saussure, kajian media massa memuat pesan dan makna dalam materinya.
MAKNA FUNGSIONAL PEMBACAAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DALAM PROSESI TINGKEBAN ADAT JAWA : STUDI LIVING QURAN DI DESA LEMBAH, BABADAN, PONOROGO Ilyas Abdul Aziz; Muh Tasrif
JUSMA: Jurnal Studi Islam dan Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1494.037 KB) | DOI: 10.21154/jusma.v1i2.641

Abstract

Artikel ini menganalisis pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an dalam prosesi tingkeban. Penelitian ini bertujuan menganalisis prosesi dan makna fungsional dari pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an dalam prosesi tingkeban. Penelitian ini menggunakan teori fungsional Malinowski dan Living Quran perspektif fungsional Ahimsa-Putra dalam analisanya. Hasil penelitian menunjukkan pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an pada prosesi tingkeban memiliki makna fungsional, yaitu, Pertama, fungsi keagamaan, tingkeban menjadi sarana untuk berdoa, ajang untuk menjalin silaturahmi, serta sarana untuk menghidupkan Al-Qur’an melalui amaliah tradisi. Kedua, fungsi sosio-kultural, tingkeban menjadi sarana untuk memenuhi aspek biologis, seperti kebutuhan sosial dan kebutuhan tercukupinya makanan. Tingkeban juga menjadi sarana untuk memenuhi aspek psikologis, seperti kebutuhan dukungan moral, dukungan mental, hati yang puas, dan dukungan psikis, serta dukungan secara lahir dan secara batin. Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan untuk pengumpulan data bersumber dari sumber primer: hasil wawancara dan dokumentasi foto kemudian sumber sekunder yaitu buku bacaan dan atau artikel jurnal.

Page 1 of 3 | Total Record : 27