cover
Contact Name
Yuni Diantari
Contact Email
diantariyuni@isi-dps.ac.id
Phone
+6281337258109
Journal Mail Official
bhumidevi@isi-dps.ac.id
Editorial Address
Program Studi Desain Mode - Institut Seni Indonesia Denpasar
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Bhumidevi : Journal Of Fashion Design
ISSN : -     EISSN : 2798706X     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
Jurnal Bhumidevi bertujuan untuk menyediakan hasil riset yang telah melalui review oleh ahli yang relevan pada bidang berikut ini: (1) Desain Mode (Fashion design); (2)Tekstil tradisional dan seni (Art traditional textile); (3) Teknologi dalam Mode (Fashion Technology); (4) Industri Mode (Fashion Industry); (5) Pendidikan dalam Mode (Fashion Education); (6) Produksi Pakaian (Apparel Production); (7) Konservasi di bidang Tekstil (Textile Conservation); (8) Pola Busana (Pattern Cutting); (9) Teknologi Produksi (Manufacturing technology) Jurnal Bhumidevi akan mendorong riset multi-disiplin dan pengembangan komunitas akademik yang akan membagikan pengembangan teknologi, teori, dan Teknik di bidang mode dan industri tekstil, dan juga mempromosikan pengembangan pendidikan di bidang busana dan tekstil. Kategori tulisan: (1) Tulisan yang berkaitan dengan penelitian; (2) Tulisan yang berkatian dengan penciptaan; (3) Diskusi akademik dan gagasan tertulis mengenai prediksi atau trend di bidang mode, seni, dan teknologi Seluruh jurnal artikel yang diterima dalam jurnal ini telah melalui proses review, dengan melalui proses awal review oleh dewan editor, dilanjutkan dengan review oleh para ahli yang relevan.
Articles 307 Documents
Mesra’s Bondinity: Metafora Kebersamaan Tradisi Dewa Mesraman Dalam Busana Romantic Edgy Delia Fitriani Devi, A.A Istri; Pebryani, Nyoman Dewi; Sari, Dewa Ayu Putu Leliana
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.316 KB) | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.283

Abstract

Dewa Mesraman adalah salah satu tradisi yang berasal dari Kabupaten Klungkung dan sudah dilaksanan secara turun-temurun. Tradisi ini memiliki tujuan untuk memupuk rasa kebersamaan antar penduduk di daerah tersebut sedari kecil. Tradisi ini dilaksanakan setiap enam bulan sekali dan bertepatan dengan hari raya Kuningan. Sebelum menuju ke prosesi inti dalam tradisi ini, terdapat beberapa prosesi dan persiapan yang harus dilakukan. Prosesinya antara lain menjor, nunas paica, magibung, masuciang, rejang, dan terkahir adalah mesolah atau mesraman. Tradisi ini juga dianggap sebagai sebagai simbolisasi kemenangan dharma melawan adharma. Tradisi Dewa Mesraman menjadi inspirasi penulis dalam penciptaan karya busana. Penciptaan karya busana ini menggunakan gaya ungkap metafora. Dalam proses penciptaan karya busana ini menggunakan delapan tahapan penciptaan frangipani yang diambil dari disertasi : Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, dengan judul “Wacana Fesyen Global dan Pakaian di Kosmopolitan Kuta”, tahun 2016, yaitu diawali dengan design brief, kemudian research and sourching selanjutnya tahapan ketiga yaitu design development, sehingga menghasilkan final collection, tahap ke lima yaitu prototype, sample and construction lalu didukung dengan promotion, branding and sales dan pada tahapan terakhir adalah business. Karya busana yang terinspirasi dari tradisi Dewa Mesraman ini akan terbagi menjadi tiga busana dengan tingkat kesulitan bertahap yaitu ready to wear, ready to wear deluxe, dan semi couture. Tradisi Dewa Mesraman ini divisualisasikan dengan kata kunci asimetris, simbol kebersihan, memutar berpola lingkaran, bahan alam, dan beradu.
The Warrior Of Petang Dasa : Metafora Dresta Sasolahan Gebug Ende Dalam Busana Military Look Sumaningsih, Ni Kadek Dwi; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; Pebryani, Nyoman Dewi
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (709.484 KB) | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.284

Abstract

Penciptaan busana dilatar belakangi dengan pemilihan konsep Tradisi Gebug Ende yang merupakan pertunjukan adu ketangkasan dibawakan kaum laki-laki dengan membawa rotan dan ende guna memohon turun hujan dan sebagai pertunjukan hiburan. Tradisi Gebug Ende berasal dari Desa Seraya, Karangasem, Bali. Penciptaan ini bertujuan untuk mewujudkan ide Tradisi Gebug Ende ke dalam busana ready to wear, ready to wear deluxe dan semi couture, menyusun strategi promosi, pemasaran, branding, penjualan koleksi busana, menyusun sistem produksi dan bisnis koleksi busana. Koleksi busana ini menggunakan metode penciptaan yaitu Frangipani terdiri dari delapan tahapan: (1) ide pemantik (design brief), (2) riset dan sumber (research and sourching), (3) pengembangan desain (design development), (4) tahap sampel (sample, prototype, construction), (5) koleksi akhir (final collection), (6) tahapan promosi (promotion,sales, and branding), (7) tahapan produksi (production), dan (8) bisnis (the business) disertai dengan teori gaya ungkap metafora, teori bentuk atau wujud, teori strategi pemasaran serta teori produksi. Military look diangkat dalam penciptaan ini agar keseluruhan tampilan dalam berbusana bergaya atau terlihat seperti militer atau prajurit. Strategi pemasaran yang dilakukan dengan cara periklanan di media sosial, membuat logo, label dan pagelaran busana serta sistem bisnis yang dilakukan dengan pembuatan rancangan anggaran biaya produksi dan business model canvas. Penciptaan busana ini ikut berkontribusi terhadap dunia fashion yaitu menambah khazanah fashion atau kekayaan fashion, sedangkan pada masyarakat dapat menambah wawasan tentang fashion dengan mengusung konsep sebuah tradisi.
Trend Fashion Busana Kerja Wanita di Masa Pandemi Covid 19 Sari, Dewa Ayu Putu Leliana
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (952.995 KB) | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.285

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui trend fashion busana kerja wanita terkini di masa pandemic covid 19. Bagi seorang wanita, fashion memiliki arti yang sangat penting. Meski trend fashion bergulir dengan sangat cepat (fast fashion), terkadang tidak harus selalu mengikutinya, namun paling tidak mengetahui perkembangannya. Busana kerja pada wanita begitu banyak jenis dan modelnya. Adaptasi gaya hidup dan budaya kerja dikarenakan pandemic covid 19 tak bisa dihindari lagi. Salah satu hal yang tak dielakkan lagi yaitu pemilihan busana dalam bekerja untuk menunjang kebiasaan baru tersebut. Pandemic merubah budaya kerja masyarakat khususnya wanita, yang biasanya dari kantor, di masa lebih menekankan ke work from home (bekerja dari rumah). Dalam pemilihan busana kerja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: modelnya harus menunjang sesuai dengan aktivitas pekerjaan wanita karier tersebut: sopan, tidak mengganggu kebebasan bergerak, warna: lembut dan jangan menggunakan bermacam-macam warna, bahan yaitu: nyaman dikenakan, tidak mudah kusut, tidak tembus pandang, tidak mengkilat, tidak terlalu tebal, tidak kasar dan menyerap keringat. Pemilihan busana kerja wanita yang baik juga mengutamakan etika dan estetika dalam, yaitu meliputi pemilihan busana kerja yang sopan/tidak seksi, sepatu harus rapi, bersih dan nyaman, pakai busana kerja yang sesuai dengan ukuran pas badan, jangan memperlihatkan pakaian dalam, sesuai dengan budaya dan peraturan (norma hukum dan norma agama), kreatif dalam mempadupadankan atasan, bawahan serta aksesoris, serta menjaga penampilan diri. Adapun trend fashion item wajib dalam bekerja di era pandemic yaitu outer (jaket, cardigan dan blazer), sleeve sweater, baju APD stylist dan masker (item paling wajib yang dikenakan pada saat pandemic covid 19).
Renteng Maharya Pertiwi: Metafora Sesaji Sate Renteng Dalam Busana Gaya Exotic Dramatic Sari, Ni Made Ayu Widya; Radiawan, I Made; Mayun KT, A.A Ngurah Anom
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (986.409 KB) | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.286

Abstract

Kebudayaan, agama dan tradisi memiliki peran penting di setiap daerah khususnya umat Hindu di Bali. Keyakinan umat Hindu sehari-hari diungkapkan melalui banten sebagai persembahan dalam menjalankan aktivitas ritual. Banten memiliki keanekaragaman bentuk dan fungsi seperti sate renteng yang memiliki karakteristik bentuk yang berbeda dari jenis sate lainnya. Adanya aktivitas merangkai daging babi dan ornamen yang terbentuk dari kulit babi menjadikannya ciri khas pada sate ini. Sate renteng memiliki arti bergelantungan atau ngelenteng. Selain itu, sate renteng merupakan simbol dari senjata nawa sanga serta bermakna keseimbangan dalam menjaga makrokosmos dan mikrokosmos. Sate renteng terwujud dari peperangan Dewi Durga melawan asura. Keunikan sate renteng ini menginspirasi saya menjadikan ide pemantik dalam penciptaan koleksi busana Renteng Maharya Pertiwi. Penciptaan karya tugas akhir ini berupa busana ready to wear, ready to wear deluxe dan semi couture dengan menggunakan metode Frangipani yaitu delapan tahapan penciptaan busana dari disertasi Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, serta beberapa teori yang mendukung dalam perencanaan desain busana. Teori tersebut meliputi: teori semiotika dengan gaya ungkap metafora, teori warna, teori estetika serta teori strategi pemasaran, merek, dan penjualan. Karya busana ini juga dipadupadankan dengan style exotic dramatic, look boho-chic dan trend svarga. Koleksi Renteng Maharya Pertiwi memiliki siluet H dan X. Hasil karya yang diciptakan tak lepas dari elemen dan prinsip desain yang membuat suatu koleksi dapat menjadi satu kesatuan, keselarasan dan keharmonisan dengan konsep. Koleksi yang diciptakan akan di branding dengan strategi pemasaran dari Business Model Canvas (BMC) Osterwalder dan Pigneur untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu busana.
Pengaruh Influencer Terhadap Bisnis Fashion Erawan, Ni Putu Netania Amanda
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.399 KB) | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.287

Abstract

Sosial media sangat erat kaitannya dengan kehidupan sosial masa kini, dimana interaksi antar individu dalam menerima dan memberi informasi dengan mudah dan lingkup yang sangat luas. Sosial media menyebabkan tren di kalangan masyarakat berkembang sangat cepat baik kuliner, otomotif, hiburan, hingga mode. Interaksi antar pengguna sosial media juga memberi kesempatan pebisnis atau profesi lainnya untuk memperkenalkan jasa dan produknya di dunia maya, ditambah lagi penggunaan sosial media sangat ekonomis dan hal ini membentuk lapangan pekerjaan baru seperti influencer. Para influencer ini dapat mempengaruhi kehidupan sosial orang disekitarnya dan berpotensi menjadi tren setter atau inspirasi. Adanya fenomena tersebut sangat penting bagi desainer sekaligus pebisnis mode bahkan, mereka dapat mengambil kesempatan dengan dapat menjadi influenser di kalangan sekitarnya bahkan dalam lingkup yang lebih luas sehingga, dalam penelitian ini bertujuan untuk menemukan bagaimana pengaruh influencer yang mengacu pada teori terbentuknya strategi komunikasi pemasaran oleh Novita Ekasari (2014) dan bagaimana cara untuk memiliki jiwa influencer khususnya bagi desainer ataupun pebisnis mode menggunakan teori kesan influencer di sosial media menurut Arofah dan Tandyonomanu (2020). Penelitian ini menggunakam metode observasi terhadap beberapa akun instagram pribadi dan bisnis milik seorang influencer dan wawancara influencer di kalangan menengah untuk mempelajari strategi dasar dalam mempengaruhi kehidupan sosial di lingkup yang lebih kecil atau orang-orang sekitar sehingga, masyarakat khususnya fashion desainer dapat mengetahui sikap-sikap dasar seorang influencer.
Badama Cakra: Metafora Sosio Kultural dalam Busana Gaya Exotic Dramatic Sonya, Ni Kadek Gina; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1075.268 KB) | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.288

Abstract

Tradisi siat sampian adalah tradisi yang digelar di Pura Samuan Tiga, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Tradisi siat sampian adalah ritual upacara sekaligus perang-perangan dalam suasana sakral yang diselenggarakan empat hari setelah pujawali bertepatan dengan Purnama Jiyestha, bulan 11 kalender Bali atau sekitar bulan Mei pada kalender Masehi. Ciri khas dari tradisi ini adalah penggunaan sisa sarana upacara yaitu sampian sebagai sarana peperangan. Penting untuk dapat mengetahui cara mengungkapkan tradisi ini dalam bentuk busana, dengan tujuan mengetahui makna yang terkandung dalam tradisi siat sampian, suasana dan arti perang yang berbeda dari biasanya serta nilai-nilai sosio kultural yang dituangkan kedalam wujud busana. Perancangan dalam koleksi busana “Badama Cakra” menggunakan metode Frangipani yaitu delapan (8) tahapan penciptaan, diantaranya design brief (ide pemantik), research and sourcing (riset dan sumber), design development (pengembangan desain), samples, prototypes, and construction (kontruksi), the final collection (koleksi akhir), promotion-marketing, branding and sales (promosi), production (produksi), the business (bisnis) (Cora, 2016: 203-205) yang disertai dengan teori metafora, estetika, pemasaran serta bisnis. Berdasarkan penciptaan yang telah dilakukan, tradisi siat sampian diwujudkan ke dalam koleksi busana “Badama Cakra”, yaitu ready to wear, ready to wear deluxe, dan semi couture dengan mengusung trend neo medieval. Gaya exotic dramatic diangkat dalam penciptaan ini untuk menambah kesan budaya sehingga menciptakan busana yang ekspresif. Pembuatan busana yang mengandung unsur feminine dan edgy look juga diterapkan dalam koleksi ini untuk menampilkan kesan berani, tampil beda, memiliki karakter yang kuat, dengan kesan feminine.
Neutralize - Suround Of Tektekan Okokan : Metafora Narasi Tektekan Dalam Koleksi Tiga Busana Nandari Dewi, Gusti Ayu Savitri; Mayun KT, A.A Ngurah Anom; Sukawati, Tjokorda Gde Abinanda
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1861.873 KB) | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.290

Abstract

Tradisi Tektekan atau Tektekan Okokan merupakan tradisi yang dilestarikan hingga saat ini, Tradisi ini berlangsung di Desa Kediri Tabanan. Tradisi ini dahulu dilaksanakan hanya saat di beri pawisik dan saat terjadinya grubug hingga adanya tanda-tanda gaib yang menyerang Desa. Tradisi ini dilakukan berhari-hari bahkan bisa berbulan-bulan, hanya saat ini Tradisi Tektekan ini dilakukan saat sebelum perayaan hari Nyepi, tepatnya pada saat pengerupukan pengganti ogoh-ogoh. Tradisi ini dilakukan dengan mengelilingi Desa dan menggunakan sarana alat bunyi-bunyian salah satunya Okokan, Kulkul, Tengteng. Tradisi ini dipercaya bertujuan untuk mengusir wabah penyakit yang menyerang Desa (Grubug), dan Nangluk Merana, atau menetralisir hal-hal yang bersifat negatif. Tradisi ini menjadi inspirasi penulis dan dikembangkan pada dunia fesyen. Metode pengumpulan data dalam penelitian Tradisi ini dilakukan melalui metode kepustakaan, observasi dan dokumentasi dalam pelaksanaan Tradisi ini. Metode dalam penciptaan busana dibuat dengan menggunakan metode Frangipani (8 tahapan) diambil dari disertasi : Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, dengan judul “Wacana Fesyen Global dan Pakaian di Kosmopolitan Kuta”, tahun 2016 yaitu ide pemantik; riset dan sumber data; pengembangan desain; prototype, sampel dan konstruksi; koleksi akhir; promosi, merek dagang, dan pemasaran; produksi; dan bisnis fesyen. Hal ini menjadi latar belakang dan tujuan dalam penciptaan dengan mengetahui informasi sebagai ide penciptaan yaitu Tradisi Tektekan Okokan. Berdasarkan penelitian penciptaan, busana diwujudkan dalam tiga kategori busana yaitu busana ready to wear, ready to wear deluxe, dan haute couture. Tradisi Tektekan divisualisasikan dengan kata kunci yang dipilih. Setiap busananya memiliki detail motif yang membentuk seperti wabah yang menyerang dan membentuk mengelilingi. Ini merupakan cerita dalam pelaksanaan dari Tradisi Tektekan. Hal ini menjadi inspirasi penulis dalam menciptakan busana.
Teroesir : Metafora Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Dalam Penciptaan Busana Dengan Edgy Style Aribaten, Ni Nengah Zinnia; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; Ratna Cora S., Tjok Istri
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.472 KB) | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.292

Abstract

Metafora umumnya digambarkan melalui simbol-simbol ataupun perumpamaan dari film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, yang tergolong dalam perfilman Nusantara, dimana film ini mengandung budaya Minangkabau dan Makassar. Penciptaan ini merupakan salah satu upaya apresiasi terhadap perfilman Indonesia melalui perwujudan busana ready to wear, ready to wear deluxe, dan haute couture, sehingga dapat menjadi bentuk kekayaan baru berbasis pada kearifan lokal.Proses kreatif menggunakan metodelogi desain Tjok Ratna Cora, yaitu “FRANGIPANI, The Secret Steps of Art Fashion” yang terdiri atas sepuluh tahapan dalam proses perancangan desain fashion berdasarkan identitas budaya Bali. Berdasarkan uraian metafora pada kisah cinta Zainuddin dan Hayati, maka tercipta busana dengan style edgy. Edgy merupakan busana yang tergolong tidak biasa atau out of the box dengan ciri warna hitam yang mendominasi. Dalam karya ini didasari oleh pemeran utama yaitu Zainuddin, terlahir dari orang tua yang berbeda suku. Warna hitam sebagai sisi ayahnya, yaitu ciri warna pada baju adat pria Minangkabau, sedangkan warna ungu sebagai sisi ibunya, yaitu warna baju adat Makassar pada wanita janda. Warna hitam mendominasi dikarenakan Minangkabau (tanah kelahiran ayah Zainuddin) sebagai latar tempat pada film ini. Ketiga busana ini menggunakan print fabric yang mengilustrasikan kisah film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Pada busana ready to wear terdiri tiga pieces, yaitu dress, outer, dan mini skirt. Pada busana ready to wear deluxe terdiri atas tiga pieces, yaitu shirt, outer, dan pants. Dan pada busana haute couture terdiri atas dua pieces, yaitu gown dan balloon sleeves.
Gammara Lopi : Metafora Ritual Kapal Pinisi Dalam Karya Busana Exotic Dramatic Style Puspa Yeni, Ni Putu Ryani; Ratna Cora S., Tjok Istri; Radiawan, I Made
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1566.868 KB) | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.294

Abstract

“Gammara Lopi” adalah judul dalam karya busana Tugas Akhir bertemakan “Diversity of Indonesia” yang diwujudkan dalam busana ready to wear, ready to wear deluxe dan semi couture dengan mengadopsi exotic dramatic style. Karya busana Gammara Lopi terinspirasi dari ritual kapal Pinisi yang dilakukan selama proses pembuatan kapal Pinisi di daerah Bulukumba, Sulawesi Selatan. Karya busana Gammara Lopi diciptakan menggunakan delapan tahapan yaitu Design Brief, Research and Sourcing, Design Development, Prototypes, Final Collection, Promotion Branding and Marketing, Production, dan Business. Karya busana ini diciptakan dengan memetaforakan ide pemantik ritual kapal Pinisi yang dikaitkan dengan teori estetika dan teori semiotika yang diimplementasikan ke dalam unsur desain, prinsip desain dan elemen desain. Dalam karya busana Gammara Lopi diambil beberapa kata kunci yaitu serpihan kayu, lunas, annyorong lopi, lontara, darah dan pembakaran kemenyan. Busana ini menggunakan material berupa cotton oxford natural, tenun dobby, cotton printing, kulit sintetis, jacguard, cordurouy yang dipadukan dengan warna nude, coklat dan hitam. Pada proses pengerjaan karya busana Gammara Lopi meletakkan beberapa detail dengan menggunakan teknik macrame serta beberapa teknik fabric manipulation untuk mendukung penciptaan detail dalam karya busana Gammara Lopi.
Anyutirupa Of Ngelawang Barong Bangkal: Metafora Ngelawang Barong Bangkal Dalam Busana Edgy Style Trisnadewi, Anak Agung Sagung Istri; Ratna Cora S., Tjok Istri; Radiawan, I Made
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2018.839 KB) | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.295

Abstract

“Anyutirupa of ngelawang barong bangkal” adalah judul koleksi busana Tugas Akhir bertemakan Diversity of Indonesia yang terinspirasi dari tradisi ngelawang barong bangkal di Pura Hyang Api dengan memadukan style edgy dan gothic look. Koleksi ini merupakan jenis busana ready to wear, ready to wear deluxe dan semi couture. Penciptaan koleksi Anyutirupa of Ngelawang Barong Bangkal menggunakan delapan tahapan yang bertajuk “Frangipani”, Tahapan – tahapan Rahasia dari Seni Fashion Art. Ide pemantik ini diimplementasikan melalui gaya ungkap metafora yang akan diuraikan pada teori semiotika dan keyword berupa penolak bala, sakral, mistik, pelindung, rwa bhineda, dan kemenangan. Keyword tersebut kemudian diolah sedemikian rupa dan diaplikasikan pada koleksi busana dengan teori estetika mencakup prinsip desain dan elemen desain yang tampak dari desain busana, detail dan pemilihan bahan sehingga terbentuk nilai keindahan dalam koleksi busana ini. Adapun warna yang dipilih merupakan warna – warna yang berkaitan dengan konsep tradisi ngelawang barong bangkal yaitu hitam, putih, abu, dan gold. Melalui perpaduan material utama, yaitu faux fur, leather look, suede, tulle, poleng, woven scatola, dan cotton combed. Proses pengerjaan koleksi Tugas Akhir Anyutirupa of Ngelawang Barong Bangkal terdapat ukiran bali yang nantinya akan di prada menggunakan teknik lukis dengan kuas, pemasangan kaca cermin pada kulit serta teknik payet yang membentuk sesuai dengan desain. Selain itu terdapat teknik rumbai, drapery, dan manipulasi tekstil dibeberapa bagian – bagian pada busana.

Page 1 of 31 | Total Record : 307