cover
Contact Name
Efriani
Contact Email
efriani@fisip.untan.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
balale@untan.ac.id
Editorial Address
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Bansir Laut, Kec. Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Balale' : Jurnal Antropologi
ISSN : -     EISSN : 27744612     DOI : http://dx.doi.org/10.26418/balale.v4i1
Core Subject : Social,
Balale merupakan istilah dari bahasa Dayak Kanayatn dan Melayu Sambas serta Melayu Mempawah, yang memiliki arti kegiatan gotong royong dalam suatu pekerjaan secara bergilir, khususnya pada aktifitas perladangan sejak menentukan lokasi berladang hingga panen. Balale adalah tata nilai kehidupan sosial yang mewujud dalam kebersamaan, komunikasi, egaliter, bentuk ekspresi dan aktualisasi diri maupun komunal (integrasi sosial). Jurnal Balale memiliki harapan yang senada dengan falsafah tradisi Balale, menjadi sarana komunikasi, bertinteraksi, dan bersama-sama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Focus dan scope jurnal Balale pada kajian sosial dan budaya dalam perfektif Antropologi. Balale menerbitkan hasil penelitian berupa artikel etnografi, kajian terapan bidang antropologi, analisis teori dan metodologi bidang antropologi maupun ilmu sosial, dan resensi pada buku-buku antropologi. Balale Jurnal Antropologi adalah Jurnal yang diulas oleh pakar pada bidangnya. Balale: Jurnal Antropologi diterbitkan oleh program Studi Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, terbit 2 kali dalam setahun yakni pada Mei dan November.
Articles 64 Documents
Rumah Lanting di Sungai Sambas Desa Sumber Harapan Kecamatan Sambas Kalimantan Barat (Etnografi Budaya Sungai) Fitri Ardianti; Donatianus BSE Praptantya; Hasanah Hasanah
Balale' : Jurnal Antropologi Vol 2, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1293.101 KB) | DOI: 10.26418/balale.v2i1.46311

Abstract

This study aimed to find about the history of the Lanting house and more deeply understand the characteristics of the Lanting houses, floating on the river in Sumber Harapan Village. This study used a qualitative approach with the ethnography research method. Triangulation method was used to test the validity of the data. According to Malinowski’s functional theory, all cultural activities actually intend to satisfy a series of instincts of human beings that are related to their entire lives. Thus, the techniques of data collection were observation, interviews, and documentation.The results of this study indicate that the Lanting House not only functions as a place to live, but also develops as a place of business. There are two functions of the Lanting House in Sumber Harapan Village such as the function of a residence that provides protection from disturbances, arise from the environment around them. The second was not only used as shelter, but also as a place of business as a fulfillment of their lives because of the changing life patterns. In addition, each Lanting house has similar form one from another, which has a simple room pattern.
Tradisi Perkawinan Adat dan Pandangan Hidup Berkeluarga Dayak Desa di Kalimantan Barat dismas kwirinus
Balale' : Jurnal Antropologi Vol 3, No 2 (2022): November 2022
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.43 KB) | DOI: 10.26418/balale.v3i2.57538

Abstract

Perkawinan merupakan masalah yang penting dan sekaligus rumit. Setiap bangsa atau suku bangsa memiliki tata cara ibadah yang khusus mengenai perkawinan. Demikian juga suku bangsa Dayak, suku Dayak Desa, mereka memiliki pandangan dan tata cara yang khusus mengenai perkawinan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan, menganalisis tradisi, tahap-tahap, makna dan memberi tanggapan atas perkawinan adat tersebut. Peneliti menggunakan metodologi analisis fenomenologis dalam perspektif Edwin H. Gomes dalam pemaparannya tentang perkawinan sebagai sarana untuk mempersatukan dua kelompok atau keluarga dan perkawinan sebagai “sarana” untuk mendapatkan keturunan atau anak. Jenis penelitian yang digunakan ialah metode penelitian kualitatif, yaitu: pendekatan studi kepustakaan dan studi lapangan. Teknik pengumpulan data di lapangan dengan mengumpulkan arsip-arsip atau dokumen-dokumen di Kedesaan Tapang Semadak dan wawancara kepada temenggung adat, ketua adat Dayak di Dusun Tapang Sambas, Desa Tapang Semadak dan kepada mereka yang pernah melakukan tradisi perkawinan adat. Studi ini berfokus pada masyarakat Dayak Desa, Desa Tapang Semadak Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, dalam melestarikan adat budaya melalui tradisi perkawinan adat. Adapun temuan dalam penelitian ini, bahwa masyarakat Dayak Desa di Kalimantan Barat sangat menjunjung tinggi adat istiadat dan nilai-nilai dalam perkawinan adat, persatuan dan keutuhan keluarga. Bagi masyarakat Dayak Desa mempertahankan pernikahan yang utuh dan sakral adalah harga mati.
Tato Sebagai Gaya Hidup Kaum Perempuan Perkotaan Liberata Lin
Balale' : Jurnal Antropologi Vol 1, No 2 (2020): November 2020
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (850.926 KB) | DOI: 10.26418/balale.v1i2.43407

Abstract

Penelitian ini berjudul “Tato Sebagai Gaya hidup Kaum Perempuan Di Perkotaan”. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman mengenai makna tato sebagai gaya hidup kaum perempuan perkotaan. Tujuan dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan dan menganalisa makna tato bagi penggunanya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode etnografi dengan pendekatan kualitatif untuk mengetahui, menggambarkan dan menganalisa makna tato bagi remaja perempuan di kota Pontianak. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat remaja yang menggunakan tato dengan alasan yang beragam namun tidak terlepas dari itu mereka menganggap tato sebagai seni keindahan. Makna tergantung pada individu masing-masing, setiap orang memiliki makna tersendiri terhadap tato yang mereka miliki. Makna-makna-makna tersebut berdasarkan kepentingan masing-masing, kepentingan itu tergantung pada selera. Kesimpulanya adalah tato memiliki makna tersendiri bagi penggunanya setiap manusia atau masyarakat memaknai seseuatu berdasarkan apa yang ada pada pikirkan serta yang dapat diterima oleh diri mereka. Makna yang terkandung pada masing-masing individu berbeda dan bertujuan untuk penyampaian sesuatu serta pengekspresian diri untuk itu tidak seharusnya individu menghakimi makna yang coba disampaikan oleh orang lain.
Kejayaan Rempah Dari Pulau Kei Raha: Pandangan Etnohistori Hafis Rafi Insani; Ade Irwandi
Balale' : Jurnal Antropologi Vol 3, No 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (975.973 KB) | DOI: 10.26418/balale.v3i1.52946

Abstract

Dalam penelitian ini membahas kehidupan masyarakat lokal yang terikat dengan memori sejarah kekayaan hayati di Kepulauan Maluku. Ketergantungan dunia terhadap komoditi rempah sejak zaman pra kolonial telah menciptakan banyak peristiwa. Tidak sedikit juga konflik dan mobilitas budaya yang terjadi saat rempah itu berada di puncak kejayaannya. Kekayaan rempah di Maluku telah membuka mata dunia tentang aspek-aspek lain yang ada di Indonesia seperti sosial, budaya, politik dan hasil-hasil alam lainnya.Desa Mareku yang terletak di Pulau Tidore adalah salah satu wilayah yang terlibat sangat besar dalam catatan sejarah kedatangan Bangsa Eropa ke Kepualauan Maluku untuk mencari rempah-rempah. Tulisan ini akan menampilkan ide dan gagasan tentang masa lalu masyarakat di Desa Mareku yang telah di rekonstrusi menjadi budaya melalui ingatan (memory) tentang nilai-nilai sejarah sejarah mereka. Dalam hal konseptual yang lebih detail disebut dengan istilah etnohistory. Sikap-sikap solidaritas, toleransi, nasionalisme, nilai adat kesultanan, dan beragama Islam yang taat tampilkan saat ini tidak terlepas dari nilai-nilai sejarah rempah yang terjadi di tanah mereka. Sebab apapun peristiwa sejarah yang pernah terjadi di wilayah mereka sangat kuat kaitannya dengan keberadaan komoditi rempah yang melimpah. Melalui peninggalan-peninggalan sejarah yang masih terjaga saat ini masyarakat Mareku telah mayakini hal tersebut sebagai landasan sikap dan prilaku mereka saat ini.
Bejemuk: Tradisi Ritual Pada Masyarakat Madura Di Desa Sungai Segak Sebangki Landak Normalia Normalia
Balale' : Jurnal Antropologi Vol 1, No 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.523 KB) | DOI: 10.26418/balale.v1i1.42816

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendekripsikan makna simbolik dari tradisi bejemuk yang ada pada setiap selamatan kematian orang Madura di desa Sungai Segak yang menjadi sebuah acuan dan pedoman hidup dari nilai-nilai luhur sebuah kehidupan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode etnografi supaya nantinya hasil yang dicapai sesuai dengan permasalahan dan tujuan dari penelitian itu sendiri, dan dengan pendekatan kualitatif. Bejemuk pada selamatan kematian merupakan salah satu wujud kepercayaan yang masih lestari hingga saat ini di Desa Sungai Segak, dengan banyak syarat dan ketentuan dalam pembuatan dan makna yang mengandung nilai kesakralan dalam kehidupan orang Madura di desa tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bejemuk memiliki makna yang memberikan pesan bagaimana manusia seharusnya menempatkan dirinya, dan bersikap antar sesamanya serta apa saja yang seharusnya ditabung dan dipersiapkan dalam mengarungi kehidupan yang panjang hingga sampai pada kematian, dengan maksud dan tujuan yang menyiratkan pendidikan dan isyarat mengenai nilai luhur tentang kebaikan yang akan menuai kebaikan pula. Simbol yang ada pada bejemuk merefleksikan sebuah makna dari benda tersebut, sehingga pada saat mata manusia melihat sajian makanan ini dapat langsung terhubung pada makna yang terkandung didalamnya, dengan demikian manusia diharapkan dapat mengambil pelajaran setiap saat.
Habituasi Nilai-Nilai Utama Kebudayaan Bugis Bagi Keluarga Petani di Desa Bulutellue Kabupaten Sinjai Abdul Rahman
Balale' : Jurnal Antropologi Vol 2, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.125 KB) | DOI: 10.26418/balale.v2i2.49664

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai usaha-usaha orangtua di Desa Bulutellue dalam menciptakan generasi muda yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur melalui habituasi nilai-nilai utama kebudayaan bugis. Bagi masyarakat Desa Bulutellue, kemajuan teknologi informasi maupun ilmu pengetahuan tidak boleh menghilangkan identitas masyarakat, khususnya generasi muda sebagai masyarakat yang beradab. Kehadiran teknologi dan ilmu pengetahuan moderen harus diimbangi dengan nilai-nilai kearifan lokal yang sudah lama menjadi tradisi masyarakat. Tradisi dan adat istiadat harus dipertahankan sebagai basis struktur sosial masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh melalui pengamatan dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pewarisan dan habituasi nilai-nilai utama kebudayaan bugis yang dilakukan oleh orangtua terhadap anaknya sangat berhasil. Keberhasilan itu ditandai oleh masih kuatnya nilai-nilai kejujuran, kerja keras, keteguhan, keberanian, dan harga diri dalam masyarakat Desa Bulutellue, baik di kalangan anak-anak maupun orang dewasa.  
Dampak Kepemilikan Keris Bagi Botoh Samin di Kudus Jawa Tengah Moh Rosyid
Balale' : Jurnal Antropologi Vol 2, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (825.44 KB) | DOI: 10.26418/balale.v2i1.46637

Abstract

This article discussed the goal of impact keris for Samin pioneer (botoh). Data collection done by interview, observation, and literature was analyzed using a qualitative descriptive approach. As the result, Keris is magical objects owned by a certain person in between pioneer Samin in Kudus inheritance from ancestors. Ancestral pioneer Samin message Keris to help by magic treatment and stay a way from arrogant nature. Keris encourage to be brave in their dynamic life. Negative effect came from it if not well controlled will make the owner have an arrogant habit. There are value on the benefits at keris as medium traditional treatment for Samin community.
Maracun: Pengatahuan Petani Sayur Dalam Penggunaan Pestisida di Dataran Tinggi Kabupaten Solok Mustika Illahi
Balale' : Jurnal Antropologi Vol 3, No 2 (2022): November 2022
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.328 KB) | DOI: 10.26418/balale.v3i2.56090

Abstract

The use of pesticides is one way of getting rid of pests for farmers, because pesticides provide quick benefits for farmers' crops. If the plant is exposed to pests, the pesticide is directly applied to the plant. Apparently, at this time the use of pesticides is not only as a pest control. There are other uses, namely as plant guards to avoid pests and diseases. So that the intensity of pesticide application on vegetable crops is increasing.This study uses a descriptive qualitative research method. The data collection techniques using observation, interviews, documentation and literature study. For the selection of informants using a purposive technique where the informants are selected according to the specified criteria. The data obtained is then analyzed by selecting the data obtained and categorized based on the existing categories. Then the author divides the informants into two categories, namely key informants and regular informants.The results showed that pesticides are still used by farmers because they are still one of the killers of pests and also the way to obtain pesticides is very easy. The application of pesticides is carried out by mixing at least 5 types of pesticides in one spray. The knowledge gained by farmers in the use of pesticides comes from the farmers' personal experiences and also learns from farm stall keepers, pesticide product salespeople and from fellow farmers.
Sepeda Onthel sebagai Identitas Komunitas SEPOK di Kota Pontianak Armia Rizki Adinda; Hasanah Hasanah; Syarmiati Syarmiati
Balale' : Jurnal Antropologi Vol 2, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (962.259 KB) | DOI: 10.26418/balale.v2i1.46313

Abstract

The purpose of this research is to describe and analyze the background of the founding of the community, reveal and analyze the role in preserving the onthel bicycle, explain the function and meaning of the community for its members, and to find out the activities carried out. This paper intended to explain Onthel bicycle as Anthropological identity of SEPOK community. SEPOK is a community for onthel bike lovers in Pontianak City. This research used a qualitative method with data collection techniques of observation, interviews, and documentation. We used community and symbolic interaction as our analysis tools. The results showed that in preserving the onthel bicycle culture, the SEPOK community actively participate in various activities both carried out by the Province of West Kalimantan and other regions. Community members are quite heterogeneous and have various opinions in giving the meaning of the onthel bicycle as their symbol.
Energy Transfer Medicine Practiced by Shamans in Kelurahan Sungai Bangkong, Pontianak City District Nurhasanah Nurhasanah; Arkanudin Arkanudin; Viza Juliansyah
Balale' : Jurnal Antropologi Vol 3, No 2 (2022): November 2022
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.664 KB) | DOI: 10.26418/balale.v3i2.55569

Abstract

Traditional medicine still exists and is still believed by some people. One of the traditional treatment methods is the energy transfer treatment method which is practiced in the Kelurahan Sungai Bangkong area, Pontianak City District, Pontianak City. The main focus of this research problem is how this treatment still survives today, what is its history, and what are the meanings in energy transfer medicine practiced by Shaman. This study further explores how these practitioners interpret unconventional energy transfer treatment as a way to cure their patients' ailments. Qualitative method is the method used in this research and data were collected through interviews and observations. The results of this study describe what can be found in the field data and explain how the practice of energy transfer treatment is practiced.