cover
Contact Name
Eko Nur Hermansyah
Contact Email
ekonurhermansyah@unw.ac.id
Phone
+6282192115123
Journal Mail Official
melatiaprilliana90@gmail.com
Editorial Address
Jl. Diponegoro no 186 Gedanganak - Ungaran Timur, Kab. Semarang Jawa Tengah
Location
Kab. semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
ISSN : 26563215     EISSN : 26156903     DOI : 10.35473
Core Subject : Health,
This journal is aimed as promoting principled approach to research on pharmacy that covers a broad range of topics engaging a good relationship in theoretical and practical. This journal covers: Pharmacology Pharmacognosy Analytical Chemistry Pharmaceutical Technology Social and Management Pharmacy
Articles 144 Documents
Uji Aktivitas Antibakteri dan Kandungan Senyawa Aktif Ekstrak n-Heksan, Etil Asetat dan Etanol 70% biji Melinjo (Gnetum gnemon. L) terhadap bakteri Salmonella thypi dan Streptococcus mutans Hati, Anita Kumala; Multazamudin, Multazamudin; Iqbal, Muhammad
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.666 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v1i1.28

Abstract

Indonesia kaya dengan ragam flora, banyak tanaman yang mempunyai aktivitas farmakologis, salah satunya adalah biji melinjo (Gnetum gnemon. L). Berdasarkan hasil penelitian ilmiah, menunjukkan bahwa biji melinjo memiliki potensi antibakteri karena mengandung senyawa alkaloid, polifenol, steroid, dan saponin. Salmonell thypi bakteri gram negatif penyebab infeksi tifoid. Streptococcus mutans bakteri gram positif penyebab karies gigi. Pelarut yang berbeda kepolaran akan menarik senyawa yang berbeda kepolaran juga. Hasil uji antibakteri ekstrak n-Heksan dan etil asetat biji melinjo terhadap bakteri Salmonella thypi tergolong lemah, terhadap Streptococcus mutans tergolong sedang, dan dari ekstrak etanol 70% biji melinjo terhadap kedua jenis bakteri tersebut memberikan respon penghambatan kuat. Kandungan senyawa aktif dalam ekstrak n-Heksan dan etil asetat adalah Alkaloid dan Saponin. Kandungan senyawa aktif dalam ekstrak etanol 70% adalah Polifenol dan Saponin.
Uji Aktivitas Antifungi Ekstrak Etanol Biji Timun Suri (Cucumis melo L.) terhadap Pertumbuhan Candida albicans secara In Vitro Vifta, Rissa Laila; Khotimah, Siti Khusnul; Luhurningtyas, Fania Putri
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.833 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v1i1.29

Abstract

Alternatif antifungi semakin ditingkatkan pada pemanfaatan bahan alam, salah satunya adalah penggunaan Biji Timun Suri. Biji Timun Suri mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin yang berefek sebagai antifungi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui aktivitas antifungi ekstrak Biji Timun Suri (Cucumis melo L.) terhadap pertumbuhan Candida albicans secara in vitro. Pengujian aktivitas antifungi dilakukan secara mikrodilusi dengan penentuan MIC (minimum inhibition concentration). Rentang konsentrasi yang digunakan adalah 3,25%, 6,25%, 12,5%, 25%, 50%. Pengujian dilanjutkan dengan penentuan MFC (minimum fungicidal concrentration) dengan metode TPC (Total Pour Plate) dan ditegaskan dengan uji statistik one way Anava. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai MIC esktrak Biji Timun Suri diperoleh pada konsentrasi 50%. Ekstrak Biji timun suri konsentrasi 50% efektif menghambat pertumbuhan Candida albicans dengan hasil yang sebanding dengan ketokonazole sebagai kontrol positif. Kemampuan ekstrak Biji Timun Suri dalam menghambat pertumbuhan jamur masih bersifat fungistatik dengan melihat pada uji MFC masih terdapat pertumbuhan koloni pada media.
Evaluasi Dosis Antibiotik Pada Pasien Demam Tyfoid Anak di Instalasi Rwat Inap RSI Sultan Agung Semarang dan RSUD Tugurejo Karminingtyas, Sikni Retno; Taufikarani, Adillina; Seralurin, Gabriel
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (46.329 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v1i1.30

Abstract

Latar Belakang : Demam tifoid adalah penyakit infeksi sistemik yang bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella Typhi. Demam tifoid merupakan salah satu penyakit infeksi yang pengobatannya memerlukan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang berlebihan dan pada beberapa kasus yang tidak tepat penggunaannya dapat menyebabkan masalah kekebalan antibiotic. Tujuan : Untuk mengetahui ketepatan dosis antibiotik pada pasien demam tifoid anak di instalasi rawat inap RSI Sultan Agung dan RSUD Tugurejo Semarang.Metode : Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian non eksperimental menggunakan pendekatan retrospektif. Teknik pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Analisa data dilakukan secara deskriptif. Hasil : Penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid anak adalah amoxicilline (23,08%), cefotaxime (28,67%) dan ceftriaxone (48,25%). Dari hasil evaluasi diketahui bahwa tepat dosis ( 67,13%) dan tidak tepat dosis (underdose)  (32,87%).  Simpulan : Evaluasi ketepatan dosis antibiotik pada pasien demam tifoid anak adalah tepat dosis sebanyak 67,13% dan tidak tepat dosis (underdose) sebanyak 32,87%.
Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Sediaan Fisik Krim Daun Alpukat (Persea Americana Mill) dan daun sirih hijau (Piper betle Linn) Erwiyani, Agitya Resti; Destiani, Dika; Kabelen, Stefan Adrianus
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.78 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v1i1.31

Abstract

Ekstrak etanol daun alpukat dan daun sirih hijau telah diketahui memiliki manfaat sebagai antioksidan serta manfaat lain bagi kesehatan. Pemanfaatan daun alpukat dan daun sirih hijau menjadi bentuk sediaan krim lebih disukai dan mudah diaplikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penyimpanan terhadap sifat fisik krim dan stabilitas krim. Stabilitas fisik krim dilakukan dengan uji homogenitas, pengukuran pH, daya sebar, daya lekat serta viskositas sediaan selama dilakukan penyimpanan pada suhu kamar selama 14 hari. Krim daun sirih hijau stabil dalam penyimpanan menunjukkan tidak terjadi perubahan organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat serta viskositas, sedangkan krim daun alpukat mengalami perubahan sifat fisik serta krim menjadi tidak homogen setelah dilakukan penyimpanan. Formula yang mengandung daun sirih hijau memenuhi persyaratan fisik bentuk sediaan krim.
Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Biji Bligo (Benincasa hispida (Thunb.) Cogn.) terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans Luhurningtyas, Fania Putri; Vifta, Rissa Laila; Khotimah, Siti Khusnul
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.613 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v1i1.32

Abstract

Tanaman bligo (Benincasa hispida (Thunb.) Cogn.) merupakan tanaman yang termasuk di dalam famili Cucurbitae atau sejenis labu. Khasiat tradisional bligo secara turun menurun adalah sebagai laksatif, diuretik, dispepsia, dan anti inflamasi. Telah dilakukan uji aktivitas antijamur ekstrak etanol biji bligo terhadap Candida albicans untuk mengetahui aktivitas penghambatan pertumbuhan jamur dan identifikasi golongan metabolit sekundernya. Penelitian ini dilakukan beberapa tahap, yaitu ekstraksi senyawa bioaktif menggunakan refluks, skrining fitokimia dan uji aktivitas antijamur dengan metode mikrodilusi. Ekstrak etanol biji bligo mempunyai aktivitas antijamur yang lemah dengan nilai konsentrasi hambat minimum (MIC) sebesar 250 mg/mL dan konsentrasi bunuh minimum (MFC) sebesar        > 500 mg/mL. Hasil identifikasi metabolit sekunder menunjukkan ekstrak etanol biji bligo positif mengandung alkaloid, flavonoid, dan saponin.
Optimasi Formula Dan Stabilitas Senyawa Metabolit Ekstrak Biji Labu Kuning (Cucurbita maxima) Dalam Sediaan Gel Masker Peel –Off Sunnah, Istianatus Sunnah; Mulasih, Wening Sri; Erwiyani, Agitya Resti
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 1 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.816 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v1i2.91

Abstract

ABSTRAK Biji buah labu kuning mengandung senyawa flavonoid dan karotenoid yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan dapat diformulasikan sebagai sediaan dalam bentuk masker gel peel-off. Masker gel peel-off adalah masker yang dapat digunakan langsung pada kulit wajah dengan cara mengoleskannya secara merata dan dapat dibersihkan dengan cara mengelupas lapisan film sehingga penggunaannya lebih praktis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis stabilitas kandungan senyawa metabolit biji labu kuning dalam sediaan gel masker peel-off dan mendapatkan formula optimal gel masker peel-off ekstrak biji buah labu kuning yang memiliki sifat fisik sesuai standar yang dipersyaratkan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental yang menggunakan proses ekstraksi dengan pelarut n-Heksan dalam menyari senyawa karotenoid dan flavonoid. Optimasi formula menggunakan perbandingan konsentrasi PVA dan HPMC dengan respon daya sebar, daya lekat, viskostas dan waktu kering dan selanjutnya dianalisa menggunakan software Design Expert D-Optimal. Hasil yang diperoleh bahwa kadar karotenoid dan flavonoid ekstrak biji labu kuning mengalami penurunan sebesar 38,81% dan 63,81% setelah diformulasikan dalam bentuk sediaan gel masker peel-off karena pada saat formulasi, menggunakan pemanasan di atas 60⁰C yang menyebabkan senyawa metabolit terdegradasi. Hasil optimasi didapatkan komposisi PVA dan HMPC 7,606 dan 2,394 akan menghasilkan respon daya sebar 6,517 cm, daya lekat 4,66 detik, waktu kering 39,91 menit dan viskositas 3500 cps.Kandungan senyawa karotenoid dan flavonoid mengalami ketidakstabilan bila diformulasikan dalam bentuk gel masker peel-off. PVA, HPMC dan propilenglikol  berpengaruh terhadap stabilitas fisik sediaan gel masker peel-off  terutama pada daya sebar, daya lekat dan viskositas tetapi memberikan waktu kering yang kurang baik.Kata kunci : Biji buah labu kuning, optimasi, masker gel peel-off, karotenoid, flavonoid Pumpkin seeds contain flavonoids and carotenoids which have antioxidant activity. Pumpkin seeds are formulated  in the peel-off gel masks. Peel-off gel mask can be used directly on the face by applying it evenly and can be cleaned by peeling off the film layer, so that its use is more practical. This study aims to analyze concentration of the content of pumpkin seeds metabolites in peel-off mask gel and obtain an optimal formula in peel-off mask gel of pumpkin  seed extract which has physical properties according to the required standards.This study is an experimental research that using n-hexane solvent in extracting carotenoid and flavonoid compounds. The comparison of PVA and HPMC concentrations was used in optimization formula  with spreadibility response, stickiness, viscosity and dry time and then analyzed using the Design D-Optimal Design software. Result of this study are carotenoids and flavonoids level in pumpkins seed extract decresed by 38,81% and 63,8% after formulated in peel-off mask gel. This problems occur because in the formulation peel-off mask gel using heating above 60⁰C causes the metabolites to be degraded. Optimization results obtained the composition of PVA and HMPC 7,606 and 2,394 will produce a spreadibility response of 6.517 cm,stickness of 4.66 seconds, dry time of 39.91 minutes and viscosity of 3500 cps.The metabolits content of carotenoids and flavonoids instability when formulated in the peel-off mask gel. PVA, HPMC and propylene glycol have an effect on the physical stability of the gel preparation of peel-off masks, especially on dispersion, stickiness and viscosity but provide poor dry time.Keywords: Pumpkin seed,optimization,peel-off mask gel,carotenoid, flavonoid 
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ketapang (Terminalia catappa L.) Warna Hijau dan Warna Merah serta Kombinasinya Munira, Munira Munira; Rasidah, Rasidah Rasidah; Melani, Eva Melani; zakiah, Noni Zakiah; Nasir, Muhammad Nasir
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 1 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.003 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v1i2.92

Abstract

ABSTRAKDaun ketapang (Terminalia catappa L.) adalah tanaman yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tanaman obat tradisional. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun ketapang warna hijau, warna merah, kombinasi daun warna hijau dan daun warna merah terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu P0 (aquadest sebagai kontrol negatif), P1 (ekstrak etanol daun hijau), P2 (ekstrak etanol daun merah), dan P3 (kombinasi ekstrak etanol daun ketapang berwarna hijau dan merah) dan masing-masing 3 kali ulangan. Uji mikrobiologi menggunakan metode difusi. Berdasarkan hasil uji Anova menunjukkan bahwa ekstrak daun ketapang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus (P=0,000).Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan rata-rata diameter zona hambat yang terbentuk menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak daun ketapang warna hijau dan warna merah memiliki zona hambat yang lebih besar (30,92 mm) dan berbeda nyata dengan ekstrak daun ketapang berwarna hijau (21,92 mm), akan tetapi tidak berbeda nyata dengan ekstrak daun ketapang warna merah (26,42 mm).Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun ketapang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.Kata kunci: Terminalia catappa L., diameter zona hambat, Staphylococcus aureus Ketapang leaf (Terminalia catappa L.) is a plant that is often used by the community as a traditional medicinal plant. This research was conducted to determine the effect of ethanol extract of green ketapang leaves, red color, combination of green leaf and red leaf color to Staphylococcus aureus bacteria growth. This research was experimental by using Completely Randomized Design (RAL) with 4 treatments which is  P0 (aquadest as negative control), P1 (green leaf ethanol extract), P2 (red leaf ethanol extract), and P3 (combination of green leaf ketapang ethanol extract and red) and each of them repeated 3 times. Microbiology test using diffusion method. Based on the results of Anova test showed that ketapang leaf extract greatly affect the growth of Staphylococcus aureus (P=0.000). Based on the results of further test Duncan average diameter of the inhibition zone that was formed showed that the combination of green leaf and red colored leaf extract has a larger inhibition zone (30.92 mm) and significantly different with green leaf ketapang leaf extract (21.92 mm), but not significantly different with the extract of red leaf ketapang (26.42 mm). From the results of this study can be concluded that ketapang leaf extract can inhibit the growth of Staphylococcus aureus.Keywords: Terminalia catappa L., inhibition zone diameter, Staphylococcus aureus 
Evaluasi Ekstrak Tali Putri (Cassytha Filiformis Linn) Terhadap Efek Diuretik Dan Daya Larut Batu Ginjal Novitri, Suci Ahda; Arifin, Helmi Arifin; Rusdi, Rusdi Rusdi
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 1 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.088 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v1i2.93

Abstract

                                                ABSTRAK                                    Batu ginjal merupakan salah satu penyebab terjadinya gejala gagal ginjal kronik dan akut. Tali putri ini secara tradisional dipercaya mengobati batu saluran kencing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek diuretik terhadap tikus jantan dan daya larut batu ginjal secara in vitro. Efek diuretik diuji dengan lima kelompok yang terdiri dari kontrol positif diberi furosemid, kontrol negatif diberi larutan NaCMC 5% dan tiga kelompok lagi diberi ekstrak tali putri dengan dosis 37,5mg/kgBB, 75 mg/kgBB dan 150 mg/kgBB secara berurutan. Tikus diberi perlakuan selama 15 hari dengan pengumpulan volume urin 2 jam dan 24 jam pada hari ke-5,10 dan 15. Hasil analisa ANOVA-two ways dengan Duncan’s Test menunjukkan adanya pengaruh volum urin 24 jam terhadap faktor perlakuan secara sangat bermakna (P<0,01) dan faktor waktu secara bermakna (P<0,05). Sedangkan hasil pengukuran volume urin 2 jam terhadap faktor perlakuan dan waktu berbeda secara sangat bermakna (P<0,01). Efek daya larut batu ginjal ekstrak tali putri meningkat dengan peningkatan konsentrasi.Kata kunci: Cassytha filiformis, diuretik, batu ginjal Kidney stones are one of the causes of symptoms of chronic and acute kidney failure. Cassytha filiformis is believed to be able to cure kidney stones. This study aims to determine the diuretic effect on rat and solubility of kidney stone in vitro. The diuretic effect with five groups consisting of positive control was given furosemide, negative control was given 5% NaCMC and three more groups with extracts of 37.5mg / kgBW, 75 mg / kgBW and 150 mg / kgBW respectively. Rats were treated for 15 days with a volume of urine 2 hours and 24 hours on days 5.10 and 15. The results of the two-way ANOVA analysis with the Duncan’s test to determine the 24-hour urine volume factor significantly (P <0, 01) and time factor significantly (P <0.05). While the results of measurements of urine volume 2 hours against factors and time were significantly different (P <0.01). The solubility of kidney stones to Cassytha filiformis’s extract increases by increasing it’s concentration.Keyword: Cassytha filiformis, diuretic, kidney stone 
Formulasi Ekstrak Rambut Jagung (Corn Silk Zea Mays) Dalam Krim Tabir Surya Sebagai Preventif Kanker Kulit Andriani, Disa Andriani; Pratimasari, Diah Pratimasari
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 1 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.653 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v1i2.94

Abstract

ABSTRAKRambut jagung kaya akan senyawa bioaktif sehingga berpotensi digunakan sebagai tabir surya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi Ekstrak Rambut Jagung (ERJ) yang paling optimal pada krim tabir surya berdasarkan sifat fisik, nilai SPF dan efek iritasinya. Rambut jagung kering dimaserasi dengan etanol 96%, kemudian ekstrak rambut jagung yang diperoleh diformulasikan ke dalam bentuk krim tabir surya dengan 3 formula. Berbagai Formula ERJ pada sediaan krim tabir surya diuji stabilitas secara fisik, efektivitasnya berdasarkan  nilai SPF, dan efek iritasi pada kulit secara Draize test. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan ANOVA menggunakan uji-T taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga formula krim tabir surya ERJ memenuhi persyaratan uji sifat fisik, tidak menyebabkan iritasi dan memiliki kemampuan nilai SPF yang beragam pada tiap formula. Uji statistik menunjukkan bahwa perbedaan konsetrasi ekstrak rambut jagung pada masing-masing formula krim tabir surya ERJ tidak mempengaruhi hasil uji sifat fisik, uji iritasi dan nilai SPF. Krim tabir surya ERJ yang paling optimal adalah Formula III dengan konsentrasi  ekstrak rambut jagung 0,15%Kata Kunci : ekstrak rambut jagung, krim tabir surya, uji sifat fisik,   SPF, uji iritasi Corn silk is rich in bioactive compounds and has the potential to be used as a sunscreen. This study aims to determine the optimal concentration of corn silk extract on sunscreen creams based on physical properties, SPF values and their irritation effects. Dry corn silk was extracted with 96% ethanol, and it was formulated into a sunscreen cream with 3 formulas. Various corn silk extract formulas on sunscreen creams were tested for physical stability, their effectiveness was based on SPF values, and the irritation effect on the silk by Draize test. The result were analyzed statistically by ANOVA using a T-test level of 95%. The results showed that all formulas of corn silk extract cream fulfilled the test requirements of physical properties, did not cause irritation and had the ability of various SPF values in each formula. Statistical tests showed that differences concentration of corn silk extract in each formula of sunscreen cream did not affect the results of physical properties test, irritation test and SPF value. The most optimal cream of ERJ sunscreen is Formula III with 0.15% corn hair extracts concentration.Key words : corn silk extract, suncreen cream, physical test, SPF, irritation test
Uji Aktivitas Isolat Actinomycetes (Kode Gst, Kp, Kp11, Kp16, T24, Dan T37) Terhadap Staphylococcus Aureus Atcc 25923 Dan Escherichia Coli Atcc 25922 Ramadhani, Melati Aprilliana; Sulistyan, Nanik Sulistyan
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 1 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.917 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v1i2.95

Abstract

ABSTRAK Prevalensi penyakit infeksi belum menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun. Faktor penyebab tingginya kasus infeksi adalah pemakaian antibiotika yang telah resisten. Resistensi mikroba yang meningkat terhadap antibiotik dan munculnya mikroba patogen baru telah mengilhami pencarian antibiotik baru dari mikroba. Salah satu kelompok mikroba yang paling potensial sebagai penghasil senyawa obat yang dicari saat ini adalah Actinomycetes. Actinomycetes dikenal sebagai sumber penting untuk antibiotik dan molekul bioaktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas isolat Actinomycetes sebagai penghasil antibiotik terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922. Hasil isolasi Actinomycetes pada penelitian ini, diberi kode GST, KP, KP11, KP16, T24, dan T37. Pengujian aktivitas antibakteri isolat Actinomycetes dengan metode difusi agar yaitu metode sumuran, dengan kontrol positif menggunakan kloramfenikol 20%. Hasil dari uji aktivitas cairan kultur isolat Actinomycetes yaitu kode KP yang menunjukkan bahwa cairan kultur isolat tersebut mampu menghambat pertumbuhan S. aureus dan E. coli. Zona penghambatan terhadap S. aureus adalah 5 mm, sedangkan pada E. coli memiliki diameter zona hambat sebesar 3,25 mm.Kata Kunci : Actinomycetes, Uji Aktivitas, Staphylococcus aureus, Escherichia coli The prevalence of infectious diseases has not shown a decrease from year to year. The causing factor of infection high cases are antibiotic used that has been resistant. Microbial resistance increased to antibiotics and the emergence of new pathogenic microbes have inspired the research for new antibiotics from microbes. One of the most potential microbial groups as a producer of the drug compounds that are sought at this time is Actinomycetes. Actinomycetes is known as an important source for antibiotics and bioactive molecules. This study aims to determine the activity of Actinomycetes isolates as an antibiotic producer against Staphylococcus aureus ATCC 25923 and Escherichia coli ATCC 25922. The results of the Actinomycetes isolation in this study were given the GST, KP, KP11, KP16, T24, and T37 codes. Antibacterial activity testing of Actinomycetes isolates using diffusion agar method was well method, with positive control using chloramphenicol 20 %. The results of the activity test of the Actinomycetes isolates culture were the KP code which showed that the isolate culture was able to inhibit the growth of S. aureus and E. coli. The inhibitory zone against S.aureus was 5 mm, while at E.coli was 3,25 mm.Keywords : Actinomycetes, Activity Test, Staphylococcus aureus, Escherichia coli 

Page 1 of 15 | Total Record : 144