cover
Contact Name
Muktiarni
Contact Email
gizikuliner@upi.edu
Phone
+6283821575585
Journal Mail Official
gizikuliner@upi.edu
Editorial Address
Jl. Setiabudhi No. 207
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Media Pendidikan Gizi dan Kuliner
ISSN : 20859783     EISSN : 25496123     DOI : https://doi.org/10.17509/boga
Core Subject : Education, Social,
Journal of Nutrition and Culinary Education Media (JMPGK) is a six-monthly journal containing manuscripts in the fields of education, nutrition and culinary. The scope of JMPGK is in the form of research results and critical-analytical studies in the fields of Education, Nutrition and Culinary. The publication of articles in this journal is addressed to the editorial office. Complete information for loading articles and instructions for writing articles are available in each issue. Incoming articles will go through a bestari partner or editor selection process. This journal is published periodically twice a year, namely in April and November.
Articles 201 Documents
MANFAAT PENGETAHUAN HIGIENE SANITASI DALAM MEMBUAT MAIN COURSE MAKANAN KONTINENTAL MAHASISWA PENDIDIKAN TATA BOGA ANGKATAN 2015 Rr Erinna Astrini; Elis Endang Nikmawati; Ai Mahmudatuss'adah
Media Pendidikan Gizi dan Kuliner Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.757 KB) | DOI: 10.17509/boga.v6i2.9032

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi masih ditemukannya mahasiswa yang berkuku panjang pada saat praktikum dan tidak menerapkan sanitasi higiene. Sedangkan sanitasi higiene penting pada saat pengolahan makanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai manfaat pengetahuan higiene sanitasi dalam membuat main course makanan kontinental pada mahasiswa Pendidikan Tata Boga angkatan 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi ialah mahasiswa Pendidikan Tata Boga berjumlah 49 orang dan didapatkan sampel dengan teknik simple random sampling yaitu sebanyak 33 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa respon higiene sanitasi mahasiswa pada tahap persiapan berada pada kriteria bermanfaat, sedangkan respon higiene sanitasi pada tahap pengolahan berada pada kriteria cukup bermanfaat yaitu pada persiapan daging untuk hidangan sirloin beef steak, pencegahan kerusakan makanan saat menggunakan peralatan memasak, pengolahan daging sapi untuk hidangan sirloin beef steak, pembuatan demiglace sauce pada hidangan beef steak pengolahan ikan untuk hidangan fish fillet, penyimpanan daging ayam untuk hidangan chicken cordon bleu. Higiene sanitasi mahasiswa pada tahap penyajian berada pada kriteria bermanfaat. Berdasarkan hasil temuan, bahwa masih ada pengetahuan mahasiswa yang berada pada tahap cukup bermanfaat. Saran ditunjukkan pada Dosen pengampu Mata Kuliah Mikrobiologi Sanitasi dan Higiene untuk lebih memberikan motivasi agar mahasiswa menambah pengetahuan dan wawasan mengenai higiene sanitasi dalam melaksanakan praktikum pengolahan makanan.Kata Kunci: Pengetahuan, Higiene Sanitasi, Main Course, Makanan Kontinental
UJI PENERIMAAN PRODUK COOKIES BERBAHAN DASAR TEPUNG KETAN HITAM Lisa Putri Simanungkalit; Sri Subekti; Atat Siti Nurani
Media Pendidikan Gizi dan Kuliner Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.705 KB) | DOI: 10.17509/boga.v7i2.14300

Abstract

Cookies tepung ketan hitam merupakan inovasi produk cookies yang terbuat dari tepung ketan hitam tanpa tambahan tepung terigu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rangkaian proses yang dilakukan dalam pengembangan inovasi produk cookies, mengetahui tingkat kesukaan produk cookies berbahan dasar tepung ketan hitam melalui uji hedonik sesuai dengan sifat sensori yang telah ditentukan dan mengetahui hasil daya terima produk cookies berbahan dasar tepung ketan hitam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan langkah-langkah berupa analisis resep, uji coba, uji sensori dan uji hedonik. Atribut sensori yang menjadi acuan oleh panelis meliputi bentuk, warna, aroma, rasa, tekstur, kerenyahan dan kesan keseluruhan. Berdasarkan pengolahan data dan hasil uji penerimaan yang telah dilakukan oleh 4 panel pencicip perseorangan (individual expert) dan uji sensori hedonik yang dilakukan kepada 30 orang panel tidak terlatih (untrained panel) didapatkan bahwa produk cookies berbahan dasar tepung ketan hitam disukai baik dari segi bentuk, warna, aroma, rasa, tekstur, kerenyahan, dan kesan keseluruhan dan sangat diterima secara positif sebagai inovasi produk cookies. Kata Kunci: Daya Terima, Cookies, Tepung Ketan Hitam, Inovasi Produk.
PEMANFAATAN PATI GANYONG (Canna Edulis) PADA PEMBUATAN MIE SEGAR SEBAGAI UPAYA PENGANEKARAGAMAN PANGAN NON BERAS Lucia Tri Pangesthi
Media Pendidikan Gizi dan Kuliner Vol 1, No 1 (2009)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.55 KB) | DOI: 10.17509/boga.v1i1.6277

Abstract

Mie ganyong adalah wujud produk diversivikasi pangan sumber karbohidrat berbasis tepung komposit dari terigu dan pati ganyong. Penelitian ini bertujuan menemukan formula mie ganyong dari tepung komposit, terigu dan pati ganyong dengan penambahan soda abu. Dilakukan eksperimen dengan desain pola factor ganda. Rancangan penelitian terdiri atas sembilan perlakuan terbagi atas tiga perlakuan proporsi tepung komposit (terigu: pati ganyong), yaitu: 70:30; 60:40; 50:50 dan tiga perlakuan proporsi soda abu, yaitu 0,5 %, 0,75 %, 1 %. Metode yang digunakan observasi melalui uji organoleptik dengan panelis ahli sebanyak 15 orang. Data uji organoleptik mie dianalisis dengan anava ganda dengan bantuan program SPSS. Hasil uji Anava ganda menunjukkan (1) proporsi pati ganyong berpengaruh terhadap warna, aroma, kekenyalan, rasa dan kesukaan mie ganyong.; (2) proporsi soda abu berpengaruh terhadap aroma dan kekenyalan, akan tetapi tidak pada warna, rasa dan kesukaan mie ganyong; (3) interaksi antara proporsi pati ganyong dan proporsi soda abu berpengaruh terhadap warna, aroma, rasa, dan kesukaan, akan tetapi tidak pada kekenyalan mie ganyong; (4) hasil penilaian rerata terbaik untuk warna, rasa adalah mie ganyong perlakuan 2 ( proporsi pati ganyong- terigu 30 % : 70 % dan soda abu 0,75 %), untuk aroma adalah mie ganyong perlakuan 1( proporsi pati ganyong- terigu 30 % : 70 % dan soda abu 0,75 %), untuk kekenyalan adalah mie ganyong perlakuan 6 ( proporsi pati ganyong- terigu 40 % : 60 % dan soda abu 1 %), untuk tingkat kesukaan adalah mie ganyong perlakuan 2 (proporsi pati ganyong – terigu 30 % : 70 % dan soda abu 0,75 %) dengan kriteria warna kuning cukup kusam, sedikit berasa dan beraroma ganyong dan cukup kenyal; (5) hasil penilaian kimiawi mie ganyong segar (per 100 gram) dari formulasi dengan komposisi proporsi pati ganyong – terigu, 30 % : 70 %, air 30%, garam 0,8 % dan soda abu 3,75% (dari berat total tepung ) adalah protein kasar 9,5109 %, lemak kasar 0,8361 %, serat kasar 0,3067 %, Ca 0,2792 %, abu 1,3712 %, bahan kering 71, 7447 %, BETN 59,7198 %, ME 2574,63 Kcal/kg.
POLA KONSUMSI MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA BAYI USIA 12-24 BULAN (CONSUMPTION PATTERN OF COMPLEMENTARY FOOD IN INFANTS AGES 12-24 MONTHS Rostika Rostika; Elis Endang Nikmawati; Cica Yulia
Media Pendidikan Gizi dan Kuliner Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.329 KB) | DOI: 10.17509/boga.v8i1.19238

Abstract

Beberapa masalah yang berkaitan dengan pola konsumsi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi usia 12-24 bulan yaitu memiliki nafsu makan rendah, suka memilih jenis makanan tertentu, dan tidak ingin makan dalam jumlah banyak sehingga akan berpengaruh terhadap status gizi bayi. Tujuan dalam penelitian ini adalah memperoleh gambaran pola konsumsi MP-ASI yang berkaitan dengan jenis MP-ASI, frekuensi konsumsi MP-ASI dan tingkat kecukupan gizi MP-ASI. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling dengan jumlah responden 60 orang. Instrumen berupa kuesioner penelitian, semiquantitative food frequency questionnaire dan recall 2x24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (76,7%) bayi usia 12-24 bulan mengonsumsi jenis makanan sesuai dengan anjuran Kemenkes 2014 yaitu makanan padat berupa nasi dan lauk pauk seperti makanan keluarga. Frekuensi makan pada bayi usia 12-24 bulan di Kelurahan Isola lebih dari setengahnya (65%) bayi mengonsumsi makanan utama sebanyak 3-4 kali/hari dan 71,6% mengonsumsi makanan selingan sebanyak 1-2 kali/hari. Kontribusi zat gizi MP-ASI terhadap pemenuhan AKG diantaranya energi sebesar 58,9%, zat gizi protein sebesar 80,2%. zat gizi lemak sebanyak 43,5%, kontribusi karbohidrat sebesar 69,1%, kecukupan mineral kalsium sebanyak 23,4%, fosfor sebesar 35,7%, zat besi memenuhi 66,4%, vitamin A sebanyak 65,8% dan vitamin C sebesar 58,7%. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan masyarakat dapat memberikan konsumsi MP-ASI kepada bayi usia 12-24 bulan dengan lebih baik lagi
THE BENEFITS OF LEARNING OUTCOMES STUDENTS PRESERVING FOOD AT READINESS PRODUCTS ENTREPRENEURSHIP PRESERVED FOODS Wiji Nurcahyani; Ellis Endang Nikmawati; Rita Patriasih
Media Pendidikan Gizi dan Kuliner Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.819 KB) | DOI: 10.17509/boga.v2i1.6429

Abstract

The background of research is the result of the practice preserving food that has not been used optimally as entrepreneurial opportunities by students. The purpose of this study to know the benefits of learning outcomes in readiness entrepreneurship food preservation products at food and culinary education study program 2010. The method used is descriptive and the sample are purposive by 48 respondents. Research data collection using the closed questionnaire. The results showed the benefits of learning outcomes in food preservation entrepreneurship student readiness preserved food products associated with mastery and understanding of the material to be useful to the criteria with an average percentage of 64%, the accuracy and precision in the use of food additives (BTM), packaging and labeling attitudes and knowledge related to entrepreneurship preserved food products are quite beneficial to the criteria with an average percentage of 60%, in the preparation of a mature business planning related to readiness for entrepreneurship motives and purposes are beneficial to the criteria with an average percentage of 65% , the failure to address the students' skills in practice relating to physical readiness, attitudes and emotional criteria are useful in the average percentage of 64%, and the skills of students in practicing a variety of food preservation products that vary relating to preservation readiness skills are at useful criteria with an average percentage of 63%. Suggestions to food and culinary education study in order to maintain and develop the knowledge, attitudes and skills to be better prepared entrepreneurship preserved food products.
Pengetahuan Pengoperasian Kitchen Equipment Mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Boga Hanisah Hanisah; Sudewi Yogha; Yulia Rahmawati
Media Pendidikan Gizi dan Kuliner Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.825 KB) | DOI: 10.17509/boga.v9i1.23391

Abstract

Penelitian ini di latar belakangi oleh terdapatnya permasalahan berupa adanya mahasiswa yang masih kurang memahami bagaimana fungsi dan pengoperasian kitchen equipment, seperti kurangnya pemahaman cara pengoperasian oven listrik dan oven gas yang berada di Laboratorium Patiseri dimana mekanisme dan tahapan ketika mengoperasikan belum sesuai dengan Standar Operasional Procedure (SOP) sehingga mengakibatkan kecelakaan kerja di area dapur. Tujuan penelitian untuk mengetahui kemampuan pengetahuan mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Boga mengenai pemahaman dapur, peralatan dapur, dan penerapan langkah-langkah pengoperasian kitchen equipment. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian berjumlah sebanyak 157 mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Boga yang telah mengampu mata kuliah Manajemen Dapur dan sampel sebanyak 62 orang mahasiswa angkatan 2015, 2016, dan 2017 yang diambil dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Boga tentang pengetahuan dapur berada pada kategori cukup memahami (51%), pengetahuan tentang pemahaman peralatan dapur berada pada kategori baik (74%) dan pengetahuan tentang penerapan langkah-langkah pengoperasian kitchen equipment berada pada kategori cukup memahami (53%). Kesimpulan hasil penelitian tentang Pengetahuan Pengoperasian Kitchen Equipment Mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Boga termasuk ke dalam kategori cukup memahami dengan persentase keseluruhan sebesar 59%. Kata Kunci: Kitchen Equipment, pengoperasian, pengetahuan.
MANFAAT HASIL BELAJAR “BISNIS MAKANAN DIET” SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA KATERING DIET Elin Anjasari; Elis Endang Nikmawati; Tati Setiawati
Media Pendidikan Gizi dan Kuliner Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.56 KB) | DOI: 10.17509/boga.v4i1.8365

Abstract

Latar belakang dalam penelitian ini adalah pada saat ini kebanyakan orang kurang memperhatikan pola hidup yang sehat. Banyak orang memilih untuk makan di luar rumah karena belum sempat menyiapkan makanan di rumah dengan alasan aktivitas mereka yang cukup menyita waktu. Contohnya, biasanya mereka terbiasa makan di luar yang kurang memperhatikan kesehatan. Maka dengan melihat kondisi yang seperti di atas, bisa menjadi peluang untuk membuka usaha bisnis makanan diet, khususnya dalam usaha restoran atau katering. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang manfaat hasil belajar “Bisnis Makanan Diet” sebagai kesiapan membuka usaha katering diet yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan sampel purposive sebanyak 26 orang yang telah lulus Mata Kuliah Bisnis Makanan Diet. Instrumen dan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner (angket). Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata manfaat hasil belajar “Bisnis Makanan Diet” sebagai kesiapan usaha katering diet berada pada kriteria bermanfaat yang berkaitan dengan perencanaan sebesar 65%, pengorganisasian sebesar 70%, penggerakan sebesar 72% dan pengendalian sebesar 69%. Saran ini ditujukan kepada Tenaga pengajar atau Dosen agar selalu memotivasi mahasiswa supaya lebih siap untuk membuka usaha katering diet dan membantu dalam mencari peluang pasar usaha bisnis makanan diet serta memberikan wawasan tentang bisnis makanan diet.
SUBTITUSI TEPUNG LABU KUNING PADA PEMBUATAN COOKIES KASTENGEL Nisa Rahmaniyah Utami; Zahra Tri Prasetyawati
Media Pendidikan Gizi dan Kuliner Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.828 KB) | DOI: 10.17509/boga.v9i2.33017

Abstract

Labu kuning adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat dan kaya akan sumber vitamin maupun protein serta memiliki banyak kegunaan baik untuk makanan maupun dijadikan sebagai tepung/bahan utama dalam pembuatan suatu makanan seperti cookies maupun roti. Namun sayangnya masih kurangnya pemanfaatan tepung labu kuning sebagai sumber makanan. Oleh karena itu Penulis membuat cookies cookies kastengel dengan penambahan tepung labu kuning untuk lebih mengembangkan kegunaan tepung labu kuning sebagai bahan dasar cookies dan mengetahui apa masyarakat sekitar menyukai produk yang dibuat dengan bahan dasar tepung labu kuning. Penelitian ini menggunakan metode kuisioner dengan uji kesukaan dari Panelis. Penulis mencari formulasi yang baik untuk diaplikasikan ke Cookies Kastengel sebelum dibagikan kepada panelis. Yang selanjutnya Penulis menggambarkan jawaban responden dari hasil kuisioner. Penulis mencari tahu hasil penelitian dengan mencari data mean, median, modus, dan standar deviasi. Hasil yang didapatkan dengan mengambil nilai rata-rata dari 4 (empat) aspek yaitu warna, aroma, tekstur, rasa adalah cookies kastengel (20% tepung labu kuning 80% tepung terigu) dengan nilai keseluruhan panelis ahli total 35,6 dengan rata-rata 2,96 dan untuk panelis tidak ahli menyukai cookies kastengel (20% tepung labu kuning dan 80% tepung terigu) dengan nilai keseluruhan total 38 dengan rata-rata 3,16. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan tepung labu kuning dalam pembuatan cookies kastengel dapat dikatakan berhasil dengan hasil uji kesukaan yang didominasi dengan rasa suka. 
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENGOLAHAN MAKANAN KONTINENTAL DI SMKN 2 BALEENDAH Popi Destia Widiawati; Atat Siti Nurani; Rita Patriasih
Media Pendidikan Gizi dan Kuliner Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.166 KB) | DOI: 10.17509/boga.v4i2.8417

Abstract

Pendekatan saintifik learning merupakan pendekatan pembelajaran yang digunakan pada kurikulum nasional. SMKN 2 Baleendah dijadikan contoh dalam menggunakan kurikulum nasional. Pengolahan Makanan Kontinental (PMK) merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Penggunaan pendekatan saintifik learning pada mata pelajaran pengolahan makanan kontinental kurang optimal. Tujuan penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai penerapan pendekatan saintifik learning pada mata pelajaran Pengolahan Makanan Kontinental khususnya materi sauce ditinjau dari hasil belajar, langkah pembelajaran serta aktifitas siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental Design dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Hasil penelitian menunjukan hasil belajar pada kelas saintifik learning mengalami peningkatan yaitu sebesar 52,74% dari hasil pretest-postest dan termasuk pada kriteria N-Gain Tinggi, sedangkan aktifitas siswa ada pada kriteria baik sebanyak 80,55%. Sementara hasil belajar kelas konvensional mengalami peningkatan sebesar 39,56% dari hasil pretest-postest dan termasuk pada kriteria N-Gain sedang, sedangkan aktifitas siswa ada pada kriteria sedang dengan nilai 42,07%. Selanjutnya untuk langkah pembelajaran pada kedua kelas terlaksana dengan baik dan sesuai dengan pendekatan yang digunakan. Dari hasil belajar serta aktifitas siswa dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik learning mampu meningkatkan kemampuan kognitif siswa melalui aspek pengetahuan (C1),Pemahaman (C2),Penerapan (C3)serta aktifitas siswa pada mata pelajaran PMK dengan materi sauce.
Porang Tubers Nisa Rahmaniyah Utami; Muhammad Almiraji
Media Pendidikan Gizi dan Kuliner Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.129 KB) | DOI: 10.17509/boga.v10i2.40791

Abstract

Porang tubers are plants that have many benefits and are rich sources of vitamins and protein as well as many uses for both food and as flour/main ingredient in the manufacture of foods such as cakes and noodles. However, it is unfortunate that there is still a lack of utilization of porang tubers flour as a food source. Therefore, the author made a kastangel cake with the addition of porang tuber flour to further develop the use of porang bulbs flour as a cake base and to find out the interest of the surrounding community towards the preference for products made with porang tuber ingredients. This study uses a questionnaire method with a preference test from the panelists, then the authors look for information on a good formulation to be applied to the kastangel cake before being tested on the panelists. Which later the author will record the answers of respondents from the results of the questionnaire. The author finds out the results of the study by looking for the mean, median, mode, and standard deviation data. The results are obtained by taking the average value of 4 (four) aspects, namely color, aroma, texture, taste in kastangel cake. (30% porang tuber flour 70% wheat flour) with an overall value of 38.68 consumer panelists with an average of 3.22 and for expert panelists to like kastangel cakes with formulations (30% porang tuber flour and 70% wheat flour) with the total score is 41.2 with an average of 3.22. The results of this study indicate that the use of porang tuber flour in making kastangel cake can be said to be successful with the results of the preference test which are dominated by liking.

Page 6 of 21 | Total Record : 201