cover
Contact Name
Achsan
Contact Email
kjif@unjani.ac.id
Phone
+6222-6629821
Journal Mail Official
kjif@unjani.ac.id
Editorial Address
FAKULTAS FARMASI UNIVERSETAS JENDERAL ACHMAD YANI Jl. Terusan Jenderal Sudirman PO BOX 148, Cimahi, Jawa Barat, 40531, Indonesia
Location
Kota cimahi,
Jawa barat
INDONESIA
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi
ISSN : 23546565     EISSN : 25023438     DOI : https://doi.org/10.26874/kjif.v6i1.135
Kartika: Jurnal Ilmiah Farmasi (KJIF) merupakan media publikasi ilmiah dalam bidang kefarmasian yang diterbitkan oleh Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, bekerjasama dengan Ikatan Apoteker Indonesia (PD IAI Jawa Barat). Ruang lingkup artikel yang diterbitkan adalah: Farmasetika, Kimia Farmasi, Kimia Analisa, Farmasi Fisika, Farmakognosi dan Etnobotani, Natural Produk, Farmakologi dan Toksikologi, Praktik Kefarmasian dan Farmasi Rumah Sakit, Farmakogenomik, Farmakoekonomi, Studi Kasus dan Uji Klinis.
Articles 126 Documents
Pengaruh Fermentasi Umbi Suweg (Amorphophallus campanulatus) Terhadap Kadar Makronutrien Dan Nilai Indeks Glikemik Mencit Dian Ratih Laksmitawati; Umi Marwati; Vergie Indriani
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6 No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v6i1.124

Abstract

Bahan pangan berindeks glikemik rendah makin diminati masyarakat. Salah satu karbohidrat sebagai bahan pangan adalah umbi suweg. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh fermentasi bakteri asam laktat pada kadar makronutrien (protein, lemak, karbohidrat) dan indeks glikemik tepung umbi suweg (Amorphophallus campanulatus). Umbi suweg diiris tipis, difermentasi dengan 10% isolat bakteri asam laktat T1-2,isolat bakteri dari penelitian sebelumnya, kemudian diinkubasi pada suhu ruangan selama 4 hari. Hasil fermentasi kemudian dibuat tepung. Tepung suweg terfermentasi diuji untuk menentukan indeks glikemik menggunakan mencit percobaan. Kadar makronutrien karbohidrat, lemak dan protein ditentukan secara kimia.Hasil pengujian menunjukkan selama proses fermentasi BAL 0-4 hari terjadi peningkatan viabilitas BAL dari hari ke-0 sampai hari ke-2 (3,64x108- 20,38x108 sel/ml) dan mengalami penurunan setelah hari ke-2 (14,63x108-7,91x108 sel/ml), jumlah total asam semakin meningkat (0,2066%-1,2599%) seiring dengan pH yang menurun (5,43-4,37). Hasil penetapan kadar protein tepung suweg terfermentasi BAL 7,41%  dan tanpa fermentasi BAL 6,05%. Kadar lemak tepung suweg terfermentasi BAL 0,46% dan tanpa fermentasi BAL 0,38%. Kadar karbohidrat tepung suweg terfermentasi BAL 81,7% dan tanpa fermentasi BAL 82,15%. Nilai indeks glikemik tepung suweg terfermentasi BAL 64,6 dan tanpa fermentasi BAL 69,4. Berdasarkan uji statistik, kadar makronutrien (lemak, karbohidrat, protein) dan indeks glikemik menunjukkan tidak beda nyata (P>0,05).Fermentasi BAL 10% pada tepung suweg selama 4 hari dengan tidak berpengaruh pada nilai indeks glikemik dan kadar makronutrien karbohidrat, lemak dan protein. Kata kunci: Fermentasi, Bakteri Asam Laktat, umbi suweg, makronutrien, indeks glikemik.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI BIJI,KULIT DAN DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP BAKTERI Escherichia Coli dan Staphylococcus Aureus Asep Roni; Maesaroh Maesaroh; Lia Marliani
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6 No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v6i1.134

Abstract

Pendahuluan : Penyakit infeksi merupakan penyakit dengan prevalensi paling banyak ditemukan di Indonesia. Resistensi mikroba terhadap antibiotik merupakan permasalahan dalam dunia pengobatan. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak biji, kulit dan daun pepaya (Carica papaya L.), dan fraksi aktif ekstraknya serta menentukan golongan senyawa dari fraksi aktif yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Metode : Proses ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96% selama 3X24 jam. Ekstrak paling aktif di fraksinasi menggunakan pelarut metanol-air, etil asetat dan n-heksan. Uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan metode difusi agar. Fraksi dengan zona hambat terbesar dilakukan uji bioautografi untuk mengetahui golongan senyawa yang aktif sebagai antibakteri. Hasil : Ekstrak biji,kulit dan daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus  memiliki konsentrasi hambat minimum (KHM) berturut-turut 20%, 30% dan 20%. Sedangkan pada bakteri Escherichia coli berturut-berturut 10%, 20% dan 20%. Fraksi biji metanol-air, etil asetat dan n-heksan terhadap bakteri Staphylococcus aureus memiliki konsentrasi hambat minimum (KHM) berturut-turut 5%, 5% dan 2,5%. Sedangkan pada bakteri Escherichia coli berturut-turut 5%, 2,5% dan 1%.  Pengujian KLT bioautografi fraksi n-heksan diperoleh daerah hambatan pada Rf 0,65 dan 0,88 untuk. Kesimpulan : Ekstrak etanol biji pepaya dan fraksi n-heksan biji pepaya merupakan ekstran dan fraksi yang paling aktif terhadap Escherichia coli dengan KHM 10% dan 1%. Hasil uji bioautografi terhadap fraksi n-heksan biji menunjukkan bahwa senyawa yang diduga memiliki aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli adalah golongan terpenoid.Kata kunci : Antibakteri, Carica papaya L., Escherichia coli, Staphylococcus aureus,bioautografi kontak
COPROCESSED MANITOL-KALSIUM KARBONAT DENGAN TEKNIK SPRAY DRYING SEBAGAI ZAT TAMBAHAN PADA SEDIAAN TABLET Wulan Anggraeni; Saleh Wikarsa; Rachmat Mauludin
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6 No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v6i1.135

Abstract

Coprocessed eksipien merupakan teknik untuk meningkatkan fungsi eksipien seperti kompaktibilitas dan daya alir serbuk. Kalsium karbonat digunakan sebagai diluen yang bersifat basa yang mempunyai sifat kompaktibilitas jelek, sedangkan Manitol merupakan material bersifat plastis dan telah dilaporkan dapat meningkatkan kekuatan dan kompaktibilitas tablet. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan fungsionalitas kalsium karbonat melalui pencampuran dengan manitol secara spray drying. Coprocessed manitol-kalsium karbonat dibuat secara spray drying (SD-MC) dengan perbandingan 80:20; 60:40; 40:60; dan 20:80. Penetapan parameter proses spray drying dengan menggunakan konsentrasi larutan manitol 4%, 8% dan 12% pada suhu inlet 90oC sampai 110oC dan untuk feed rate, tekanan air pump gauge, blower flow meter dengan nilai berturut-turut 6 gram/menit, 1 kg/cm2 dan 0,45 Nm3/menit. Serbuk SD-MC yang dihasilkan kemudian dievaluasi kompaktibilitas serbuk, uji difraksi sinar-X, FTIR dan SEM. Proses yang menghasilkan rendemen paling tinggi diberikan pada konsentrasi larutan manitol 4% dan suhu inlet 110 oC. Nilai tensile strength SD-MC pada daya kompresi 9,81 kN paling besar diperoleh pada perbandingan 60:40 yaitu sebesar 1,93 MPa. Sementara itu, hasil uji analisis difraksi sinar X memberikan puncak-puncak yang sama dengan setiap puncak komponen penyusunnya (manitol dan kalsium karbonat) dan uji FTIR dari serbuk coprocessed tidak terjadi interaksi, serta morfologi yang ditunjukan oleh SEM menunjukan serbuk spray dryied menghasilkan partikel sferis. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan, SD-MC dengan perbandingan 60:40 memiliki kompaktibilitas serbuk yang paling baik.
OPTIMASI FORMULA OBAT KUMUR EKSTRAK HERBA ASHITABA (Angelica keiskei) SEBAGAI ANTIBAKTERI KARIES GIGI Yohanes Juliantoni; Dyke Gita Wirasisya
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6 No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v6i1.136

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk melihat aktifitas antibakteri pada ashitaba (Angelica keiskei) dan formulasinya dalam bentuk obat kumur. Metode maserasi digunakan untuk mengekstraksi ashitaba dengan larutan penyari etanol 96%. Ekstrak etanolik ashitaba diuji efektivitas antibakteri Streptococcus mutan dengan metode kultur untuk memperoleh nilai KBM (Kadar Bunuh Minimum). Nilai KBM digunakan untuk menentukan dosis sediaan obat kumur. Uji formula obat kumur meliputi tanggap rasa yang dilakukan terhadap 20 responden berdasarkan rasa, aroma, kejernihan dan kekentalan. Rendemen ekstrak etanol ashitaba diperoleh sebesar 17,52% dengan Nilai KBM sebesar 0,500 mg/mL. Hasil uji sifat fisik tujuh sediaan obat kumur menunjukkan bahwa ekstrak etanol ashitaba dapat dibuat sediaan obat kumur (mouthwash), dengan formula optimal menggunakan gliserin 100% didapatkan nilai desirability sebesar 0,853.
PERBANDINGAN KADAR PROTEIN TELUR PADA TELUR AYAM DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VIS Nurfijrin Ramadhani; Herlina Herlina; Anjani Chintya Pratiwi
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v6i2.142

Abstract

Abstrak Protein yang terdapat dalam makanan hewani seperti telur dikatakan sebagai protein sempurna. Telur terbagi atas bagian kuning dan putih yang mempunyai nilai protein yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar protein putih dan kuning telur dari 2 jenis telur ayam. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dimana pengambilan sampel sesuai dengan persyaratan, yaitu 2 jenis telur ayam, telur ayam ras dan telur ayam kampung dengan karakteristik tidak busuk, kulit telur tanpa bercak, kulit telur berwarna coklat/putih bersih, mutu kesegaran telur penyimpanan kurang dari 1 minggu. Metode penelitian yang dilakukan yaitu analisis kualitatif protein menggunakan metode pereaksi warna biuret, sedangkan analisis kuantitatif menggunakan spektrofotometri sinar tampak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar protein pada putih telur ayam ras memiliki kadar terendah 863,3 mg/mL dan pada kuning telur ayam kampung memiliki kadar protein tertinggi 1.229,5 mg/mL, dan kadar protein putih telur ayam kampung 945,07 mg/mL, kuning telur ayam ras 930,9 mg/mL.Kata Kunci :  Protein, Telur AyamRas, Telur Ayam Kampung, Biuret, SpektrofotometriVis Comparison of protein level in eggs using spectrophotometry Abstract Proteins contained in animal foods such as eggs are said to be perfect proteins. Eggs are divided into yellow and white parts that have different protein values. The purpose of this study was to determine the differences in levels of white and egg yolk protein from 2 types of chicken eggs. In this study the sampling technique used a purposive sampling method, where sampling was in accordance with the requirements, namely 2 types of chicken eggs, chicken eggs and native chicken eggs with characteristics not rot, eggshells without blotches, brown / white egg shells, quality egg storage freshness less than 1 week. The research method used was qualitative analysis of proteins using the biuret color reagent method, while quantitative analysis using visible spectrophotometry. The results showed that protein content in race chicken egg whites had the lowest levels of 863.3 mg/mL and in chicken egg yolks had the highest protein content of 1229.5 mg/mL, and the protein content of free-range egg white chicken 945.07 mg/mL, race chicken egg yolk 930.9 mg/mLKeywords: Protein, Ras-Chicken Egg, Village Chicken Egg, Biuret, Vis Spectrophotometry
Formulasi Sediaan Mikroemulsi Gel Anti Jerawat Mengandung Kombinasi Minyak Jinten Hitam (Nigella sativa L.) dan Minyak Zaitun (Olea europaea L.) Sani Ega Priani; Wulan Kartika Dewi; Amila Gadri
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v6i2.143

Abstract

Abstrak Jerawat adalah penyakit kulit yang paling sering terjadi dan timbul akibat penyumbatan atau inflamasi pada kelenjar pilosebasea. Propionibacterium acnes diketahui merupakan bakteri utama pemicu terjadinya inflamasi pada jerawat. Minyak jinten hitam dan minyak zaitun diketahui memiliki aktivitas antibakteri sehingga dapat dikembangkan untuk pengobatan jerawat karena infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri kombinasi minyak jinten hitam dan minyak zaitun terhadap P. acnes dan memformulasikannya ke dalam bentuk sediaan mikroemulsi gel. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar pada konsentrasi kombinasi minyak 0,25; 0,5; dan 1%. Formulasi sediaan mikroemulsi gel dilakukan dengan menggunakan cremophor RH 40 sebagai surfaktan, gliserin sebagai kosurfaktan, dan viscolam mac 10 sebagai gelling agent. Karakterisasi sediaan meliputi pengujian organoleptis, pH, viskositas, sifat alir, ukuran globul, dan stabilitas termodinamik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi minyak 0,5% sudah memberikan aktivitas antibakteri terhadap P. acnes dengan diameter hambat 12,47±1,07mm. Formula optimum mikroemulsi gel adalah formula yang mengandung minyak (6%), cremophor RH 40 (35%), gliserin (35%), dan gel viskolam 20%. Sediaan mikroemulsi gel memiliki rata rata ukuran globul 120 nm yang memenuhi persyaratan ukuran globul mikroemulsi. Sediaan mikroemulsi gel stabil berdasarkan hasil uji stabilitas termodinamik dengan tidak terlihat adanya pemisahan fase. Kata kunci :   Minyak jinten hitam, Minyak zaitun, P. acnes, Mikroemulsi gel Formulation of anti acne microemulsion gel containing combination of black seed oil (Nigella sativa L.)  and olive oil (Olea europaea L.)  Abstract Acne vulgaris is the most common skin disease involving blockage and/or inflammation of pilosebaceous unit. Propionibacterium acnes  has been recognized as pus-forming bacteria triggering an inflammation in acne. Black seed and olive oil are herbal medicines that known have antibacterial activity, that could be develop for acne treatment. This research was conducted to determine antibacterial activity of black seed and olive oil combination against P. acnes and develop the microemulsion gel preparation containing of the oil. Antibacterial activity test was conducted by agar diffusion method at concentration at 0,25; 0,5; and 1% of oil combination. Microemulsion gel was made using cremophor RH 40 as surfactant, glycerine as cosurfactant, and viscolam mac 10 as gelling agent.  Microemulsion gel was evaluated by organoleptic, pH, rheologycal properties, spreadability, droplet size, and   thermodinamic  stabilitiy test. The result showed that concentration 0,5% of oil combination has antibacterial activity towards P. acnes with inhibitory diameter 12,47 ± 1,069 mm. Optimum formula microemulsion gel with the finest characteristic, containing the oil combination (6%), cremophor RH 40  (35%), gliserin  (35%), and  viscolam gel  20%. The average of droplet size microemulsion gel is 120 nm and those size are qualify with the droplet size of microemulsion. The microemulsion gel was stabile based on thermodinamic stability tests without phase separation. Keywords:       black seed oil, olive oil, P. acnes, microemulsion gel
PENETAPAN KADAR SEDIAAN MULTIKOMPONEN OBAT BATUK DAN FLU MENGGUNAKAN METODE ZERO-CROSSING Athina Mardatillah; Mira Andam Dewi; Anggi Gumilar
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6 No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v6i1.144

Abstract

Flu dan batuk adalah penyakit yang biasa terjadi pada masyarakat Indonesia. Obat flu dan batuk banyak tersebar di pasaran dalam bentuk sirup maupun tablet multikomponen. Untuk memastikan mutu sediaan dalam keadaan baik maka perlu dilakukan analisis terhadap kadar zat aktif dalam sediaan. Pada umumnya penetapan kadar zat aktif dalam sediaan multikomponen dilakukan dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) akan tetapi metode tersebut memerlukan biaya yang mahal dan waktu relatif lama. Penggunaan spektrofotometer uv-vis dengan metode derivatif dapat digunakan untuk mengukur sediaan multikomponen. Untuk itu dilakukan pengembangan metode spektrofotometri uv-visibel sehingga dapat menjadi metode alternatif dalam penetapan kadar tablet multikomponen. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa nilai linieritas yang diperoleh baik dari keempat zat aktif dengan nilai ≥ 0,997 dan rentang pengukuran dilakukan diatas batas deteksi serta batas kuantisasi masing-masing zat aktif. Akan tetapi nilai akurasi dan presisi yang diperoleh dari penelitian ini tidak menunjukkan hasil yang memuaskan dikarenakan perbedaan konsentrasi setiap zat aktif jauh.
ANALISIS FRAGMEN DNA DARI BAKTERI PSEUDOMONAS FLUORESCENS SEBELUM DAN SESUDAH IMOBILISASI DALAM κ-KARAGENAN Syarif Hamdani; Isma Oktadiana; Dewi Astriany
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v6i2.153

Abstract

Abstrak Imobilisasi merupakan pengurungan fisik atau lokalisasi bakteri utuh dalam lingkungan tertentu untuk memaksimalkan aktivitas biokatalis yang diinginkan. Imobilisasi mampu menyediakan bakteri sebagai biokatalis dalam konsentrasi tinggi sehingga dapat  meningkatkan efisiensi serta produktivitas. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati efek imobilisasi terhadap fragmen DNA bakteri setelah penyimpanan dingin selama lima bulan, bakteri yang digunakan adalah Pseudomonas fluorescens yang diimobilisasikan pada κ-karagenan lokal yang berasal dari perairan Karimun Jawa. Pengamatan dilakukan terhadap fragmen DNA setelah direstriksi oleh enzim EcoRI dan dianalisis menggunakan elektroforesis gel. Bakteri diimobilisasi dalam karagenan pada konsentrasi 1% dan 2% (b/v). Hasil menunjukkan bahwa DNA P.fluorescens memberikan fragmen identik antara bakteri terimobilisasi dan tanpa imobilisasi. Kata Kunci :  Imobilisasi, Pseudomonas fluorescens, Karagenan, Elektroforesis Gel. Analysis of Pseudomonas fluorescens’s  DNA fragments before and after immobilize in κ-carrageenan  Abstract Immobilization is physical confinement or localization of bacteria in a particular environment to maximize biocatalyst activity. Immobilization provide bacteria as biocatalysts in high concentrations in order to increase efficiency and productivity. This study was conducted to observe the effect of immobilization to bacterial DNA fragments after cool storage for five months, bacteria used was Pseudomonas fluorescens that immobilized in local κ-carrageenan from Karimun Jawa. Observations conducted to DNA fragments after being restricted by EcoRI enzymes and analyzed using gel electrophoresis. The bacteria were immobilized in carrageenan on concentrations of 1% and 2% (w / v), respectively. Result shown that P.fluorescens's DNA gave similar fragments between immobilized and without immobilized. Keywords:  Immobilization, Pseudomonas fluorescens, Carrageenan, Gel Electrophoresis.
Pengaruh Gel Ekstrak Daun Kerehau (Callicarpa longifolia Lam.) Terhadap Penyembuhan Luka Pada Model Tikus Diabetes Sansan Candra; Elis Susilawati; I Ketut Adnyana
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v6i2.154

Abstract

Abstrak Luka diabetes adalah infeksi, luka dan destruksi pada penderita diabetes melitus. Daun kerehau secara empiris digunakan oleh suku Dayak Tunjung sebagai obat luka dan bengkak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gel ekstrak daun kerehau terhadap penyembuhan luka pada model tikus diabetes. Induksi diabetes dilakukan menggunakan aloksan dosis 75 mg/kg BB intravena. Model hewan diabetes dibuat luka dengan kedalaman 0,3 cm menggunakan scalpel steril pada bagian punggung. Hewan uji dibagi menjadi lima kelompok dan mendapatkan sediaan basis gel, Prontosan® gel, sediaan gel ekstrak daun kerehau konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10%. Pengolesan gel dilakukan dua kali sehari selama 13 hari. Parameter penyembuhan luka dilakukan dengan mengukur panjang luka dan dinyatakan dengan persentase penyembuhan luka. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan pemberian gel ekstrak daun kerehau dapat mempercepat penyembuhan luka pada model tikus diabetes dimana sediaan gel ekstrak daun kerehau konsentrasi 2,5% memberikan kesembuhan pada hari ke-13, sediaan gel konsentrasi 5% pada hari ke-12, dan sediaan gel konsentrasi 10% pada hari ke-9. Hasil juga menunjukkan rata-rata persentase penyembuhan luka pada kelompok konsentrasi 10% lebih tinggi dibandingkan konsentrasi 2,5% dan 5%. Dapat disimpulkan bahwa pemberian gel ekstrak daun kerehau dapat menyembuhkan luka pada model tikus diabetes. Kata kunci:    Luka diabetes, daun kerehau, penyembuhan luka Effect of Kerehau Leaves Extract Gel to Wound Healing Process  in Diabet Rats Model Abstract Diabetic wounds are infection, injury and destruction in people with diabetes mellitus. Kauhau leaves are empirically used by the Tunjung Dayak tribe as a medicine for wounds and swelling. The aim of this study was to determine the effect of Kerehau leaf extract gel on wound healing in diabetic mouse models. Induction of diabetes is done using alloxan dose of 75 mg / kg BW intravenously. The diabetic animal model was made with a 0.3 cm depth wound using a sterile scalpel on the back. The test animals were divided into five groups and obtained base gel preparations, Prontosan® gel, preparations of Kerehau leaf extract gel concentrations of 2.5%, 5%, and 10%. Gel application is done twice a day for 13 days. Wound healing parameters were performed by measuring the length of the wound and expressed by the percentage of wound healing. The test results showed that administration of Kerehau leaf extract gel could accelerate wound healing in diabetic mouse models where the preparations of Kerehau leaf extract gel with a concentration of 2.5% gave healing on the 13th day, preparations for 5% gel on 12th day, and preparations gel concentration of 10% on day 9. The results also showed that the average percentage of wound healing in the concentration group was 10% higher than the concentration of 2.5% and 5%. It can be concluded that administration of Kerehau leaf extract gel can heal wounds in diabetic mouse models. Keywords:  Diabetic ulcer, kerehau leaf, wound healing
Potensi Ekstrak Etanol Kulit Jeruk Lemon (Citrus limon L.) Sebagai Obat Alternatif Hiperkolesterolemia Pada Tikus Wistar Hiperglikemik Deni Tri Hartanto; Ellen Lydia Kurniasari; Ribka Artha Maria; Puspa Sari Dewi; Vina Septiani
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v6i2.156

Abstract

Abstrak Jeruk lemon (Citrus limon L) secara empiris telah digunakan masyarakat untuk menurunkan berat badan.  Selain itu perasan jeruk lemon pun dipercaya mampu menurunkan kadar kolesterol darah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi ekstrak etanol kulit jeruk lemon sebagai obat alternatif hiperkolesterolemia pada tikus wistar hiperglikemia dengan menggunakan metode proteksi. Proses ekstraksi kulit buah jeruk lemon dilakukan dengan metode maserasi.  Semua tikus diberi sediaan uji sesuai dengan kelompoknya (kontrol, ekstrak etanol jeruk lemon, pembanding simvastatin) bersamaan dengan intervensi fruktosa 60% yang dicampur dalam makanannya selama 6 minggu. Pemeriksaan kadar kolesterol total dilakukan setiap minggu. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah lemon mampu menghambat peningkatan kadar kolesterol total tikus wistar hiperglikemia.  Ekstrak etanol kulit buah lemon dosis 70 mg/kg bb menunjukkan hasil terbaik yang berbeda bermakna dibanding kelompok kontrol (p<0,05) pada penelitian ini. Dengan demikian, ekstrak etanol kulit jeruk lemon berpotensi untuk digunakan sebagai obat alternatif hiperkolesterolemia. Kata Kunci : Hiperkolesterolemia, Lemon, Fruktosa 60% Potency of lemon peel ethanolic extract (Citrus limon L.) as alternative drug for hypercholesterolemia in hyperglycemic wistar rat Abstract  Lemon (Citrus limon L) empirically has been used by the community to lose weight. Besides lemon juice is also believed to be able to reduce blood cholesterol levels. This study aims to determine the potential of ethanol extract of lemon peel as an alternative medicine for hypercholesterolemia in hyperglycemic wistar rats using the protection method. The process of extracting lemon peel is done by maceration method. All rats were given a test preparation according to their group (control, lemon ethanol extract, compared to simvastatin) together with intervention of fructose 60% mixed in the food for 6 weeks. Examination of total cholesterol levels is carried out every week. The test results showed that the ethanol extract of lemon peel was able to inhibit the increase of total cholesterol levels in hyperglycemic wistar rats. The ethanol extract of lemon peel doses of 70 mg / kg bw showed the best results which were significantly different than the control group (p <0.05) in this study. Thus, the ethanol extract of lemon peel has the potential to be used as an alternative drug for hypercholesterolemia. Keywords : Hypercholesterolemia, Lemon, Fructose 60 %

Page 8 of 13 | Total Record : 126