cover
Contact Name
Lana Santika Nadia
Contact Email
thp@upy.ac.id
Phone
+6282349408605
Journal Mail Official
thp@upy.ac.id
Editorial Address
Jl. IKIP PGRI I Sonosewu No.117, Sonosewu, Ngestiharjo, Kec. Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55182
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Journal of Innovative Food Technology and Agricultural Product
ISSN : -     EISSN : 3032064X     DOI : https://doi.org/10.31316/jitap.vi
Core Subject : Agriculture,
Journal of Innovative Food Technology and Agricultural Product (JITAP) is publisehd by Department of Agricultural Product Technology (THP) of Universitas PGRI Yogyakarta. This journal aims to publish the result of research studies, scientific studies, or review in food science and technology that conducted by researchers, lecturers, practitioners in the field of food science and technology. This journal is published two times a years ini December and June , E-ISSN 3032-064X DOI https://doi.org/10.31316/jitap.vi
Articles 35 Documents
Review: Senyawa Fitokimia Daun Kunyit Sri Harmini; Dharend Lingga Wibisana
Journal of Innovative Food Technology and Agricultural Product Volume 1, No. 1, Desember 2023
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jitap.vi.5744

Abstract

Tanaman kunyit merupakan salah satu tanaman yang banyak dimanfaatkan karena memiliki efek yang baik bagi kesehatan manusia. Pemanfaatan kunyi terbatas pada rimpang kunyit. Bagian lain dari tanaman kunyit, antara lain adalah daun, belum banyak dimanfaatkan. Keberadaan daun kunyit sebagai limbah, dapat memberikan dampak yang kurang baik terhadap lingkungan. Jumlahnya yang cukup melimpah, dapat dimanfaatkan sebagai sumber senyawa fitokimia dan diaplikasikan pada industri makanan dan obat-obatan. Jurnal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap manfaat daun kunyit ditinjau dari kandungan senyawanya, aktivitas antimikrobianya, minyak esensial yang dihasilkan dan pengaruh efek perlakuan terhadap kandungan senyawa fitokimianya. Hasilnya menunjukan bahwa daun kunyit memiliki aktivitas antimikrobia yang baik dengan adanya senyawa flavonoid dan tanin.
Analisis Cemaran Mikroba dalam Produk Minuman Sari Kedelai dengan Metode Total Plate Count (TPC) Suharman, Suharman; Izzati, Nuril Khoirunisa; Himelda, Tia Aulia Nashawa
Journal of Innovative Food Technology and Agricultural Product Volume 1, No. 1, Desember 2023
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jitap.vi.5748

Abstract

Sari kedelai merupakan produk minuman berbahan baku kedelai yang tinggi kandungan protein. Sari kedelai mempunyai sifat perishable atau mudah rusak sehingga menyebabkan penurunan kualitas mutu karena cemaran mikroba. Faktor yang mempengaruhi cemaran mikroba pada sari kedelai yaitu pengetahuan sanitasi dan higiene yang rendah oleh pedagang serta pengolahan masih dilakukan secara manual sehingga berpotensi terjadi kontaminasi mikroba patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat cemaran mikroba dalam produk minuman sari kedelai yg di jual di Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25 Oktober 2023 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Pertanian, Universitas PGRI Yogyakarta. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan teknik pengambilan sampel secara accidental sampling, pengujian total mikroba menggunakan metode Total Plate Count. Hasil penelitian menunjukan sampel SKD memiliki nilai TPC 2,7 × 105 CFU/ml; sampel SKK nilai TPC 4,1 × 104 CFU/ml; sampel SKN nilai TPC 4,7 × 104 CFU/ml; sampel SKS nilai TPC 3,46 × 104 CFU/ml; sampel SKV nilai TPC sebanyak 9,3 × 104 CFU/ml; sampel SKP nilai TPC 1,5 × 104 CFU/ml; sampel SKB nilai TPC 2,23 × 105 CFU/ml dan sampel SKU nilai TPC 1,78 × 105 CFU/ml. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat 3 merek dagang minuman sari kedelai yang memenuhi syarat SNI dan 5 merek dagang lainnya tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh (SNI) No.06.8-7388-2009 yaitu 5×104 koloni/ml. kata kunci: Cemaran Mikroba; Sari Kedelai; Total Plate Count (TPC)
Pengaruh Lama Waktu Penggilingan Beras dan Jenis Ayakan terhadap Nilai Rendemen Tepung Beras Afnita Nur Amalina; Theodorus Yoseph Tatabuang Lejap; Ummi Luthfiah
Journal of Innovative Food Technology and Agricultural Product Volume 1, No. 1, Desember 2023
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jitap.vi.5767

Abstract

Saat ini hasil olahan pangan di Indonesia berkembang cukup pesat seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi. Banyak inovasi olahan pangan yang digemari berbagai kalangan seperti aneka kue basah, produk roti, mie, dan biskuit. Banyak alternatif penggunaan bahan baku selain terigu yang dapat dimanfaatkan yaitu dengan menggunakan bahan lokal seperti beras, umbi-umbian, jagung, dan lainnya. Penepungan bahan baku tersebut menjadi penting dilakukan untuk mempermudah mendapatkan bahan baku aneka jenis tepung sehingga dapat dikembangkan menjadi aneka jenis inovasi olahan pangan. Pada penelitian ini dilakukan penepungan beras putih dengan tiga jenis variasi waktu penggilingan yaitu 2 menit, 4 menit, dan 6 menit. Selain itu dilakukan perbandingan dengan menggunakan jenis ayakan 40 mesh dan 100 mesh. Parameter yang diamati yaitu nilai rendemen atau jumlah persen bahan yang lolos ayakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rendemen pada waktu penggilingan 2 menit berbeda nyata dengan waktu penggilingan 6 menit. Semakin lama waktu penggilingan maka nilai rendemen akan semakin besar. Kata kunci: Penggilingan, Pengayakan, tepung, rendemen
Pengaruh Pengolahan Pangan terhadap Kadar air Bahan Pangan Lana Santika Nadia; Theodorus Yoseph Tatabuang Lejap; Ludi Rahmanto
Journal of Innovative Food Technology and Agricultural Product Volume 1, No. 1, Desember 2023
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jitap.vi.5780

Abstract

Kandungan air pada bahan pangan berhubungan dengan kualitas bahan pangan dan dapat digunakan sebagai skrining awal pengukuran kualitas produk pangan. Proses pengolahan yang digunakan untuk menurunkan kadar air adalah proses penggorengan dan pengansinan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengarus proses pengolahan terhadap kadar air bahan pangan. Metode analisa kadar air yang digunakan pada penelitian ini adalah metode thermogravimetri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air kacang tanah goreng (1,70% ) dan kacang bawang goreng (2,41%) lebih rendahl dari kacang tanah mentah (6,95%) dan kacang bawang mentah (5,74%). Kadar air pada teri nasi asin (51,82%) dan putih telur bebek asin (81,32%) lebih rendah dari teri nasi segar (82,72%) dan putih telur bebek rebus (84,45%). Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pengolahan penggorengan kacang tanah dan kacang bawang dapat menurunkan kadar air, begitu pula proses pengasinan telur bebek dan teri nasi dapat menurunkan kadar air. kata kunci: kadar air, pengolahan pangan, penggorengan, pengasinan
Pengaruh Pemanasan Terhadap Perubahan Warna Pada Pangan Dewi Amrih; Atika Nur Syarifah; Gusta Marlinda; Puspita Budiarti; Ainun Safitri; Ihsan Satya Adi Nugraha; Nuril Khoirunisa Izzati; Theodorus Yoseph Tatabuang Lejap; Iqbal Maulana; Ludi Rahmanto
Journal of Innovative Food Technology and Agricultural Product Volume 1, No. 1, Desember 2023
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jitap.vi.5781

Abstract

Warna pada makanan dapat disebabkan oleh warna alami baik dari tumbuhan maupun hewan, ataupun warna yang ditambahakan selama proses pengolahan pangan. Selama proses pengolahan pangan, makanan juga dapat terbentuk warna ataupun terjadi perubahan warna. Salah satu pigmen warna alami yang berasal dari tumbuhan adalah antosianin, klorofil dan karotenoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanasan, baik terbuka maupun tertutup terhadap perubahan warna yang terjadi pada antosianin, klorofil dan karotenoid. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah ubi ungu (mengandung pigmen antosianin), kacang panjang (mengandung pigmen klorofil), dan wortel (mengandung pigmen karotenoid). Dari hasil pengamatan diperoleh hasil bahwa antosianin dan klorofil memiki sifat peka terhadap panas sehingga mengalami proses degradasi warna pada ubi ungu dan kacang panjang dan juga terlihat warna air rebusan menjadi lebih keruh. Karotenoid memiliki sifat tahan panas sehingga degradasi warna yang terjadi pada sampel wortel hanya sedikit.
Nilai Gizi MP-ASI “Jagung Bose Modifikasi” dan Asupan Gizi Balita Stunting Alinea Dwi Elisanti; Efri Tri Ardianto
Journal of Innovative Food Technology and Agricultural Product Volume 2, No. 1, Juni 2024
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jitap.v2i1.6572

Abstract

Stunting merupakan keadaan dimana tinggi badan anak lebih pendek dibanding anak lain seusianya. Stunting disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang diperoleh oleh bayi atau janin selama masa 1000 hari pertama kehidupan. Efek stunting pada balita bisa menyebabkan terhambatnya perkembangan otak, pertumbuhan masa tubuh dan komposisi badan, gangguan metabolism, penurunan kemampuan kognitif, prestasi belajar, kekebalan tubuh, kapasitas kerja, dan terjadinya penyakit tidak menular. Prevalensi balita stunting di Desa Sukamakmur pada bulan Juli 2022 mencapai 37,5 %, sedangkan target RPJMN penurunan stunting tahun 2024 adalah 14%. Penanganan stunting saat ini diarahkan pada pendekatan intervensi gizi spesifik dan sensitive. Pencegahan stunting melalui intervensi gizi spesifik bisa dilakukan melalui pembuatan produk MP-ASI berbasis pangan lokal salah satunya menjadi Jagung Bose Modifikasi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis nilai gizi MP-ASI Jagung Bose Modifikasi sebagai intervensi gizi pada balita stunting dan mengidentifikasi asupan gizi balita stunting. Populasi dalam penelitian ini sejumlah 2.555 kepala keluarga. Sedangkan sesuai kriteria inklusi diambil sampel sejumlah 20 ibu balita dengan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan secara deskriptif univariate menggunakan aplikasi dietducate dan form recall. Hasil dan Kesimpulan bahwa 265 gram MP-ASI Jagung bose modifikasi memiliki kandungan nilai gizi energi: 154,9 kkal, protein: 8,9 gram, lemak: 5,7 gram, karbohidrat: 19 gram, sedangkan rata-rata asupan gizi pada 8 balita stunting dalam kategori defisit ringan pada energi, protein dan lemak, serta asupan kurang pada karbohidrat. Saran penambahan asupan karbohidrat pada balita stunting bisa dilakukan secara berkala untuk menunjang tumbuh kembang balita stunting diiringi dengan penambahan asupan makan yang mengandung energi, protein dan lemak.
Review: Teknik Penanganan dan Penyimpanan Biji Kakao Terhadap Kadar Air, Suhu, Kelembaban dan Cemaran Jamur Iis Sa'diah
Journal of Innovative Food Technology and Agricultural Product Volume 2, No. 1, Juni 2024
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jitap.v2i1.6589

Abstract

Biji kakao termasuk salah satu komoditas pertanian yang banyak di ekspor di beberapa negara seperti Pantai Gading, Ghana, Indonesia dan Nigeria serta sering dikonsumsi dalam bentuk olahan makanan atau minuman seperti cokelat, permen, bubuk kakao, minuman cokelat dan biskuit. Produksi kakao dibeberapa negara secara signifikan terus meningkat. Poduksi yang melimpah harus diimbangi dengan pegendalian pasca panen yang baik untuk menjaga penurunan mutu dan mencegah terjadinya kontaminasi jamur pada biji kakao. Pengendalian yang perlu dilakukan untuk menekan kehilangan hasil, meningkatkan nilai tambah, memperpanjang umur simpan biji dan mempertahankan mutu biji dapat dilakukan melalui beberapa tahapan seperti sortasi, pemeraman, pemecahan buah, fermentasi, perendaman dan pencucian biji, pengeringan serta pengemasan dan penyimpanan yang baik. Biji kakao umumnya disimpan dalam wadah berupa karung goni, plastik, wadah hermetik dan kotak penyimpanan dalam ruang AC ataupun sirkulasi. Pada ulasan ini akan dibahas mengenai teknologi penanganan biji kakao setelah panen serta kondisi penyimpanan biji kakao terhadap perubahan kadar air, suhu, kelembaban dan keberadan jamur mikotoksigenik dari beberapa penelitian serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kata Kunci : Biji kakao; Cemaran Jamur; Kadar Air ; Kelembaban ; Suhu 
Kulit Ikan Tuna Yellowfin (Thunnus albacares) untuk Produksi Gelatin dengan Variasi Larutan NaOH dan Waktu Eli Mudrik Mafazah
Journal of Innovative Food Technology and Agricultural Product Volume 2, No. 1, Juni 2024
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jitap.v2i1.6605

Abstract

ABSTRAK Kulit ikan tuna Yellowfin (Thunnus albacares) mengandung kolagen dimana sering dimanfaatkan untuk membuat gelatin halal dari produk samping industri filet ikan. Penelitian ini dilakukan dalam rangka mengidentifikasi rendemen, kekuatan gel,  viskositas, berat molekul gelatin kulit ikan tuna Yellowfin. Telah dilakukan dengan cara perendaman kulit ikan tuna Yellowfin larutan NaOH 0,01; 0,03; 0,05 M dimana formulasi kulit ikan : larutan NaOH 1:6 (b/v) pada suhu ruang durasi 12; 18; dan 24 jam. Hasil ekstraksi paling bagus diperoleh pada konsentrasi larutan NaOH 0,01 M dan waktu perendaman 12 jam yang mempunyai rendemen 12,49 %db; kekuatan gel 291,73 g Bloom; viskositas 8,6 cPs dan titik leleh 35 °C. Kisaran berat molekul adalah 100 kDa untuk rantai α. Kekuatan gel dan titik leleh gelatin bovine yaitu 309,7401 g Bloom dan 36,33 °C, sedangkan viskositas gelatin bovine 5,6 cPs. Pola SDS-PAGE dari gelatin kulit ikan tuna Yellowfin sesuai dengan gelatin bovine yang menghasilkan dua pita pada daerah berat molekul 100 kDa.   kata kunci : ekstraksi, gelatin, NaOH, yellowfin
Pengembangan Bioplastik Hidrofobik Berbasis Nanoselulosa Kulit Biji Kakao (Theobroma cacao L.) dengan Metode Coating Aditya Risqan
Journal of Innovative Food Technology and Agricultural Product Volume 2, No. 1, Juni 2024
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jitap.v2i1.6612

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya limbah kulit biji kakao yang belum dimanfaatkan secara maksimal Kulit biji kakao memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi sehingga dapat dijadikan suatu alternatif untuk membuat produk baru turunan selulosa yaitu nanoselulosa. Nanoselulosa merupakan polimer selulosa yang berukuran nano. Nanoselulosa dapat dimanfaatkan dalam pengembangan bioplastik ramah lingkungan. Bioplastik kulit biji kakao masih memiliki kelemahan yaitu mudah menyerap air dari lingkungannya. Metodecoating dengan menggunakan Fluoro Octhyltriethoxyl Silane (FOS) dan lilin lebah diharapkan dapat menahan uap air dari lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan karakteristik selulosa, bleached selulosa dan nanoselulosa kulit biji kakao, serta mengetahui pengaruh konsentrasi pelapisan menggunakan FOS dan  menggunakan lilin lebah terhadap karakteristik morfologi dan nilai sudut kontak dari bioplastik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor tanpa interaksi. Faktor pertama mencangkup perbedaan jenis bahan, terdiri atas dua taraf yaitu menggunakan FOS (F) dan lilin lebah (L). Faktor kedua merupakan jumlah pencelupan (P) terdiri atas tiga taraf yaitu 1 kali, 2 kali, dan 3 kali. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif.  Hasil analisis menunjukkan terjadi perbedaan karakteristik selulosa, bleached selulosa dan nanoselulosa kulit biji kakao. Analisis morfologi menunjukkan permukaan bioplastik yang lebih halus dengan perlakuan pelapisan dibandingkan tanpa perlakuan pelapisan. Analisis sudut kontak menunjukkan nilai sudut kontak yang lebih besar pada permukaan bioplastik dengan perlakuan pelapisan. kata kunci: bioplastik, hidrofobik, FOS, kulit biji kakao, lilin lebah
Analisis Proksimat dan Kualitas Fisik Mie Wikau Maombo dengan Penambahan Rumput Laut (Eucheuma Cottonii) Shintya Maslin; suharman
Journal of Innovative Food Technology and Agricultural Product Volume 2, No. 1, Juni 2024
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jitap.v2i1.6635

Abstract

      Tepung wikau maombo berasal dari ubi kayu yang dimodifikasi dengan pengolahan fermentasi, aktivitas enzim dari kapang menghasilkan rasa manis dan ciri khas pada produk wikau maombo. Wikau maombo dapat dikonsumsi sebagai pengganti beras. Makanan khas ini berasal dari daerah Buton Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh penambahan bubur rumput laut dan xanthan gum terhadap nilai gizi dan karakteristik mie. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan yang merupakan kombinasi proporsi antara tepung wikau maombo, rumput laut dan xanthan gum (tepung wikau maombo : terigu : rumput laut : xanthan gum )W1= 60% : 37% : 2% : 1%, W2= 60% : 35% : 4% : 1%, W3= 60% : 33% : 6% : 1%, W4= 60% : 31% : 8% : 1% , W5= 60% : 29% : 10% : 1%, W6= 98% : 2%. Berdasarkan hasil penelitian bahwa penambahan bubur rumput laut dan xanthan gum berpengaruh terhadap Kandungan proksimat yang diperoleh dari komposisi terbaik pada perlakuan W1 = (60 g wikau maombo, 37 g terigu , 2 g rumput laut dan 1 g xhantan gum) dengan nilai kadar air yang lebih tinggi dari SNI yaitu 46,86 (%bb), kadar abu lebih rendah dari SNI yaitu 0,61 (%), kadar glukosa sebesar 2,68 (%), kadar protein sebesar 13,31 (%), kadar lemak sebesar 1,92 (%) dan kadar serat sebesar 3,22 (%). Kualitas fisik mie wikau maombo yang menunjukkan daya putus mie sebesar 30 %, daya serap terhadap air sebesar 79,46 % dan daya kembang sebesar 66,67 %.   kata kunci : Wikau Maombo, Mie, Rumput laut , Xanthan gum  

Page 1 of 4 | Total Record : 35