cover
Contact Name
Ahmad Yousuf Kurniawan
Contact Email
frontbiz@ulm.ac.id
Phone
+6281211109125
Journal Mail Official
frontbiz@ulm.ac.id
Editorial Address
Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. Ahmad Yani Km. 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70714, Indonesia
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Frontier Agribisnis (Frontbiz)
ISSN : -     EISSN : 30481260     DOI : https://doi.org/10.20527/frontbiz
Frontier Agribisnis (Frontbiz) adalah Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa (JTAM) Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian ULM. Tema jurnal ini mencakup agribisnis secara umum, meliputi: analisis penyediaan input pertanian, analisis usaha tani dan perkebunan, analisis pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, penyuluhan dan komunikasi pertanian, pemberdayaan masyarakat, dan analisis kebijakan pertanian. Terbit 4 kali dalam satu tahun (Maret, Juni, September dan Desember).
Articles 32 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 4 (2019)" : 32 Documents clear
Analisis Usaha Pengolahan Produk Makanan Berbahan Baku Tomat di Kelurahan Loktabat Selatan Kecamatan Banjarbaru Selatan Kota Banjarbaru (Studi Kasus pada UMKM Rumah Kreasi Tomat) Sinta Dinda Aurika; Hairin Fajeri; Luki Anjardiani
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1966

Abstract

Usaha Rumah Kreasi Tomat memiliki prospek usaha yang sangat baik, karena melihat permintaan produk di pasar yang semakin meningkat membuat pemilik usaha yaitu ibu Dhian selalu berinovasi menambah jenis produk yang diproduksi. Pada awal usaha ini dibangun yaitu pada tahun 2017 ibu Dhian hanya memproduksi manisan tomat saja, akan tetapi sekarang di Rumah Kreasi tomat menghasilkan produk-produk inovatif lainnya yaitu sirup tomat dan permen agar tomat. Selama ini pemilik usaha Rumah Kreasi Tomat yaitu ibu Dhian belum pernah melakukan analisis usaha yang beliau jalankan baik dalam aspek perhitungan biaya, penerimaan, keuntungan, titik impas (Break Even Point) dan marjin keamanan yang dicapai perusahaan serta permasalahan yang dihadapi pada usaha Rumah Kreasi Tomat ini. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa nilai keuntungan yang diperoleh usaha Rumah Kreasi Tomat pada bulan Juli 2019 adalah sebesar Rp 3.617.466,66. Usaha Rumah Kreasi Tomat mengalami kondisi seimbang atau tidak mengalami keuntungan dan kerugian (Break Even Point) adalah pada saat penerimaan perusahaan sebesar Rp 7.799.452,61. Hasil penelitian ini menunjukan % MOS penjualan produk jika harga bahan baku naik sebesar Rp 18.000,-/kg akan lebih rawan  mengalami  kerugian  karena  memiliki  % MOS lebih  kecil dari produk yang menggunakan bahan baku dengan harga Rp 4.000,-/kg dan Rp 6.000,-/kg yaitu sebesar 15%.  Permasalahan yang dihadapi usaha Rumah Kreasi Tomat milik ibu Dhian adalah ketersediaan bahan baku saat musim kemarau, tingginya biaya untuk mengajukan perizinan BPOM, dan belum adanya bantuan permodalan dari pemerintah agar usaha berkembang besar. Kata kunci: rumah kreasi tomat, biaya, penerimaan, keuntungan, titik impas, marjin keamanan
Kontribusi Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Ketahanan Pangan Rumah Tangga dan Perekonomian Daerah Kabupaten Tanah Laut Muslima Hidayati; Luthfi Fatah; Muhammad Husaini
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1938

Abstract

Perkebunan kelapa sawit merupakan sub-sektor pertanian yang dianggap memiliki potensi yang cukup besar di kabupaten Tanah Laut.  Komoditas ini berperan penting untuk meningkatkan pendapatan yang selanjutkan akan meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga.  Selain hal tersebut komoditas ini juga dapat memperbaiki perekonomian masyarakat secara keseluruhan.  Tujuan  penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat ketahanan pangan rumahtangga petani kelapa sawit, mengetahui kontribusi pendapatan perkebunan kelapa sawit terhadap pengeluaran pangan, mengetahui kontribusi perkebunan kelapa sawit terhadap perekonomian daerah Kabupaten Tanah Laut. Metode analisis data yang digunakan berupa nilai indeks dan kontribusi pendapatan kelapa sawit terhadap pengeluarangkonsumsisdancperekonomian daerah.  Hasil riset menunjukkanebahwan rumahtangga petaniskelapa sawit tergolong kedalam kriteria tahan pangan dengan indeks total sebesar 0,71, karena semua sub-sistem dalam sistem ketahanan pangan semuanya tergolong kedalam tahan pangan. Kontribusi pendapatan kepala sawit terhadap pengeluaran pangan sebesar 97,33% hal ini menunjukkan bahwa pendapatan kelapa sawit masih mampu memenuhi kebutuhan pangan rumahtangga petani. Kontribusi kelapa sawit terhadap perekonomian daerah dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) total masih tergolong rendah yaitu sebesar 0,014%. Hal yang sama dengan kontribusi terhadap PDRB sektor pertanian hanya sebesar 0,073%.Kata kunci: kelapa sawit, ketahanan pangan, PDRB, kontribusi
Peranan Wanita dalam Usaha Industri Rumah Tangga Gula Aren dan Kontribusinya terhadap Pendapatan Keluarga di Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar Gita Ayu Aprianti; Hamdani Hamdani; Sadik Ikhsan
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.2121

Abstract

Abstrak. Fungsi ekonomi memegang peranan penting bagi keluarga dikarenakan merupakan faktor dasar penunjang kebutuhan fisik keluarga. Peluang kerja bagi wanita yang meningkat di sektor Industri salah karena banyak pekerjaan industri yang menuntut keteletian dan ketekunan serta sifat-sifat lainnya yang biasanya dimiliki oleh wanita. Pengembangan sektor industri selalu beriringan dengan perbaikan pertumbuhan berkelanjutan dan produktivitas di sektor pertanian. Industri pengolahan yang berbahan baku produk sektor pertanian salah satunya adalah industri pengolahan gula aren. Aren atau enau (Arenga pinnata Merr.) merupakan salah satu tanaman yang mempunyai potensi nilai ekonomi tinggi karena hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan. Gula aren adalah produk pengolahan yang berasal dari pohon aren yaitu air nira. Industri ini telah dilakukan secara turun temurun dan penyelenggaraannya masih bersifat tradisional dalam proses produksinya. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah metode sensus. Hasil dari penelitian menunjukkan usaha industri rumah tangga gula aren dalam pengerjaannya didominasi oleh wanita dengan persentase 50% terhadap HOK dan pendapatan TKDK usaha industri rumah tangga gula aren. Pelaku usaha industri rumah tangga gula aren di Kecamatan Mataraman memperoleh keuntungan sebesar Rp 2.035.086,- selama bulan Juli tahun 2019. Kontribusi usaha industri rumah tangga gula aren adalah sebesar 65,65% dari usaha lain yang diusahakan yaitu usahatani padi sebesar 3,32%, kontribusi dari non usahatani adalah sebesar 31,04% menunjukkan bahwa usaha industri rumah tangga gula aren dominan terhadap pendapatan total keluarga.Kata kunci: peranan, biaya, penerimaan, pendapatan, keuntungan dan kontribusi
Tingkat Kesejahteraan Petani Program Upaya Khusus Padi (UPSUS PADI) di Desa Sungai Rangas Tengah, Kecamatan Martapura Barat Dini Setiyani; Muhammad Husaini; Luki Anjardiani
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1997

Abstract

Tingkat kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan seseorang baik sosial material maupun spiritual yang disertai dengan rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir dan batin sehingga dapat memenuhi kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosialnya. Metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan petani menggunakan uji beda nilai tengah antara petani yang menerima program UPSUS padi dan yang tidak menerima program UPSUS padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik petani padi; produktivitas; biaya; keuntungan usaha; dan mengetahui tingkat kesejahteraan petani padi Program UPSUS padi dan Non UPSUS padi. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik umur petani UPSUS dan Non UPSUS keduanya termasuk kedalam usia produktif. Tingkat pendidikan petani UPSUS dan Non UPSUS relatif rendah yaitu hanya tamatan SD (90%) dan SMP (93,3). Lama berusahatani petani UPSUS relatif lebih lama. Luas lahan petani Non UPSUS relatif lebih kecil karena yang berada ≤ 0.5 sebesar 76,7% dan petani UPSUS memiliki luas lahan lebih besar karena hanya 53,3% yang memiliki luas lahan ≤ 0.5 ha. Pekerjaan umum dan sampingan petani Non UPSUS relatif lebih banyak bekerja sebagai petani dengan presentase 70% dan petani UPSUS hanya 60%. Rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh petani Non UPSUS lebih kecil sebesar Rp 1.404.293 sedangkan rata-rata biaya UPSUS lebih tinggi sebesar Rp 1.785.433 selama satu musim tanam. Produktifitas usahatani padi Non UPSUS lebih rendah dengan rata-rata1,84, sedangkan produktifitas usahatani padi UPSUS lebih tinggi dengan rata-rata 2,15. Keuntungan yang diperoleh  petani padi UPSUS lebih tinggi rata-rata sebesar Rp 10.514.567, dan keuntungan yang diperoleh petani Non UPSUS lebih rendah rata-rata sebesar Rp 6.022.374. Tingkat kesejahteraan petani program UPSUS lebih sejahtera dibandingkan dengan petani Non UPSUS, karena terdapat 33,3% orang petani UPSUS berada di kategori Sejahtera III, sedangkan pada petani Non UPSUS hanya ada 13,33% orang petani yang berada di kategori Sejahtera III.Kata kunci: tingkat kesejahteraan, program UPSUS dan non UPSUS padi
Cadangan Beras Rumah Tangga Petani Padi Sawah Lahan Rawa Pasang Surut dan Hubungannya terhadap Ketahanan Pangan di Desa Simpang Warga Dalam, Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar Ruri Ardianto; Eka Radiah; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1962

Abstract

Strategisnya peranan beras menjadikan ketahanan sektor perberasan sangat memengaruhi ketahanan pangan. Kenaikan konsumsi untuk beras seiring dengan kenaikan pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan peningkatan produksi beras nasional akan berakibat pada peningkatan impor. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui cadangan beras, kemampuan cadangan beras melalui penggunaan stok hingga habis (coverage days), tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani, serta mengetahui hubungan cadangan beras terhadap ketahanan pangan rumah tangga. Penelitian ini menggunakan metode survei. Metode penarikan contoh yang digunakan proportionate random sampling yaitu suatu teknik sampling yang dilakukan dengan acak berimbang. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis rata-rata cadangan beras, analisis coverage days, analisis HFIAS dan analisis uji korelasi Spearman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cadangan beras rumah tangga petani sebesar 19.932 kg dengan rata-rata per rumah tangga petani sebesar 398,64 kg/RT/tahun. Kemampuan cadangan beras berdasarkan ketersediaan yang ada adalah 343,9 hari atau 11,46 bulan atau 0,96 tahun. Analisis korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara cadangan beras dan ketahanan pangan pada rumah tangga petani responden dengan (p = 0,000 dan rs = 0,800).Kata kunci: ketahanan pangan, beras, pasang surut, Aluh-Aluh
Optimalisasi Pola Tanam Usahatani Sayuran di Desa Telaga Langsat Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan Jamilah Jamilah; Abdussamad Abdussamad; Abdurrahman Abdurrahman
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1934

Abstract

Kecamatan Telaga Langsat merupakan salah satu Kecamatan penghasil sayuran di- Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Dalam berusahatani keuntungan yang maksimun merupakan tujuan petani. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan perencanaan yang tepat dari segi pengalokasian sumberdaya maupun dari jenis komoditi yang akan diusahakan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keuntungandan pola tanam usahatani yang dapat memberikan keuntungan maksimun bagi petani. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2018 sampai dengan April 2019. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode penarikan contoh dengan menggunakan teknik sensus dengan jumlah responden 30 orang yang menaman tomat, mentimun dan kacang panjang secara bergiliran dalam waktu satu tahun. Data yang dikumpulkan dari petani responden yaitu pada musim tanam pertama Oktober 2017 sampai musim tanam ketiga pada bulan September 2018. Untuk menjawab tujuan pertama berdasarkan hasil penelitian mengenai rata-rata keuntungan musim tanam pertama usahatani tomat sebesar Rp 16.546.864, mentimun sebesar Rp 10.023.844 dan kacang panjang sebesar Rp 6.870.813.Musim tanam kedua keuntungan rata-rata usahatani tomat sebesar Rp 9.525.037, mentimun Rp 7.598.182 dan kacang panjang  Rp 4.567.176. Musim tanam ketiga keuntungan rata-rata usahatani tomat Rp 9.343.416, mentimun Rp 7.162.688 dan kacang panjang Rp 4.442.898. untuk menjawab tujuan kedua berdasarkan hasil penelitian dengan analisis linear programming menggunakan alat bantu aplikasi yaitu lindo didapatkan hasil  bahwa yang dapat memberikan keuntungan maksimum bagi petani pada musim tanam pertama adalah usahatani tomat, musim tanam kedua usahatani tomat dan mentimun dan pada musim tanam ketiga kembali usahatani tomat. Kata kunci: optimalisasi, keuntungan, pola tanam, linear programming
Analisis Finansial Usahatani Melon di Kota Banjarbaru Berty Khairun Nafisah; Abdurrahman Abdurrahman; Kamiliah Wilda
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.2117

Abstract

Abstrak. Wilayah Kota Banjarbaru adalah salah satu wilayah di Kalimantan Selatan yang juga berpotensi untuk mengembangkan usahatani salah satunya pada tanaman hortikultura. Hortikultura dibagi menjadi tiga golongan tanaman yakni tanaman sayuran, buah-buahan dan bunga atau tanaman hias. Salah satu komoditas hortikultura yang mulai banyak diusahakan di Kota Banjarbaru selama 6 tahun terakhir adalah buah melon. Secara umum buah melon adalah salah satu tanaman hortikultura yang prospeknya baik. Namun produksinya mengalami fluktuasi dan besarnya biaya dalam mengusahakannya menjadi masalah pada petani melon di Kota Banjarbaru. Tujuan dari Penelitian ini untuk dapat mengetahui penyelenggaraan usahatani melon, menganalisis besar biaya, penerimaan, pendapatan dan keuntungan yang didapatkan oleh petani dalam mengusahatanikan melon dan menganalisis tingkat kelayakan usahatani melon di Kota Banjarbaru. Jenis data digunakan pada penelitian ini yakni data primer serta sekunder. Jumlah responden penelitian sebanyak 12 orang petani yang ditentukan dengan metode sensus. Berdasarkan pada hasil penelitian penyelenggaraan usahatani melon yang dilaksanakan dalam satu kali periode musim tanam selama 4 bulan adalah mencakup pengolahan lahan, penyemaian, penanaman, perawatan tanaman dan panen. Rata-rata total biaya dikeluarkan oleh petani untuk usahatani melon ialah Rp 11.807.549/usahatani per musim tanam, penerimaan yang diterima petani ialah Rp 34.937.500/usahatani per musim tanam, pendapatan yang didapatkan petani ialah Rp 26.885.738/usahatani per musim tanam dan keuntungan yang didapatkan petani ialah sebesar Rp 23.129.951/usahatani per musim tanam. Tingkat kelayakan usahatani melon sebesar 2,96 yaitu RCR > 1. Maka dapat disimpulkan usahatani buah melon di Kota Banjarbaru pada periode musim tanam bulan Januari – April 2019 adalah menguntungkan untuk petani melon dan layak untuk dikembangkan di Kota Banjarbaru.Kata kunci: tanaman hortikultura, melon, pendapatan, tingkat keuntungan usahatani
Analisis Usahatani Ubi Kayu di Desa Cindai Alus, Kecamatan Martapura Kota, Kabupaten Banjar Rendy Fadillah Akbar; Hairi Firmansyah; Muhammad Husaini
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1993

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui penyelenggaraan usahatani ubi kayu, menghitung besarnya biaya, penerimaan, pendapatan, keuntungan dan tingkat kelayakan serta hambatan yang di hadapi selama proses usahatani ubi kayu di Desa Cindai Alus Kecamatan Martapura Kota Kabupaten Banjar. Penelitian ini menggunakan metode survey pada kelompok tani di Desa Cindai Alus Kecamatan Martapura Kota Kabupaten Banjar yang melaksanakan budidaya ubi kayu, dengan jenis data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Populasi petani ubi kayu berjumlah 70 orang, dari tersebut jumlah yang diambil sebanyak 30 orang dengan teknik simpel random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diketahui penyelenggaraan usahatani ubi kayu di Cindai Alus Kecamatan Martapura Kota Kabupaten Banjar mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan teori dan teknologi yang dianjurkan seperti cara pengolahan tanah secara guludan, penanaman yang menyesuaikan waktu, pemupukan dengan sesuai dosis anjuran, penyiangan dan penyemprotan insektisida sesuai dengan waktu masa tanamnya agar mendapatkan hasil panen yang baik sesuai. Rata-rata biaya eksplisit yang dikeluarkan sebesar Rp 17.581.541/UT dengan rata-rata luas lahan per usahatani adalah 1,05 hektar atau  Rp 16.702.464/ha. Rata-rata biaya implisit yang dikeluarkan sebesar Rp 3.054.006/UT atau Rp 2.901306/ha, maka total biaya rata-rata sebesar Rp 20.635.547/UT atau Rp 19.603.769/ha. Rata-rata penerimaan yang diperoleh sebesar Rp 49.903.333/ UT atau Rp 47.408.167/ha. Rata-rata pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 32.321.793/UT atau Rp 30.706.703/ha, dan rata-rata keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 29.267.767/UT atau Rp 27.804.397/ha. Hasil analisis RCR menunjukkan angka 2,47 untuk per UT dan 2,34 untuk per hektar yang artinya setiap pengeluaran Rp 1 diperoleh penerimaan sebesar  Rp 2,47 untuk  per usahatani dan 2,34 untuk per hektar, maka usahatani ubi kayu  menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Hambatan yang dihadapi oleh dalam penyelenggaraan usahatani ubi kayu diantaranya serangan penyakit pusarium/pembusukan dari luas tanam 35 ha dengan luas panen yang rusak 3,5 ha (10%) yang disebabkan cuaca yang tidak menentu serta kekeringan di musim kemarau.Kata kunci: usahatani, ubi kayu, keuntungan, RCR
Kinerja Penyuluh Pertanian dalam Pemberdayaan Mayarakat Tani di Kabupaten Banjar Isnani Prahesti; Abdussamad Abdussamad; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1939

Abstract

Kinerja penyuluh pertanian adalah produktivitas dan tatanan kerja yang tersusun secara teratur dan terukur dalam kegiatan penyuluhan. Pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya peningkatan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi dan mengendalikan kelembagaan masyarakat demi perbaikan kehidupannya. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kinerja penyuluh pertanian dalam pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Banjar, mengetahui hubungan antara faktor-faktor internal (lama waktu penyuluh bertugas di lapangan/kelompok tani, pendidikan formal penyuluh dan jarak tempat tinggal penyuluh) dengan kinerja penyuluh pertanian dan mengetahui permasalahan yang dihadapi penyuluh pertanian di Kabupaten Banjar. Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang penyuluh pertanian, dan 30 ketua kelompok tani yang diambil dari 3 Kecamatan di wilayah kerja penyuluh pertanian untuk diwawancarai. Berdasarkan hasil penelitian tingkat kinerja penyuluh pertanian dalam pemberdayaan masyarakat tani adalah sebesar 78,57 % dan tergolong pada kategori sedang. Hasil perhitungan dari hubungan faktor-faktor internal (lama waktu penyuluh bertugas di lapangan/kelompok tani, pendidikan formal penyuluh dan jarak tempat tinggal penyuluh) dengan kinerja penyuluh pertanian didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara faktor internal dengan kinerja penyuluh pertanian. Permasalahan/kendala yang dihadapi penyuluh, sebagian dari petani dan keluarganya yang belum mau untuk berinovasi dan mengubah pola fikir mereka untuk mencoba hal yang baru dalam bidang penanaman padi terutama padi unggul. Karena bagi masyarakat tani Kabupaten Banjar padi varietas unggul tidak dapat bertahan lama kalau kondisi lahan terendam. Sedangkan di beberapa kecamatan, lahan penanaman padinya sering terendam terutama saat musim hujan.Kata kunci: kinerja, penyuluh pertanian, pemberdayaan masyarakat tani, faktor-faktor internal
Analisis Finansial Usaha Kue Tradisional Apam Barabai di Desa Bulau Kecamatan Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah Novie Noor Anissa; Kamiliah Wilda; Masyhudah Rosni
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.2115

Abstract

Abstrak. Pada wilayah Kecamatan Barabai banyak industri yang mengolah hasil komoditi daerah yang digunakan untuk kebutuhan sendiri atau diperjualbelikan. Industri rumah tangga yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah kue tradisional apam Barabai. Kue tradisional apam Barabai merupakan kue basah yang dibuat dari tepung beras, santan, gula merah/putih dan tape singkong. Makanan ini berbentuk bulat, berwarna merah kecoklatan atau putih, untuk apam berwarna merah menggunakan gula merah untuk rasanya dan untuk apam yang putih tidak menggunakan gula merah. Usaha dibidang apam Barabai ini tergolong dalam perusahaan perseorangan yang masuk dalam kategori industri rumah tangga. Penelitian ini bertujuan mengetahui besar biaya, penerimaan dan keuntungan dari usaha kue tradisional apam Barabai, mengetahui titik impas serta mengetahui kelayakan usaha dari usaha kue tradisional apam Barabai. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode sensus. Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha kue tradisional apam Barabai di Desa Bulau Kecamatan Barabai. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 12 orang pengusaha. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa  biaya total yang dikeluarkan oleh pengusaha adalah sebesar Rp4.270.491,00 yang terdiri dari biaya tetap sebesar Rp84.867,00/periode (satu bulan) dan biaya variabel Rp4.185.624,00/periode (satu bulan). Penerimaan yang diterima sebesar Rp7.224.667,00/periode (satu bulan) dengan  produksi yang dihasilkan selama satu bulan sebanyak 903,08333 bungkus dan harga jual Rp8.000,00/bungkus dan keuntungan yang didapat adalah sebesar Rp2.954.175,00/periode (satu bulan). Titik impas (break event point) berdasarkan jumlah yang harus dihasilkan adalah minimal sebanyak 25 bungkus dan berdasarkan jumlah penjualan (dalam rupiah) adalah Rp201.776,00/periode (satu bulan). Usaha ini layak secara finansial dengan hasil sebesar 1,69 karena RCR > 1 .Kata kunci: industri rumah tangga, analisis finansial, kue tradisional apam Barabai

Page 1 of 4 | Total Record : 32