cover
Contact Name
Ahmad Yousuf Kurniawan
Contact Email
frontbiz@ulm.ac.id
Phone
+6281211109125
Journal Mail Official
frontbiz@ulm.ac.id
Editorial Address
Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. Ahmad Yani Km. 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70714, Indonesia
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Frontier Agribisnis (Frontbiz)
ISSN : -     EISSN : 30481260     DOI : https://doi.org/10.20527/frontbiz
Frontier Agribisnis (Frontbiz) adalah Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa (JTAM) Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian ULM. Tema jurnal ini mencakup agribisnis secara umum, meliputi: analisis penyediaan input pertanian, analisis usaha tani dan perkebunan, analisis pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, penyuluhan dan komunikasi pertanian, pemberdayaan masyarakat, dan analisis kebijakan pertanian. Terbit 4 kali dalam satu tahun (Maret, Juni, September dan Desember).
Articles 32 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 4 (2019)" : 32 Documents clear
Analisis Nilai Tambah Tahu Bakso Crispy 25 di Loktabat Selatan Kota Banjarbaru (Studi Kasus: Industri Rumah Tangga Bapak Nurul Huda) Rajif Abirawa Prabowo; Nuri Dewi Yanti; Eka Radiah
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1965

Abstract

Agroindustri dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, salah satunya industri pertanian yang kegiatannya terkait dengan sektor pertanian. Keterkaitan tersebut menjadi salah satu ciri dari Negara berkembang yang strukturnya mengalami transformasi dari ekonomi pertanian (agriculture) menuju industri pertanian (agroindustri). Wujud keterkaitan ini adalah sektor pertanian sebagai industri yang meningkatkan nilai tambah pada hasil pertanian menjadi produk yang kompetitif. Adanya nilai tambah terhadap penjualan Tahu Bakso Crispy 25, didasari oleh perbedaan harga jual antara tahu pong dan tahu bakso crispy. Tujuan penelitian ini yaitu mendeskriptifkan pengolahan Tahu Bakso Crispy 25, mengetahui besarnya biaya dan penerimaan pada usaha pengolahan Tahu Bakso Crispy 25, mengetahui besarnya keuntungan dan nilai tambah dari usaha pengolahan Tahu Bakso Crispy 25 tersebut. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif digunakan untuk menceritakan cara pengolahan Tahu Bakso Crispy 25, besarnya biaya total, penerimaan, besarnya keuntungan dan nilai tambah. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa produksi Tahu Bakso Crispy 25 selama periode produksi mencapai 1.588/bungkus. Kemudian untuk penerimaan usaha pengolahan Tahu Bakso Crispy 25 selama 2 minggu periode produksi sebesar Rp15.880.000 dengan total biaya sebesar Rp12.509.964. Kemudian keuntungan sebesar Rp3.370.036. Selanjutnya untuk nilai tambah yang diperoleh dalam usaha pengolahan Tahu Bakso Crispy 25 sebesar Rp9.554.000.Kata kunci: total biaya, penerimaan, keuntungan, nilai tambah, Tahu Bakso Crispy 25
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Usahatani Cabai Rawit (Capsicum fretescens L.) di Kabupaten Tabalong Irna Sari; Nuri Dewi Yanti; Taufik Hidayat
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1937

Abstract

Cabai termasuk salah satu komoditi sayuran yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi, karena peranannya yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan domestik sebagai komoditi ekspor dan industri. Di Kalimantan selatan produktivitas cabai rawit mengalami peningkatan dari tahun 2015 ke tahun 2016, sedangkan di Kabupaten Tabalong produktivitas tanaman cabai rawit mengalami penurunan dan menempati produktivitas terendah di Kalimantas Selatan. Produktivitas dipengaruhi oleh luas tanam dan produksi, produksi usahatani sangat erat kaitanya dengan pengunaan faktor produksi. Tujuan dari penelitian yaitu mengetahui pengaruh pemakaian faktor produksi (input) pada usahatani cabai rawit, menghitung elastisitas produksi masing input (luas lahan, bibit, pupuk organik, pupuk anorganik, obat-obatan dan tenaga kerja) serta menentukan return to scale usahatani cabe rawit. Analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan menggunakan fungsi produksi tife Cobb-Douglas. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh penggunaan faktor produksi diketahui bahwa nilai R2 sebesar 0,963. Secara simultan faktor input (lahan, bibit, kotoran hewan, pupuk anorgani, pestisida dan pekerja) mempengaruhi secara benar hasil produksi usahatani cabai rawit. Secara individu faktor produksi lahan, kotoran hewan, pestisida dan pekerja signifikan mempengaruhi produksi cabai rawit sedangkan bibit dan kotoran hewan tidak berpengaruh. Nilai koefisien elastisitas lahan (0,313), bibit (0,010), kotoran hewan (0,066), pupuk anorganik (0,096), pestisida (0,073) dan pekerja (0,598). Selanjutnya berdasarkan hasil return to scale produksi cabai rawit berada dalam keadaan skala meningkat (increasing returnato scale) dengan nilai 1,156.Kata kunci : usaha tani cabai rawit, faktor produksi, elastisitas, return to scale
Analisis Kinerja Usaha Industri Pengolahan Pisang di Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin (Studi Kasus Usaha Keripik Pisang “Happy” Binuang) Prayuda Kurniawan; Djoko Santoso; Masyhudah Rosni
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.2120

Abstract

Abstrak. Perindustrian merupakan kegiatan untuk merubah bentuk dari hasil usaha pertanian sehingga dapat lebih memenuhi kebutuhan manusia. Hasil dari industri pengolahan hasil pertanian dapat berupa makanan yang menjadi kebutuhan manusia, salah satunya adalah keripik pisang dan pisang sale. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja industri pengolahan pisang di Kecamatan Binuang. Tempat yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah perusahaan Keripik Pisang “Happy” Binuang milik Bapak Japar yang memproduksi olahan keripik pisang dan piang sale. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini dilakukan secara observasi partisipatif dan wawancara mendalam (in-depth Interview). Analisis kinerja dilihat berdasarkan komponen yang ada pada kriteria tiga sehat usaha, yaitu sehat organisasi, sehat administrasi, dan sehat usaha. Dalam menentukan kriteria kesehatan usaha, harus diketahui terlebih dahulu penyelenggaraan usaha yang dijalankan oleh perusahaan Keripik Pisang “Happy” Binuang, diantaranya mengetahui besarnya biaya, penerimaan, pendapatan, dan keuntungan. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan rata-rata delapan kali produksi dalam satu bulan adalah sebesar Rp11.913.602, dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp16.000.000, maka pendapatan yang diperoleh sebesar Rp5.311.398, serta keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp4.086.398. Berdasarkan perhitungan kelayakan usaha R/C, yaitu perbandingan total penerimaan dengan total biaya produksi yang lebih dari satu, yaitu memiliki angka perbandingan 1,34 atau 1,34 > 1. Berdasarkan hasil penelitian usaha perusahaan Keripik Pisang “Happy” Binuang merupakan usaha yang menguntungkan dan layak untuk diusahakan, namun memiliki kinerja usaha yang belum bisa dikatakan baik, hal ini dikarenakan perusahaan sebagian besar belum berpedoman kepada tiga kriteria sehat dalam menjalankan kegiatan usaha. Dari hasil analisis ketiga kriteria sehat usaha diatas didapat persentase sebesar 35,04%. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan Keripik Pisang “Happy” Binuang secara keseluruhan masuk kedalam ketegori tidak sehat.Kata kunci: analisis kinerja, pisang, keripik pisang, pisang sale
Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pemasaran Industri Tahu di Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar (Studi Kasus Pabrik Tahu Raos Rasa) Fitriani Fitriani; Usamah Hanafie; Muhammad Fauzi
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1996

Abstract

Kedelai yang belum diolah kurang disukai oleh masyarakat Indonesia, masyarkat indonesia  menyukai produk yang sudah jadi seperti tahu. Terkait dengan kenaikan harga kedelai lokal berkisar Rp 6000 untuk pembelian tiap kilogram, pabrik tahu Raos Rasa tetap memakai kedelai impor yang harganya lebih tinggi dari kedelai lokal yaitu Rp 7.100 untuk pembelian tiap kilogram dikarenakan kedelai impor memiliki biji yang besar dan kualitas yang baik. Padahal harga tahu tersebut susah untuk dinaikkan, sehinnga para produsen tahu sulit untuk menetapkan harga tahu. Dan dari segi nilai tambah mengetahui bagaimana dari kedelai menjadi tahu dengan harga kedelai yang tinggi. Industri pabrik tahu Raos Rasa dari sistem pemasarannya sudah memanfaatkan media sosial namun kurang aktif dalam penggunaannya. Oleh sebab itu perlu adanya analisis strategi pemasaran. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui biaya total produksi, penerimaan dan keuntungan, mengetahui nilai tambah, menetapkan strategi yang sesuai untuk pengolahan tahu dan mengetahui hambatan industri pabrik tahu Raos Rasa. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu studi kasus yaitu industri pabrik tahu Raos Rasa. Sedangkan untuk menentukan jumlah responden menggunakan teknik snowball sampling. Berdasarkan penelitian biaya total industri tahu Raos Rasa sebesar Rp 9.107.660. Penerimaan yang didapat sebesar Rp 11.610.000 dan keuntungan sebesar Rp 2.502.340. Nilai tambah industri tahu Raos Rasa sebesar Rp 4.913,75. Strategi pemasaran usaha industri tahu Raos Rasa adalah strategi agresif atau strategi SO (Strengths-Opportunities). Permasalahan yang dihadapi Industri tahu Raos Rasa yaitu ketika terjadinya perubahan harga bahan baku yang meningkat hal ini menyebabkan keuntungan dari penjualan berkurang.Kata kunci: tahu, biaya, nilai tambah, keuntungan, strategi pemasaran
Strategi Pengembangan Usaha Bawang Goreng (Studi Kasus pada Bawang Goreng Mak Yem) Maulida Kartika Dwi Utami; Hairin Fajeri; Nurmelati Septiana
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1961

Abstract

Tujuan penelitian ini ialah mengidentifikasi kekuatan Mak Yem, kelemahan Mak Yem, peluang  Mak Yem, dan ancaman Mak Yem serta menyusun dan merumuskan strategi pengembangan usaha pada Mak Yem. Metode yang digunakan dalam penelitian strategi pengembangan usaha bawang goreng ini adalah metode analisis SWOT (strengths‚ weaknesses‚ opportunities‚ threats). Hasil penelitian ini adalah hasil analisis matriks faktor strategi internal (IFAS)‚ faktor strategi yang merupakan kekuatan bagi Mak Yem adalah hubungan sangat baik dengan pelanggan (0‚34086). Sedangkan faktor strategi yang merupakan kelemahan bagi Mak Yem adalah kemasan produk bawang goreng dari plastik terlihat sama dengan produk produsen lain (0‚06462). Hasil analisis matriks faktor strategi eksternal (EFAS)‚ faktor strategi yang merupakan peluang bagi Mak Yem adalah pelanggan tetap yang banyak (0‚4596). Sedangkan faktor strategi yang merupakan ancaman bagi Mak Yem adalah pembeli bebas menentukan membeli bawang goreng yang ada di pasaran (0‚1104). Hasil analisis matriks internal eksternal (IE) menggambarkan Mak Yem  pada kuadran I yaitu strategi pertumbuhan (growth strategy). Strategi pertumbuhan didesain untuk mencapai pertumbuhan Mak Yem‚ baik dalam aset Mak  Yem‚ penjualan Mak Yem‚ keuntungan Mak Yem maupun kombinasi dari ketiganya. Hal tersebut dapat dicapai dengan strategi pengembangan usaha yaitu  pengembangan pasar, penetrasi pasar, dan pengembangan produk. Hasil analisis matriks SWOT mengindikasikan bahwa strategi pengembangan usaha Mak Yem berada pada kuadran I yang berarti lebih dikonsentrasikan pada strategi SO yaitu strategi yang menggunakan kekuatan-kekuatan internal Mak Yem untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar Mak Yem dengan cara mendukung kebijakan pertumbuhan Mak Yem yang agresif (growth oriented strategy). Berikut strategi SO sesuai dengan faktor strategi Mak Yem yang ada yaitu memperluas pasar baru untuk meningkatkan penjualan bawang goreng‚ mengoptimalkan saluran distribusi Mak Yem yang ada dalam penyampaian bawang goreng dari Mak Yem ke konsumen‚ memanfaatkan sosial media untuk promosi dan berjualan secara online dengan intensif‚ melakukan pencatatan keuangan yang jelas dan tepat.Kata kunci: SWOT, internal, eksternal, pertumbuhan, pengembangan
Tingkat Penerapan Teknologi Budidaya Padi di Lahan Rawa Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar Irfan Rifanto; Hairi Firmansyah; Kamiliah Wilda
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.2125

Abstract

Abstrak. Penerapan merupakan tindakan yang dilakukan secara individu maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, penerapan harus memuat unsur berikut, adanya program yang dilaksanakan, adanya kelompok target, yaitu masyarakat yang menjadi sasaran dan diharapkan akan menerima manfaat dari program tersebut. Adanya pelaksanaan baik organisasi ataupun perorangan yang bertanggung jawab dan pengelolan, pelaksanaan maupun pengawasan dari proses penerapan. Teknologi adalah penerapan keilmuan yang mempelajari dan mengembangkan kemampuan dari suatu rekayasa dengan langkah dan teknologi dalam suatu bidang.  Penyelenggaraan budidaya padi di lahan rawa bertujuan untuk memperbaiki taraf hidup petani agar mempunyai penghasilan tambahan dengan sasaran kegiatan peningkatan indeks pertanaman dari IP 100 menjadi IP 200 atau IP 100 sampai dengan IP 300 sehingga meningkatkan  produktivitas dan produksi padi di lahan rawa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana tingkat penerapan teknologi budidaya padi pada lahan rawa di Kecamatan Sungai Tabuk dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat penerapan budidaya padi di lahan rawa. Hasil Penelitian di dapat bahwa tingkat penerapan teknologi budidaya padi di lahan rawa kecamatan Sungai Tabuk pada kategori sedang (72,087%). Berdasarkan uji korelasi, faktor internal petani (umur, pendidikan, pengalaman berusahatani dan kekosmopolitan) dan faktor ekternal petani (modal, luas lahan, jumlah tenaga kerja dan interaksi dengan penyuluh) terhadap tingkat penerapan teknologi budidaya padi di lahan rawa signifikan Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten BanjarKata kunci: penerapan, teknologi, penyelenggaraan budidaya padi
Strategi Pengembangan Usahatani Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) di Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru (Studi Kasus Usahatani Agrotif) Rifki Arselan; Usamah Hanafie; Mira Yulianti
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.2116

Abstract

Abstrak. Salah satu dari sektor pertanian dibidang hortikultura yang berpotensi untuk dikembangkan adalah produksi jamur. Tujuan penelitian ini untuk mengamati faktor internal dan faktor eksternal dalam mengembangkan usahatani Agrotif dan merumuskan beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usahatani pada usahatani Agrotif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara pengamatan langsung dan melakukan wawancara dengan responden. Responden meliputi internal dan eksternal usaha. Berdasarkan hasil faktor internal evaluasi didapat skor 2,8155 dan faktor eksternal evaluasi didapat skor 2,5638. Hasil dari total nilai tertimbang pada matriks internal faktor evaluation dan matriks eksternal faktor evaluation pada usahatani Agrotif yang dipetakan dalam matriks IE dan diperoleh posisi di kuadran V yang merupakan posisi “Menjaga dan Mempertahankan” (hold and maintain). Pada matriks SWOT terdapat sembilan strategi yaitu meningkatkan hasil produksi dan menjaga kualitas jamur tiram putih, melakukan pengembangan produk usaha jamur tiram putih, meningkatkan dan mempertahankan pelayanan yang baik terhadap pelanggan, mencari tambahan dana untuk mengembangkan usaha, meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi SDM yang berkompeten, memelihara hubungan antara pemasok bahan baku, pelanggan serta pekerja, menjalin kemitraan, memperbaiki sistem manajemen, melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja pekerja.Kata kunci: strategi pengembangan, jamur tiram putih, analisis SWOT, matriks SWOT
Analisis Preferensi Konsumen terhadap Buah Impor Apel Fuji dan Pir di Kota Banjarbaru Salsabila Salsabila; Luthfi Fatah; Nurmelati Septiana
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.2122

Abstract

Abstrak. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji karakteristik konsumen buah impor di Kota Banjarbaru, dan mengkaji atribut buah impor yang menjadi preferensi dan yang dipertimbangkan konsumen buah impor di Kota Banjarbaru. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif dan analisis multiatribut fishbein menggunakan skala likert. Sedangkan untuk menentukan jumlah responden menggunakan purposive sampling. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa karakteristik konsumen buah impor di Kota Banjarbaru bervariasi, dilihat dari faktor jenis kelamin, usia, pekerjaan, penghasilan, suku, jumlah anggota keluarga, dan tingkat pendidikan. Atribut buah impor yang menjadi preferensi konsumen diantaranya rasa manis dengan nilai skor 4, ukuran besar dengan nilai skor 3,8, dan buah yang memiliki aroma khas dengan nilai skor 3,6. Atribut buah impor yang memiliki nilai kepentingan tertinggi adalah rasa buah dengan nilai skor 17,75.  Kata kunci: buah impor, preferensi konsumen, perilaku konsumen, multiatribut fishbein
Analisis Pendapatan dan Kesejahteraan Petani Karet Rakyat Desa Batu Merah Kecamatan Lampihong Kabupaten Balangan Eka Tunggal Dewi; Yusuf Azis; Muhammad Husaini
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.2111

Abstract

Karet merupakan salah satu perkebunan dengan nilai ekonomi tinggi, juga merupakan salah satu perkebunan yang cukup banyak dibudidayakan sebagai sumber pendapatan. Perkebunan karet merupakan salah satu sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat desa Batu Merah Kecamatan Lampihong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan dan kesejahteraan petani karet rakyat berdasarkan umur karet. Penelitan ini dilakukan di Desa Batu Merah, Kecamatan Lampihong, Kabupaten Balangan. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada metode purposive dengan alasan bahwa Desa Batu Merah adalah salah satu desa di Kecamatan Lampihong yang merupakan salah satu desa dimana sebagian besar orang bekerja pada tanaman karet rakyat. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah petani karet di Desa Batu Merah dengan total 220 orang. Penentuan sampel dilakukan menggunakan Stratified Random Sampling dengan membedakan umur tanaman karet strata I ≤ 15 tahun dan strata II > 15 tahun. Jumlah sampel yang diambil 30 orang dengan sampel masing-masing yaitu strata I 21 orang dan strata II 9 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan petani karet rakyat di Desa Batu Merah strata I sebesar Rp8.284.638/kapita/tahun dan strata II sebesar Rp6.378.184/kapita/tahun. Kesejahteraan petani karet Bank Dunia menetapkan sebesar Rp10.909.200/kapita/tahun, yang menunjukkan bahwa pada strata I sebesar 33,33% petani karet sejahtera dan sisanya sebesar 66,67% petani karet tidak sejahtera. Pada strata II menunjukkan bahwa 100% petani karet tidak sejahtera.Kata kunci: kesejahteraan, pendapatan, petani karet rakyat
Analisis Biaya, Pendapatan dan Keuntungan Perangkai Bunga Melati (Jasminum sambac) di Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar Bastiah Bastiah; Masyhudah Rosni; Yusuf Azis
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1963

Abstract

Rangkaian bunga melati merupakan salah satu pengolahan hasil dari tanaman hias. Usaha peragkaian bunga melati ini masih merupakan usaha sampingan yang mampu menambah penghasilan masyarakatnya. Kendala utama yang dihadapi dalam kegiatan berproduksinya adalah bunga melati mudah tidak tahan lama atau rusak, berfluktuasinya harga bunga melati yang tergantung musim dan adanya keragaman permintaan produk pada bulan-bulan tertentu serta penggunaan teknologi yang masih sederhana. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar meliputi Desa Bincau, Bincau Muara dan Labuan Tabu yang dimulai dari bulan Maret sampai dengan September 2018. Hasil penelitian menunjukan jenis rangkaian bunga melati dalam penelitian ini adalah jenis rangkaian selendang, adat banjar, adat jawa, adat sunda dan kembang serai. Total biaya dari usaha perangkai bunga melati pada bulan tinggi sebesar Rp 6.966.111,04 dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp 12.224.166,67, maka rata-rata pendapatan yang diperoleh perangkai bunga melati adalah sebesar Rp 5.839.622,22 dan keuntungannya sebesar Rp 5.258.055,63. Sedangkan pada bulan sedang besar total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 5.620.188,54 dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp 9.353.166,67, maka rata-rata pendapatan yang diperoleh perangkai bunga melati adalah sebesar Rp 4.208.022,22 dan keuntungannya sebesar Rp 2.845.444,79. Pada bulan rendah besar total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 3.930.888,54 dengan rata-rata penerimaan yang diperoleh sebesar Rp 6.776.333,33, maka rata-rata pendapatan yang diperoleh perangkai bunga melati adalah sebesar Rp 3.195.711,11 dan keuntungannya sebesar Rp 2.845.444,79. Kata kunci: biaya, pendapatan, keuntungan, perangkai bunga melati, Jasminum sambac

Page 2 of 4 | Total Record : 32