cover
Contact Name
Dian Purworini
Contact Email
komuniti@ums.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
komuniti@ums.ac.id
Editorial Address
Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani, Pabelan, Kartasura Surakarta 57162 Indonesia
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Komuniti: Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi
ISSN : 2087085X     EISSN : 25495623     DOI : https://www.doi.org/10.23917/komuniti
Core Subject : Social,
Penelitian komunikasi selalu menawarkan hasil dan temuan yang menarik, up to date dan memberikan kontribusi di berbagai bidang ilmu sosial. Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi yang dikelola oleh Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta selalu memberikan rujukan hasil penelitian yang penting dan berdampak bagi ilmuwan dan praktisi komunikasi. Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi fokus pada penelitian dan teori di berbagai bidang komunikasi dan menjadi forum bagi akademisi dan praktisi. Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi menerbitkan naskah yang mengeksplorasi, menjelaskan serta menguji proses, penyebab dan dampak dari komunikasi yang terjadi di berbagai konteks kehidupan manusia. Berikut berbagai konteks yang sesuai dengan ruang lingkup Komuniti: Media massa, media sosial, antar-pribadi, kelompok dan organisasi, public relations, antar budaya, komunikasi pemasaran, komunikasi krisis, komunikasi kesehatan, dan komunikasi politik.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 30 Documents
Pengaruh Kredibilitas Influencer dan Konten Marketing Terhadap Minat Beli Farida, Nuke; Arifah, Paujiatul; Adristi, Bebby Celia; Ardhiani, Ocvita
Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi Vol. 17 No. 1 (2025): Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi, Maret 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/komuniti.v17i1.8729

Abstract

Instagram telah menjadi media penting untuk komunikasi pemasaran digital saat ini. Berkolaborasi dengan influencer atau selebriti Instagram meningkatkan daya tarik merek, mendorong konsumen untuk membeli produk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kredibilitas influencer dan pemasaran konten terhadap niat pembelian produk, berfokus pada akun Instagram @dr.yessicatania. Dipandu oleh teori transfer makna dan diolah menggunakan pendekatan kuantitatif melalui kuesioner yang disebarkan kepada 400 responden. Pengambilan sampel secara purposif digunakan untuk menargetkan pengikut @dr.yessicatania, berusia 18 hingga 34 tahun. Analisis data meliputi uji validitas dan reliabilitas, normalitas, heteroskedastisitas, multikolinearitas, regresi linier berganda, koefisien determinasi, uji-T, dan uji-F. Hasil studi mengungkapkan pengaruh positif dan signifikan dari kredibilitas influencer media sosial dan pemasaran konten, baik secara parsial maupun simultan, terhadap niat pembelian. Temuan ini konsisten dengan teori transfer makna, yang menggambarkan bagaimana Dr. Yessicatania, sebagai influencer kecantikan, berhasil mentransfer makna pribadinya untuk memengaruhi pengikutnya, sehingga meningkatkan nilai produk dan niat pembelian.   Instagram has become a crucial medium for marketing communication in the contemporary digital landscape. Collaborating with Instagram influencers or celebrities enhances a brand's appeal, encouraging consumers to purchase products. This study aims to examine the influence of influencer credibility and content marketing on product purchase intention, with a focus on the Instagram account @dr.yessicatania. Guided by the meaning transfer theory, the research employed a quantitative approach, utilizing a questionnaire distributed to 400 respondents. Purposive sampling was used to target followers of @dr.yessicatania, aged 18 to 34. Data analysis encompassed validity and reliability tests, normality, heteroscedasticity, multicollinearity, multiple linear regression, coefficient of determination, T-tests, and F-tests. The results reveal a positive and significant effect of social media influencer credibility and content marketing, both partially and simultaneously, on purchase intention. These findings are consistent with the meaning transfer theory, illustrating how Dr. Yessicatania, as a beauty influencer, successfully transfers her personal meaning to influence her followers, thereby increasing product value and purchase intention.  
Studi Netnografi Dinamika Participatory Culture Komunitas Penggemar Idola Jpop Madania, Fitri; Yuwono, Ardian Indro
Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi Vol. 17 No. 1 (2025): Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi, Maret 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/komuniti.v17i1.8781

Abstract

Peneltian ini bertujuan untuk menilik hadirnya dinamika dalam praktik participatory culture yang dilakukan oleh komunitas penggemar Idola Jpop di tengah berbagai batasan dalam konsumsi konten akibat gatekeeping serta aturan copyright. Jepang dikenal dengan gatekeeping atas konten-konten budaya populer mereka membuat penggemar internasional termasuk Indonesia kesulitan untuk dapat menikmati konten meskipun di tengah perkembangan teknologi yang kian mempermudah aktivitas penggemar di ruang digital. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui praktik budaya partisipasi penggemar serta motivasi penggemar dalam komunitas mereka dengan menggunakan participatory culture theory menghadapi batasan-batasan sebagai penggemar. Metode yang digunakan adalah netnografi dan paradigma konstruktivisme untuk memahami dinamika komunikasi penggemar dalam suatu komunitas online yaitu fandom Idola Jpop di media sosial X. Hasilnya, ditemukan bahwa penggemar melaksanakan empat fungsi utama praktik budaya partisipasi penggemar yaitu affiliation, expressions, collaborative problem solving, dan circulations dengan motivasi untuk menciptakan media presence dan mempertahankan komunitas mereka sehingga diharapkan mampu menciptakan kemudahan dalam komunitas serta keterbukaan industri Idola Jpop ke pasar global.   This study aims to examine the presence of dynamics in the practice of participatory culture carried out by the Jpop Idol fan community amidst various limitations in content consumption due to gatekeeping and copyright regulations. Japan is known for its gatekeeping of their pop culture content, making it difficult for international fans including Indonesia to enjoy the content even amidst technological developments that increasingly facilitate fan activities in the digital space. The focus of this study is to determine the practice of fan participation culture and their motivation in their community by using participatory culture theory while facing limitations as fans. The methods used are netnography and constructivism paradigm to understand the dynamics of communication between fans in an online community, the Jpop Idol fandom on social media X. The results found that fans carry out four main functions of fan participation culture practices, affiliation, expressions, collaborative problem solving, and circulations with the motivation to create a media presence and maintain their community so that it is expected to be able to create convenience in the community and openness of the Jpop Idol industry to the global market.
Eksplorasi Komunikasi Nonverbal Tata Ruang di Masyarakat Adat Baduy Dalam Ramonita, Latifa; Setiawan, Joe Harrianto; Rahayu, Yuniarti; Rizky Faiza, Hazel
Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi Vol. 17 No. 2 (2025): Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi, September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/komuniti.v17i2.9885

Abstract

Penelitian ini mengkaji bentuk komunikasi budaya nonverbal dalam tata ruang masyarakat Baduy Dalam sebagai wujud simbolisme, identitas, dan adaptasi budaya. Sebagai komunitas adat yang menolak modernisasi, masyarakat Baduy Dalam mengekspresikan nilai-nilai, norma, dan sistem kepercayaannya melalui penataan ruang yang khas, baik dalam skala rumah tangga maupun struktur pemukiman secara kolektif. Pendekatan kualitatif dengan metode observasi partisipatif dan studi pustaka digunakan untuk memahami makna simbolik di balik struktur ruang seperti leuit (lumbung padi), rumah adat, jalur jalan, serta posisi geografis antar kampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata ruang tidak sekadar bersifat fungsional, melainkan merepresentasikan struktur sosial, relasi kekuasaan, dan ketaatan terhadap nilai kosmologis masyarakat Baduy Dalam. Selain itu, tata ruang juga menjadi strategi adaptif terhadap tekanan eksternal, seperti pariwisata dan kebijakan pembangunan, tanpa mengorbankan prinsip adat. Temuan ini menegaskan bahwa ruang fisik dalam budaya tradisional merupakan medium komunikasi budaya yang sarat makna dan berperan dalam mempertahankan identitas komunal. Penelitian ini berkontribusi pada kajian komunikasi budaya, khususnya dalam memahami peran ruang sebagai wacana nonverbal dalam masyarakat adat. This study explores the forms of nonverbal cultural communication embedded in the spatial organization of the Baduy Dalam community, highlighting its symbolic, identity-forming, and adaptive dimensions. As an indigenous society that resists modernization, the Baduy Dalam express their values, norms, and belief systems through a distinctive arrangement of space—both in domestic settings and communal village structures. A qualitative approach was employed, utilizing participant observation and literature review to uncover the symbolic meanings behind spatial elements such as the leuit (rice barn), traditional houses, pathways, and the geographical positioning of villages. The findings reveal that spatial arrangements serve not only functional purposes but also represent social hierarchies, power relations, and adherence to cosmological beliefs. Furthermore, spatial organization emerges as a cultural strategy for adapting to external pressures such as tourism and government development policies, without compromising traditional values. This research affirms that physical space in traditional culture functions as a medium of rich cultural communication and plays a key role in sustaining communal identity. The study contributes to the field of cultural communication by emphasizing space as a meaningful nonverbal discourse within indigenous communities.
Memimpin Dengan Narasi Populis Analisis Peran dan Tindak Komunikasi Publik Presiden Indonesia Hidayat, Mochamad Taufiq
Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi Vol. 17 No. 2 (2025): Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi, September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/komuniti.v17i2.10213

Abstract

Fenomena populisme semakin menonjol sebagai gaya kepemimpinan politik, termasuk di Indonesia. Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana populisme memengaruhi strategi komunikasi publik dan peran kepemimpinan dalam membangun legitimasi serta mengelola ruang publik. Kajian ini menggunakan pendekatan literatur dengan analisis interpretatif berbasis hermeneutik dan kerangka meta-governance serta inovasi kolaboratif. Data dikumpulkan dari 34 artikel jurnal terindeks dan dianalisis menggunakan teknik pengkodean serta kategorisasi tematik. Fokus utama diarahkan pada dua figur populis, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, dengan periode analisis 2014–2024. Hasil menunjukkan bahwa Jokowi menekankan komunikasi emosional berbasis kedekatan melalui bblusukan dan media sosial untuk memperkuat citra wong cilik, sedangkan Prabowo lebih menonjolkan narasi konfrontatif "rakyat versus elite" dengan basis nasionalisme dan agama konservatif. Strategi ini sama-sama efektif membangun dukungan elektoral, tetapi berisiko mempersempit ruang deliberatif memperkuat polarisasi, dan melemahkan tata kelola kolaboratif. Temuan ini menegaskan bahwa komunikasi populis dalam kepemimpinan Indonesia bersifat ambivalen: memperkuat legitimasi sekaligus berpotensi mengikis prinsip demokrasi partisipatif di era digital. Populism has increasingly emerged as a dominant leadership style in contemporary politics, including in Indonesia. This study aims to analyze how populist ideologies shape public communication strategies and leadership roles in building legitimacy and managing the public sphere. The research employs a literature-based interpretive approach using hermeneutics  and applies the meta-governance and collaborative innovation framework. The analysis focuses on two key populist figures, Joko Widodo and Prabowo Subianto, within the 2014–2024 period. Findings indicate that Jokowi emphasizes emotional communication and proximity through blusukan and social media to reinforce his image as wong cilik, while Prabowo advances a confrontational “people versus elite” narrative grounded in nationalism and conservative Islam. Both strategies effectively consolidate electoral support but simultaneously risk narrowing deliberative spaces, reinforcing polarization, and weakening collaborative governance. The study concludes that populist communication in Indonesian leadership is ambivalent: strengthening legitimacy on one hand while potentially eroding participatory democratic principles in the digital era.
Konstruksi Gaya Hidup Sehat Iklan Mie Instan Lemonilo Versi Warnilo: Analisis Semiotika Roland Barthes Kartika, Monika Umi; Suryono, Joko; Santoso, Budi; Hariyanto, Hariyanto
Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi Vol. 17 No. 2 (2025): Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi, September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/komuniti.v17i2.10478

Abstract

Gaya hidup sehat menjadi semakin relevan di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan, terutama pasca pandemi COVID-19 turut meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gaya hidup sehat, termasuk melalui konsumsi makanan bergizi. Di Indonesia, mie instan merupakan salah satu makanan yang sangat populer. Mie instan dikenal sebagai makanan yang praktis, murah, serta mudah disajikan. Namun, di tengah popularitas mie instan sebagai makanan cepat saji, muncul stigma negatif terkait kandungan nutrisinya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana konstruksi gaya hidup sehat direpresentasikan dalam iklan Mie Instan Lemonilo versi Warnilo (Warung Lemonilo). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan semiotika Roland Barthes untuk mengidentifikasi elemen visual dan verbal yang merepresentasikan gaya hidup sehat dalam iklan. Data diperoleh melalui observasi tidak langsung terhadap iklan yang ditayangkan di kanal YouTube resmi Lemonilo, serta dokumentasi berupa tangkapan layar dan kajian pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklan Lemonilo secara visual dan verbal merepresentasikan gaya hidup sehat melalui simbol warna hijau, suasana warung yang bersih dan akrab, serta ekspresi bahagia dari para talent. Elemen-elemen ini berperan sebagai penanda yang membentuk makna denotatif mengenai produk sehat, dan makna konotatif yang mengasosiasikan Lemonilo sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Melalui proses mitologisasi, iklan membangun citra bahwa memilih Lemonilo merupakan tindakan bijak dalam menjalani pola makan sehat. Dengan demikian, iklan ini bukan hanya alat promosi produk, tetapi juga sarana untuk membentuk pemahaman dan narasi sosial tentang pola hidup sehat. Healthy lifestyles are becoming increasingly relevant amidst the increasing public awareness of the importance of maintaining health, especially after the COVID-19 pandemic helped increase public awareness of the importance of a healthy lifestyle, including through the consumption of nutritious food. In Indonesia, instant noodles are one of the most popular foods. Instant noodles are known as a practical, cheap, and easy-to-serve food. However, amidst the popularity of instant noodles as fast food, a negative stigma has emerged regarding its nutritional content. This research aims to understand how the construction of a healthy lifestyle is represented in the Warnilo (Warung Lemonilo) version of Lemonilo Instant Noodle advertisement. This research uses a descriptive qualitative method with a Roland Barthes semiotic approach to identify visual and verbal elements that represent a healthy lifestyle in advertisements. The data was obtained through indirect observation of the advertisement aired on Lemonilo's official YouTube channel, as well as documentation in the form of screenshots and literature review. The results showed that Lemonilo advertisements visually and verbally represent a healthy lifestyle through green symbols, a clean and familiar shop atmosphere, and happy expressions of the talents. These elements act as signifiers that form denotative meanings about healthy products, and connotative meanings that associate Lemonilo as part of a healthy lifestyle. Through the process of mythologization, the ad builds an image that choosing Lemonilo is a wise action in undergoing a healthy diet. Thus, this advertisement is not only a product promotion tool, but also a means to shape social understanding and narratives about healthy lifestyles.
Wacana Media Kumparan atas Pembebasan Lahan Tol Solo–Jogja Refdi, Fiphan Septian; Setyaningrum , Aisyah Herlita
Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi Vol. 17 No. 2 (2025): Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi, September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/komuniti.v17i2.10838

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana media membentuk wacana pembangunan melalui pemberitaan pembebasan lahan proyek jalan tol Solo–Jogja di platform Kumparan. Menggunakan pendekatan Analisis Wacana Kritis model Norman Fairclough, penelitian ini menganalisis 16 artikel berita dari fase perencanaan hingga pelaksanaan proyek. Hasil temuan menunjukkan bahwa media tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga memproduksi realitas sosial melalui pilihan kata, struktur kalimat, dan penempatan aktor dalam narasi. Kumparan cenderung menampilkan proyek infrastruktur dalam bingkai positif, menonjolkan kemajuan ekonomi dan efisiensi negara, sambil mereduksi konflik sosial dan suara masyarakat terdampak. Istilah seperti “ganti untung” dan “miliarder dadakan” digunakan untuk menciptakan kesan bahwa pembangunan membawa keuntungan, meskipun dalam realitasnya terdapat ketimpangan dan kerugian yang dialami warga. Sementara itu, figur seperti Sri Sultan HB X ditampilkan sebagai otoritas yang rasional dan bijak, memperkuat posisi elite dalam wacana publik. Kepemilikan Kumparan oleh konglomerasi digital memperkuat kecenderungan pro-pembangunan dan memperlihatkan bagaimana struktur ekonomi-politik media memengaruhi arah narasi. Penelitian ini menegaskan bahwa media merupakan aktor ideologis yang berperan dalam memperkuat relasi kuasa dan melegitimasi proyek pembangunan, sehingga diperlukan pembacaan kritis atas wacana media dan pentingnya representasi yang lebih adil terhadap masyarakat terdampak. Land acquisition for toll road development projects often generates social conflict, unequal compensation, and marginalization of affected communities, yet mainstream media frequently frame these issues as natural and beneficial. This study analyzes Kumparan’s coverage of the land acquisition for the Solo–Jogja toll road using Norman Fairclough’s Critical Discourse Analysis. The data consist of 16 news articles, representing all Kumparan publications related to this land acquisition issue in two main phases planning (2019–2020) and implementation (2022–2024) examined across the dimensions of text, discourse practice, and social practice. The findings reveal that Kumparan does not merely convey information but also reproduces power structures through agenda setting mechanisms and media capitalism practices. Development is represented as progressive and unquestionable, while the voices of affected communities are marginalized and social conflicts are concealed behind the rhetoric of economic growth. In this way, the media function as ideological agents that reinforce development hegemony and serve dominant interests. This study contributes by demonstrating how agenda setting and media capitalism shape digital development discourse in Indonesia, complementing previous research on agrarian conflicts by highlighting the interconnection between media ownership, discursive practices, and the reproduction of development ideology, while also opening avenues for further inquiry into discursive resistance from local actors and alternative media.
Komunikasi Sosial di Kalangan Pondok Pesantren Muhammadiyah pada Era Disrupsi Said Romadlan; Maududi, Mukhlish Muhammad; Wahdiyati, Dini
Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi Vol. 17 No. 2 (2025): Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi, September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/komuniti.v17i2.10905

Abstract

Di era disrupsi, komunikasi sosial sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial individu yang tidak dapat diperoleh melalui teknologi komunikasi seperti pembentukan konsep diri, pemenuhan eksistensi diri, menjalin hubungan dan mendapatkan kebahagiaan. Komunikasi sosial penting dilakukan di lingkungan pondok pesantren karena sebagai lembaga yang menekankan pada pendidikan karakter. Penelitian ini dilakukan di pondok pesantren yaitu Muhammadiyah Boarding School (MBS) Ki Bagus Hadikusumo, sebagai salah satu model pendidikan di Muhammadiyah. Fokus permasalahan penelitian ini adalah bagaimana proses komunikasi sosial di kalangan MBS Ki Bagus Hadikusumo? Teori yang digunakan adalah Interaksionisme Simbolik dari George Herbert Mead yang memfokuskan pada konsep mind, Self, dan Society. Pendekatan penelitiannya adalah kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses komunikasi sosial di MBS Ki Bagus Hadikusumo terjadi secara interaktif dan transaksional yang melibatkan dewan mudir, ustadz/ustadzah, ibu/bapak asrama, mudabbir (guru pendamping), santri, dan wali santri. Melalui proses komunikasi sosial secara interaktif dapat membentuk konsep diri, aktualisasi diri, terjalin hubungan dan  tercapainya kebahagiaan para santri. Hasil penelitian ini dapat mengembangkan teori Interaksionisme Simbolik melalui penerapannya pada konteks komunikasi sosial di pondok pesantren. In the disruption era, social communication is needed to accomplish the social needs of individuals that cannot be obtained through communication technology. Social communication is important to be carried out in the Islamic boarding school environment because it is an institution that emphasizes character education. This research was conducted at the Muhammadiyah Boarding School (MBS) Ki Bagus Hadikusumo, as one of the educational models in Muhammadiyah. The focus of this research problem is how is the process of social communication among MBS Ki Bagus Hadikusumo? The theory used is the Symbolic Interactionism by George Herbert Mead who focuses on the concepts of mind, Self, and Society. The research approach is qualitative with a case study method. The results of the study show that the social communication process at MBS Ki Bagus Hadikusumo occurs in an interactive and transactional manner involving the directors (mudir) council, teachers (ustadz/ustadzah), dormitory mothers/fathers, mudabbir (accompanying teachers), students, and guardians of students. Through the social communication process, it can form self-concept, self-actualization, relationships and the achievement of happiness for students. This research can develop the theory of Symbolic Interactionism through its application in the context of social communication in Islamic boarding schools.
Agenda Building in CNN Indonesia’s News Production Laoh, Niki Charles; Hendriyani; Eriyanto
Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi Vol. 17 No. 2 (2025): Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi, September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/komuniti.v17i2.11049

Abstract

Penelitian ini membahas bagaimana proses agenda building berlangsung dalam produksi berita di CNNIndonesia.com. Di tengah dominasi media sosial, redaksi media arus utama dihadapkan pada tantangan untuk tetap relevan, sekaligus menjaga otoritasnya dalam menentukan isu publik. Menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif dengan teknik triangulasi (wawancara mendalam, observasi redaksi, dan analisis dokumen internal), penelitian ini menelaah dinamika internal redaksi dalam menyusun prioritas isu, menimbang faktor viralitas, dan mempertahankan nilai-nilai jurnalistik. Teori Agenda Building digunakan untuk memahami interaksi antara tekanan eksternal (misalnya tren media sosial) dan keputusan internal redaksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CNNIndonesia.com tidak secara pasif mengikuti tren media sosial, tetapi melakukan seleksi dan rekontekstualisasi isu dengan mempertimbangkan nilai berita, kelayakan sumber, dan dampak editorial. Praktik agenda building di CNN mencerminkan pergeseran model redaksional yang adaptif, di mana logika jurnalistik dan logika algoritmik berinteraksi secara strategis. Penelitian ini memperkaya wacana tentang konstruksi agenda media di era platformisasi dan menawarkan pemahaman baru tentang otonomi redaksional dalam lanskap digital ketika menghadapi arus informasi yang luar biasa dari media sosial.   This study explores the process of agenda building in news production at CNNIndonesia.com. Amid the rise of social media, mainstream newsrooms are challenged to remain relevant while maintaining their authority in shaping public issues. Using a qualitative case study approach with triangulated methods (in-depth interviews, newsroom observation, and internal document analysis), this research examines the internal dynamics of editorial decision-making. The Agenda Building Theory is applied to analyze how external pressures (such as social media trends) interact with internal editorial judgment. The findings reveal that CNNIndonesia.com does not passively follow social media trends but selectively recontextualizes them based on newsworthiness, source credibility, and editorial impact. The newsroom's agenda-building practices illustrate an adaptive editorial model, where journalistic logic and algorithmic logic interact strategically. This study enriches the discussion on media agenda setting in the era of platformization and offers new insights into editorial autonomy in the digital news enviroment when faced with the overwhelming flow of information from social media.
Framing Pemberitaan Etika dan Regulasi Penggunaan Foto Artificial Intelligence (AI) pada Kampanye Bukhori, Bukhori; Shabrina, Nuri; Irwansyah, Irwansyah
Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi Vol. 17 No. 2 (2025): Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi, September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/komuniti.v17i2.11236

Abstract

Perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) generative telah memicu praktik manipulasi visual dalam kampanye politik digital. Persoalan etika dan regulasi muncul seiring dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait pelarangan penggunaan citra manipulatif berbasis AI dalam Pemilu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembingkaian berita terkait isu tersebut pada empat media online, yaitu Kompas.com, Tirto.id, Fajar.co.id, dan CNBC Indonesia. Metode yang digunakan adalah analisis framing kualitatif yang dipandu dengan Teori Framing Robert Entman. Hasilnya menunjukkan perbedaan empat media membingkai putusan MK. Kompas.com memilih isu tentang manipulasi foto dan gambar AI telah mengaburkan citra asli peserta Pemilu dan memengaruhi persepsi pemilih. Tirto.id berusaha menonjolkan aspek etika dan manipulasi visual yang diciptakan oleh AI yang disebutnya sebagai teknologi menyesatkan. Fajar.co.id mengungkit legalitas kampanye pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang sebelumnya menggunakan foto AI. Sementara CNBCIndonesia.com mengungkapkan perdebatan di tengah masyarakat. Secara umum empat media tersebut membingkai putusan MK sebagai langkah afirmatif terhadap integritas Pemilu, serta adanya ketidakjelasan hukum tentang "citra diri". Framing yang ditampilkan mengandung elemen kritik terhadap ketertinggalan etika dan regulasi di tengah pesatnya inovasi AI. Penelitian ini menegaskan pentingnya pembaruan kebijakan kampanye digital dan penegasan etika visual politik dalam era komunikasi berbasis AI. The development of generative Artificial Intelligence (AI) technology has triggered the practice of visual manipulation in digital political campaigns. Ethical and regulatory issues arose following the Constitutional Court's (MK) ruling prohibiting the use of AI-based manipulative images in elections. This study aims to analyze the news framing of this issue in four online media outlets: Kompas.com, Tirto.id, Fajar.co.id, and CNBC Indonesia. The method used was qualitative framing analysis guided by Robert Entman's Framing Theory. The results show differences in the four media outlets' framing of the MK ruling. Kompas.com chose the issue of AI-manipulated photos and images obscuring the true image of election participants and influencing voter perceptions. Tirto.id attempted to highlight the ethical aspects and visual manipulation created by AI, which it called misleading technology. Fajar.co.id raised the legality of the campaign of presidential and vice-presidential candidates Prabowo Subianto and Gibran Rakabuming Raka, who previously used AI-generated photos. Meanwhile, CNBCIndonesia.com revealed the debate within the community. In general, the four media outlets framed the Constitutional Court's ruling as an affirmative step toward election integrity, as well as the legal ambiguity surrounding "self-image." The framing presented contains elements of criticism of the lag in ethics and regulations amidst rapid AI innovation. This research emphasizes the importance of updating digital campaign policies and affirming political visual ethics in the era of AI-based communication.
Multimodal Analysis on the Construction of Identity and Ideology in the X (Twitter) Account @DokterTifa Haryanti, Yanti
Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi Vol. 17 No. 2 (2025): Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi, September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/komuniti.v17i2.12273

Abstract

Dalam era banjir informasi digital, figur publik di media sosial kian memainkan peran sentral dalam pembentukan opini publik. Penelitian ini mengupas akun kontroversial @DokterTifa, yang dikenal luas di Indonesia karena narasi-narasi kritisnya terhadap kebenaran akan isu ijazah palsu mantan presiden Jokowi. Menerapakan analisis multimodal, kajian ini menelusuri bagaimana konstruksi identitas dan agenda ideologi dibentuk, dikomunikasikan, dan dimobilisasi melalui kata, simbol, serta strategi retorika. Penelitian ini memfokuskan pada keterkaitan multimodal antar semua unsur dalam postingan baik tekstual maupun visual dengan menggunakan pendekatan semiotika sosial oleh Gunther Kress and Theo van Leeuwen untuk mendapatkan makna dari tanda dan narasi secara utuh.  Strategi wacana yang digunakan oleh akun @DokterTifa secara konsisten menerapkan gaya bahasa retoris dan sarkastik, serta pemilihan representasi visual yang mendukung klaim pada teks. Hal ini digunakan untuk membingkai narasi identitas rakyat sipil yang kritis dan akademis yang berani, beroposisi terhadap kekuasaan yang dianggap manipulative dan tertutup, serta agenda ideologis untuk mendelegitimasi supremasi hukum dan otoritas negara. In the era of digital information overload, public figures on social media increasingly play a central role in shaping public opinion. This study examines the controversial account @DokterTifa, widely known in Indonesia for its critical narratives regarding the truth of the fake diploma issue surrounding former President Jokowi. Applying multimodal analysis, this study explores how identity construction and ideological agendas are formed, communicated, and mobilized through words, symbols, and rhetorical strategies. This research focuses on the multimodal interrelationships between all elements in posts, both textual and visual, using a social semiotic approach by Gunther Kress and Theo van Leeuwen to derive the full meaning of signs and narratives. The discourse strategies employed by the @DokterTifa account consistently employ rhetorical and sarcastic language styles, as well as the selection of visual representations that support the claims in the text. This is used to frame the narrative of a critical and academic citizen identity who is bold, opposing power perceived as manipulative and closed, and an ideological agenda to delegitimize the rule of law and state authority.  

Page 3 of 3 | Total Record : 30