cover
Contact Name
Juli Hadiyanto
Contact Email
julihadiyanto43@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalstandardisasi@gmail.com
Editorial Address
Gedung 1 BSN, KST BJ Habibie, Setu, Tangerang Selatan, Banten, 15314.
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Standardisasi
ISSN : -     EISSN : 23375833     DOI : 10.31153
Jurnal Standarisasi (hence JS) is a journal aims to be a leading peer-reviewed platform and an authoritative source of information. We publish original study or research papers focused on standardization policies, development of standards, harmonization of standards, implementation of standards (accreditation, certification, testing, metrology, technical inspection, pre and post market supervision, socio-economic impacts, etc.), standardization of standards, technical regulations, and aspects related to standardization that has neither been published elsewhere in any language, nor is it under review for publication anywhere.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 227 Documents
KAJIAN KEANGGOTAAN INDONESIA DALAM ISO/TC BIDANG INDUSTRI LOGAM, MESIN DAN ALAT ANGKUT Prihadi Waluyo; Muti Sophira Hilman
JURNAL STANDARDISASI Vol 8, No 3 (2006): Vol. 8(3) 2006
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v8i3.665

Abstract

In facing of the industrialization era after crisis term claim to us to be always keeping pace with the movement which could happen in the world including in the international standard. Study on the level of membership ofIndonesia participation in the international standardization organization ISO/TC in the fields of metals, machines and transportation equipments industry will be one of the significant input for decision makers in phasing those situations. Technical Commmittee (TC) selection criteria use four factors involve the need of consumers, producers, government and availibility of resources, and six sub factors include import value, export value, standardization cooperation, products, natural resources and human resources. Sub committee (SC) selection criteria are derived from TC concerned. From this study, through weighting criteria approach, ten TC/ISO were chosen which involve metal products, machinery and road vehicle and suggestion for Indonesia membership based on criteria assessment for SC is P-member for 2 SC (metal product), 8 SC (machinery) and 23 SC (road vehicle), O member for 4 SC (metal product), 2 SC (machinery) and 10 SC and non member for 2 SC (machinery)and 12 SC (road vehicle).
OPTIMASI PERLAKUAN ALKALI DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AGAR DARI RUMPUT LAUT (GRACILARIA SPP) Achmad Zatnika; Sri Istini
JURNAL STANDARDISASI Vol 10, No 2 (2008): Vol. 10(2) 2008
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v10i2.624

Abstract

Agaris a hydrohillic colloids extracted certain marine algae of the class Rhodophyceae
KARAKTERISTIK MUTU GELATIN CEKER AYAM SEBAGAI ALTERNATIF GELATIN HALAL Miskiyah - Miskiyah; Kirana Sanggrami Sasmitaloka; Elmi Kamsiati; Juniawati Juniawati; Agus Budiyanto
JURNAL STANDARDISASI Vol 22, No 3 (2020)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v22i3.850

Abstract

Gelatin merupakan bahan tambahan pangan asal hewani yang peranannya cukup penting dalam proses produksi pangan yang berfungsi sebagai pengemulsi, penstabil, memperbaiki tekstur produk pangan, dan pengental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik mutu gelatin ceker ayam yang diekstraksi dengan perlakuan kombinasi basa dan asam. Penelitian didesain menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan jenis pelarut ekstraksi: Perendaman pada NaOH 0,2% dan asam asetat 5% (A); Perendaman pada NaOH 0,1% dan asam sitrat 5% (B); dan Perendaman pada NaOH 1% dan Asam sitrat 5% (C). Analisis produk gelatin meliputi kadar lemak, kadar protein, kekuatan gel, pH,dan kandungan logam. Penggunaan pelarut asam dan basa untuk menghidrolisis ceker ayam menghasilkan gelatin dengan karakteristik mutu yang berbeda nyata (p<0,05). Proses produksi gelatin menggunakan perlakuan perendaman NaOH 0,2% dan asam asetat 5% menunjukkan karakteristik yang paling baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya.Gelatin tersebut mempunyai karakteristik yang memenuhi standar SNI gelatin (06-3735:1995) dan lebih baik dibandingkan gelatin komersial.
KAJIAN STANDARDISASI BIDANG OLAHRAGA1 Biatna Dulbert Tampubolon; Wahyu Widyatmoko
JURNAL STANDARDISASI Vol 12, No 1 (2010): Vol. 12(1) 2010
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v12i1.139

Abstract

Sistem Keolahragaan Nasional adalah keseluruhan aspek keolahragaan yang saling terkait secara terencana, sistimatis, terpadu, dan berkelanjutan sebagai satu kesatuan yang meliputi pengaturan, pendidikan, pelatihan, pengelolaan, pembinaan, pengembangan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan keolahragaan nasional. Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) seperti yang tertuang dalam UU No. 3 tahun 2005 perlu ditindaklanjuti dengan pengembangan standar dibidang keolahragaan, sistem sertifikasi dan sistem akreditasi. Sistem standardisasi dibidang keolahragaan nasional tersebut harus terselenggara dengan baik agar dapat diimplementasikan oleh pelaku olahraga yang menghasilkan olahragawan yang berprestasi didukung sarana dan prasarana yang memadai dan memenuhi standar internasional sehingga dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan nasional Indonesia. Perlunya menentukan cabang olahraga perioritas melalui pengumpulan data-data hasil perolehan medali pada event pertandingan Olimpiade, Asian Games dan SEA Games, kemudian dikompilasi dan dianalisis dengan pembobotan. Dalam penentuan prioritas cabang olahraga didasarkan pada tingkat event pertandingan yang diikuti dan prestasi medali pada pertandingan tersebut. Cabang olahraga perioritas yang diperoleh berdasarkan total score prestasi adalah Atletik, Bulu Tangkis, Angkat Besi, Renang, Karate, Judo, Panahan, Olahraga Air, Menembak, dan Tenis. Observasi lapangan dilakukan di tiga tempat yaitu Propinsi Kalimantan Timur sebagai tuan rumah penyelenggaraan PON XVII, Propinsi Riau sebagai tuan rumah penyelenggaraan PON yang akan datang dan Propinsi Sulawesi Selatan yang memiliki fasilitas olahraga yang memadai. Hasil observasi bahwa keterbatasan informasi tentang standar yang menjadi acuan dalam penyediaan sarana dan prasarana olahraga yang sangat minim baik standar nasional maupun international sehingga pengadaan penyediaan sarana dan prasarana tersebut belum tertulis secara detail dan jelas dan sebagian organisasi Dispora baru terbentuk sehingga masih lebih menfokuskan pada pengembangan struktur organisasinya. Identifikasi standar dilakukan berdasarkan jenis standar dan jenis olahraga yang ada serta dipertandingkan di Indonesia. Jenis standar yang diutamakan adalah jenis standar produk, dengan pertimbangan standar pengujian dan lainnya akan mengikuti setelah standar produk ditetapkan. Kajian ini merekomendasikan 25 draft standar produk terkait bidang olahraga sebagai usulan.
PENAMBAHAN SUDUT 75o SISTEM PENGUKURAN STANDAR KILAP PADA PERMUKAAN DATAR Boedi Soesatyo
JURNAL STANDARDISASI Vol 11, No 3 (2009): Vol. 11(3) 2009
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v11i3.673

Abstract

Telah dilakukan penambahan sudut 750 pada sistem pengukuran standar kilap dari yang sudah ada yaitu 200 dan 600. Setiap standar kilap mempunyai nilai kekilapan sesuai dengan sudut cahaya yang datang pada alat ukur dan dapat ditentukan kembali nilainya menggunakan sistem pengukuran yang terdiri dari sistem pengatur sudut untuk sumber cahaya tipe A dan fotometer fungsi V(λ) sebagai sensor. Nilai kekilapan tergantung dari nilai indeks bias (n) , faktor k yang sesuai dengan sudut dan kerataan permukaan dari bahan gelas yang digunakan. Berhubung dari referensi/standar faktor k untuk sudut 750 belum ditentukan maka dengan interpolasi antara faktor k sudut 600 dan sudut 850 dapat ditentukan. Dari hasil percobaan dengan menggunakan bahan gelas n = 1,51680 sebagai standar, kemudian untuk mengukur gelas n = 1,53996 didapat penyimpangan lebih kecil dari 1 satuan gloss dan dari hasil percobaan kalibrasi terhadap alat, bahwa alat tersebut mempunyai kesalahan pembacaan sebesar kurang lebih 1.5 satuan gloss.
STANDARDISASI/KALIBRASI SUMBER-SUMBER BRAKHITERAPI Prosedur Standardisasi untuk Kalibrasi Sumber-Sumber Brakhiterapi Pada Laboratorium Dosimetri Standar Sekunder (SSDL) dan Rumah Sakit Nazaroh Nazaroh
JURNAL STANDARDISASI Vol 7, No 2 (2005): Vol. 7(2) 2005
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v7i2.21

Abstract

Irradiasi dengan brakhiterapi kini dianggap bagian penting dari terapi kanker. Dengan perbaikan teknik lokalisasi dan sistem perencanaan, menyebabkan pemberian dosis lebih tepat dan akurat serta kedapat-ulangannya lebih baik. Tetapi hasil klinik yang dikehendaki hanya dapat dicapai dengan praktek klinik dan dosimetri yang baik, yaitu dengan mengimplementasikan program jaminan kualitas komprehensif yang meliputi prosedur kontrol kualitas secara rinci. Standar keselamatan dasar international (International Basic Standards) untuk proteksi terhadap radiasi pengion dan untuk keselamatan sumber radiasi telah menetapkan suatu prosedur kalibrasi sumber yang digunakan untuk paparan medik. Untuk sumber-sumber yang digunakan dalam brakhiterapi perlu kalibrasi yang tertelusur ke laboratorium dosimetri standar. Makalah ini membahas standardisasi atau kalibrasi sumber-sumber brakhiterapi dan kontrol pengukuran serta prosedur yang berkaitan dengan aspek keselamatan
PERANCANGAN INTEGRASI PENERAPAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL DI PT PUPUK KALIMANTAN TIMURDENGAN SISTEM INTEGRASI PAS 99 Nur Hidayati; Musa Hubeis; Gendut Suprayitno
JURNAL STANDARDISASI Vol 23, No 2 (2021)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v23i2.922

Abstract

PT Pupuk Kalimantan Timur (PT PKT) menjalankan program tanggung jawab sosial (TJS) mengacu pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL),SNI ISO 26000dan konsep Create Shared Value (CSV). PT PKT dalam menjalankan TJS belum menerapkan sistem terintegrasi untuk 3 indikator persyaratan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk merancang integrasi penerapan TJS (PKBL, CSV dan SNI ISO 26000) dengan sistem integrasi PAS 99 (Publicly Available Spesification 99). PAS 99  merupakan persyaratan umum untuk sistem manajemen yang dapat digunakan sebagai kerangka kerja dalam merancang suatu sistem manajemen terintegrasi. Sistem manajemen terintegrasi akan bermanfaat mengurangi duplikasi, mengurangi biaya dan birokrasi serta memudahkan dalam audit. Melalui perancangan sistem terintegrasi ini, diharapkan penerapan tanggungjawab sosial di PT PKT dapat terintegrasi sehingga lebih efektif dan efisien. Berdasarkan hasil analisis data dengan metode Structural Equation Modeling Partial Least Square (SEM PLS) memperlihatkan bahwa hanya SNI ISO 26000 yang memiliki hubungan yang signifikan dengan PAS99 : 2012 sedangkan indikator PKBL dan CSV tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan PAS 99. Hal ini berarti penerapan TJS di PKT tidak bisa diintegrasikan dengan PAS 99. SIstem Integrasi dengan PAS 99 hanya bisa dilakukan untuk SNI ISO 26000. Hasil SEM PLS juga memperlihatkan bahwa SNI ISO 26000 mempengaruhi secara signifikan indikator PKBL dan CSV. Hal ini dapat disimpulkan bahwa peningkatan kinerja TJS yang mengacu ke SNI ISO 26000 akan menyebabkan peningkatan kinerja TJS juga untuk CSV dan PKBL.
KAJIAN STANDAR CEMARAN MIKROBA DALAM PANGAN DI INDONESIA Pratiwi Yuniarti Martoyo; Ratih Dewanti Hariyadi; Winiati P Rahayu
JURNAL STANDARDISASI Vol 16, No 2 (2014): Vol 16, No 2 (2014)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v16i2.173

Abstract

Standar cemaran mikroba pada pangan olahan di Indonesia termuat dalam Peraturan Kepala Badan POM tahun 2009 No. HK.00.06.1.52.4011 tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia Dalam Makanan dan Standar Nasional Indonesia (SNI) komoditas pangan. Dalam implementasinya, terdapat beberapa permasalahan dan kriteria yang tidak dapat dipenuhi karena terlalu ketat dan metode analisis yang tidak tersedia. Kajian ini bertujuan untuk membandingkan pemenuhan standar cemaran mikroba dalam pangan di Indonesia dan beberapa negara lain di dunia terhadap kaidah kriteria mikrobiologi pangan yang dikembangkan Codex serta mengkaji kriteria cemaran mikroba pada pangan prioritas dan memberikan rekomendasi kriteria cemaran mikroba. Pengkajian dilakukan dengan membandingkan dan menganalisis kriteria mikrobiologi Indonesia dengan 10 standar negara lain yaitu Australia dan Selandia Baru, Eropa, Filipina, Malaysia, Canada, Hong Kong, India, Jepang, Singapura dan Afrika Selatan berdasarkan Codex Principles for The Establishment and Application of Microbiological Criteria for Foods (CAC/GL 21-1997) yang sedang dalam proses revisi pada step 5/8. Studi kasus dilakukan pada beberapa jenis pangan prioritas berdasarkan permasalahan dan kriteria. Hasil kajian menunjukkan bahwa Australia dan Selandia Baru, Eropa, Canada dan Filipina telah mengikuti kriteria Codex, sementara Indonesia, Malaysia, Hong Kong, Jepang, Singapura dan Afrika Selatan tidak. Hasil kajian juga menunjukkan bahwa standar mikrobiologi air minum dalam kemasan, kopi instan dan pangan steril komersial perlu revisi. Untuk tujuan verifikasi proses produksi dan penerimaan lot, direkomendasikan untuk menetapkan satu batas maksimum ALT. Penetapan kriteria mikrobiologi kopi instan tidak relevan, kecuali OTA. Persyaratan bagi pangan proses steril komersial dapat dilakukan dengan pemenuhan kecukupan proses sterilisasi komersial atau uji inkubasi untuk menetapkan mikroba pembusuk.
DETERIORATION OF BLEACHABILITY INDEX PADA CRUDE PALM OIL: BAHAN REVIEW DAN USULAN UNTUK SNI 01-2901-2006 Hasrul Abdi Hasibuan
JURNAL STANDARDISASI Vol 18, No 1 (2016)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v18i1.694

Abstract

Standar mutu Crude Palm Oil (CPO) dalam SNI 01-2901-2006 adalah kadar asam lemak bebas (ALB), air dan kotoran masing-masing maksimum 5%, 0,25% dan 0,25%. Parameter lain yang dapat menentukan mutu CPO adalah deterioration of bleachability index (DOBI) namun belum ditetapkan dalam SNI CPO. Sementara itu, beberapa industri rafinasi di dalam negeri dan negara pengimpor telah mempersyaratkan DOBI sebagai syarat mutu CPO. Makalah ini meneliti tentang DOBI, hubungan DOBI terhadap parameter mutu CPO dan faktor-faktor yang mempengaruhi DOBI. Data sekunder nilai DOBI CPO diperoleh dari beberapa sumber referensi dari negara penghasil CPO yaitu Indonesia dan Malaysia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai DOBI pada CPO Indonesia masih relatif rendah (< 2). Kadar air memiliki pengaruh terhadap nilai DOBI. DOBI memiliki korelasi searah dan kuat dengan kadar karoten namun berlawanan dan lemah terhadap ALB. DOBI sangat dipengaruhi oleh kematangan dan waktu pengolahan buah serta tahapan proses pengolahan di pabrik yang disebabkan oleh pemanasan berlebih dan kontaminasi. DOBI penting dalam perdagangan CPO sehingga parameter ini perlu ditetapkan dalam SNI CPO. Berdasarkan hasil penelitian mutu CPO Indonesia dan beberapa standar diusulkan nilai DOBI CPO pada SNI minimum 2,2. Penetapan standar ini dapat mendorong produsen untuk berupaya memperbaiki dan meningkatkan mutu CPO agar berdaya saing tinggi.
Analisa Hasil Uji Banding Antar Laboratorium Nasional Tingkat Asia Pasifik Untuk Termometer Cairan Dalam Gelas Ghufron Zaid; Dwi Larassati; Suherlan .
JURNAL STANDARDISASI Vol 13, No 3 (2011):
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v13i3.44

Abstract

oleh APMP. Kalibrasi termometer dilakukan di Subbidang Metrologi Suhu Puslit KIM-LIPI sesuai dengan proseduryang digunakan dalam kalibrasi termometer pada pekerjaan kalibrasi yang dilakukan sehari-hari. Pada ujibanding yang diikuti oleh 9 negara/teritorial ini, hasil kalibrasi Puslit KIM-LIPI tidak berkontribusi pada kegagalanBirge test dan mempunyai nilai angka kesalahan En lebih kecil dari 1 (satu) untuk semua titik ukur, dengan nilaiterbesar 0,44 pada suhu 40 oKata kunci: Uji banding, termometer cairan dalam gelas, angka En, CIPM MRAC. Selain itu, nilai ketidakpastian hasil kalibrasi berada pada rentang nilai yangdapat diterima, yaitu sekitar setengah dari nilai skala terkecil termometer. Hasil tersebut menunjukkan bahwaPuslit KIM-LIPI telah mampu melakukan kalibrasi termometer gelas dengan benar dan dengan hasil yangmemuaskan. Hasil uji banding ini melengkapi salah satu pra-syarat utama dalam keberterimaan CMC oleh BIPMsebagaimana tercantum dalam appedix C dokumen CIPM MRA.

Page 3 of 23 | Total Record : 227


Filter by Year

2005 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 26, No 2 (2024) Vol 26, No 1 (2024) Vol 25, No 2 (2023) Vol 25, No 1 (2023) Vol 24, No 1 (2022) Vol 23, No 3 (2021) Vol 23, No 2 (2021) Vol 23, No 1 (2021) Vol 22, No 3 (2020) Vol 22, No 2 (2020) Vol 22, No 1 (2020) Vol 21, No 3 (2019) Vol 21, No 2 (2019) Vol 21, No 1 (2019) Vol 20, No 3 (2018) Vol 20, No 2 (2018) Vol 20, No 1 (2018) Vol 19, No 3 (2017) Vol 19, No 2 (2017) Vol 19, No 1 (2017) Vol 18, No 3 (2016) Vol 18, No 2 (2016) Vol 18, No 1 (2016) Vol 17, No 3 (2015) Vol 17, No 2 (2015) Vol 17, No 1 (2015) Vol 16, No 2 (2014): Vol 16, No 2 (2014) Vol 16, No 3 (2014) Vol 16, No 1 (2014) Vol 15, No 3 (2013) Vol 15, No 2 (2013) Vol 15, No 1 (2013) Vol 14, No 3 (2012): Vol. 14(3) 2012 Vol 14, No 2 (2012): Vol. 14(2) 2012 Vol 14, No 1 (2012): Vol. 14(1) 2012 Vol 13, No 2 (2011): Vol. 13(2) 2011 Vol 13, No 1 (2011): Vol. 13(1) 2011 Vol 13, No 3 (2011): Vol 12, No 3 (2010): Vol. 12(3) 2010 Vol 12, No 2 (2010): Vol. 12(2) 2010 Vol 12, No 1 (2010): Vol. 12(1) 2010 Vol 11, No 3 (2009): Vol. 11(3) 2009 Vol 11, No 2 (2009): Vol. 11(2) 2009 Vol 11, No 1 (2009): Vol. 11(1) 2009 Vol 10, No 3 (2008): Vol. 10(3) 2008 Vol 10, No 2 (2008): Vol. 10(2) 2008 Vol 10, No 1 (2008): Vol. 10(1) 2008 Vol 9, No 3 (2007): Vol. 9(3) 2007 Vol 9, No 2 (2007): Vol. 9(2) 2007 Vol 9, No 1 (2007): Vol. 9(1) 2007 Vol 8, No 3 (2006): Vol. 8(3) 2006 Vol 8, No 2 (2006): Vol. 8(2) 2006 Vol 8, No 1 (2006): Vol. 8(1) 2006 Vol 7, No 3 (2005): Vol. 7(3) 2005 Vol 7, No 2 (2005): Vol. 7(2) 2005 Vol 7, No 1 (2005): Vol 7(1) 2005 More Issue