cover
Contact Name
Juli Hadiyanto
Contact Email
julihadiyanto43@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalstandardisasi@gmail.com
Editorial Address
Gedung 1 BSN, KST BJ Habibie, Setu, Tangerang Selatan, Banten, 15314.
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Standardisasi
ISSN : -     EISSN : 23375833     DOI : 10.31153
Jurnal Standarisasi (hence JS) is a journal aims to be a leading peer-reviewed platform and an authoritative source of information. We publish original study or research papers focused on standardization policies, development of standards, harmonization of standards, implementation of standards (accreditation, certification, testing, metrology, technical inspection, pre and post market supervision, socio-economic impacts, etc.), standardization of standards, technical regulations, and aspects related to standardization that has neither been published elsewhere in any language, nor is it under review for publication anywhere.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 227 Documents
STUDI PENERAPAN SNI OLEH LEMBAGA PENILAIAN KESESUAIAN Muti Sophira Hilman; Ellia Kristiningrum
JURNAL STANDARDISASI Vol 9, No 2 (2007): Vol. 9(2) 2007
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v9i2.35

Abstract

Conformity assessment body (CAB) such as Certification body, inspection and laboratorium has role in quality assurance of goods or services. Application of SNI by CAB may describe development of standard application. At this time, data of SNI application and its constraint by CAB is not known for sure yet. The objective of the research is to know how many SNI has implemented by CAB and reasons and problems that faced CAB in order to implement SNI. Method of the study is a survey method. Discussion in this study using decriptive method, it describes about situation or factual condition. Data collecting tools is by quetioner. Questioner was distributed to CAB that was accredited by KAN, such as testing laboratory, quality system certification body, environmental quality system certification body, product certification body, calibration laboratory and inspection body. Applying of SNI by LPK is equal to 14.46% SNI applied to amount of total SNI. Amount of SNI applied by testing laboratory is 873 SNI, by calibration laboratory is 210 SNI, 31 SNI applied by inspection body, 134 SNI applied by product certification body, 52 SNI applied by quality management system certification body, 4 SNI applied by HACCP certification body and 5 SNI applied by EMS certification body. The first reason that CAB is not apply SNI that is SNI inappropriate with customer or market need. Cost of treatment and equipments and difficulty of the process accreditation is a major problem of CAB to apply SNI.
MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK TEMPE KEDELAI DI WILAYAH BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT Wiranti Suwarti Sari; Heti Mulyati; Farah Fahma
JURNAL STANDARDISASI Vol 25, No 1 (2023)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v25i1.995

Abstract

Tempe adalah produk pangan asli Indonesia dengan kandungan nutrisi yang tinggi dan harga yang terjangkau. Jumlah konsumsi dan permintaan tempe diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan gaya hidup sehat di masyarakat. Namun demikian, rantai pasok tempe masih menghadapi cukup banyak permasalahan baik yang berasal dari faktor internal maupun eksternal, khususnya di wilayah Bogor. Studi ini bertujuan merumuskan tindakan mitigasi untuk menghindari atau mengurangi dampak risiko kritis yang telah teridentifikasi. Dalam menentukan mitigasi risiko rantai pasok, metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan. Hasil analisis AHP menunjukkan bahwa mitigasi risiko rantai pasok tempe kedelai di wilayah Bogor diprioritaskan untuk menjamin ketersediaan pasokan dan kestabilan harga kedelai bagi para pengrajin, sehingga penambahan sumber pasokan kedelai impor maupun pemanfaatan kedelai lokal perlu dilakukan. Selain itu, penerapan kebijakan pengaturan harga kedelai dan peningkatan peran asosiasi pengrajin tempe-tahu menjadi mitigasi risiko dalam jangka pendek. Sedangkan, peningkatan kerjasama dengan berbagai pihak dan produksi kedelai lokal menjadi mitigasi risiko jangka menengah dan panjang.
KESIAPAN LEMBAGA PENILAI KESESUAIAN (LPK) DI INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Teguh P. Adinugroho; Danar A. Susanto; Ary B. Mulyono; Febrian Isharyadi; Suminto Suminto
JURNAL STANDARDISASI Vol 17, No 2 (2015)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v17i2.310

Abstract

 Abstrak Negara-negara ASEAN telah menyepakati satu komitmen bersama bahwa pada tahun 2015 di kawasan negara ASEAN akan diberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Standar dan penilaian kesesuaian sangat penting dalam mendukung pelaksanaan MEA 2015 untuk mengurangi hambatan perdagangan yang tidak diperlukan dalam membangun pasar tunggal. Dengan demikian identifikasi kesiapan Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) yang terakreditasi KAN di Indonesia dalam menilai kesesuaian dengan acuan standar internasional yang disepakati dalam sektor prioritas MEA perlu dilakukan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan data-data sekunder berupa daftar Laboratorium Pengujian (LP) dan Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) beserta lingkupnya dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) (data per Maret 2013), sedangkan verifikasi lapangan kepada LPK menggunakan kuisioner. Kesimpulan yang didapatkan adalah kesiapan LPK yang telah diakreditasi KAN untuk menilai kesesuaian produk dengan acuanASEAN Agreed Version Standard (AAS) adalah sejumlah 36 standar (dengan kategori LP tersedia dan dapat melakukan uji full parameter; LSPro tersedia) ditambah dengan 6 standar (dengan kategori LP tersedia dan dapat melakukan uji full parameter; LSPro tidak tersedia) atau 19,4% dari AAS. Rendahnya jumlah AAS yang dapat dijalankan diindikasikan bersumber dari rendahnya pengetahuan LPK tentang AAS, tentang Mutual Recognition Arrangement (MRA) dan skema Listed Conformity Assessment Bodies (CABs)di ASEAN, dan juga regulasi yang belum mendukung sepenuhnya pemberlakuan MEA. Rencana penambahan lingkup pada LPK juga masih difokuskan pada penerapan SNI yang diberlakukan wajib.  Kata kunci: MEA, kesiapan LPK, ASEAN Agreed Version Standards. AbstractThe ASEAN countries have agreed a common commitment that by 2015 the ASEAN region will apply the ASEAN Economic Community (AEC). Standards and conformity assessment are very important to support the implementation of the AEC 2015 to reduce trade barriers and to establish single market. Thus, identification of Conformity Assessment Bodiy (CAB) readiness in Indonesia that accredited by KAN, in assessing conformity by referring to agreed international standards in AEC priority sectors needs to be carried out. A descriptive, quantitative method is used with secondary data of testing laboratories and product certification bodies and their scopes was taken from the National Accreditation Committee (data per March 2013), while field verification to the CABs was done by using questionnaires. The conclusion obtained is readiness of CABs that accredited by KAN to assess products conformity by referring to ASEAN Agreed Version Standard(AAS) are as many as 36 standards (category: LP available and can perform full test; LSPro available) plus 6 standards (category: LP available and can perform full test; LSPro not available) or 19.4% of the AAS. The low number of AAS that can be carried out is indicated sourced from lack of knowledge about AAS within the CABs, about Mutual Recognition Arrangement (MRA) and Listed CABs scheme in ASEAN, and regulations that have not fully supported the implementation of the AEC as well. Plan to develop the scope in CABs is still focused on implementation of SNIs that are enforced mandatory. Keywords: MEA, CAB readiness, ASEAN Agreed Version Standards.  
ANALYSIS OF AIRY POINT APPLICATION ON LINE SCALE CALIBRATION IN RCM LIPI Nadya Larasati Kartika; Nurul Alfiyati
JURNAL STANDARDISASI Vol 20, No 3 (2018)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v20i3.717

Abstract

Calibration of line scale in the Research Center for Metrology LIPI Indonesia (RCM-LIPI) is traceable to one dimensional measuring machine (SIP machine). Capability of the SIP machine table used as the base of line scale, however, covers only up to 400 mm and can be extended to 1000 mm using shifting methods. Supporting point as a method to maintain line scale still straight during measurement should be applied on machine table. For line scale ranged 400 mm, supporting point can be attached because the whole artefact is on the table, while some of the industrial instruments have scales above 400 mm, this mean slightly difficult to attach supporting point. This paper described an appropriate supporting points setting and their influence in line scale calibration ranged 500 mm by designed two systems supporting point attachment, they are L = 500 mm and L = 350 mm.  As for the supporting points, airy points were used, because they were the most suitable for line scales with the pattern at the top plane. Each design is analysed using error graph and En score to determine the most suitable design for 500 mm line scale calibration.
ANALISIS ANDAL HASIL UJI PROFISIENSI UNTUK PRODUK AGROINDUSTRI Fajarina Budiantari; Yandra Arkeman; Julia Kantasubrata
JURNAL STANDARDISASI Vol 14, No 3 (2012): Vol. 14(3) 2012
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v14i3.88

Abstract

Sampel yang sama dapat mempunyai data hasil analisis yang berbeda apabila dianalisis pada beberapa laboratorium yang berbeda. Perbedaan hasil pengujian yang cukup besar dapat menimbulkan keraguan dalam mengambil suatu keputusan atau kesimpulan. Untuk mengetahui unjuk kerja laboratorium dan meningkatkan kinerja laboratorium dapat dilakukan uji profisiensi. Evaluasi hasil uji profisiensi yang berbeda dapat menyebabkan interpretasi hasil uji profisiensi yang berbeda pula. Hal ini berarti berpengaruh pula bagi penilaian kinerja laboratorium peserta. Penelitian ini bertujuan menganalisis beberapa metode evaluasi hasil uji banding (Metode 1: seleksi data Grubbs 1 kali kemudian terhadap data yang tersisa dilakukan perhitungan Robust Z-Score; Metode 2: seleksi data Grubbs berulang kali sampai tidak ada lagi data yg keluar, kemudian terhadap data yang tersisa dilakukan perhitungan Robust Z-Score; Metode 3: langsung Robust Z-Score). Selain itu dalam makalah ini akan dinalisis juga jenis metode pengujian yang digunakan oleh peserta uji profisiensi. Data yang digunakan adalah data hasil uji profisiensi yang dikoordinasikan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) tahun 2011 untuk komoditi kakao bubuk dan saus cabai. Hasil penelitian menunjukkan metode evaluasi hasil uji 2 adalah yang paling sensitif (memberikan jumlah laboratorium outlier paling banyak) apabila dibandingkan dengan metode evaluasi hasil uji 1 dan 3. Hasil kinerja laboratorium peserta yang menggunakan metode pengujian Standar Nasional Indonesia (SNI) cukup memuaskan.
STANDARDISASI INDUSTRI NASIONAL KAPAL DI INDONESIA Bendjamin Benny Louhenapessy; Hermawan Febriansyah
JURNAL STANDARDISASI Vol 19, No 1 (2017)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v19i1.405

Abstract

Kapal ikan dan perintis yang berlayar di Indonesia belum memenuhi standardisasi kapal untuk setiap lokasi pelayaran. Pemerintah Indonesia belum menjadikan skala prioritas untuk menyiapkan standardisasi kapal ikan dan kapal perintis yang akan digunakan. Sebagai implikasinya pemerintah di dalam melakukan tender pengadaan kapal ikan dan perintis, belum mengacu kepada Standar Nasional Indonesia dan Standar Internasional namun  pengadaan kapal atau tender mengacu pada kondisi kapal yang telah digunakan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketersediaan dan kebutuhan pengembangan standar kapal ikan dan perintis mendukung program pemerintah. Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif deskriptif, dengan menggunakan data kajian pustaka, data primer dengan menggunakan kuesioner, survei dan wawancara di lapangan dan Focus Group Discussion. Survei dilakukan hanya di wilayah Jawa Timur dengan jumlah 7 responden. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Standar National Indonesia yang tersedia sejumlah 25 Standar Nasional Indonesia dan 89 (delapan puluh sembilan) standar internasional terdiri atas 43 standar International Organisation for Standardization (ISO) dan 46 standar International Maritime Organization (IMO). Pengembangan standar untuk 9 (sembilan) komponen kapal yang meliputi steel plate, cabling; electrode, gas; main switch board, air condition; paint, deck machineries; dan piping and out fittings.
PENGEMBANGAN METODE PENGUKURAN PAPARAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA INKUBATOR BAYI Muhammad Imam Sudrajat; Haryo Dwi Prananto; Priyo Wibowo; Dias Orchita Adianingrum
JURNAL STANDARDISASI Vol 22, No 1 (2020)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v22i1.767

Abstract

Pengujian kompatibilitas elektromagnetik pada inkubator bayi berdasarkan standar CISPR 11 merupakan pengukuran medan elektromagnetik secara Far Field. Metode pengukuran berdasar CISPR 11 tersebut belum menggambarkan besaran paparan elektromagnetik yang diterima oleh bayi pada jarak dekat. Penelitian ini dilakukan sebagai pengembangan metode CISPR 11 pada pengukuran medan elektrik dengan melakukan pemetaan sebaran medan elektrik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode ekperimen dengan menggunakan teknik pusposive sampling dalam pemilihan inkubator bayi. Radiasi elektromagnetik inkubator diukur berdasarkan standar pengujian CISPR 11 dan dilakukan pengembangan metode pengukuran dengan melakukan pengukuran near field planar system untuk pemetaan medan elektromagnetik. Pemetaan tersebut digabungkan dengan gambar simulasi posisi bayi saat diletakkan di inkubator kemudian dianalisis perkiraan intensitas medan yang sampai pada bagian otak bayi. Dari sampel yang dipakai terdapat paparan medan elektromagnetik tertinggi di 3 frekuensi yaitu 121, 132, 221 MHz. Pola sebaran medan elektrik yang dihasilkan dari setiap frekuensi berbeda-beda dan masing-masing frekuensi memiliki area yang memiliki medan elektrik tertinggi yang berpotensi mempengaruhi bayi terutama organ vital yang berada pada area tersebut. Metode pemetaan ini dapat digunakan sebagai pengembangan metode pengukuran radiasi elektromagnetik pada inkubator bayi, terutama untuk mengetahui sebaran medan elektrik diatas permukaan matras inkubator.
PROSES PEMBUATAN BIHUN DARI GANYONG (Canna edulis KERR) DAN ANALISIS KUALITASNYA Reno Fitri Hasrini; Fitri Hasanah
JURNAL STANDARDISASI Vol 15, No 3 (2013)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v15i3.120

Abstract

Sifat fungsional tepung ganyong sangat cocok untuk dimanfatkan menjadi bihun. Pengembangan bihun ganyong juga dilakukan untuk menguji kecocokan SNI 01-2975-2006 Bihun dengan bihun yang berasal dari tepung non beras. Kajian ini diharapkan dapat memberi informasi keunggulan dan keragaman karakteristik bihun non beras, serta dapat sebagai bahan usulan revisi dalam penetapan standar nasional bihun agar dapat mewadahi semua jenis bihun yang berasal dari berbagai bahan baku. Perlakuan dalam penelitian ini adalah rasio pencampuran tepung ganyong dan air sebanyak 3 macam 1:0,75; 1:1; 1:1,5. Analisis yang dilakukan sesuai SNI 01-2975-2006 Bihun yaitu keadaan (bau, rasa dan warna), benda asing, daya tahan, kadar air, abu, protein, BTP (sulfit), cemaran logam (Pb, Cu, Zn, Hg), cemaran Arsen (As), cemaran mikroba (ALT, E.coli dan kapang). Hasil dari penelitian ini adalah keadaan (bau, rasa dan warna) dari bihun ganyong masih dalam keadaan normal menurut SNI 01-2975-2006 Bihun meskipun demikian warna yang dihasilkan masih sedikit lebih gelap dibandingkan bihun dari beras sehingga direkomendasikan untuk memperluas atau memperjelas kisaran warna dalam revisi SNI 01-2975-2006 Bihun. Sedangkan parameter lain seperti benda asing, daya tahan, kadar air, BTP, cemaran logam, cemaran arsen dan cemaran mikroba dari bihun ganyong telah memenuhi syarat mutu SNI 01-2975-2006 Bihun. Untuk parameter kadar abu dan kadar protein bihun ganyong tidak memenuhi syarat mutu SNI 01-2975-2006 Bihun sehubungan dengan sifat alaminya sehingga direkomendasikan untuk merevisi parameter syarat mutu tersebut agar SNI 01-2975-2006 Bihun dapat mewadahi bihun non beras.
ANALISIS KARAKTERISTIK GETARAN PADA KERETA API REL LISTRIK DAN KERETA API REL DIESEL Achmad Suwandi; Daryono Restu Wahono; Denny Hermawanto
JURNAL STANDARDISASI Vol 11, No 2 (2009): Vol. 11(2) 2009
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v11i2.645

Abstract

Vibration monitoring was carried out in two type of trains, namely Railroad Electric Train (KRL) and RailroadDiesel Train (KRD). From measurement results, it was clearly seen that both trains indicate the similar vibrationcharacteristics, where three dominant frequencies, so called: f1, f2 and f3 always appeared in the region offrequency measurement: 1Hz – 80Hz. The maximum vibration level in KRL was found to be 0.17m/s2 at f3(40Hz)in longitudinal direction and 0.164m/s2 at f3(50Hz) in transversal direction. Meanwhile, the maximum vibrationlevel in KRD was found to be 0.37m/s2 at f3(80Hz) in longitudinal direction and 0.354m/s2 at f1(2Hz) in transversaldirection. Based on these results, it is proved that the vibrations in KRD were much higher than the vibrations inKRL. However it is important to be noted, that the vibration levels of both trains were still within allowable limitwhich is recommended by Standard ISO 2631/I (1985).
KAJIAN STANDAR NASIONAL INDONESIA SUSU CAIR DI INDONESIA Miskiyah Miskiyah
JURNAL STANDARDISASI Vol 13, No 1 (2011): Vol. 13(1) 2011
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v13i1.3

Abstract

Pemerintah telah menetapkan standar mutu dalam bentuk SNI produk susu dan olahannnya. makalah ini bertujuan untuk mengkaji SNI susu baik susu segar maupun susu cair yang telah mengalami perlakuan. Hasil analisis terhadap terhadap SNI susu segar, susu pasteurisisai dan susu UHT menunjukkan adanya beberapa parameter yang cukup penting namun belum dicantumkan maupun belum dituliskan dalam SNI susu tersebut, Terdapat beberapa paramateryang menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan sehingga diperlukan peninjauan ulang

Page 5 of 23 | Total Record : 227


Filter by Year

2005 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 26, No 2 (2024) Vol 26, No 1 (2024) Vol 25, No 2 (2023) Vol 25, No 1 (2023) Vol 24, No 1 (2022) Vol 23, No 3 (2021) Vol 23, No 2 (2021) Vol 23, No 1 (2021) Vol 22, No 3 (2020) Vol 22, No 2 (2020) Vol 22, No 1 (2020) Vol 21, No 3 (2019) Vol 21, No 2 (2019) Vol 21, No 1 (2019) Vol 20, No 3 (2018) Vol 20, No 2 (2018) Vol 20, No 1 (2018) Vol 19, No 3 (2017) Vol 19, No 2 (2017) Vol 19, No 1 (2017) Vol 18, No 3 (2016) Vol 18, No 2 (2016) Vol 18, No 1 (2016) Vol 17, No 3 (2015) Vol 17, No 2 (2015) Vol 17, No 1 (2015) Vol 16, No 2 (2014): Vol 16, No 2 (2014) Vol 16, No 3 (2014) Vol 16, No 1 (2014) Vol 15, No 3 (2013) Vol 15, No 2 (2013) Vol 15, No 1 (2013) Vol 14, No 3 (2012): Vol. 14(3) 2012 Vol 14, No 2 (2012): Vol. 14(2) 2012 Vol 14, No 1 (2012): Vol. 14(1) 2012 Vol 13, No 2 (2011): Vol. 13(2) 2011 Vol 13, No 1 (2011): Vol. 13(1) 2011 Vol 13, No 3 (2011): Vol 12, No 3 (2010): Vol. 12(3) 2010 Vol 12, No 2 (2010): Vol. 12(2) 2010 Vol 12, No 1 (2010): Vol. 12(1) 2010 Vol 11, No 3 (2009): Vol. 11(3) 2009 Vol 11, No 2 (2009): Vol. 11(2) 2009 Vol 11, No 1 (2009): Vol. 11(1) 2009 Vol 10, No 3 (2008): Vol. 10(3) 2008 Vol 10, No 2 (2008): Vol. 10(2) 2008 Vol 10, No 1 (2008): Vol. 10(1) 2008 Vol 9, No 3 (2007): Vol. 9(3) 2007 Vol 9, No 2 (2007): Vol. 9(2) 2007 Vol 9, No 1 (2007): Vol. 9(1) 2007 Vol 8, No 3 (2006): Vol. 8(3) 2006 Vol 8, No 2 (2006): Vol. 8(2) 2006 Vol 8, No 1 (2006): Vol. 8(1) 2006 Vol 7, No 3 (2005): Vol. 7(3) 2005 Vol 7, No 2 (2005): Vol. 7(2) 2005 Vol 7, No 1 (2005): Vol 7(1) 2005 More Issue