cover
Contact Name
Resti Nurmala Dewi
Contact Email
restinurmaladewi@gmail.com
Phone
+6281336684567
Journal Mail Official
jurnalperikanan@unram.ac.id
Editorial Address
Redaksi Jurnal Perikanan Universitas Mataram Program Studi Budidaya Perairan Jl. Pendidikan No. 37 Mataram, 83125
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Jurnal Perikanan
Published by Universitas Mataram
ISSN : 23026049     EISSN : 26570629     DOI : 10.29303/jp.v14i3.925
Core Subject : Agriculture,
Jurnal ini memuat artikel yang berhubungan dengan hasil penelitian di bidang perikanan dan ilmu kelautan yang meliputi 1. teknologi penyediaan pakan buatan 2. rekayasa akuakultur 3. teknologi pembenihan dan pembesaran ikan 4. rekayasa genetik 5. teknologi pengendalian hama dan penyakit ikan 6. teknologi budidaya pakan alami 7. manajemen sumberdaya perairan 8. teknologi hasil perikanan 9. teknologi perikanan tangkap 10. ilmu dan teknologi kelautan 11. agribisnis perikanan
Articles 796 Documents
PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN C DALAM PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH BAWAL BINTANG Trachinotus blochii Irwan Agus Samdani; Saptono Waspodo; Alis Mukhlis
Jurnal Perikanan Unram Vol 6 No 1 (2015): Jurnal Perikanan
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v6i1.55

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penabahan vitamin C dalam pakan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan bawal bintang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2014 di Balai Budidaya Laut Sekotong Lombok Barat. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL) yang terdri dari lima perlakuan dan empat ulangan yaitu kontrol (tanpa penambahan vitamin C), penambahan vitamin C dalam pakan dengan dosis 0,25%, 0,50%, 0,75% dan 1%. Hasil penelitian menggunakan sidik ragam taraf nyata (a) 5% dan dilakukan uji beda nyata jujur (BNJ) menunjukkan bahwa penambahan vitamin C dalam pakan dapat meningkatkan pertumbuhan berat dan panjang serta tingkat kelangsungan hidup benih ikan bawal bintang. Penambahan vitamin C dengan dosis 1% menghasilkan pertumbuhan berat mutlak, pertumbuhan panjang mutlak dan lanju pertumbuhan berat dan panjang tertinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lain sedangkan kelangsungan hidup (SR) menunjukan hasil 100% disetiap perlakuan. Dengan demikian dapat disimpulkan penambahan vitamin C dengan dosis 1% yang terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan berat dan panjang benih bawal bintang dan tidak memberikan pengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup benih bawal bintang.
PENGARUH KONSENTRASI ZOOSPORA TERHADAP PREVELENSI INFEKSI Saprolegnia spp. PADA lKAN NILA Oreochromis niloticus Kadek Juniati; Sadikin Amir; Alis Mukhlis
Jurnal Perikanan Unram Vol 7 No 2 (2015): Jurnal Perikanan
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v7i2.57

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi zoospora Saprolegnia spp. terhadap prevalensi infeksi Saprolegnia spp. dan tingkat kelangsungan hidup ikan Nila (0.niloticus). Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Pertanian dan Laboratorium Bioekologi Perairan Program Studi Budidaya Perairan, Universitas Mataram. Bagian punggung Benih ikan Nila (berat rata-rata + SD = 9,9 + 1,2 g /ekor; n = 5) digores menggunakan skalpel kemudian 10 ekor ikan dimasukkan ke dalam media 10 L air yang telah diinokulasi dengan zoospora Saprolegnia dengan konsentrasi berbeda yaitu 0 sel/mL (kontrol), 102 se/mL, 103 sel/mL, 104 sel/mL,dan 105 sel/mL. Hewan uji dipelihara selama 14 hari dengan pemberian pakan secara ad libitum dan dilakukan pergantian air setiap tiga hari sebanyak 30% setiap tiga hari tanpa penambahan zoospora. Hewan uji yang mati selama percobaan diamati secara mikroskopis yang dilanjutkan dengan uji Postulat Koch untuk memastikan isolat jamur Saprolegnia yang tumbuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi zoospora memberikan pengaruh yang berbeda nyata (p<0,05) terhadap prevalensi infeksi Saprolegnia pada Ikan Nila (0.niloticus) dimana semakin tinggi konsentrasi zoospora maka rata-rata tingkat prevalensi infeksi akan semakin tinggi. Prevalensi infeksi Saprolegnia yang mencapai minimal 50% diperoleh pada konsentrasi zoospora 105 sel/mLyaitu 73,2%. Tingkat kelangsungan hidup Ikan Nila selama 14 hari percobaan menunjukkan tidak berbeda nyata terhadap kontrol (p>0,05). Parameter kualitas air yang diukur selama 14 hari percobaan yaitu suhu 27, 1-28,5 0C, pH = 8, dan DO = 4 - 4,2 mgIL menunjukkan dalam batas yang dapat ditolerir oleh hewan uji. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dasar untuk pengujian lethal dosis (LD50%) dan pengembangan metode penanggulangan penyakit Saprolegnosis seperti penggunaan bakteri kitinolitik atau bahan alami anti jarnur
PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN ALAMI Navicula sp. YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN LARVAABALON Haliotis squamata Laili Hidayanti; Zaenal Abidin; Ayu Adhita Damayanti
Jurnal Perikanan Unram Vol 7 No 2 (2015): Jurnal Perikanan
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v7i2.58

Abstract

Penelitian ini tentang frekuensi pemberian Navicula sp. sebagai pakan larva abalon guna mendukung tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Tujuan dari penelitian ini untuk rnengetahui pengaruh frekuensi pemberian Navicula sp. terhadap pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup larva abalon. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dimana sebagai perlakuan yaitu frekuesi pernberian Navicula sp. Satu kali dalam 7 hari, dua kali dalam 7 hari, tiga kali dalam 7 hari, ernpat kali dalam 7 hari dan kontrol (tanpa pem­ berian pakan) dengan dosis pernberian Navicula sp. sebanyak 50 sel/ml. Ukuran bak yang di gunakan adalah 120 L dengan padat tebar 10 ekor/L. Hasil perlakuan frekuensi satu, dua kali, tiga kali, dan ernpat kali dalam 7 hari menunjukkan hasil yang tidak signifikan terbadap panjang, lebar cangkang dan laju pertumbuhan harian namun signifikan dengan kontrol. Sedangkan SR menunjukkan hasil yang tidak signifikan antar sernua perlakuan. Apabila ketersediaan pakan tidak sesuai akan mengakibatkan perturnbuhan larva abalon tidak optimal bahkan mati.
KELANGSUNGAN HIDUP LARVA lKAN BAWAL BINTANG Trachinotus blochii, DENGAN PENAMBAHAN KONSENTRASI VITAMIN C YANG BERBEDA DALAM PAKAN Widya Kurniati; Sitti Hilyana; Nurliah Nurliah
Jurnal Perikanan Unram Vol 7 No 2 (2015): Jurnal Perikanan
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v7i2.59

Abstract

Ikan bawal bintang Trachinotus blochii merupakan ikan air laut introduksi yang memiliki nilai ekonomis dan permintaan pasar yang tinggi. Salah satu kendala yang dihadapi dalam kegiatan budidaya adalah rendahnya kelangsungan hidup larva. Vitamin C merupakan salah satu nutrisi yang dibutuhkan larva dan diketahui dapat meningkatkan ketahanan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi vitamin C yang berbeda dalam pakan terhadap kelangsungan hidup, abnonnalitas, pertumbuhan dan jumlah konsumsi pakan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di Balai Budidaya Laut Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 5 ulangan. Penambahan vitamin C yang digunakan yaitu 0 mg/100 g pakan (PI), 40 mg/100 g pakan (P2), 80 mg/100 g pakan (P3), 120 mg/100 g pakan (P4) dan 140 mg/100 g pakan (P5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa vitamin C mempengaruhi tingkat kelangsungan hidup, menekan persentase abnormalitas dan mempengaruhi pertumbuhan larva bawal bintang 019-035, tetapi tidak mempengaruhi jumlah konsumsi pakan larva bawal bintang 019-035.
PENGGUNAAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI Psidium guajava UNTUK MENINGKATKAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN KERAPU BEBEK Cromileptes altivelis TERHADAP SERANGAN BAKTERI Vibrio parahaemolyticus Misqul Hurryah; Sitti Hilyana; Alis Mukhlis
Jurnal Perikanan Unram Vol 7 No 2 (2015): Jurnal Perikanan
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v7i2.60

Abstract

Salah satu produk perikanan air laut yang mempunyai pernintaan pasar yang luas adalah ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis). Untuk menunjang produksi kerapu bebek di Indonesia maka tersedianya benih sangat penting, namun banyak kendala yang harus dihadapi dalam pemeliharaan benih kerapu bebek. Salah satu masalah utama yang dihadapi dalam budidaya ikan kerapu bebek di Indonesia adalah tingginya tingkat kematian terutarna pada benih yang dapat mencapai 100%,yang disebabkan infeksi bakteri Vibrio sp. yang merupakan patogen utama penyebab vibriosis. Vibrio parahaemolyticus menjadi salah satu bakteri patogen Vibrioyang paling luas diakui sebagai spesies yang menyebabkan berbagai wabah penyakit di lingkungan laut. Salah satu upaya untuk rnenanggulangi penyakit vibriosis adalah penggunaan bahan alami seperti bagian dari tumbuhan jambu biji (Psidium guajava) yakni daun jambu biji. Daun jambu biji memiliki sifat sebagai antibakteri. Konsentrasi ekstrak daun jambu biji yang tepat menjadi salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun jambu biji yang optimal sebagai anti bakteri pada benih ikan kerapu bebek dengan tingkat kelangsungan hidup tertinggi. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Budidaya Laut Sekotong, Lombok Barat pada Bulan April 2014 dengan metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan konsentrasi ekstrak daun jambu biji yakni 0% (PI), 10%(P2), 15%(P3), 20% (P4), dan 25%(P5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun jambu biji dengan konsentrasi yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata ter hadap tingkat kelangsungan hidup benih ikan kerapu bebek. Pemberian ekstrak daun jambu biji dengan konsentrasi 15% memberikan hasil tingkat kelangsungan hidup tertinggi dibandingkan empat perlakuan lainnya yakni 100%.
PENGARUH PENGGANTIAN TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG Spirulina sp TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN BAWAL AIR TAWAR Colossoma macropomum Tofik Akbar; Zaenal Abidin; Bagus Dwi Hari Setyono
Jurnal Perikanan Unram Vol 7 No 2 (2015): Jurnal Perikanan
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v7i2.61

Abstract

Budidaya ikan bawal memerlukan pakan yang cukup secara kuantitas dan kualitas. Penggunaan tepung ikan sebagai pakan menimbulkan dampak negatif pada perekonomian jangka panjang. Selain karena sebagian besar bahan baku tepung ikan yang berkualitas harus didatangkan dari luar negeri, penggunaan ikan laut sebagai bahan baku pakan bisa memicu eksploitasi secara besar-besaran. Hal tersebut disebabkan karena perbandingan antara jumlah ikan yang dihasilkan oleh budidaya dan jumlah ikan laut yang dibutuhkan untuk membuat pakan lebih besar. Oleh kama itu penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggantian tepung ikan dengan tepung Spirulina sp. terhadap pertumbuhan ikan bawal (Colossoma macropomum). Metode yang digunakan adalah Rangcangari Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali ulangan dan 6 perlakuaan yaitu PI 100%, P2 80%, P3 60%, P4 40%, P5 20% dan P6 0% tepung spirulina. Pakan diberikan 3 kali sehari setiap perlakuaan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Budidaya Perairan Universitas mataram selama 45 hari. Dari hasil penelitian pertumbuhan berat mutlak pada percobaan menunjukkan adanya perbedaan yang nyata. Pertumbuhan mutlak selama pemeliharaan menunjukkan bahwa pakan ikan yang tidak menggunakan tepung spirulina (0% tepung spirulina) lebih tinggi yaitu 8,3+0,82 gram diband ingkan dengan pakan ikan dengan tepung spirulina 100% (2,7+0,18 gram), dan 80% (5,0+0,17 gram), dan 20% (5,1+0,91 gram). Di sisi lain, penggunaan tepung ikan yang dikombinasikan dengan tepung spirulina sebanyak 60% yang terdapt pada P4 40% menghasilkan pertumbuhan mutJak 6,1+1,09 gram yang tidak berbeda nyata dengan pakan ikan yang tidak menggunakan tepung spirulina (0% tepung spirulina).
TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH lKAN BADUT Amphiprion ocellaris PADA MEDIA BERSALINITAS RENDAH Muhammad Soewandhi; Saptono Waspodo; Ayu Adhita Damayanti
Jurnal Perikanan Unram Vol 7 No 2 (2015): Jurnal Perikanan
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v7i2.62

Abstract

Ikan badut (Amphiprion ocel/aris) merupakan salah satu jenis ikan hias yang hidup di sekitaran kawasan terumbu karang dan anemon yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Untuk mengurangi aktivitas penangkapan ikan hias air laut dengan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan membawa implikasi terhadap upaya untuk mem­ produksi ikan hias air laut. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan budidaya adalah pemilihan lokasi. Secara geografis beberapa daerah di Indonesia memiliki perairan payau yang cukup memadai. Namun, banyaknya tambak yang kosong serta tidak produktif lagi dapat dijadikan altematif perluasan lokasi budidaya ikan hias di perairan payau. Namun, belum ada yang mencoba untuk membudidayakan ikan hias air laut di perairan payau. Hal ini dikarenakan kekhawatiran mereka akan ketahanan hidup dan perubahan wama yang terjadi akibat peruba­ han salinitas yang sering terjadi di perairan payau. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2014, di Balai Benih Ikan (BBI), Kelurahan Sayang- sayang, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh salinitas terhadap tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan badut (A. ocellaris) pada salinitas rendah dan mengetahui salinitas minimal untuk membudidayakan ikan badut (A. ocellaris). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari enam perlakuan dan tiga ulangan yaitu, salinitas 32 ppt, 29 ppt, 26 ppt, 23 ppt, 20 ppt dan salinitas 17 ppt. Hasil penelitian menggunakan analisis sidik ragam pada taraf nyata (a) 5% dan dilakukan uji beda nyata jujur (BNJ) menunjukan bahwa penggunaan salinitas rendah memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan panjang mutlak, berat mutlak dan tingkat kelangsungan hidup. Berdasarkan hasil tingkat kelangsungan hidup, panjang mutlak dan berat mutlak perlakuan dengan salinitas 32 ppt 29 ppt berbeda nyata dengan salinitas 26 ppt, 23 ppt, 20 ppt dan 17 ppt. Sedangkan pada salinitas 26 ppt, 23 ppt, dan 20 ppt berbeda nyata dengan salinitas 17 ppt. Sehingga dapat di simpulkan bahwa salinitas minimal ikan badut yang tidak mempengaruhi tingkat kelangsungan hidup, panjang mutlak dan berat mutlak adalah hingga salinitas 29 ppt.
PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH lKAN BAWAL BINTANG Trachinotus blochii Yudika Adekayasa; Saptono Waspodo; Muhammad Marzuki
Jurnal Perikanan Unram Vol 7 No 2 (2015): Jurnal Perikanan
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v7i2.63

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup benih ikan bawal bintang Trachinotus blochii,Untuk mengetahui frek­ uensi pemberian pakan yang paling baik untuk menunjang laju pertumbuhan benih ikan bawal bintang T. blochii. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2015 di Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok Sekotong Lombok Barat. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL) yang terdri dari lima perlakuan dan empat ulangan yaitu frekuensi pemberian pakan 1 kali sehari, 2 kali, 3 kali, 4 kali dan 5 kali sehari. Hasil penelitian menggunakan sidik ragam taraf nyata (a) 5% dan dilakukan uji beda nyata jujur (BNJ) menunjukkan bahwa frekuensi pemberian pakan dapat meningkatkan pertumbuhan berat dan panjang serta tingkat kelangsungan hidup benih ikan bawal bintang. Frekuensi pemberian pakan 5 kali sehari menghasilkan pertumbuhan berat mutlak, pertumbuhan panjang mutlak dan laju pertumbuhan berat dan panjang tertinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Untuk kelangsungan hidup (SR) menunjukan hasil 100% pada perlakuan 3,4, dan 5 sedangkan pada.perlakuan I yaitu 89,29 dan 2 yaitu 96,43. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa frekuensi pemberian pakan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kel­ angsungan hidup. Perlakuan 4 dan 5 menunjukkan pertumbuhan tertinggi dengan tingkat kelangsungan hidup 100 %.
PERIFITON SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF BENIH IKAN NILA Oreochromis niloticus lalu Yayan Nigar; Nunik Cokrowati; Alis Mukhlis
Jurnal Perikanan Unram Vol 7 No 2 (2015): Jurnal Perikanan
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v7i2.64

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 30 April - 2 Juli 2014 di Desa Peteluan Indah Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Penelitian ini menggunakan rnetode eksperimental dengan substrat daun kelapa dan umur pemeliharaan yang berbeda. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas 6 perlakuan yang masing-masing diulang sebanyak 3 kali. Pemeliharaan perifiton dilakukan dalam kolarn permanen (beton) dengan ukuran 7,0 m x 3,0 m x 0,8 m. Perifiton ditumbuhkan lebih awal sebelum dilakukan pemeliharaan ikan. Substrat daun kelapa dimasukan secara bertahap dengan rentang waktu satu minggu (tujuh hari) selama lima minggu berturut-turut. Ikan uji yang sudah dipuasakan selama 24 jam dipindahkan ke 18 unit jaring, setiap jaring berisi 30 ekor ikan dan pemindahan ikan uji ke kolom jaring dilakukan pada pagi hari. Tujuan pemuasaan pada benih ikan nila adalah supaya benih ikan nila respon terhadap pakan yang akan diberikan. Hasil analisis sidik ragam memperlihatkan bahwa pemberian pakan perifiton pada kolam pemeliharaan berpengaruh nyata terhadap pertambahan berat benih ikan nila. Produktivitas perifiton (primer) dalam penelitian ini adalah, produktivitas primer merupakan hasil dari proses fotosintesis fitoplankton dan tumbuhan air. Jenis perifiton yang didapatkan adalah Genus mikrospora, Rhizoclonium, Zignema, Nitzchia, Amaphora. Ber dasarkan hasil penelitian diketahui tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila di semua perlakuan hidup 100%. Hasil dari pemeliharaan benih ikan Nila selama 1 bulan menunjukkan pertumbuhan biomassa tertinggi terjadi pada perlakuan 3 (147,5 g), selanjutnya berturut-turut adalah perlakuan 2 (141,4 g), perlakuan 1 (126,6 g), perlakuan 4 (122,9 g), perlakuan 5 (109,0 g), dan yang paling rendah perlakuan 6 (l08,7 g).
EFEKTIVITAS EKSTRAK BAWANG PUTIH UNTUK PENGOBATAN INFEKSI Aeromonas hydrophila PADA IKAN SIDAT Anguilla bicolor DITINJAU DARI PERUBAHAN HEMATOLOGI Endang Wulandari Suryaningtyas; Alfi Hermawati Waskita Sari
Jurnal Perikanan Unram Vol 7 No 2 (2015): Jurnal Perikanan
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v7i2.65

Abstract

Ikan sidat (Anguilla sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia berskala intemasional dan merupakan komoditas ekonomi tinggi karena mempunyai kandungan protein tinggi sehingga menjadi daya tarik bagi para konsumen. Pasokan benih sidat masih tergantung pada hasil penangkapan di alam, sehingga terjadi ke­ terbatasan dalam kontinuitas. Kondisi tersebut diperparah dengan infeksi bakteri patogen, khususnya aeromonas hydrophila yang menyebabkan angka kematian tinggi pada budidaya sidat. Upaya untuk mencegah dan me­ nanggulangi serangan bakteri A. hydrophila pada kegiatan budidaya ikan sidat dapat dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan alami yang aman dan ramah lingkungan seperti bawang putih, yang mengandung zat aktif allicin dan minyak atsiri yang dapat membunuh bakteri merugikan. Pada penelitian ini digunakan ekstrak bawang putih sebagai pengobatan infeksi bakteri aeromonas hydrophila dengan dosis yang berbeda, yaitu Perlakuan 1 sebesar 15 mg/ml, Perlakuan 2 sebesar 25 mg/ml dan Perlakuan 3 sebesar 35 mg/ml dengan cara disuntikkan pada intramuskuler. Ikan yang terinfeksi patogen akan terjadi perubahan pada darahnya, melalui pemeriksaan hematologi dapat dijadikan salah satu cara untuk membantu diagnosa penyakit dan mengetahui proses penyembuhan pada ikan secara efektif. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan hematologi ikan sidat yang terinfeksi bakteri aeromonas hydrophila, yaitu terjadi penurunan jumlah eritrosit, penurunan kadar hemoglobin, peningkatan jumlah leukosit dan peningkatan kadar hematokrit. Perubahan hematologi menunjukkan terjadin­ ya perubahan fisiologis ikan. Berdasarkan hasil uji F (Anova) membuktikan bahwa pengobatan menggunakan ekstrak bawang putih dengan dosis 15 mg/ml, 25 mg/ml dan 35 mg/ml berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap jumlah leukosit, eritrosit, kadar hemoglobin dan hematokrit ikan sidat (p<O,05). Namun perlakuan ekstrak bawang putih sebesar 15 mg/ml, 25 mg/ml, 3S mg/ml berbeda secara nyata dengan kontrol positif dan kontrol negatif dalam mempengaruhi jumlah leukosit, jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, dan kadar hematokrit.

Page 5 of 80 | Total Record : 796