cover
Contact Name
Adek Cerah Kurnia Azis
Contact Email
adek_peros@yahoo.com
Phone
+6285278021981
Journal Mail Official
gorgajurnalsenirupa@unimed.ac.id
Editorial Address
Jl. Willem Iskandar / Pasar V, Medan, Sumatera Utara – Indonesia Kotak Pos 1589, Kode Pos 20221
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Gorga : Jurnal Seni Rupa
ISSN : 23015942     EISSN : 25802380     DOI : https://doi.org/10.24114/gr.v9i1
Core Subject : Education, Art,
Gorga : Jurnal Seni Rupa terbit 2 (dua) kali setahun pada bulan Juni dan Desember, berisi tulisan/artikel hasil pemikiran, hasil penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang ditulis oleh para pakar, ilmuwan, praktisi (seniman), dan pengkaji dalam disiplin ilmu kependidikan, kajian seni, desain, dan pembelajaran seni dan budaya.
Articles 806 Documents
PERANCANGAN BATIK TULIS DENGAN INSPIRASI TERCIPTANYA TARI EKLEK PACITAN Wahyu Rahmadina Kusumaningtyas
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.32212

Abstract

Pacitan has various kinds of arts that are thick with regional elements because almost all areas in Pacitan have distinctive arts according to the life of the people in each region. This art has become a matter of pride and regional identity because it is considered to have a very important role in the community. Regarding traditional folk art, in Pelem Village, Pringkuku District, Pacitan Regency, East Java, there is a folk art called Eklek Dance. This art is a very valuable asset because it is the only art owned by the people of Pelem Village, besides that the form of art presentation is considered very attractive. and boosting culture and tourism in Pacitan. The approach uses the Gustami workmanship technique. It includes three stages: the exploration phase (finding the source of ideas, gathering reference sources to obtain design solution materials, and the design phase). From a different perspective. The form of an oral description, including some considerations (the embodiment of three alternative sketches to be). The results of designing a batik motif with the Inspiration of the Story of the Creation of the Pacitan Eklek Dance using primissima mori material, consisting of 3 design visualizations. The colors used are classic batik colors. Keywords: eklek dance, art, Pacitan. AbstrakPacitan memiliki berbagai macam jenis kesenian yang kental dengan unsur kedaerahan karena hampir seluruh daerah di Pacitan memiliki kesenian yang khas sesuai dengan kehidupan masyarakat di setiap daerahnya. Kesenian tersebut menjadi suatu kebanggaan tersendiri dan menjadi identitas daerah karena dianggap memiliki peranan yang sangat penting dalam lingkungan masyarakat.Berkaitan dengan kesenian rakyat yang menjadi tradisi, di Desa Pelem Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan Jawa Timur ada suatu kesenian rakyat yang bernama Tari Eklek. Kesenian tersebut merupakan aset yangsangat berharga karena hanya satusatunya kesenian yang dimiliki oleh masyarakat Desa Pelem, selain itu juga karena bentuk penyajian kesenian ini dianggap sangat menarik.Latar belakang  perancangan batik tulis dengan inspirasi Tari Eklek bertujuan mengembangkan motif melalui visual budaya yang belum diketahui masyarakat dan mendongkrak budaya dan pariwisata di Pacitan. Pendekatannya menggunakan teknik pengerjaan Gustami. Ini mencakup tiga tahap: fase eksplorasi (menemukan sumber  ide, mengumpulkan sumber referensi untuk mendapatkan bahan solusi desain, dan fase desain (visualisasi ide). Dari perspektif yang berbeda. Bentuk deskripsi lisan, termasuk beberapa pertimbangan (perwujudan tiga sketsa alternatif menjadi karya).Hasil perancangan motif batik dengan Inspirasi Cerita Terciptanya Tari Eklek Pacitanmenggunakan material mori primissima, terdiri dari 3 visualisasi desain. Warna yang digunakan adalah warna-warna batik klasik.    Kata Kunci: tari eklek, kesenian, Pacitan. Authors:Wahyu Rahmadina Kusumaningtyas : Universitas Sebelas MaretRatna Endah Santoso : Universitas Sebelas MaretReferences:Affanti, Tiwi Bina. (2008). Ornamentik. Surakarta: Fakultas Seni Rupa dan Desain.Anang. (2021).“Tari Eklek”. Hasil Wawancara Pribadi: 22 Maret 2021, Pacitan.Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Edisi Ke IV. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Dewantara, Ki Hajar. (1977). Karya Ki Hajar Dewantara:Bagian I-Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Pancasila.Gustami, Sp. (2007). Butir-butir Mutiara Estetika Timur. Yogyakarta: Prasista.Hamzuri. (1985). Batik Klasik-Classical. Jakarta: Djambatan.Ismunandar, R.M. (1985). Teknik dan Mutu Batik Tradisional-Mancanegara. Jakarta: Dahara Prize.Kartika, Dharsono Sony dan Nanang Ganda Prawira. (2004). Pengantar Estetika. Bandung: Rekayasa Sains.Kelompok Penyusunan Kamus Pusat Pengembangan dan Pengembangan Bahasa. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.Kusumaningtyas, Wahyu Rahma. (2021).“Eklek Grindulu”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 30 Juni 2021, Pacitan.Pustekkom, Kemdikbud. (2019). Teknik Stilasi. https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Seni%20Motif/topik5.html (diakses tanggal 17 November 2020).Salamun, dkk. (2013). Kerajinan Batik dan Tenun. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya.Sumintarsih, (2014). Tari Eklek. Yogyakarta: WBTB BPNB.Supangkat, Jim dan Rizki A. Zaelani. (2006). Ikatan Silang Budaya Seni Serat Biranul Anas. Jakarta: Art Fabrics bekerja sama dengan KPG.Susanto, Mikke. (2002). Diksi Rupa, Kumpulan Istilah Seni Rupa. Yogyakarta: Kanisius.Susanto, S. K. Sewan. (1980). Seni Kerajinan Batik Indonesia. Jakarta: Balai Penelitian Batik dan Kerajinan, Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri, Departemen Perindustrian RI.Widyanti, Nunung. (1994). Perkembangan Fungsi Tari Eklek di Desa Pelem Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan. Yogyakarta: FSP ISI Yogyakarta.Wuryani, Sri. (2013). Pembinaan Batik Ponorogo. Jurnal Fakultas Seni Rupa dan Desain, ISI Surakarta, 5(1), 52-67. https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/abdiseni/article/download/193/195
STUDI TENTANG PEWARNAAN ALAM BATIK STUDI KASUS DI RUMAH BATIK KRINOK KECAMATAN RANTAU PANDAN KABUPATEN MUARA BUNGO JAMBI Euis Yuliana; Adriani Adriani
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.32889

Abstract

This research is about natural coloring in batik at Krinok Batik House, Muara Bungo Regency. The advantages of natural dyes lie in the results of soft colors and are environmentally friendly. Each natural material produces a different color with the color direction determined by the mordant used. Krinok batik house uses natural materials in the form of leaves behind the wind, tingi bark, and tegeran wood. The purpose of the study was to describe natural color materials, techniques for making natural color extracts, batik coloring techniques with natural dyes, the results of natural batik colors at the Krinok batik house, Muara Bungo Regency. This research method is qualitative. The types of data are primary and secondary. The informant, the owner and craftsman of the Krinok Batik House, found 7 people. Data was collected by using observation, interview, and documentation techniques. The data analysis technique was carried out with an interactive model related to the problems of data collection, data reduction, data presentation and conclusions. The results of the study are natural materials that the authors examine there are 3 types including tegeran wood, sebalik wind leaves, and tingi bark. Previously, no one had researched the leaves behind the wind as a natural dye for batik. The process of extracting color by preparing tools and materials, weighing natural ingredients, then adding soda ash which serves to sharpen the color during the manufacturing process. Then the filter material and the dyeing process of the cloth are soaked in TRO first, then with natural dyes, then fixed with whiting. The color results produced by the leaf extract of Sebalik Angin: Light Golden Yellow, Paris Daisy Yellow tegeran wood, Sandy Brown high bark.Keywords: natural coloring, batik, krinok batik. AbstrakPenelitian ini tentang pewarnaan alam pada batik, di Rumah Batik Krinok Kabupaten Muara Bungo. Kelebihan pewarna alam terletak pada hasil warna lembut serta ramah lingkungan. Setiap bahan alam menghasilkan warna yang berbeda dengan arah warna ditentukan oleh mordan yang digunakan. Rumah batik krinok menggunakan bahan alam berupa daun sebalik angin, kulit kayu tingi, dan kayu tegeran. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan bahan warna alam, teknik pembuatan ekstrak warna alam, teknik pewarnaan batik dengan pewarna alam, hasil warna alam batik di rumah batik Krinok Kabupaten Muara Bungo. Metode penelitian ini kualitatif. Jenis datanya adalah primer dan sekunder. Informan ialah pemilik dan pengrajin Rumah Batik Krinok berjumlah 7 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan Teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan model interaktif yang berkaitan dengan permasalahan meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian yaitu bahan alam yang penulis teliti ada 3 jenis diantaranya kayu tegeran, daun sebalik angin, dan kulit kayu tingi. Sebelumnya belum ada yang meneliti daun sebalik angin sebagai pewarna alam batik. Proses ekstrak warna dengan cara menyiapkan alat dan bahan, menimbang bahan alam, kemudian ditambahkan soda abu yang berfungsi untuk mempertajam warna saat proses pembuatan. Lalu bahan direbus disaring dan didinginkan. Proses pencelupan kain direndam TRO lebih dahulu, kemudian dengan zat warna alam, selanjutnya difiksasi dengan kapur sirih. Hasil warna yang dihasilkan ekstrak daun sebalik angin : Light Golden Yellow, kayu tegeran Paris Daisy Yellow, kulit kayu tingi Sandy Brown.Kata Kunci: pewarnaan alam, batik, batik krinok. Authors:Euis Yuliana: Universitas Negeri PadangAdriani: Universitas Negeri Padang References:Andriani, R., Adriani, A., & Novrita, S. Z. (2016). Perbedaan Mordan Asam Jawa (Tamarindus Indica Linn) Dan Jeruk Purut (Citrus Histrix) Terhadap Hasil Pencelupan Ekstrak Buah Senduduk (Melastoma Candidium D. Don) Pada Bahan Sutra. Journal of Home Economics and Tourism, 12(2), 68-85. https://media.neliti.com/media/publications/71872-ID-none.pdfDewi S. I. M. Ardana, M & Rijai L. (2016). Kandungan Metabolite Sekunder dan Uji Aktivitas Daun Pila-Pila (Mallotus Paniculatus) In Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 20(4), 344-350. https://prosiding.farmasi.unmul.ac.id/index.php/mpc/article/view/203Fakhrikun. (2018).  Kearifan Lokal Motif Batik Semarang Sebagai Ide Dasar Model Kreatif Desain Kaus Digital Printing. Teknobuga: Jurnal Teknologi Busana dan Boga, 6(1). 16-34. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/teknobuga/article/view/16669Farida, R., & Nisa, F. C. (2014). Ekstraksi Antosianin Limbah Kulit Manggis Metode Microwave Assisted Extraction (Lama Ekstraksi Dan Rasio Bahan: Pelarut). Jurnal Pangan dan Agroindustri, 3(2),362-373. https://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/view/152/161Fitriana, L., & Adriani, A. (2019). Perbedaan Hasil Pencelupan Bahan Linen Dan Katun Pada Zat Warna Alam Ekstrak Kulit Buah Kakao (Theobroma Cacao L.) Dengan Mordan Air Kelapa. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 155-159. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gorga/article/view/12981Sugiono. (2020). Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitaif R&D dan penelitian pendidikan. Bandung: Alfabet.
MANIFESTASI LAMBI TEI, TENUN IKAT ASAL ROTE NDAO Retno Walfiyah; Ira Adriati
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.32859

Abstract

The manifestation of Lambi tei, ikat weaving from Rote Ndao is one of the many cultural products of the people on the island of Rote Ndao, namely a special ikat called Lambi Tei made using young gewang leaf fibers or called hakenak. In the past, when cotton had not been planted in Rote, at the behest of the Dutch through the cultur stelsel, the people of Rote made clothing from the fibers of young gewang leaves. The motifs emerged when cotton was present and then people made yarn. When the nobility made patterned cloth, the commoners only weaved plain cloth and then dyed it black. Rote Island is located at the southern tip of Indonesia and Lambi Tei ikat weaving has a dominant role in almost every activity of the Rote Ndao community, especially its function during traditional wedding rituals, funeral ceremonies, and is one of the benchmarks for women's maturity. Initially, the fibers used were young gewang leaves without motifs which later developed into a unique motif and became the pride of every clan (family). Each clan will have a distinctive motif, and usually the to'o (uncle) of the mother's family becomes the leader for the delivery of cloth. The characteristic color of Rote ikat weaving is black and white. The natural color used is thread soaked in mud in the lake where the animals wallow for months then soaked in pama'a, which is the skin of the nitas fruit, which is burned and then the ashes are soaked. Using qualitative methods, collecting data by interviewing related sources and studying Pustaka. Rote Ndao ikat weaving is very closely related to people's lives. Family motifs are considered valuable because they are hereditary. The Rote Ndao ikat motif is a manifestation of their life.Keywords: lambi tei, tenun ikat, gewang. AbstrakManifestasi Lambi tei, tenun ikat asal Rote Ndao adalah satu dari banyak produk budaya masyarakat di pulau Rote Ndao adalah tenun ikat khas bernama Lambi Tei dibuat menggunakan serat daun gewang muda atau disebut dengan hakenak. Di masa lalu saat kapas belum ditanam di Rote atas perintah belanda melalui cultur stelsel penduduk Rote membuat busana dari serat daun gewang muda. Motif-motif muncul ketika kapas hadir dan kemudian orang membuat benang. Ketika kaum bangsawan membuat kain yang bermotif, rakyat jelata hanya menenun kain polosan dan kemudian diwarnai hitam. Pulau Rote terletak di ujung selatan Indonesia dan tenun ikat Lambi Tei memiliki peran yang dominan pada hamper setiap aktivitas masyarakat Rote Ndao, terutama fungsinya ketika acara ritual adat pernikahan, upacara kematian, dan menjadi salah satu tolok ukur kedewasaan perempuan. Awal mula yang digunakan adalah serat daun gewang muda tanpa motif kemudian berkembang menjadi  motif yang unik dan menjadi  kebanggaan setiap marga (family). Setiap marga akan memiliki motif khas, dan biasanya to’o (paman) dari keluarga ibu menjadi pimpinan untuk penyerahan kain. Ciri khas warna tenun ikat Rote adalah warna hitam dan putih. Warna alami yang digunakan adalah benang yang direndam dalam lumpur di danau tempat berkubangnya hewan-hewan selama berbulan-bulan kemudian direndam dalam pama’a yaitu kulit buah nitas dibakar kemudian abu tersebut direndam. Menggunakan kualitatif, melakukan pengumpulan data dengan cara wawancara sumber terkait dan studi Pustaka.Tenun ikat Rote Ndao sangat lekat dengan kehidupan masyarakatnya. Motif keluarga dianggap sebagai sesuatu yang berharga karena bersifat turun temurun. Motif tenun ikat Rote Ndao merupakan manifestasi kehidupan mereka.Kata Kunci: lambi tei, tenun ikat, gewang. Authors:Retno Walfiyah: Institut Teknologi BandungIra Adriati: Institut Teknologi Bandung References:Amalo, Gentry, “Kain Raja-Raja Termanu”. Hasil Wawancara Pribadi: 2 Mei 2021, Bandung.Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.Haning, Paula. (2016). Fungsi Kain Tenun Ikat NTT, Asal-usul Bunga Sarung dan Selimut Orang Rote Ndao. http://paulahaning.blogspot.com/2016/02/fungsi-kain-tenun-ikat-ntt.html. (diakses tanggal 22 Mei 2021).James, J. Fox. (1960). Master Poets, Ritual Master The Art of Oral Composition Among the Rotenese of Eastern Indonesia. Australia: Australia Nation University.Lenggu, Margareth. (2020). Perempuan di Balik Tinta. Jakarta: Loka Media.Wilson, Markus Andreas T. (2014). Relasi Negara dan Masyarakat Rote. Salatiga: Satya Wacana University Press.Melalatoa, Junus. (1995). M. Ensiklopedia Suku Bangsa D Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI.Blanc, W. S., & Sukardja, P. (2016). Tenun Ikat Masyarakat Kampung Ndao di Kecamatan Lobalain Kabupaten Rote Ndao Provinsi Nusa Tenggara Timur. Humanis, 270-278.
INOVASI PRODUK FASHION DENGAN MENERAPKAN KARAKTER VISUAL CHIAROSCURO MENGGUNAKAN TEKNIK CETAK TINGGI CUKIL KAYU BLOCK PRINTING Mochammad Sigit Ramadhan; Kikit Nur Yulianti; Dede Ananta
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.33052

Abstract

The peculiarities of conventional techniques in textile processing make a significant contribution to the artwork’s value in terms of aesthetics and originality. The woodcut relief printing technique, also known as block printing, is a conventional surface design textile technique with its characteristics in terms of technical work and the resulting visual effects. The visual character of chiaroscuro can be built with the composition of color values with different intensities through the printing plate or matrix printing process in the block printing area. The primary purpose of this study is to determine the opportunities for textile materials to be processed using relief woodcut block printing with chiaroscuro visual characteristics in craft-based fashion product design. This study uses a qualitative method to analyze the studies' results based on data collection and application theories from literature and observations. So, it is possible to develop through experiments and analyses following research objectives. The research results include the visualization of motifs in the form of stylized images of fire and sky on sheets of ATBM woven cloth with kenaf and hemp fibers using a relief woodcut block printing with the multi-block method. Then it is implemented into a menswear fashion collection consisting of 5 (five) fashion design looks with a focus on placing motifs on the tops of shirts, jackets, and bomber jackets. Keywords: chiaroscuro, block printing, craft, fashion. AbstrakKekhasan teknik konvensional dalam pengolahan tekstil memberikan sumbangan yang signifikan bagi nilai sebuah karya baik dari segi estetika maupun orisinalitas. Teknik cetak tinggi cukil kayu atau disebut juga block printing merupakan salah satu teknik surface design textile konvensional yang memiliki karakteristik tersendiri dalam hal teknis pembuatan karya maupun efek visual yang dihasilkan. Karakter visual chiaroscuro dapat dibangun dengan komposisi nilai warna dengan intensitas berbeda melalui proses pencetakan plat cetak atau matriks pada bidang cetak block printing. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peluang material tekstil yang diolah menggunakan teknik cetak tinggi cukil kayu block printing berkarakter visual chiaroscuro pada perancangan produk fashion berbasis kriya. Pada penelitian ini metode kualitatif digunakan sebagai panduan di mana analisis atas hasil kajian berdasarkan pengumpulan data, penerapan teori, serta observasi yang menunjang sehingga dapat dilakukan pengembangan melalui eksperimen dan analisis sesuai tujuan penelitian. Hasil penelitian diantaranya adalah visualisasi motif berupa stilasi image api dan langit pada lembaran kain tenun ATBM serat kenaf dan rami dengan menggunakan teknik cetak tinggi cukil kayu block printing metode multi-block. Kemudian diimplementasikan menjadi satu koleksi fashion menswear yang terdiri dari 5 (lima) look rancangan busana dengan fokus penempatan motif berada pada bagian atasan berjenis kemeja, jacket dan bomber jacket.Kata Kunci: chiaroscuro, block printing, kriya, fashion. Authors:Mochammad Sigit Ramadhan : Universitas TelkomKikit Nur Yulianti : Universitas TelkomDede Ananta : Institut Seni Budaya Indonesia Bandung References:Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia. (2003). Ragam Busana Pria. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Barnard, M. (2002). Fashion as Communication. USA: Routledge.Buckland, J. W. (1973). Etching and Engraving, Techniques and Modern Trend. USA: Dover Publication Inc.Budiyono. (2008) Kriya Tekstil Jilid 3. Jakarta:  Departemen Pendidikan Nasional.Bunka Fashion College. (2009). Fundamental of Garment Design. USA: Bunka Fashion College.Darmaprawira, S. W. (2008). Warna: Teori dan Kreativitas penggunaannya. Bandung: Penerbit ITB.Dumamika, T. A., & Ramadhan, M. S. (2021). Pengaplikasian Teknik Block Printing dengan Material Kayu Bekas Kebakaran Hutan Kalimantan Barat pada Pakaian Ready to Wear. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 10(02), 277–286. https://doi.org/https://doi.org/10.24114/gr.v10i2.27154Frings, G. S. (1987). FASHION: From Concept to Consumer. USA: Prentice-Hall.Gnann, A., Eskerdjian, D., & Foster, M. (2014). Chiaroscuro: Renaissance Woodcuts from Collections of Georg Baselitz and the Albertina, Vienna. USA: Royal Academy of Arts.Hughes, A. & Morris, H. V. (2008). PRINTMAKING Traditional and Contemporary Techniques. USA: RotoVision.Kamal. (2022). Menswear Market Size 2021 | Industry Share, Growth, Trends And Forecast 2026. ZNews Africa. https://znewsafrica.com/news/90777/menswear-market-size-2021-industry-share-growth-trends-and-forecast-2026/Kemenparekraf. (2014). Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025. Jakarta: Kementrian Pariwisata dan Industri Kreatif RI.Kudiya, K. (2019). Kreativias dalam Desain Batik. Bandung: ITB Press.Perangin Angin, D. A. K. (2020). Pengaplikasian Teknik Anyaman Pada Busana Muslim Bergaya Casual Sporty. Jurnal ATRAT, 8(3), 111–120. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26742/atrat.v8i3.1606Ramadhan, M. S. (2018). Penerapan Metode Reduksi pada Penciptaan Karya Seni Grafis Cetak Tinggi Cukil Kayu Chiaroscuro. Jurnal Rupa, 3(1), 1–13. https://doi.org/10.25124/rupa.v3i1.1330Riyanto, A. A. (2003). Teori Busana. Bandung: Yapemdo.Yulianti, N. A. (1998). Busana Pria. Yogyakarta: FPTK IKIP Yogyakarta.
PEWARNAAN BATIK ZAT SINTETIS DI RUMAH BATIK PANDAN MANGURAI KOTA SUNGAI PENUH Trisna Aprilia; Adriani Adriani
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.29839

Abstract

This study uses synthetic dyes in the dyeing process of synthetic dye batik in Sungai Penuh City (Case Study at Rumah Batik Pandan Mangurai). The purpose of this study is to describe the recipe and process of batik coloring at Rumah Batik Pandan Mangurai. This research method is descriptive qualitative method, primary data with secondary data, research informants batik business owners and workers at Rumah Batik Pandan Mangurai. The instrument in the researcher's own research, which uses an observation guide, an interview guide, a documentation guide then the equipment used is a recording (camera). The validity of the data was obtained through careful observation, and trigulation. The data were analyzed using data reduction, data presentation and gathering conclusions. The conclusion is the research on recipes and dyeing techniques used at Rumah Batik Pandan Mangutai with a vlot of 1:20 and the dye used is 5gr per 200 gr of fabric. Using 5000 ml of water for the dye used in this batik coloring technique using naptho, indigosol and remasol dyes. And using TRO to remove the starch on the cloth so that the color results are perfect. The coloring technique used is the dyeing technique, which is repeated as desired. Keywords: recipes, techniques, batik synthetic substances. AbstrakPenelitian ini pewarnaan Batik Zat Sintetis di Kota Sungai Penuh (Studi Kasus di Rumah Batik Pandan Mangurai)  menggunakan pewarna sintetis pada proses mewarnai kain batik  pewarna sintetisnya terdiri dari zat pewarna napthol, zat pewarna indigosol, dan zat pewarna remasol. Tujuan dari penelitian ini guna mendiskripsikan resep dan proses pewarnaan batik di Rumah Batik Pandan Mangurai. Metode penelitian ini ialah metode deskriptif kualitatif, data primer dengan data sekunder, informan penelitian pemilik usaha batik dan pekerja di Rumah Batik Pandan Mangurai. Instrumen pada penelitian peneliti sendiri, yang menggunakan panduan obesrvasi, panduan wawancara, panduan dokumentasi kemudian peralatan yang digunakan ialah perekaman (kamera). Keabsahan data didapatkan melalui telitian pengamatan, dan trigulasi. Data dianalisis memakai reduksi data, penyajian data serta pengumpulan kesimpulan. Kesimpulan yang penelitian  resep dan teknik pewarnaan yang digunakan di Rumah Batik Pandan Mangutai dengan vlot 1:20 dan zat pewarna yang digunakan yaitu 5gr per 200 gr kain. Menggunakan 5000ml air untuk zat pewarna yang pakai pada teknik pewarnaan batik ini dengan menggunakan zat warna naptho, indigosol dan remasol. Dan menggunakan TRO untuk menghilangkan kanji yang ada dikain agar hasil warnanya sempurna.Teknik pewarnaan yang digunakan menggunakan teknik celup, yang dilakukan berulang-ulang sesuai dengan keinginan.Kata Kunci: resep, teknik, batik zat sintetis. Authors:Trisna Aprilia: Universitas Negeri PadangAdriani: Universitas Negeri Padang References:Barcode, T. S. (2010). Batik. Jakarta: PT. Niaga Swadaya.Chatib, Winarni. (1980). Pengetahuan Bahan Tekstil 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidkan Menengah Kejuruan.Herina, Sri  and Yuniasari, Dwi. (2013). Pewarnaan. Jakarta: PT. Niaga Swadaya.Noor, F. (2007). Teknologi Tekstil dan Fashion. Yogyakarta: UNY Press.Ramanto, Muzni. (2007). Pengetahuan Bahan Seni Rupa  Dan Karya. Padang: UNP Press.Setiawati, P. (2004). Kumpas Tuntas Teknik Proses Membatik . Yogyakarta: Absolut.Soermarjadi, dkk. (1992). Pendidikan Keterampilan. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.Sunarto. (2008). Teknologi Pencelupan Dan Pengecapan Jilid III. Jakarta: Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.Tejahjani, I. (2013). YUk, Membatik!. Jakarta: Esensi. 
ANALISIS PEMAKNAAN DAN TANDA PADA DESAIN LOGO GP MANDALIKA SERIES Sasih Gunalan; Haryono Haryono; I Nyoman Miyarta Yasa
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.34285

Abstract

The existence of the GP Mandalika series logo design is very important to do to brand existing activities. In this paper, the author will specifically make a study of the meanings and signs implied in the GP Mandalika logo. This paper aims to make a study and analysis of the meanings and signs contained in the GP Mandalika series logo design. The type of research method used in this paper is qualitative research, with the analytical method using Charles Sander Peirce's semiotic triadic theory. In this theory there are three important points as a sub-study. Such as object, interpretant and representamen. These three points in Peirce's triadic theory are known as the semiosis process, which is also a study process in analyzing the meanings and signs of the GP Mandalika series logo design. Some of the results of the studies found in this study, are that there are several elements of visual communication design in the GP Mandalika series logo. The logo elements are in the form of monograms and wordmarks which are also a trademark for racing events at the Mandalika GP series. The monogram is an abstract form consisting of a mosaic of constituent letters in the abbreviation GP Mandalika. The wordmark on the GP Mandalika series logo uses the Arial typeface which has been modified in several parts. The combination of letters and the use of the right colors strengthens the identity of the logo. Overall, the design of the GP Madalika series logo can represent the cultural identity of Indonesia, especially Lombok and the competitive sport of racing through the shape of the existing logo. It is hoped that the existence and business of cultural branding and activities will continue to be carried out as an effort to preserve the locality values they have. Keywords: analysis, signs, GP Mandalika Series. AbstrakKeberadaan desain logo GP Mandalika series, sangat penting dilakukan untuk membranding kegiatan yang ada.  Pada tulisan ini, penulis akan secara khusus membuat kajian tentang makna dan tanda yang tersirat pada logo GP Mandalika. Tulisan ini bertujuan untuk membuat kajian dan analisis makna dan tanda yang terdapat pada desain logo GP Mandalika series. Jenis metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini ialah penelitian kualitatif, dengan metode analisis menggunakan teori triadik semiotik Charles Sander Peirce. Dalam teori ini terdapat tiga point penting sebagai subkajian. Seperti objek, interpretan dan representamen. Ketiga poin dalam teori triadik Peirce ini dikenal sebagai proses semiosis, yang sekaligus sebagai proses kajian dalam menganalisis makna dan tanda pada desain logo GP Mandalika series. Beberapa hasil kajian yang ditemukan dalam penelitian ini, ialah terdapat beberapa elemen desain komunikasi visual pada logo GP Mandalika series. Elemen logo tersebut berupa monogram dan wordmark yang sekaligus menjadi trademark event balap di GP Mandalika series. Monogram berupa bentuk abstrak yang terdiri mozaik huruf penyusun dalam singkatan GP Mandalika. Wordmark pada logo GP mandalika series menggunakan jenis huruf arial yang telah dimodifikasi pada beberapa bagian. Kombinasi bentuk huruf dan penggunaan warna yang tepat menguatkan identitas pada logo tersebut. Secara kesluruhan desain logo GP Madalika series dapat mewakili identitas budaya Indoneisa, khususya Lombok dan kompetitifnya olahraga balap melalui bentuk logo yang ada. Diharapkan eksistensi dan usaha branding budaya dan kegiatan terus dilakukan sebagai usaha melestarikan nilai lokalitas yang dimiliki.Kata Kunci:analisis, tanda, GP Mandalika Series.  Authors:Sasih Gunalan : Universitas BumigoraHaryono : Universitas BumigoraI Nyoman Miyarta Yasa : Universitas Bumigora References:Alex, Sobur. (2001). Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Dan Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.Arikunto, Suharsimi. (1992). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.Budiman, Kris. (2004). Semiotik Visual. Yogyakarta: Jalasutra.Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.Departemen Pendidikan Indonesia. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.Fiske, Jhon. (2001). Cultural and Communication Studies.Yogyakarta: Jalasutra.Noname. (1982). Introduction to communication studies. London: Routledge.Gunalan, Sasih.  (2020). Representasi Lokalitas pada Ilsutrasi Desain Kaos Art Series Sasaku Lombok.  Proseding Semnades. Jawa Timur: Universitas Maarif Hasyim Latif.Gunalan, Sasih. (2020). Analisis Pemaknaan Semiotika Pada karya Iklan Layanan Masyarakat.  Jurnal Nawala Visual, 2(2), 44-51. https://doi.org/10.35886/nawalavisual.v2i2.117Hariwijaya. (2008).  Pedoman Penulisan Proposal Ilmiah. Yogyakarta: Oryza.Jefkins, Frank. (1997). Periklanan. Jakarta: Penerbit Erlangga.Moleong, Lexy J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya Offset.Morioka, S, Adam, & Stone, T. (2004). Logo Design Workbook: A Hands-On Guide To Creating Logos. Amerika: Rockport.Peirce, Charles Sanders. (1982). Logic as Semiotics: The Theory of Sign”. Bloomington: Indiana Universty Press.Piliang, Yasraf, Amir. (2018). Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna. Yogyakarta: Jalasutra.Safanayong, Y. (2006). Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta: Arte Intermedia.Wirania, Swasty. (2016). Branding: Memahami dan Merancang Strategi Merek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Zaimar, Okke K.S. (2008). Semiotik dan Penerapannya dalam Karya Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Sosial.
EKSISTENSI TENUN SONGKET HALABAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Hendra Hendra; Dika Agustin
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.28908

Abstract

This study aims to determine the products produced by Halaban Puti Sariau songket weaving, the structure of the motifs, and the development of the placement of songket weaving motifs found in Halaban Puti Sariau songket weaving. This study uses a qualitative research method with a theoretical approach to form, structure, and development. Data was collected through literature study, observation, interviews, and documentation.The products that have been produced by Halaban Puti Sariau songket weaving are songket, scarves, songket bags, songket clothes, women's songket woven clothes, and woven scarves with a combination of embroidery and embroidery. The structure of the applied motifs is arranged vertically and horizontally, the typical songket woven from Halaban is metallic songket weaving. So that is what makes the difference between Halaban songket weaving and songket weaving from other regions. The development of the placement of motifs lies in the use of old motifs that apply several motifs in one songket woven cloth, then develop using only one kind of motif in the middle of the cloth.Keywords: songket weaving, structure, development.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui produk yang dihasilkan tenun songket Halaban Puti Sariau, struktur motif, serta perkembangan penempatan motif tenun songket yang terdapat di tenun songket Halaban Puti Sariau. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan teori bentuk, struktur, dan perkembangan. Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Produk yang telah diproduksi tenun songket Halaban Puti Sariau berupa songket, selendang, tas songket, bahan baju songket, baju tenun songket wanita, dan selendang tenun dengan kombinasi sulam dan bordir. Struktur motif yang diterapkan tersusun secara vertikal dan horizontal, tenunan songket khas dari Halaban yaitu tenun songket metalik. Maka itulah yang menjadi pembeda antara tenun songket Halaban dengan tenun songket dari daerah lainnya, Perkembangan dari penempatan motif terletak pada penggunaan motif lama yang menerapkan beberapa motif dalam satu buah kain tenun songket, lalu berkembang dengan menggunakan satu macam motif saja pada bagian tengah kain.  Kata Kunci: tenun songket, struktur, perkembangan.  Authors:Hendra : Institut Seni Indonesia PadangpanjangDika Agustin : Institut Seni Indonesia Padangpanjang References:Garang, Dt., Dkk. (2019). Tenun Songket Sumatra Barat. Bekasi: CV. Sarana cipta Kreasi.Halimah, Siti. (2003). Tenun Siak Rahma di Kampung Rempak Kecamatan Siak Indrapura Kabupaten Siak Propinsi Riau (Skripsi).  Padangpanjang: Jurusan Kriya STSI Padangpanjang.Hospers, Jhon. (2018). Fisafat Seni The Philosophy of Art (Sebuah Pengantar Metodologi). Yogyakarta: Thafa Media.Kaelan. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner. Yogyakarta: Paradigma. Kartika, Dharsono Sony. (2004). Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains._______.(2017). Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains.Kartiwa, Suwati. (1989). Kain Songket Indonesia. Jakarta: Djambatan.Moleong, Lexy J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakary.Malik, Abdul., dkk. (2004). Corak dan Ragi Tenun Melayu Riau. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.Rahmanita, Nofi. (2010). Tenun Songket.  Padangpanjang: Institut Seni Indonesia Padangpanjang.Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
JAM DINDING ORNAMEN BATAK TOBA BERBAHAN SERBUK KAYU DENGAN TEKNIK MEMBENTUK Winny Adeline; Misgiya Misgiya; Adek Cerah Kurnia Azis
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.38493

Abstract

Sawdust is one of the many wastes found around us, the lack of knowledge and innovation in processing this waste makes the sawdust build up. Based on the problems above, an idea emerged to produce products made from sawdust with the aim of reducing sawdust waste. The wall clock was chosen as the product to be made because it has a functional value and is always tied to humans as a time guide, while to add aesthetic value, Toba Batak ornaments are added as decoration. The method of creation is carried out in three stages, the exploration or data collection stage, the design stage is creating an alternative sketch which then gets the selected design, and the embodiment stage is the process of forming a wall clock. The visual aspect that can be seen from this wall clock is the durability of the wall clock based on the raw materials, the neatness of the wall clock, and the aesthetic value. Five wall clocks were created using the technique of shaping by hand, each entitled Melting the Circle of Culture, Lilian, Flower Bloom, and Seirama.Keywords: sawdust, ornaments, shaping technique. AbstrakSerbuk kayu merupakan salah satu limbah yang banyak ditemukan di sekitar kita. Kurangnya pengetahuan dan inovasi dalam mengolah limbah tersebut membuat serbuk kayu semakin menumpuk. Berdasarkan permasalahan di atas muncullah ide untuk menghasilkan produk berbahan serbuk kayu dengan tujuan untuk mengurangi limbah serbuk kayu. Jam dinding dipilih sebagai produk yang akan dibuat karena memiliki nilai fungsi dan selalu terikat dengan manusia sebagai penunjuk waktu, sedangkan untuk menambah nilai estetis ditambahkan ornamen Batak Toba sebagai hiasan. Metode penciptaan yang dilakukan dengan tiga tahap, tahap eksplorasi atau pengumpulan data, tahap perancangan yaitu menciptakan sketsa alternatif yang kemudian mendapatkan desain terpilih, dan tahap perwujudan yaitu proses pembentukan jam dinding. Aspek visual yang dilihat dari jam dinding ini adalah ketahanan jam dinding berdasarkan bahan baku, kerapian jam dinding, dan nilai estetik. Karya yang diciptakan sebanyak lima jam dinding menggunakan teknik membentuk dengan tangan, masing-masing karya berjudul Melebur, Lingkaran Kebudayaan, Lilian, Bunga Kemekaran, dan Seirama.Kata Kunci: serbuk kayu, ornamen, teknik membentuk. Authors:Winny Adeline : Universitas Negeri MedanMisgiya : Universitas Negeri MedanAdek Cerah Kurnia Azis : Universitas Negeri Medan References:Astuti, A. (1997). Pengetahuan Keramik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Hermita, R. (2016). Pengolahan limbah serbuk kayu menjadi bahan mebel. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 2(1), 01-12. http://dx.doi.org/10.22303/proporsi.2.1.2016.01-12Muharam, E., & Warti, S. (1991). Pendidikan Kesenian II Seni Rupa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Nurmaidah, N., & Purba, R. E. S. (2017). Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji Kayu Sebagai Substitusi Campuran Bata Ringan Kedap Suara. Portal: Jurnal Teknik Sipil, 9(2). http://dx.doi.org/10.30811/portal.v9i2.620Saragi, D. (2017). Jenis Motif & Nilai Filosofis Ornamen Tradisional Sumatera Utara. Jogjakarta: Thafa Media.Simbolon, E. Y., & Zulkifli, Z. Penerapan Ornamen Pada Desain Tote Bag Berdasarkan Prinsip Desain. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(1), 119-128.https://doi.org/10.24114/gr.v10i1.23164.
PERANCANGAN BATIK CAP DENGAN CORAK BURUNG MURAI BATU MENGGUNAKAN PENGGAYAAN ANIMASI Alfatichah Okvanda Putri; Theresia Widyastuti
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.36521

Abstract

Batik is a cultural heritage that must be preserved. Its development can be done through its techniques, whether written, stamped, or painted, and its patterns are now taking many modern forms. In this design, the development of motifs is specifically for children who use the figurative way of drawing characters. The method used in this design is the Collin Clipson method which includes the exploration stage through observation and data collection related to the design theme; the stage of making alternative motif designs depicted in the form of character figures to be used as batik stamps. This stamped batik uses remasol dye with smock coloring technique. This stamped batik with the main motif of a stone magpie was made with the aim of adding an alternative to the smock stamped batik motif which is intended for children aged 7-11 years. This stamped batik with character-described motifs for children.   Keywords: stamped batik, stone magpie. AbstrakBatik merupakan warisan budaya yang harus terus dilestarikan. Pengembangannya dapat dilakukan melalui tekniknya, baik tulis, cap, maupun lukis, dan coraknya yang saat ini sudah banyak mengambil bentuk modern. Pada perancangan ini pengembangan motif dikhususkan untuk anak-anak yang memanfaatkan cara gambar karakter secara figuratif. Metode yang digunakan dalam perancangan ini adalah metode Collin Clipson yang mencakup tahap eksplorasi melalui pengamatan dan pengumpulan sumber data yang berkaitan dengan tema perancangan; tahap membuat alternatif desain motif yang digambarkan dalam bentuk figur karakter untuk dijadikan cap batik. Batik cap ini menggunakan bahan pewarna remasol dengan teknik pewarnaan smock. Batik cap dengan motif utama burung murai batu ini dibuat dengan tujuan untuk menambahkan alternatif motif batik cap smock yang ditujukan untuk anak usia 7-11 tahun. Batik cap dengan motif yang digambarkan secara karakter ini ditujukan agar anak-anak.Kata Kunci: batik cap, burung murai batu. Authors:Alfatichah Okvanda Putri : Universitas Sebelas MaretTheresia Widyastuti : Universitas Sebelas Maret References: Darmaningsi., D., & Sunaryati, I. (1985). Pembuatan Busana Bayi dan Anak. Jakarta: Depdikbud Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.Gunawan, H. (2012). Pedoman Lengkap Menangkar dan Mencetak Murai Batu Kelas Jawara. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.Lailia, N. A. (2018). Perancangan Motif Batik Cap Untuk Kain Seragam. Tea House Bale Branti, 15(1), 74-76.Munir, M. (2013). Multimedia Dan Konsep Aplikasi Dalam Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabet.Rizali, N. (2012). Metode Perancangan Tekstil. Surakarta: UNS Press.Withrow, S. (2007). Character Design For Graphic. USA: Rotovision.Wulandari, A. (2011). Batik Nusantara Makna Filosofi, Cara Pembuatan, dan Industri Batik.  Yogyakarta: Andi. 
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MENGGAMBAR POSTER MENGGUNAKAN PENDEKATAN ILMIAH DI SMP NEGERI 8 DUMAI Yuliana Dewi; Aidil Dewi Angriani; Agusti Efi
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.34774

Abstract

This study aims to produce a description of the implementation of art and culture learning in the visual arts aspect of poster drawing material based on a scientific approach at SMP Negeri 8 Dumai. Therefore, this research will focus on being able to how to implement poster drawing learning using a scientific approach in SMP Negeri 8 Dumai. The type of method used in this research is descriptive qualitative research, is a research method that describes something to be tested that sentence form. The examiner's information was obtained from a list of references, observations, questions and answers and data collection. From the results of the study, it was found that the implementation of poster drawing learning using a scientific approach in SMP Negeri 8 Dumai was the planning stage, the implementation stage and the evaluation stage. The results of the study can also determine what learning syntax is carried out by educators and students in learning to draw posters, namely observation, question and answer, seeking information and trying, studying. Based on the results and discussion of research on the implementation of poster drawing lessons in class VIII.2 SMP Negeri 8 Dumai, it can be decided that the implementation was not carried out in accordance with the wishes of the 2013 curriculum. Keywords: implementation, poster drawing, scientific approach. AbstrakPenelitian ini bertujuan agar dapat menghasilkan deskripsi mengenai implementasi pembelajaran seni budaya, aspek seni rupa, materi menggambar poster berlandaskan pendekatan ilmiah di SMP Negeri 8 Dumai. Oleh karena itu penelitian ini akan difokuskan pada bagaimana implementasi pembelajaran menggambar poster menggunakan pendekatan ilmiah di SMP Negeri 8 Dumai. Jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif adalah metode penelitian yang menguraikan tentang sesuatu yang ingin diujikan yang berbentuk kalimat. Informasi penguji tersebut didapatkan dari daftar rujukan, pengamatan, tanya jawab serta pengumpulan data. Dari hasil penelitian ditemukan implementasi pembelajaran menggambar poster memakai pendekatan ilmiah di SMP Negeri 8 Dumai adalah tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Hasil penelitian tersebut juga dapat menentukan apa saja sintak pembelajaran yang dilaksanakan oleh pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran menggambar poster, yaitu observasi, tanya jawab, mencari informasi serta mencoba, menelaah. Berdasarkan hasil serta pembahasan penelitian tentang implementasi pembelajaran menggambar poster di kelas VIII.2 SMP Negeri 8 Dumai dapat diputuskan bahwa implementasi itu tidak dilakukan sesuai dengan keinginan kurikulum 2013.  Kata Kunci: implementasi, menggambar poster, pendekatan ilmiah.  Authors:Yuliana Dewi : Universitas Negeri PadangAidil Dewi Angriani : Universitas Negeri PadangAgusti Efi : Universitas Negeri Padang References:Daryanto, D. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media.Fadlillah, F. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.Hamalik, O. (2012). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.Hasnun, A. (2006). Pedoman Menulis untuk Siswa SMP dan SMA. Yogyakarta: Andi.Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.Kemendikbud. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Kustanti, C., & Bambang, S. (2011). Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.Majid, M., & Chaerul, R. (2014). Pendekatan Ilmiah. Dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.Nurdin, U. (2011). Implementasi Pembelajaran. Yogyakarta: Rajawali Pers.Siregar, N. H., Azis, A. C. K., Mesra, M., & Mirwa, T. (2020). Analisis Gambar Bentuk Bunga Anggrek dengan Teknik Pointilis Berwarna di SMP Al-Fityan School Medan. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(1), 94-99.Sudjana, N., & Rivai, A. (2005). Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.Sugiyono, S. (2012). Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D). Bandung: Alfabeta.Tohirin, T. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan Dan Bimbingan Konseling. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.