cover
Contact Name
Adek Cerah Kurnia Azis
Contact Email
adek_peros@yahoo.com
Phone
+6285278021981
Journal Mail Official
gorgajurnalsenirupa@unimed.ac.id
Editorial Address
Jl. Willem Iskandar / Pasar V, Medan, Sumatera Utara – Indonesia Kotak Pos 1589, Kode Pos 20221
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Gorga : Jurnal Seni Rupa
ISSN : 23015942     EISSN : 25802380     DOI : https://doi.org/10.24114/gr.v9i1
Core Subject : Education, Art,
Gorga : Jurnal Seni Rupa terbit 2 (dua) kali setahun pada bulan Juni dan Desember, berisi tulisan/artikel hasil pemikiran, hasil penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang ditulis oleh para pakar, ilmuwan, praktisi (seniman), dan pengkaji dalam disiplin ilmu kependidikan, kajian seni, desain, dan pembelajaran seni dan budaya.
Articles 806 Documents
PENGARUH SCIENTIFIC APPROACH TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SMP NEGERI 2 GUNUNG TALANG Siti Aisyah; Eliya Pebriyeni; Ferdian Ondira Asa
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.33170

Abstract

The purpose of this study was to determine the application of the scientific approach to student learning activities and student responses after being applied in learning fine arts at SMP Negeri 2 Gunung Talang, Solok Regency, West Sumatra. This study used a quasi-experimental method, while the population were all students of class VII. The sampling technique used simple random sampling with a sample size of 50 students. Data was collected using interviews, documentation, questionnaires and observations. The technique of data analysis on student activities was calculating the percentage, the questionnaire carried out descriptively. There were 3 research results, namely student activities during the learning process, student learning outcomes and student responses to the scientific approach. Student activity shows that the first trial class was 89.97% and the second trial class was 87.99%, thus, it can be concluded that the two classes with scientific approach learning were not much different and make learning activities with a high or good percentage. The results of the experimental class students' responses in general obtained positive results, namely 88.29% and negative 58.5%, and the second experimental class response was 83% positive and 61.62% negative. Based on the percentage of student responses, it showed the implementation of learning with the scientific approach was successful. Student learning outcomes showed an increase in learning outcomes before (pretest) and after (posttest) with the application of the scientific approach. So the final target with the application of the scientific approach to art learning was the formation of high learning activity.Keywords: scientific approach, learning activities.AbstrakTujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui penerapan scientific approach terhadap aktivitas belajar siswa dan  respon  siswa setelah diterapkan dalam pembelajaran seni rupa di SMP Negeri 2 Gunung Talang Kabupaten Solok Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen, adapun populasinya yaitu seluruh siswa kelas VII. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 50 siswa. Pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara, dokumentasi, angket dan observasi. Teknik analisis data terhadap aktivitas siswa melakukan perhitungan persentase, angket dilakukan secara deskriptif. Terdapat 3 hasil penelitian yaitu aktivitas siswa selama proses pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar siswa serta respon siswa terhadap scientific approach. Aktivitas siswa menunjukkan kelas uji coba pertama adalah 89,97 % dan kelas uji coba kedua 87,99 %, sehingga disimpulkan bahwa dari kedua kelas dengan pembelajaran scientific approach tidak jauh berbeda serta menjadikan aktivitas belajar dengan persentase yang tinggi atau baik. Hasil belajar siswa menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar sebelum (pretest) dan sesudah (postest) dengan penerapan scientific approach.  Hasil respon siswa kelas eksperimen secara umum memperoleh hasil yang positif yaitu 88,29% dan negatif 58,5%, dan  respon  kelas eksperimen kedua tanggapan positif  83%  dan negatif 61,62%. Berdasarkan persentase dari respon siswa menunjukkan keterlaksaan  pembelajaran dengan scientific approach berhasil. Jadi sasaran akhir dengan penerapan scientific approach pada pembelajaran seni rupa adalah terbentuknya aktivitas belajar yang tinggi. Authors: Siti Aisyah: Universitas Negeri PadangEliya Pebriyeni : Universitas Negeri PadangFerdian Ondira Asa : Universitas Negeri Padang References:Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.Agustin, M., Yensy, N. A., & Rusdi, R. (2017). Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing di smp negeri 15 kota bengkulu. Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), 1(1), 66-72.A.M, Sardiman. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Diani, R. (2016). Pengaruh pendekatan saintifik berbantukan LKS terhadap hasil belajar fisika peserta didik Kelas XI SMA Perintis 1 Bandar Lampung. Jurnal ilmiah pendidikan fisika Al-Biruni, 5(1), 83-93.Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.Hamzah B, Uno. (2012). Model Pembelajaran Menciptakan Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara.Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.Huda, Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.Kemdikbud. (2014). Pendekatan Scientific (Ilmiah) dalam Pembelajaran. Jakarta: Pusbangprodik.Lubis, S. K., Retnowati, T. H., & Syawalina, S. (2020, July). Predictive Power of Intellectual Ability Test Score on Students’ Fine Art Learning Outcomes. In 3rd International Conference on Arts and Arts Education (ICAAE 2019) (pp. 41-44). Atlantis Press. Majid, Abdul (2014). Implementasi kurikulum 2013 kajian teoritis dan praktis. Bandung: Interes Media.Purnomo, Eko. dkk. (2014). Seni budaya. Jakara: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.Sani, Ridwan Abdullah. (2014). Pembelajaran saintifik untuk implementasi kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.Syafei, S., Efrizal, E., Sami, Y., Zubaidah, Z., Ariusmedi, A., & Kharisma, M. (2021). Penerapan Ragam Hias Minangkabau dalam Pembelajaran Membatik bagi Guru Seni Budaya SMPN dan MTsN Kabupaten Padang Pariaman. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 522-529.Yamin, Martinis. (2007). Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada Press.
PROMOSI OBJEK WISATA BANGUNAN BERSEJARAH DI KOTA SAWAHLUNTO DALAM DESAIN INFOGRAFIS Eko Purnomo; Rifqi Aulia Z; Aditya Hanum W; Dwi Mutia Sari
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.36371

Abstract

Sawahlunto is one of the cities that is famous as a coal mining city during the Dutch East Indies. Sawahlunto is currently developing as an old city tour which is also multi-ethnic. In a city that has founded in 1888, there are many old buildings that appear in Sawahlunto as Dutch heritage. Some of them are designated as cultural heritage by the government in the field of tourism and at the same time declare Sawahlunto as a City of Cultured tourism. The reason for creating Sawahlunto tourism as a futuristic orientation is quite rational because this city is rich in the historical side of the Dutch Colonial heritage such as all historical buildings that stand firmly in the middle of the city of Sawahlunto which adds to the uniqueness of this city. The design of this historical tourism infographic in Sawahlunto aims to focus on historical buildings from the Dutch East Indies. This is because many historical buildings are still well maintained lately. Moreover, these buildings are the identity of Sawahlunto. The infographic design also adds historical information from the Dutch East Indies which elaborates on the historical value in Sawahlunto. The method used in this design is the S.W.O.T method. This method is used to find the effectiveness of the media to be designed so that the media is effective and communicative. This design is expected to be applied properly, so that visitors not only enjoy historical tourism, but visitors can find out the history and information of the places or buildings they visit. Keywords: sawahlunto, infographic, sign system, heritage. AbstrakSawahlunto merupakan salah satu kota yang terkenal sebagai kota pertambangan batu bara pada masa Hindia Belanda. Sawahlunto saat ini berkembang sebagai wisata kota tua yang juga multietnik. Di kota yang berdiri sejak tahun 1888, banyak sekali bangunan tua yang muncul di Sawahlunto sebagai peninggalan Belanda. Beberapa di antaranya ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah di bidang pariwisata dan sekaligus mencanangkan Sawahlunto sebagai Kota Wisata Berbudaya. Alasan di ciptakannya pariwisata Sawahlunto sebagai orientasi futuristik cukup rasional karena kota ini kaya dengan sisi sejarah peninggalan Kolonial Belanda seperti keseluruhan bangunan bersejarah yang berdiri kokoh di tengah kota Sawahlunto yang menambah keunikan dari kota ini. Perancangan desain infografis wisata sejarah di Sawahlunto ini bertujuan untuk fokus pada bangunan bersejarah peninggalan Hindia Belanda. Hal ini dikarenakan banyaknya bangunan bersejarah yang masih terawat dengan baik belakangan ini. Apalagi gedung-gedung tersebut merupakan identitas Sawahlunto. Desain infografis juga menambah informasi sejarah peninggalan Hindia Belanda yang mengelaborasi nilai sejarah di Sawahlunto. Metode yang digunakan dalam perancangan ini adalah metode S.W.O.T metode ini digunakan untuk menemukan efektivitas media yang akan dirancang sehingga media tersebut efektif dan komunikatif. Perancangan ini diharapkan dapat diaplikasikan dengan baik, sehingga pengunjung tidak hanya menikmati wisata sejarah, namun pengunjung dapat mengetahui sejarah dan informasi dari tempat atau bangunan yang mereka kunjungi.    Kata Kunci: sawahlunto, infografis, sistem tanda, warisan.Authors:Eko Purnomo : Universitas Negeri PadangRifqi Aulia Z : Universitas Negeri PadangAditya Hanum W : Universitas Negeri PadangDwi Mutia Sari : Universitas Negeri Padang References: Hayati, R. (2014). Pemanfaatan bangunan bersejarah sebagai wisata warisan budaya di Kota Makassar. Jurnal Jumpa, 1(01).Hergenhahn & Olson, Matthew H. (2008). Theoties of Learning. Jakarta: Kencana.Iskandar, M. S. (2011). Pembentukan persepsi visual pada iklan televisi. Jurnal Visualita DKV, 3(1), 1-21. Kartika Sony, Dharsono. (2007). Estetika. Bandung: Penerbit Rekayasa Sains.Kusumaningrum, Khomsiana. (2003). Skripsi: Trend Mode Remaja Dalam Iklan. Surakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret.L. Jason, R. Josh & C. Ross. (2014). Infografis: Kedasyatan Cara Bercerita Visual. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.Pujiriyanto. (2005). Desain Grafis Komputer (Teori Grafis Komputer). Yogyakarta: Andi.Visual, I. (2007). Dari Toekang Reklame Sampai Komunikator Visual. Yogyakarta: Jalasutra.Puspita Sari, Vijar Maya. (2010). Tugas Akhir: Desain Komunikasi Visual Sebagai Strategi Perancangan Promosi Pariwisata Pantai Watukarung Kabupaten Pacitan. Surakarta: Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.Rustan, Surianto. (2010). Huruf Font Tipografi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Rustan, Surianto (2008). Layout Dasar dan Penerapanya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Santosa, Sigit. (2009). Creative Advertising. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media Komputindo.Tjiptono, Fandy. (2000). Manajemen Jasa.Yogyakarta: Penerbit Andi.Tinarbuko, Sumbo. (2009). Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit Jala Sutra.
RANCANGAN GRAFIS LINGKUNGAN KOTA PADANGPANJANG DALAM MEWUJUDKAN KOTA BERNUANSA ISLAMI Defrizal Saputra; M. Nasrul Kamal; Eko Purnomo
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.32531

Abstract

Environmental graphic design or the term 'environmental graphics' is all forms of graphic design that exist in an environment. This includes sign systems, bulletin boards, graphic ornaments in a building, name signs on buildings and all forms of writing on two- or three-dimensional objects. The method used in this design is the SWOT analysis method, how this method can later assist designers in determining in terms of strengths, weaknesses, opportunities, and threats (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) from an Environmental graphic design that is designed and can create visual communication media informative and communicative. The purpose of this environmental graphic design is to strengthen the Islamic nuance as a city identity in the city of Padang Panjang, so that the nickname of the Veranda of Mecca is increasingly attached to the community. Because previously efforts to realize it already existed but there was no harmony in each of these graphic elements. So that the face of the city of Padangpanjang does not look well. By using a graphic environment designed in the form of a sign system. Local content is brought back into the design, so that it can improve regional imagery, local elements are also packaged in Islamic concepts and modern or contemporary looks.Keywords: environmental graphic design.AbstrakEnyiromental graphic design atau istilahnya ‘grafis lingkungan’ adalah segala bentuk perancangan grafik yang ada di suatu lingkungan. Termasuk di dalamnya berupa sign system, papan pengumuman, ornamen grafis yang berada pada sebuah bangunan, tanda nama di gedung-gedung dan segala bentuk tulisan pada objek dua maupun tiga dimensi. metode yang digunakan dalam perancangan ini adalah metode analisis S.W.O.T bagaimana metode ini nantinya dapat memebantu desainer dalam menentukan dari segi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) dari Environmental graphic design yang dirancang dan dapat menciptakan media komunikasi visual yang informatif dan komunikatif. Tujuan dari perancangan grafis lingkungan tersebut adalah untuk menguatkan nuansa Islami sebagai identitas kota di Kota Padang panjang, sehingga julukan kota serambi mekah semakin melekat kepada masyarakat. Karena sebelumnya usaha untuk mewujudkan sudah ada namun belum adanya keserasian disetiap elemen-elemen grafis tersebut. Sehingga wajah kota Padangpanjang belum tampak dengan baik. Dengan menggunakan grafis lingkungan yang dirancang berupa sign system. Local konten dimunculkan kembali kedalam desain, sehingga dapat meningkatkan pencitraan daerah, unsur-unsur lokal juga dikemas dalam konsep islami dan tampilan modern atau kekinian.   Kata Kunci: environmental graphic design.Authors:Defrizal Saputra : Universitas Negeri PadangM. Nasrul Kamal : Universitas Negeri PadangEko Purnomo : Universitas Negeri Padang References:Djelantik, A.A.M. (2001). Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: MSPI.Kusrianto, Adi. (2006). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit Adi.Saputra. Defrizal. (2013). ”Dokumentasi Penelitian”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 09 Juni 2013, Padangpanjang. Sobur, Alex. (2009). Semiotika Komunikasi, Cetakan ke-IV. Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya.Supandi, M. B., & Azis, A. C. K. (2020). Peninjauan Poster dari Warna dan Tipografi di SMK Multimedia Istiqlal. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(2), 419-423.Torang, Syamsir. (2012). Metode Riset Struktur dan Perilaku Organisasi, Cetakan Kesatu. Bandung: CV Alfabeta.
PERSPEKTIF OPERA BATAK SISINGAMANGARAJA XII EPISODE BORU LOPIAN ULUPORANG TANO BATAK Rosta Minawati; Enrico Alamo; Sherli Novalinda; Sulaiman Juned
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.32473

Abstract

This creation research formulates the struggle of Boru Lopian son of Sisingamangaraja XII against Dutch colonialism. In addition to seeing as the figure of the son of King Sisingamangaraja XII, the research is also directed at the story of Boru Lopian who is famous for his courage when dealing with the invaders. Even though he comes from an honorable lineage, Boru Lopian is never arrogant and arrogant. Unfortunately, this humanist figure also died in the guerrilla against the Dutch colonialists. The final result of the research is a Batak opera performance with the title, Sisingamangaraja XII episode Boru Lopian, Uluporang Tano Batak. The process of performing Batak opera begins with the creation of a Batak opera script obtained based on research on Boru Lopian. Then packed with some elements of modern theater without leaving the inherent traditional values. This combination was deliberately chosen as part of the stages towards the novelty of the arable concept (innovation). The research method of creation is done through observation, research and interviews with community leaders. The arrangement of the story of the Batak opera Sisingamangaraja XII episode of Boru Lopian, Uluporang Tano Batak is a reorganization of a history. Which of course undergoes several changes, from the actual story to a story that is 'spiced up' with the present context. This is done in order to become familiar with the audience. The authenticity of traditional Batak opera forms is combined with artistic elements of modern theater so that the atmosphere and setting of the event becomes contextual. The goal is to facilitate the presence of building elements, artifacts, past events that are impossible to present simultaneously on the current stage. The structure in the Batak opera Sisingamangaraja XII episode Boru Lopian, Uluporang Tano Batak has similarities with the two previous Batak opera performances. Because it was designed for three opera performances of Batak Sisingamangaraja XII.Keywords: Boru Lopian, perspective, opera Batak. AbstrakPenelitian penciptaan ini merumuskan perjuangan Boru Lopian anak Sisingamangaraja XII dalam melawan penjajahan Belanda. Selain melihat sebagai sosok anak Raja Sisingamangaraja XII, penelitian juga diarahkan pada kisah Boru Lopian yang terkenal akan keberaniaannya saat berhadapan dengan para penjajah. Walaupun berasal dari keturunan terhormat, Boru Lopian tidak pernah sombong dan tinggi hati. Sayangnya sosok yang humanis ini turut tewas dalam gerilya melawan penjajah Belanda. Hasil akhir dari penelitian adalah, pertunjukan opera Batak dengan judul, Sisingamangaraja XII episode Boru Lopian, Uluporang Tano Batak. Proses pertunjukan opera Batak didiawali dengan pembuatan naskah opera Batak yang didapatkan berdasarkan riset tentang Boru Lopian. Kemudian dikemas dengan beberapa unsur-unsur teater modern tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisi yang melekat. Perpaduan ini sengaja dipilih sebagai bagian dari tahapan menuju kebaruan dari konsep garapan (inovasi). Metode penelitian penciptaan dilakukan melalui observasi, riset dan wawancara dengan tokoh masyarakat. Penataan cerita opera Batak Sisingamangaraja XII episode Boru Lopian, Uluporang Tano Batak ini merupakan penataan ulang sebuah sejarah. Yang didalamnya tentunya mengalami beberapa perubahan, dari cerita yang sebenarnya menjadi cerita yang ‘dibumbui’ dengan konteks kekinian. Hal ini dilakukan agar menjadi akrab dengan penonton. Keaslian bentuk opera Batak tradisi dipadukan dengan elemen-elemen artistik teater modern agar suasana dan latar peristiwa menjadi kontekstual. Tujuannya untuk mempermudah hadirnya unsur bangunan, artefak, peristiwa masa lalu yang tidak mungkin dihadirkan secara bersamaan diatas panggung saat ini. Struktur dalam opera Batak Sisingamangaraja XII episode Boru Lopian, Uluporang Tano Batak memiliki kesamaan dengan dua pertunjukan opera Batak sebelumnya. Karena dirancang untuk tiga pertunjukan opera Batak Sisingamangaraja XII.Kata Kunci: Boru Lopian, perspektif, opera Batak. Authors: Rosta Minawati : Institut Seni Indonesia PadangpanjangEnrico Alamo : Institut Seni Indonesia PadangpanjangSherli Novalinda : Institut Seni Indonesia PadangpanjangSulaiman Juned : Institut Seni Indonesia Padangpanjang References: Alamo, E., Eliza,M., Syailillah, G. (2020). Makna dan Fungsi Ulos Pada Pusat Latihan Opera Batak (PLOt) Pematang Siantar Di Pematang Siantar Sumatera Utara. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(1), 94. https://doi.org/10.24114/gr.v10i1.24824Alamo, E., Minawati, R., Sulaiman, S., & Novalinda, S. (2020). Opera Batak Sisingamangaraja XII Episode Ugamo Malim Horja Bolon Na Parpudi: Usungan Tradisi dan Kontemporer. Dance and Theatre Review. Jurnal Tari, Teater, dan Wayang, 3(2), 59.Alamo, E.,(2014). Sampuraga Penciptaan Opera Batak. Ekspresi Seni: Jurnal Pengetahuan dan Seni, 16(1),1.Guntur. (2016). Metode Penelitian Artistik. Surakarta: ISI Press.Hariwijaya, M. (2007). Metodologi dan Tehnik Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Elmatera Publishing.Joel, M. Charon. Eighth Edition (2012) Ten Questions: A Sociological Perspective. USA: Cengage Learning.Moleong, Lexy J. (2000). Metodologi Penelitian  Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.Martono, Nanang. (2012) Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Pavis, Patrice. (1990). Theatre at The Crossroad of Culture. London and New York: Transl. Loren Kruger.Purba, Krismus. (2010). Opera Batak Tilhang Serindo: Pengikat Budaya Masyarakat Batak Toba di Jakarta.Yogyakarta: Kalika Bantul.Sulaiman, S., Minawati, R., Alamo, E., & Novalinda, S. (2019). Analisis Struktur Pertunjukan Opera Batak Sisingamangaraja XII: Episode Tongtang I Tano Batak. Panggung Bandung: Jurnal Seni Budaya, 29(2),160.Sumaatmadja dan Winardit. (1999). Perspektif Global. Jakarta: UT.Sutopo, H.B. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: UNS Press.Yudiaryani. (2002). Panggung Teater Dunia, Perkembangan dan PerubahanKonvensi Seni Teater. Yogyakarta: Pustaka Gondo Suli.
PENERAPAN KONSEP KEPEMIMPINAN DAN KEKUATAN TENGKU CIK TANOH ABEE MELALUI MEDIA GERAK Fitra Airiansyah; Fifie Febryanti Sukman
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.29117

Abstract

The process of creating this dance work aims to reconstruct the figure of a warrior and ustadz in Aceh, namely Tengku Cik Tanoh Abee. A familiar story for the people of Aceh Besar is the story of Tengku Cik Tanoh Abee slashing and cutting Bak Leubu (taro leaves) when Tengku Cik Tanoh Abee found out that the Dutch were heading to his place, so all the Dutch were killed. at the Lambaroe Café roundabout. Killing without touching is part of Tengku Cik Tanoh Abee's practice of wisdom in fighting the Dutch colonialists. The process of creating this dance is a form of remembering the figure of leadership and strength by Tengku Cik Tanoh Abee and then becoming the idea or idea of creating this dance work. The method of creating this work consists of 4 stages, namely: exploration, improvisation, evaluation, and formation. The results of this study is that the creation of a work with the title Teulebah contains three scenes, each scene visualizing a figure, leadership and strength by going through the stages of a choreographic approach.Keywords: dance, Tengku Cik Tanoh Abee. AbstrakProses penciptaan karya tari ini bertujuan untuk merekonstruksi sosok pendekar dan ustadz di Aceh yaitu Tengku Cik Tanoh Abee. Kisah yang akrab bagi masyarakat Aceh Besar adalah kisah Tengku Cik Tanoh Abee menebas dan memotong Bak Leubu (daun talas) ketika Tengku Cik Tanoh Abee mengetahui bahwa Belanda sedang menuju ke tempatnya, sehingga semua orang Belanda terbunuh. di bundaran Lambaroe Café. Membunuh tanpa menyentuh adalah bagian dari amalan makrifat ilmu Tengku Cik Tanoh Abee dalam memerangi penjajah Belanda. Proses penciptaan tarian ini merupakan bentuk mengenang sosok kepemimpinan dan kekuatan oleh Tengku Cik Tanoh Abee dan kemudian menjadi ide atau gagasan penciptaan karya tari ini. Metode penciptaan karya ini terdiri dari 4 tahapan yaitu:  eksplorasi, improvisasi, evaluasi, dan pembentukan. Hasil penelitian ini yaitu pembuatan karya dengan judul Teulebah terdapat tiga adegan yang masing-masing adegan memvisualisasikan sosok, kepemimpinan serta kekuatan dengan melalui tahapan pendekatan secara koreografis.Kata Kunci: tari, Tengku Cik Tanoh Abee.Authors:Fitra Airiansyah : Institut Seni Budaya Indonesia AcehFifie Febryanti Sukman : Institut Seni Budaya Indonesia Aceh References:Abdullah, Irwan. (2006). Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Budi Wibowo, Agus dan Faisal. (2014). Kepemimpinan Tradisional di Indonesia (Aceh Besar dan kajang). Aceh: Pemerintah Aceh.Hadi, Y. Sumandiyo. (2007). Kajian Tari Teks dan Konteks. Yogyakarta: Press FSP ISI Yogyakarta.Hadi, Y. Sumandiyo. (2012). Koreografi Bentuk-Teknik-Isi. Yogyakarta: Press FSP ISI.Hidajat, Robby. (2011). Koreografi dan Kreativitas Pengetahuan dan Petunjuk Praktikum Koreografi. Kendil: Cipta Media.Hwakins, Alma. Terj I Wayan Dibia. (2005). Moving From Within, Bergerak Meurut Kata Hati. Yogyakarta: Cipta Media.Juaini, Imam. (2014). Saman di Aceh. Banda Aceh: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Pelestarian Nilai Budaya Banda Aceh.Soedarsono. (1985). Elemen-Elemen Dasar Komposisi Tari. Terjemahan dari La Meri. Yogyakarta: Lagaligo.Sukman, F. F., & Gusmail, S. (2020). The Pattern of Vertical Inheritance and the Role of Sheikh in Inheritance System of Ratoeh Bantai Dance in Aceh Province. e-Prosiding Pascasarjana ISBI Bandung, 1(1).
PENERAPAN ORNAMEN TRADISIONAL SUMATERA UTARA PADA TOPLES MAKANAN SEBAGAI SARANA REVITALISASI Mesra Mesra; Gamal Kartono; Anam Ibrahim
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.33639

Abstract

The purpose of this study is to find out the effectiveness of the preservation of traditional North Sumatra ornaments, by revitalizing. The steps are 1. Resocializing traditional North Sumatra ornaments to the next generation, 2. Display ornaments in the form of cutting stickers, and 3. Apply the cutting sticker on the outer surface of the food jar. Research methods conducted: 1. re-record the traditional ornament forms of North Sumatra, 2. determine the selected ornament as a sample, 3. re-design the shape of the ornament with a computer, 4. Apply the design to cutting sticker, 5. identify the shapes of the jar to be applied ornaments, 6. sticking cutting sticker on jar, 7. socialize jar products to the community through exhibitions. The results of the study were obtained forms of ornaments that were modified and obtained various forms of traditional Ornate jars of North Sumatra as a product of local genius.Keywords: revitalization, traditional ornaments, cutting stickers. AbstrakTujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas pelestarian ornamen tradisional Sumatera Utara, dengan dengan cara melakukan revitalisasi. Langkah-langkahnya yaitu: 1. mensosialisasikan ulang ornamen tradisional Sumatera Utara kepada generasi penerus, 2. menampilan ornamen dalam bentuk cutting sticker, dan 3. mengaplikasikan cutting sticker tersebut pada permukaan luar toples makanan. Metode penelitian yang dilakukan : 1. mendata ulang bentuk-bentuk ornamen tradisional Sumatera Utara, 2. menetapkan ornamen yang dipilih sebagai sampel, 3. meredisain bentuk ornamen dengan komputer, 4. Mengaplikasikan desain menjadi cutting sticker, 5. menidentifikasi bentuk-bentuk toples yang akan diterapkan ornamen, 6. menempelkan cutting sticker pada toples, 7. mensosialisasikan produk toples kepada masyarakat melalui pameran. Hasil penelitian yaitu diperoleh bentuk-bentuk ornamen hasil modifikasi dan berbagai bentuk toples berornamen tradisional Sumatera Utara sebagai produk local genius.Kata Kunci:revitalisasi, ornamen tradisional, cutting sticker. Authors:Mesra : Universitas Negeri MedanGamal Kartono: Universitas Negeri MedanAnam Ibrahim : Universitas Negeri Medan References:Asaniyah, N. (2017). Pelestarian Informasi Koleksi Langka: Digitalisasi, Restorasi, Fumigasi. Buletin Perpustakaan, 85-94.A.W,Sukimin dan Edy Sutandur. (2008). Terampil Berkarya Seni Rupa 1. Solo: Pt Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.Gall and Borg (1983). Educational Research, An Introduction. New York and London: Longman Inc.Gustami, SP. (1980). Nukilan Seni Ornamen Indonesia. Yogyakarta: STSRI ”ASRI”.Hadi, Y. Sumandiyo. (2018). Revitalisasi Tari Tradisional. Yogyakarta: Penerbit Dwi Quantum.Hartoko, Alfa. (2010). Modifikasi Mobil dan Motor dengan Cutting Stiker. Yogyakarta: Penerbit Multicom (Anggota IKAPI).Kantun, Sri. (2013). Hakitat dan Prosedur Penelitan Pengembangn. Jember: Repository Universitas Jember.Meyer, Franz. (1892). Handbook of Ornament. New York: Dover Publication. IncPlomp, T. (2013). Educational Design Research: An Intoduction. Academia Edu.Richey, Rita C.; Seels, Barbara. (1994). Defining a Field: A Case Study of the Development of the 1994 Definition of Instructional Technology. New York: Educational Media and Technology Yearbook, v20.Sari, S. M., & Pramono, R. S. (2008). Kajian Ikonografis Ornamen pada Interior Klenteng Sanggar Agung Surabaya. Dimensi Interior, 6(2).Sirait Baginda. (1980). Pengumpulan dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara. Medan: IKIP Medan.Sukaya, Y. (2009). Bentuk dan Metode dalam Penciptaan Karya Seni Rupa. Jurnal Seni Dan Pengajarannya, 1(1), 1-16.Sunaryo, A. (2009). Ornamen Nusantara Kajian Khusus tentang Ornamen Indonesia. Semarang: Dahara Prize.Saragi, D. (2018). Pengembangan Tekstil Berbasis Motif dan Nilai Filosofis Ornamen Tradisional Sumatra Utara. Panggung, 28(2), 161-174.Y, Sudarjo. (1989). Ornamentik Indonesia. Surakarta: Sebelas Maret University Press.Hayati, R. (2014). Pemanfaatan Bangunan Bersejarah sebagai Wisata Warisan Budaya di Kota Makassar. Jurnal Jumpa, 1(01).Hergenhahn & Olson, Matthew H. (2008). Theoties of Learning. Jakarta: Kencana.Iskandar, M. S. (2011). Pembentukan Persepsi Visual pada Iklan Televisi. Jurnal Visualita DKV, 3(1), 1-21. Kartika, Sony Dharsono. (2007). Estetika. Bandung: Penerbit Rekayasa Sains.Kusumaningrum, Khomsiana. (2003). Skripsi: Trend Mode Remaja Dalam Iklan. Surakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret.L. Jason, R. Josh & C. Ross. (2014). Infografis: Kedasyatan Cara Bercerita Visual. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.Pujiriyanto. (2005). Desain Grafis Komputer (Teori Grafis Komputer). Yogyakarta: Andi.Visual, I. (2007). Dari Toekang Reklame Sampai Komunikator Visual. Yogyakarta: Jalasutra.Puspita Sari, Vijar Maya. (2010). Tugas Akhir: Desain Komunikasi Visual Sebagai Strategi Perancangan Promosi Pariwisata Pantai Watukarung Kabupaten Pacitan. Surakarta: Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.Rustan, Surianto. (2010). Huruf Font Tipografi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Rustan, Surianto (2008). Layout Dasar dan Penerapanya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Santosa, Sigit. (2009). Creative Advertising. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media Komputindo.Tjiptono, Fandy. (2000). Manajemen Jasa. Yogyakarta: Penerbit Andi.Tinarbuko, Sumbo. (2009). Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit Jala Sutra.
RAGAM HIAS MOTIF BATIK TANAH LIEK DHARMASRAYA (Studi Kasus di Kerajinan Batik Tanah Liek Citra) Resfi Norma Kuwala; Sri Zulfia Novrita
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.32358

Abstract

Tanah Liek Citra batik is one of the batik craft businesses on the Duo Sitiung River, Dharmasraya Regency, West Sumatra. Became the first Tanah Liek batik business in Dharmasraya Regency since 1996 which raised various decorative batik motifs from the natural wealth of Dharmasraya Regency. The research was conducted with the aim of describing the decorative motifs of Tanah Liek Citra batik. The method used in this research is a qualitative method with a descriptive approach. The data sources chosen were primary data (written notes, picture recordings) and also used secondary data (library studies). The technique of collecting research data uses techniques, observations, interviews, and documentation. Furthermore, the technical analysis of the data will be reviewed and will be analyzed, namely reduction of data, presentation of research data and finally conclusions can be drawn from the data that has been collected. The results of the study describe the Tanah Liek Citra batik motifs, including those inspired by naturalist forms (flora such as: palm flower motifs, rubber tree motifs, bamboo motifs, lauik plant motifs, kaluak nails motifs, kiambang batauik motifs, fauna such as: hong bird motifs, motifs tapak kudo) decorative forms such as: rangkiang motif, rumah gadang motif.Keywords: batik motif, tanah liek.AbstrakBatik Tanah Liek citra adalah salah satu usaha kerajinan batik di Sungai Duo Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Menjadi usaha batik Tanah Liek pertama di Kabupaten Dharmasraya sejak tahun 1996 yang mengangkat ragam hias motif batik dari kekayaan alam Kabupaten Dharmasraya. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan ragam hias motif dari batik Tanah Liek citra. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data yang dipilih yaitu berupa data primer (catatan tertulis, rekaman gambar) dan juga menggunakan data sekunder (studi kepustakaan). Teknik dari pengumpulan data penelitian menggunakan teknik, observasi, wawancara, serta dokumentasi. Selanjutnya teknis analisis data akan dikaji dan akan di analisis yaitu reduksi  dari data, penyajian dari data hasil penelitian dan yang terakhir baru dapat ditarik kesimpulan dari data-data yang telah terkumpul. Hasil dari penelitian mendeskripsikan motif batik Tanah Liek citra diantaranya yaitu terispirasi dari bentuk naturalis (flora seperti : motif bunga sawit, motif pohon karet, motif bambu, motif tumbuhan lauik, motif kaluak paku, motif kiambang batauik, fauna seperti : motif burung hong, motif tapak kudo) bentuk dekoratif seperti: motif rangkiang, motif rumah gadang.    Kata Kunci: motif batik, tanah liek.Authors:Resfi Norma Kuwala : Universitas Negeri PadangSri Zulfia Novrita : Universitas Negeri Padang References:Budiyono, D. (2008). Kriya Tekstil Untuk SMK Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.Elliot, Inger McCabe. (2004). Batik: Fabled Cloth of Java. Singapura: Perinpus.Ernawati, I., & Nelmira, W. (2008). Tata Busana Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jendral Manajemen, Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.Moleong, Lexy. (2005). Penelitian Metodologi Kualitatif.  Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Hadaf, A., Adriani, A., & Novrita, S. Z. (2016). Motif dan Pewarnaan Batik Tulis di Dusun Giriloyo Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa YOGYAKARTA (Studi Kasus di Industri Batik Sri Kuncoro). Journal of Home Economics and Tourism, 11(1). http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jhet/article/viewFile/5781/4511Hakim, L. M. (2018). Batik Sebagai Warisan Budaya Bangsa dan Nation Brand Indonesia. Nation State: Journal of International Studies, 1(1), 61-90. https://jurnal.amikom.ac.id/index.php/nsjis/article/view/90/42Kamala, N., & Adriani, A. (2019). Studi Tentang Motif dan Pewarnaan Batik Cap dengan Zat Pewarnaan Alam di Rumah Batik Dewi Busana Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(2), 303-307. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gorga/article/download/14703/12015Kusrianto, A. (2013). Batik, Filosofi, Motif & Kegunaan. Yogyakarta: Andi Offset.Oktora, N., & Adriani, A. (2019). STUDI BATIK TANAH LIEK KOTA PADANG (Studi Kasus di Usaha Citra Monalisa). Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 129-136.  https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gorga/article/view/12879Suryani, A., & Nelmira, W. (2019). STUDI TENTANG ATIK DI DHARMASRAYA. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 8(1), 255-259. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gorga/article/viewFile/13624/11475Susanto,  M . ( 2002 ) .  Diksi Rupa, Kumpulan Istilah Seni Rupa. Yogyakarta: Kanisius.Wulandari, Ari. (2011). Batik Nusantara Makna Filosofis, Cara Pembuatan Industry Batik. Yogyakarta: Andi Publisher.Yulia, N., & Nelmira, W. (2019). DESAIN MOTIF BATIK TEBO DI KECAMATAN TEBO TENGAH KABUPATEN TEBO PROVINSI JAMBI. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 92-98. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gorga/article/view/12847/10965
KAJIAN ESTETIKA LUKISAN REALIS KONTEMPORER Drs. Irwan, M.Sn. YANG BERJUDUL DI UJUNG TANDUK Asra Ilal Khairi; Abdul Hafiz
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.34129

Abstract

Aesthetics was a science that studies things related to beauty, the perspective of beautifulness cannot be the same, some people may be seen something beautiful but not for the others, something that was unstable depends on conditions and situations, therefore beauty is a theory of relativity in which it relates to subjects, objects and value. Talking about aesthetics, it would be related to various disciplines, one of these disciplines was fine arts, in which there were various fields such as painting, graphics, crafts and many other fields of art. Various expressions about the culture began to be expressed by artists in the archipelago, this thing related to the erosion of culture and traditions inherent in society, one of which is through the painting "on the edge of the horn" which talks about Minangkabau culture. The purpose of this paper was as an educational medium for students and the Minangkabau community about the culture in the Minangkabau realm which was increasingly disappearing in the face of foreign times and cultures. This research used a qualitative approach with a descriptive type of research. The subject of this research was the painting of Drs, Irwan, M.Sn. entitled "On the Edge of the Horn". Data collection techniques used observation techniques, interviews and documentation. The research instruments used were observation guidelines and interview guidelines. The data analysis technique used is an analytical technique which includes data reduction, data presentation, and conclusion drawing and verification. The results of this study found the reality of the message conveyed by the artist regarding the condition of Minangkabau culture which is increasingly on the brink of extinction through the study of aesthetics of subjects, objects and values. Keywords: aesthetics, painting, Minangkabau culture. AbstrakEstetika merupakan ilmu yang mempelajari mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keindahan, indah bagi seseorang belum tentu indah pula bagi orang lain, sesuatu yang labil ini bergantung kepada kondisi dan situasi, oleh karena itu keindahan merupakan teori relativitas yang di dalamnya berkaitan dengan subjek, objek dan nilai. Berbicara estetika maka akan menyangkut dengan berbagai disiplin ilmu, salah satu disiplin ilmu tersebut adalah seni rupa yang di dalamnya terdapat berbagai bidang seperti lukis, grafis, kriya dan masih banyak lagi bidang seni rupa lainnya. Berbagai ungkapan mengenai kebudayaan mulai diungkapkan oleh seniman di nusantara, hal ini berkaitan dengan terkikisnya kebudayaan dan tradisi yang melekat pada masyarakat, salah satu adalah melalui lukisan “di ujung tanduk” yang berbicara mengenai kebudayaan Minangkabau. Tujuan tulisan ini sebagai media edukasi bagi mahasiswa dan masyarakat Minangkabau mengenai kebudayaan di Ranah Minang yang semakin hari semakin menghilang di makan zaman dan kebudayaan asing. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah lukisan Drs. Irwan, M.Sn. yang berjudul “Di Ujung Tanduk”. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu pedoman observasi dan pedoman wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis yang meliputi reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil dari penelitian ini akan ditemukan realita mengenai pesan yang disampaikan seniman mengenai kondisi kebudayaan Minang Kabau yang semakin di ujung tanduk melalui kajian estetika subjek, objek dan nilai.Kata Kunci: estetika, lukisan, budaya Minangkabau. Authors:Asra Ilal Khairi : Universitas Negeri PadangAbdul Hafiz : Universitas Negeri Padang References:Arsana, Nyoman & Supono. (1983). Dasar-dasar Seni Lukis. Denpasar: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Bangun, Sem C. (2000). Kritik Seni Rupa. Bandung: ITB Bandung.Basri, Hasan. (1977). Minangkabau Dalam Seputar Seni Tradisional. Padang: SMSR.Djelantik, A. A. M. (1999). Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia ArtLine.Jaafar, Ben. (2011). Cigondewah An Art Project. https://benjaafar.blogspot.com/2011/03/cigondewah-art-project-by-tisna-sanjay (diakses 2 April 2022).Junaedi, Deni. (2016). Estetika Jalinan Subjek Objek dan Nilai. Yogyakarta: ArtCiv.Kartika, Dharsono Sony. (2004). Pengantar Estetika. Bandung: Rekayasa Sains Bandung.Kartika, Dharsono Sony. (2007). Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains Bandung.Khairi, Asra. Ilal. (2011). Komparasi Motif Ukiran Rumah Gadang Bukik Surungan Kelarasan Koto Piliang Kota Padang Panjang dengan Rumah Gadang Sicamin Biaro Kelarasan Koto Piliang Kabupaten Agam Sumatera Barat. Thesis. Padang: Program Magister Universitas Pendidikan Indonesia.Mamannoor. (2002). Wacana Kritik Seni Rupa di Indonesia. Bandung: Nuansa Anggota IKAPI.Miles, B. Mathew dan Michael Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UIP.Ramanto, Muzni. (2012). Estetika Islam. Padang. UNP.Sanyoto, Sadjiman, Ebdi. (2005). Dasar-dasar Tata Rupa & Desain. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran.Soetjipto, Katjik. (1998). Sejarah Perkembangan Seni Lukis Moderen. Jakarta: Mendikbud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.Sp, Soedarso. (2000). Sejarah Perkembanan Seni Rupa Modern. Jakarta: Studio Delapan Puluh.Sudarsono. (2009). Apresiasi dan Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains.Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
REDESAIN KEMASAN “IKAN KAYU CAP KAPAL TSUNAMI” Fentisari Sucipto; Rino Yuda
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.29503

Abstract

Aceh Tsunami Incident that happen in 2004 has saving bad memories for all its survivor. In this phycological crisis, Ibu Fauziah as an owner of UD Tuna Cap Kapal Tsunami Aceh tried to survive through produce food from Tuna Flakes Fish. The ilustration design on its packaging ilustrates incident after Tsunami around Lampulo, Banda Aceh. Incident as one of the art inspiration sources is popular between the artist, but the research of an ilustration after the incident in the packaging design is unfamiliar . Thus, this research tried to understand and interpret packaging design using qualitative approach. The data collecting using interview and also observation. Study model using grounded theory. Keywords: packaging design, redesign. AbstrakBencana Tsunamiyang  pernah melanda Aceh pada tahun 2004 menyisakan kenangan pahit bagi semua penyintasnya, namun Ibu Fauziah yang merupakan pemilik UD Tuna Cap Kapal Tsunami di Aceh mencoba untuk bertahan hidup dengan memproduksi makanan yaitu Ikan Kayu yang terbuat dari Tuna. Desain ilustrasi pada kemasan Ikan Kayu Cap Tuna menggambarkan kejadian pasca Tsunami di daerah Lampulo, Banda Aceh. Bencana alam sebagai salah satu inspirasi dalam karya seni sering diterapkan oleh seniman, namun sebuah ilustrasi pasca bencana pada desain kemasan oleh-oleh belum banyak kajiannya. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba membaca dan memaknai ilustrasi desain kemasan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara dan juga observasi. Model telaah pada penelitian ini adalah grounded theoryKata Kunci: desain kemasan, redesain. Authors:Fentisari Desti Sucipto : Institut Seni Budaya Indonesia Aceh Rino Yuda : Institut Seni Budaya Indonesia Aceh  References: Brown, Tim. (2008). Change by Design: How Design Thinking Transforms Organizations and Inspires Innovation. New York: Harper Collins.Creswell, JW. (2016). Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.Donida, D. A. H., Prastawa, H., & Mahachandra, M. (2019). Perancangan Desain Kemasan Produk Carica dengan Konsep Kansei Engineering dan Model Kano. Industrial Engineering Online Journal, 8(2).Julianti, Sri. (2014). The Art Of Packaging. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Pulungan, M. H., Hastari, L. D., & Dewi, I. A. (2019). Perbaikan desain kemasan produk biskuit brownies menggunakan metode quality function deployment (QFD). Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian, 13(2), 39-46.Saldana, J. (2011). Understanding Qualitative Research. Fundamentals Of Qualitative Research. New York: Oxford University Press.Soedarso. (2006). Trilogi Seni Penciptaan Eksistensi dan Kegunaan Seni. Yogyakarta: Balai Penerbit ISI Yogyakarta.Widjaya, D. O., Yuwono, E. C., & Mardiono, B. (2016). Perancangan Redesain Kemasan Makanan Ringan Roti Kecik Merk Ganep's sebagai Buah Tangan Khas kota Surakarta. Jurnal DKV Adiwarna, 1(8), 9.
STUDI TENTANG BATIK BATAM (Studi Kasus di Indra Batik Batam di Kota Batam) Neneng Sevty Valenta; Adriani Adriani
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.29696

Abstract

The background of this research is an approach of Batam batik, particularly in the Indra Batik Batam batik business. The shape of the batik designs and the batik method in Indra Batik Batam are still unfamiliar to the inhabitants of Batam city. The batik process at Indra Batik Batam is the same as the batik process in general, namely tool and material preparation. During the dying process, the batik is coloured and partially certain parts are colored with a brush. The purpose of this research is to describe the shape of the Batam batik motif as well as the batik technique at Indra Batik Batam.This research method uses a qualitative descriptive approach with a case study method. The types of data are primary and secondary data. Data was collected by observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques are data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The validity of the data is carried out by triangulation of the leader and the person who creates the motif.The results of the research on Batam batik have 16 motifs that have been patented by HKI, namely Awan Larat, Bunga Sakat Mayang Terurai, Bunga Sakat Dara Merajok, Siput Gonggong Kuntum Berendam, Siput Gongong Bunga Semayang, Rajung Bersusun, Bunga Kundur Awan Menjulang, Bunga Hutan, Perio Kere Sulor Bekait, Kasih Bersambu, Marlin Dua Alam, Cengkrama Marlin, Ikan Marlin Berseri Gonggong Menari, Ikan Marlin Gelombang Berseri, Marlin Terumbu, and Marlin Berlak. The process of batik at Indra Batik Batam begins with the preparation of tools and materials. The stage of batik then moves on to stamping and the blocking or blocking technique. The coloring procedure involves preparing remazol dye, dabbing, dyeing, and applying color reinforcement. For the last steps are 'pelorodan' (the process of removing the wax that is still attached to the mori cloth) and finishing.Keywords: batik, coloring process, batik motif.AbstrakPenelitian ini dilatar belakangi tentang batik batam khususnya di usaha batik di Indra Batik Batam. Masyarakat kota Batam pun masih belum mengenal seperti apa bentuk motif batik batam dan proses membatik di Indra Batik Batam. Proses membatik di Indra Batik Batam sama halnya dengan proses membatik pada umunya yaitu, persiapan alat dan bahan. Kemudian pada saat proses pewarnaan pembatikan dilakukan secara dicelup dan sebagaian dilakukan secara dicolet. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk motif batik batam dan proses membatik di Indra Batik Batam.  Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskripstif kualitatif dengan metode studi kasus. Jenis data yaitu data primer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisi data dilakukan  reduksi data, penyajian data, penarik kesimpulan. keabsahan data dilakukan dengan triangulasi terhadap pimpinan dan orang yang menciptakan bentuk motif. Hasil penelitian batik batam memiliki 16 motif sudah di patenkan oleh HKI yaitu Awan Larat, Bunga Sakat Mayang Terurai, Bunga Sakat Dara Merajok, Siput Gonggong Kuntum Berendam, Siput Gongong Bunga Semayang, Rajung Bersusun, Bunga Kundur Awan Menjulang, Bunga Hutan, Perio Kere Sulor Bekait, Kasih Bersambu, Marlin Dua Alam, Cengkrama Marlin, Ikan Marlin Berseri Gonggong Menari, Ikan Marlin Gelombang Berseri, Marlin Terumbu dan Marlin Berlak. Proses membatik di Indra Batik Batam diawali tahap persipan alat dan bahan. Setelah itu tahap pembatikan yaitu mencap dan proses nembok atau ngeblok. Kemudian tahap pewarnaan yaitu menyiapkan zat warna remazol, mencolet, mencelup dan memberi penguat warna. Untu tahap terakhir pelordan dan finishing.Kata Kunci: batik, proses pewarnaan, motif batik. Authors:Neneng Sevty Valenta : Universitas Negeri PadangAdriani : Universitas Negeri Padang References: Aziz, I. (2013). Ensiklopedia Batik Yogyakarta. Yogyakarta: Gita Nagari. Cut & Ratna. (2005). Tekstil. Jakarta: Pendidikan Seni Nusantara.Ernawati, dkk. (2008). Tata Busana. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.Kusrianto, A. (2013). Batik, Filosofi, Motif & Kegunaan. Yogyakarta: AndiOfset.Murtihadi, dkk. (2008). Pengetahuan Teknologi Batik. Jakarta: Proyek Pengadaan Buku Pendidikan Teknologi Kerumahtanggan dan Kejuruan Kemasyarakatan Jakarta.Sri, Herlina dan Dwi, Yuniasri P. (2013). Pewarnaan Untuk SMK. Jakarta: Kementerian Pendidikan & Kebudayaan Departement Pendidikan dan Kebudayaan.