cover
Contact Name
Adek Cerah Kurnia Azis
Contact Email
adek_peros@yahoo.com
Phone
+6285278021981
Journal Mail Official
gorgajurnalsenirupa@unimed.ac.id
Editorial Address
Jl. Willem Iskandar / Pasar V, Medan, Sumatera Utara – Indonesia Kotak Pos 1589, Kode Pos 20221
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Gorga : Jurnal Seni Rupa
ISSN : 23015942     EISSN : 25802380     DOI : https://doi.org/10.24114/gr.v9i1
Core Subject : Education, Art,
Gorga : Jurnal Seni Rupa terbit 2 (dua) kali setahun pada bulan Juni dan Desember, berisi tulisan/artikel hasil pemikiran, hasil penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang ditulis oleh para pakar, ilmuwan, praktisi (seniman), dan pengkaji dalam disiplin ilmu kependidikan, kajian seni, desain, dan pembelajaran seni dan budaya.
Articles 806 Documents
CENGKEH SEBAGAI INSPIRASI PENGEMBANGAN MOTIF BATIK BERBASIS DIGITAL DI KABUPATEN BULELENG Ni Gusti Ayu Paramita; I Wayan Mudra; Anak Agung Gede Rai Remawa
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.38894

Abstract

Batik is one of the textile products that began to develop in Buleleng Regency. The presence of batik in the Buleleng district is used as an alternative for souvenirs and souvenirs that have an attraction for tourists. However, the lack of innovation in the creation of batik motifs and limited human resources have urged the creation of innovations to maintain the existence of batik, especially in the Buleleng Regency. Along with the growth of technology in the current digital era, batik must be able to grow without eroding its philosophical meaning of batik. This study aims to maintain the existence of batik, especially in Buleleng Regency by applying digital design in the design of motifs so that it can accelerate the process of making batik. The method used in this study uses a qualitative method with a three-stage approach to the creation of works of art, namely exploration, design, and embodiment. In the design process, the motifs used took inspiration from the clove plant in the Buleleng district in collaboration with the typical Buleleng motif, Singaraja. This motif was designed using the Adobe Illustrator application with the final result in the form of a batik design mockup. This research is expected to develop the potential of batik in Buleleng Regency by developing variations of the typical motifs of Buleleng Regency. The application of digital technology in designing batik is carried out to accelerate the batik production process to meet market demand.Keywords: cloves, motif development, digital based. AbstrakBatik menjadi salah satu produk tekstil yang mulai berkembang di Kabupaten Buleleng. Hadirnya batik di Kabupaten Buleleng dijadikan alternatif cenderamata maupun oleh-oleh yang mempunyai daya tarik untuk turis. Namun inovasi yang kurang dalam penciptaan motif batik serta keterbatasan SDM mendesak penciptaan inovasi baru guna mempertahankan keberadaan batik khususnya di Kabupaten Buleleng. Seiring dengan pertumbuhan teknologi di era digital sekarang, batik wajib bisa bertumbuh tanpa mengikis makna filosofi dari batik. Penelitian ini bertujuan untuk mempertahankan eksistensi batik khususnya di Kabupaten Buleleng dengan menerapkan desain digital dalam perancangan motif sehingga dapat mempercepat proses pembuatan batik. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan 3 tahapan penciptaan karya seni, yakni eksplorasi, perancangan dan perwujudan. Pada proses perancangan, motif yang digunakan mengambil inspirasi dari tanaman cengkeh di Kabupaten Buleleng yang dikolaborasikan dengan motif khas Buleleng yakni singaraja. Motif ini dirancang menggunakan aplikasi Adobe Illustrator dengan hasil akhir berupa mockup desain batik. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan potensi batik di Kabupaten Buleleng dengan mengembangkan variasi motif khas Kabupaten Buleleng. Penerapan teknologi digital dalam mendesain batik ini dilakukan agar dapat mempercepat proses produksi batik guna memenuhi permintaan pasar.Kata Kunci: cengkeh, pengembangan motif, berbasis digital. Authors:Ni Gusti Ayu Paramita : Institut Seni Indonesia DenpasarI Wayan Mudra : Institut Seni Indonesia DenpasarAnak Agung Gede Rai Remawa : Institut Seni Indonesia Denpasar References:Data Statistik Kabupaten Buleleng. (2017). Statistik Jumlah Produksi Komuniti Cengkeh Kabupaten Buleleng. https://bulelengkab.bps.go.id/staticta (diakses tanggal 17 April 2022).Natalia, D. A. W. N., Budhyani, I. D. A. M., & Angendari, M. D. (2019). Batik Bali pada Industri Sari Amerta Batik Collection di Desa Batubulan Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Jurnal BOSAPARIS: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, 9(2), 76-87.Gustami, S. P. (2004). Proses Penciptaan Seni Kriya: Untaian Metodelogis. Yogyakarta: Program Pascasarjana S2 Penciptaan Dan Pengkajian Seni ISI Yogyakarta.
KONSEP KREATIF DESAIN IKON BANGUNAN PETA SHELTER MITIGASI UNIVERSITAS NEGERI PADANG Dwi Mutia Sari; Nessya Fitryona; Yofita Sandra
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.38136

Abstract

The creative concept of the Padang State University (UNP) mitigation shelter map building icon is an explanation of how a visual form of an icon begins, namely based on thoughts that are summarized into a form of concept both verbally and visually. The purpose of this design is to become a reference for work for students, especially Visual Communication Design students, so that they know what processes must be carried out in a creative program before reaching the final design stage, so that the output produced does not only rely on aesthetic values, but also requirements. meaning because it is designed according to the target audience. The design method used is the Research and Design (R&D) method by approaching the visual language, target audience and creative strategies. The result of the creation is in the form of a standard manual book which is a reference for the creation of UNP mitigation shelter building icons that are simple and aesthetic in value but also require meaning because they can represent verbal, nonverbal and visual messages effectively and communicatively according to the target audience.Keywords: concept, creative strategy, design, icon. AbstrakKonsep kreatif ikon bangunan peta shelter mitigasi Universitas Negeri Padang (UNP) merupakan pemaparan mengenai bagaimana sebuah bentuk visual ikon dimulai, yakni berdasarkan pemikiran-pemikiran yang dirangkum menjadi sebuah bentuk konsep baik itu secara verbal maupun visual. Tujuan perancangan ini untuk menjadi salah satu acuan berkarya bagi mahasiswa khususnya mahasiswa Desain Komunikasi Visual, sehingga mereka mengetahui apa saja proses yang harus dilakukan dalam sebuah program kreatif sebelum mencapai tahapan final desain, sehingga output yang dihasilkan tidak hanya mengandalkan nilai estetikanya saja, namun juga syarat akan makna karena dirancang sesuai dengan target audiensnya. Metode perancangan yang digunakan adalah metode Research and Design (R&D) dengan melakukan pendekatan terhadap bahasa visual, target audiens serta strategi kreatifnya. Hasil penciptaan berupa manual book standar yang menjadi acuan terciptanya ikon-ikon bangunan shelter mitigasi UNP yang sederhana dan bernilai estetis namun juga syarat akan makna karena dapat merepresentasikan pesan verbal, nonverbal dan visual secara efektif dan komunikatif sesuai dengan target audiensnya.Kata Kunci: konsep, strategi kreatif, desain, ikon. Authors:Dwi Mutia Sari : Universitas Negeri PadangNessya Fitryona : Universitas Negeri PadangYofita Sandra : Universitas Negeri Padang References:Armayuda, E., & Iqbal, M. (2021). Desain Komunikasi Visual Satu: Mengolah Rasa, Menyimpul Bentuk. Jakarta: Trilogi Press.Ilyas, R. (2020, November). Ikon pada Chatting Whatsapp ditinjau dari Hubungan makna dan Bentuk. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan (Vol. 2, pp. 690-697).Pusat Pembinaan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (1994). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.Pusat Pembinaan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.Sari, D. M., Afriwan, H., Purnomo, E., & Kharisma, M. (2021). Perancangan Infografis Shelter Bangunan di Kawasan Universitas Negeri Padang Sebagai Mitigasi Bencana Alam Gempa dan Tsunami. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 287-294.Suprapto, R. (2019). Analisa Strategi Kreatif Pendekatan Unique Selling Proposition Iklan Nissan 4x4S. Jurnal Adat, Dewan Kesenian Tangerang Selatan, 2(1), 100-120.Waloeyo, A., Pranata, Y. M., & Suhartono, A. W. (2009). Interpretasi Konsep Antara Akademisi dan Praktisi Desain Komunikasi Visual Pada Kualitas Karya Kreatif Pemenang Citra Pariwara Kategori Print Ad (2003-2006). Nirmana, 9(1), pp-38.
KARYA MUSIK CANG PANAH: REPRESENTATIF KEUDE KUPI SEBAGAI AXIS MUNDI BAGI MASYARAKAT ACEH Surya Rahman; Rico Gusmanto
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.36366

Abstract

Cang Panah is a musical composition inspired by the phenomenon of Acehnese people's activities in Keude Kupi. The people of Aceh always come to Keude Kupi every day to carry out various activities. This activity is formed from social interactions carried out by the community. There are three forms of social interaction found in Keude Kupi, namely interactions between individuals, individuals with groups, and interactions between groups. these three forms of social interaction are social values created by the activities of the Acehnese people. This makes keude kupi an axis mundi for the people of Aceh in terms of social interaction. This plant is actualized in the form of musical works using the principle of sound dialogue. The purpose of the creation of this art is to actualize the social values contained in the keude kupi through musical works in the form of sound dialogue. The method used in making this art is a combination of the creation process by Pande Made Sukerta and Rahayu Supanggah which is elaborated in four stages, namely searching for musical moments, formulating work ideas, determining work, and expressing ideas for interpretation of art. The result of this research is a music which is divided into three parts. Each part of the work is a representation of the form of community social interaction. Keywords: Aceh, Axis Mundi, Keude Kupi. AbstrakCang Panah merupakan sebuah karya komposisi musik yang terinspirasi dari fenomena aktivitas masyarakat Aceh di keude kupi. Masyarakat Aceh selalu mendatangi keude kupi saban hari untuk melakukan berbagai aktivitas. Aktivitas ini terbentuk dari interaksi sosial yang dilakukan masyarakat. Terdapat tiga bentuk interaksi sosial yang ditemukan pada keude kupi, yaitu interaksi antar individu, individu dengan kelompok, serta interaksi antar kelompok. Tiga bentuk interaksi sosial ini merupakan nilai-nilai sosial yang tercipta dari aktivitas masyarakat Aceh. Hal ini menjadikan keude kupi sebagai axis mundi bagi masyarakat Aceh ditinjau dari interaksi sosial. Gagasan ini diaktualisasikan dalam bentuk karya musik menggunakan prinsip dialog bunyi. Tujuan dari penciptaan seni ini adalah mengaktualisasikan nilai-nilai sosial yang terdapat pada keude kupi melalui karya musik dalam bentuk dialog bunyi. Metode yang digunakan pada penciptaan seni ini adalah kombinasi proses penciptaan oleh Pande Made Sukerta dan Rahayu Supanggah yang dielaborasi dalam empat tahapan yaitu pencarian momen musikal, perumusan ide garapan, penentuan garapan, dan menuangkan ide interpretasi garapan. Hasil yang dicapai dari penelitian karya seni ini adalah sebuah musik yang terbagi menjadi tiga bagian karya. Setiap bagian karya merupakan representatif dari bentuk interaksi sosial masyarakat.  Kata Kunci: Aceh, Axis Mundi, Keude Kupi.Authors:Surya Rahman : Institut Seni Budaya Indonesia Aceh Rico Gusmanto : Institut Seni Budaya Indonesia Aceh References:Cresswell, J. W. (2010). Research Design. Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Belajar.Gusmanto, R., Cufara, D. P., & Ihsan, R. (2021). Kekitaan: Komposisi Musik Yang Mengungkap Identitas Budaya Kabupaten Pasaman Barat. Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni, 23(1), 18–34.Herdianto, F., Yusnelli, & Antara, F. (2021). Komposisi Musik Badondong Baibo dalam Musik Instrmental. GORGA: Jurnal Seni Rupa, 10(1), 115–124.Kemdikbudristek. (2016a). Bunyi. Retrieved June 17, 2022, from KBBI Daring website: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/bunyiKemdikbudristek. (2016b). Dialog. Retrieved June 17, 2022, from KBBI Daring website: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/dialogKhairani, C. (2015). Pendorong Interaksi Sosial Masyarakat Aceh Dalam Warung Kopi. Lentera: Jurnal Ilmiah Sains Dan Teknologi, 14(10), 50–57.Manalu, N. A., & Febryanti Sukman, F. (2020). Tari Seudati Inong Sebagai Wujud Representasi Kesetaraan Gender Dikabupaten Aceh Besar. GORGA: Jurnal Seni Rupa, 9(2), 367–376.Mursyidin. (2018). Pergeseran Pola Interaksi Warung Kopi pada Masyarakat Aceh Barat. Community: Pengawas Dinamika Sosial, 4(2), 201–210.Pebriana, P. H. (2017). Analisis Penggunaan Gadget terhadap Kemampuan Interaksi Sosial pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 1–11.Rahman, S., Sidharta, O., & Sastra, A. I. (2017). Sorak Rang Balai: Dendang Sebagai Representasi dan Identitas Metode Promosi dalam Budaya Dagang Masyarakat Minangkabau. Bercadik: Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Seni, 4(2), 206–212.Saldana, J. (2011). Understanding Qualitative Research. Fundamental of Qualitative Research. New York: Oxford University Press.Setiawan, H. (2011). Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan Pusat Pendidikan Musik di Yogyakarta. Universitas Islam Jaya Yogyakarta.Soekanto, S. (2010). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.Suhendra, H., Martarosa, & Haris, A. S. (2018). Basosoh: Komposisi Musik Aleatoric dalam Format Orkestra Fluxus. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 7(2), 156–163.Taqwadin, D. A., Sulaiman, A. N., Akmal, S., & Fauzan, I. (2019). Potensi Budaya Minum Kopi (Ngopi) dalam Membangun Kembali Koeksistensi Masyarakat Aceh Paska Konflik. Jurnal Ilmiah Islam Futura, 19(1), 86–102.
TEKNIK MENYULAM SULAMAN BENANG EMAS DENGAN TITIK SAMEK DI KELURAHAN BATUANG TABA KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG Nindika Gustri Yudi; Sri Zulfia Novrita
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 11 No. 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.32305

Abstract

The titik samek is an embroidery technique which is usually combined with gold thread embroidery in Batuang Taba village. The titik samek is different from frenchknot or suji caia, and the process must use two needles, so it is considered difficult. The titik samek is a regional cultural asset that must be preserved. The purpose of the study is to describe the gold thread embroidery sewing technique in Batuang Taba village. This research method uses descriptive qualitative method. The type of data used is primary data and secondary data. Data collection techniques are observation, interviews and documentation. The data analysis technique carried out is an interactive model that has a relationship based on the subject matter, through data reduction, data presentation and conclusion drawing. The results of the study were the gold thread embroidery sewing technique using two sewing needles. For the technique, embroider the gold thread first by copying the motif on the fabric, locking the binding thread, inserting the binding thread, pulling slowly while tucking the gold thread. Pull the thread until the gold thread is tied. , repeat a maximum distance of 0.5cm. For the next technique, fill it with titik samek embroidery by inserting one sheet of moulin thread and gusset, stab from under the fabric on the part of the motif that will be filled with the titik samek, wrap one time around the sewing needle, stab again in the same hole, tuck in the loop. the large needle that will be used to hold the loop, so that it forms like a circle, pull the thread slowly so it can't be separated from the large needle. Embroidering gold thread is done by making the edges of the motif first using gold thread and then filling the interior of the motif with moulin thread with the titik samek technique. Keywords: gold thread embroidery, titik samek.AbstrakTitik samek merupakan teknik menyulam yang biasanya di kombinasikan dengan sulaman benang emas di Kelurahan Batuang Taba. Titik samek berbeda dengan kepala peniti atau suji caia, dan pengerjaannya harus menggunakan dua jarum, sehingga dinilai sulit. Titik samek merupakan aset budaya daerah yang harus dilestarikan. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan tentang teknik jahit sulaman benang emas di Kelurahan Batuang Taba. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Jenis data yang digunakan data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara serta dokumentasi. Teknik analisa data yang dilaksanakan yaitu model interaktif yang memiliki kaitan berdasarkan pokok permasalahan, melalui reduksi data, penyajian data serta pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian yaitu teknik jahit sulaman benang emas menggunakan dua jarum jahit, Untuk teknik, lakukan meyulam benang emas terlebih dahulu dengan cara menyalin motif pada kain, kunci benang pengikat, tusukkan benang pengikat, tarik perlahan sambil menyelipkan benang emas.Tarik benang hingga benang emas terikat, ulangi jarak maksimal 0,5cm. Untuk teknik selanjutnya isi dengan sulaman titik samek dengan memasukkan satu lembar benang moulin dan buhul, tusuk dari bawah kain pada bagian motif yang akan di isi titik samek, lilitkan satu kali lilit pada bagian jarum jahit, tusukkan lagi pada lobang yang sama, pada lilitan selipkan jarum besar yang akan di gunakan untuk menahan lilitan, agar terbentuk seperti lingkaran, tarik benang perlahan tidak boleh lepas dari jarum besar. Menyulam benang emas dilakukan dengan mambuat bagian tepi motif terlebih dahulu menggunakan benang emas selanjutnya mengisi bagian dalam motif dengan benang moulin dengan teknik titik samek.Kata Kunci: sulaman benang emas, titik samek. Authors:Nindika Gustri Yudi : Universitas Negeri PadangSri Zulfia Novita : Universitas Negeri Padang References:Hervilas, Adriani., & Nelmira, W. (2016). Bordir Kerancang di Kota Bukittinggi (Studi Kasus di Usaha Sulaman Ambun Suri). Journal of Home Economics and Tourism, 13(3).Maydayusi, D., Yasnidawati, & Andriani. (2015). Studi Tentang Pelaminan Dikecamatan Kota Baru Kota Jambi. E-Journal Home Economic and Tourism, 8(1).Rahman, D., Novrita, S. Z., & Efi, A. (2015). Ragam Hias Suji Cair pada Sulaman Selendang Kotogadang Kabupaten Agam Sumatera Barat (Studi Kasus di Yayasan Amai Setia). E-Journal Home Economic and Tourism, 9(2).Sativa, Aswar. (1999). Antakesuma Suji dalarn Adat Minangkabau. Jakarta: Djambatan.Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.Tamimi, Enna. (1982). Terampil Memantas Diri dan Menjahit. Jakarta: Depdikbut.Utari, A. G., Zahri, W., & Idrus, Y. (2014). Studi Tentang Kerajinan Sulaman Benang Emas di Nagari Saniangbaka Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok. Journal of Home Economics and Tourism, 7(3).Wahyuni, S., Idrus, Y., & Novrita, S. Z. (2015). Studi Tentang Sulaman Tangan pada Pelaminan Tradisional Naras di Kecamatan Pariaman Utara Kota Pariaman. Journal of Home Economics and Tourism, 8(1).Yossi, Zullkarnaen. (2006). Sulam Benang untuk Pemula. Jakarta: Puspa Swara.
EVALUASI KINERJA GURU SENI BUDAYA DITINJAU DARI KESESUAIAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU DENGAN ASPEK SENI YANG DIAJARKAN Siti Khodijah Lubis
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.35083

Abstract

This research aims to evaluate the performance of cultural arts teachers in terms of the suitability of educational background with the art aspects taught by the teachers. The research method used is a Countenance Stake evaluation model using a sampling technique of purposive sampling. The instrument validity uses content validity with Aiken's V formula, reliability with cronbach alpha and cohen kappa, while data analysis uses quantitative descriptive. The results of the research is that antecedent include the suitability of educational background with the art aspects taught by the teacher, including the good category. The teacher's performance in making plans for implementing cultural arts learning has a very good category. The transaction includes the performance of cultural arts teachers who teach art aspects according to the teacher's educational background is in the very good category. This is shown from the implementation of the teacher's cultural arts learning which includes: preliminary activities, core and closing. Meanwhile, the performance of cultural arts teachers who teach the artistic side does not match the educational background of teachers is in the good category, but in the core activities which include explaining skills, providing reinforcement, using learning models and asking questions still need improvement. Teacher performance in assessing learning is in the very good category. The outcome by looking at the mid-semester assessment as a whole has reached the minimum completeness criteria of 86%. Teachers are expected to continue to improve their performance as good teaching quality  affects students, school development and the teachers themselves.Keywords: evaluation, teacher performance, culture art.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja guru seni budaya ditinjau dari kesesuaian latar belakang pendidikan dengan aspek seni yang diajarkan guru. Metode penelitian yang digunakan berupa model evaluasi  Countenance Stake dengan teknik pengambilan sampel berupa purposive sampling. Validitas instrumen menggunakan validitas isi dengan formula Aiken’s V, reliabilitas dengan alpha cronbach dan cohen kappa, sedangkan analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aspek antecedent meliputi kesesuaian latar belakang pendidikan dengan aspek seni yang diajarkan guru  termasuk kategori baik. Kinerja guru dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran seni budaya memiliki kategori sangat baik. Aspek transaction meliputi kinerja guru seni budaya yang mengajar aspek seni sesuai dengan latar belakang pendidikan guru memiliki kategori sangat baik. Perihal tersebut ditunjukkan dari keterampilan guru saat pelaksanaan pembelajaran seni budaya guru pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Sedangkan kinerja guru seni budaya yang mengajar aspek seni tidak sesuai  dengan latar belakang pendidikan guru termasuk kategori baik, tetapi dalam kegiatan inti yang meliputi keterampilan: menjelaskan, memberi penguatan, menggunakan model pembelajaran dan bertanya masih perlu peningkatan. Kinerja guru dalam membuat penilaian pembelajaran termasuk kategori sangat baik. Aspek outcome dengan melihat penilaian tengah semester secara keseluruhan sudah mencapai  kriteria ketuntasan minimal sebesar 86%. Guru diharapkan terus meningkatkan kinerjanya karena kualitas kinerja guru yang baik akan berpengaruh pada peserta didik, pengembangan sekolah dan guru itu sendiri.Kata Kunci: evaluasi, kinerja guru, seni budaya. Authors:Siti Khodijah Lubis : Universitas Negeri Yogyakarta References:Anggraeni, P., & Akbar, A. (2018). Kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Proses Pembelajaran. Jurnal Pesona Dasar, 6(2).Azis, A. C. K., Mesra, M., & Sugito, S. (2021). PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MICRO TEACHING BAGI MAHASISWA SENI RUPA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(1), 223–230.Bahari, N. (2014). Kritik Seni Wacana Apresiasi dan Kreasi. Pustaka Pelajar.Dolong, J. (2016). Sudut Pandang Perencanaan dalam Pengembangan Pembelajaran. Jurnal Lingkungan Kementerian Agama Islam, 5(1).Husein, L. (2017). Profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional. PT Pustaka Baru Press.Kasman, K., & Lubis, S. K. (2022). Teachers’ Performance Evaluation Instrument Designs in the Implementation of the New Learning Paradigm of the Merdeka Curriculum. Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian Dan Kajian Kepustakaan Di Bidang Pendidikan, Pengajaran Dan Pembelajaran, 8(3).Lubis, S. K., Eswendi, M. P., & Suib Awrus, M. P. (2017). Pengaruh Hasil Tes Kemampuan Intelektual Terhadap Hasil Belajar Seni Rupa Siswa Di MAN 2 Padangsidimpuan. Serupa The Journal of Art Education, 6(1).Lubis, S. K., Retnowati, T. H., & Syawalina, S. (2020). Predictive Power of Intellectual Ability Test Score on Students’ Fine Art Learning Outcomes. 3rd International Conference on Arts and Arts Education (ICAAE 2019, 41–44. https://doi.org/10.2991/assehr.k.200703.009Manpan, D., & Effendi, R. (2014). Etika Profesi Guru. Jakarta: Alfabeta.Mardapi, D. (2017). Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta:Pramana Publishing.Nanang, & Tarjo. (2018). Belajar dan Pembelajaran Seni Rupa. Jakarta: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.Prawira, N., G., & Tarjo, E. (2018). Belajar dan Pembelajaran Seni Rupa. Jakarta: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.Qomario, Q. (2018). Studi Analisa Latar Belakang Pendidikan, Sertifikasi Guru Dan Usia Guru PAUD di Kota Bandar Lampung. Jurnal Caksana, 01(02).Raharja, J., T., Retnowati, T., & H. (2013). Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya SMA di Kabupaten Lombok Timur, NTB. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun, 17.Rahmah, S. (2014). Micro Teaching. Jakarta: Kaukaba Dipantara.Rusdiana, A. (2015). Kebijakan Pendidikan (Vol. 1, Issue 1). Jakarta: CV Pustaka Setia.Setiadi, H. (2016). Pelaksanaan Penilaian pada Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 20(2), 166–178.Stufflebeam, D. L., & Coryn. (2014). Evaluation, Theory, Models and Applications. USA: Jossey-BASS.Supardi, S. (2013). Kinerja Guru. Jakarta: Rajawali Pers.Suprihatiningrum, J. (2014). Guru Profesional:Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi Guru. Jakarta: Ar-Ruzz Media.Wirawan, W. (2016). Evaluasi (Teori, Model, Metodologi, Standar, Aplikasi dan Profesi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
PERANCANGAN TIRAI UNTUK SEKAT RUANGAN DENGAN TALI GONI PEWARNA REMASOL MENGGUNAKAN TEKNIK MACRAME Riri Azhari; Adji Isworo Josef
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.25962

Abstract

Designing Curtains for Room Dividers with Remasol Dye Jute Rope Using Macrame Technique". The creation of this work aims to design a functional bulkhead curtain by using material from jute rope which is given with remasol dye as the main ingredient and using the macrame technique, a bulkhead curtain product designed to meet the needs of consumers who want it as one of the product offerings that is functioned in the interior. the living room of a different and rare residence on the market. The creation of this work uses the method of crafting art according to Gustami which has three stages, namely the exploration stage, which is an activity to find sources of ideas and data as the basis for the design, the design stage is to pour ideas and data analysis into visual form and the embodiment stage is the design that was chosen to be the design. real work. The result of this design is a bulkhead curtain with a design that depicts a phoenix. This product uses burlap rope material that is given with remasol dye, using the macrame technique.The embodiment of the production work is to design bulkhead curtains using materials from jute rope which are given with remasol dye as the main ingredient, bulkhead curtain products are designed as an alternative to meet the needs of consumers who want it as one of the product offerings that is functioned in the interior of the living room of a residence, The work of this room divider curtain design adjusts so that its product goals can be achieved.Keywords: bulkhead curtains, jute rope, macramé.Abstrak Tirai Untuk Sekat Ruangan Dengan Tali Goni Pewarna Remasol Menggunakan Teknik Macrame”. Penciptaan karya ini bertujuan untuk merancang fungsional tirai sekat dengan menggunakan bahan dari tali goni yang diberi dengan zat warna remasol sebagai bahan utama dan menggunakan teknik macrame, produk tirai sekat yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan para konsumen yang menginginkan sebagai salah satu penawaran produk yang difungsikan pada interior ruang tamu rumah tinggal yang berbeda dan jarang di pasaran.Penciptaan karya ini menggunakan metode penciptaan seni kriya menurut Gustami yang memiliki tiga tahapan yaitu tahap eksplorasi merupakn aktivitas pencarian sumber ide dan data sebagai dasar perancangan, tahap perancangan merupakan menuangkan ide-ide dan analisis data ke dalam bentuk visual dan tahap perwujudan merupakan rancangan yang terpilih menjadi karya yang sesungguhnya. Hasil perancangan ini adalah berupa tirai sekat dengan desain yang menggambarkan burung phoenix. Produk ini menggunakan bahan tali goni yang diberi dengan zat warna remasol, menggunakan teknik macrame. Perwujudan karya produksi adalah merancang tirai sekat dengan menggunakan bahan dari tali goni yang diberi dengan zat warna remasol sebagai bahan utama, produk tirai sekat dirancang sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan para konsumen yang menginginkan sebagai salah satu penawaran produk yang difungsikan pada interior ruang tamu rumah tinggal,Hasil karya desain tirai sekat ruangan ini menyesuaikan agar sasaran produknya dapat tercapai.Kata Kunci: tirai sekat, tali goni, macrame. Authors:Riri Azhari : Universitas Sebelas MaretAdji Isworo Josef : Universitas Sebelas Maret References: Adjie, N., &. Andriani, A. (2012). Dua Puluh Lima Inspirasi Tirau Cantik Paling Favorit. Depok: Pustaka Makmur.Agah, N. M. (2009). Menata Furniture Di Ruang Sempit. Penebar Swadaya. Depok: Pustaka Makmur.Djufri, R. (1976). Teknologi Pengelantamgan, Pencelupan, dan Pencapan. Bandung: Institut Teknologi Tekstil.Jono, S., dkk. (1974). Serat - Serat Tekstil. Yogyakarta: Institut Teknologi Tekstil.Sharon, Q. (2015). Macrame Knots and Projects. North Dakota: North Dakota State University.Sispayani, D. (2012). Macrame dan Tas Tali Kur. Jakarta: Hom.Sewan, S. (1980). Seni Kerajinan Batik Indonesia. Balai Penelitian Batik dan Kerajinan. Yogyakarta: Cakrawala.
APRESIASI SENI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM Meifitriadi Meifitriadi; Rezki Datmi; Agusti Efi
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.34533

Abstract

Education is a process that is closely related to religion and culture. Because education, religion and culture are things that are directly related to people's lives, so they will affect the character and habits that are carried out. The purpose of this study is to improve the teaching of Islam which contains ethical values in the world of education. The research method used is descriptive qualitative which describes efforts to improve Islamic religious learning that contains aesthetic values. In an effort to improve Islamic religious learning that contains aesthetic values, there are several process steps. The first step that must be taken is to provide competent or knowledgeable educators related to education, religion and culture, so that they can direct students well. Furthermore, it instills in students that education, religion and culture are very important to reach. The last step is to carry out a process of regular guidance and evaluation of students in order to form good character and produce habits that have good artistic values based on the Islamic religion. With an understanding of education, religion and culture, it is expected to be able to improve the teaching of Islamic religious education that is appropriate for the educational environment. Keywords: education, Islamic Religion, culture, character. AbstrakPendidikan merupakan suatu proses yang berhubungan erat dengan agama dan kebudayaan. Karena pendidikan, agama dan kebudayaan merupakan suatu hal yang bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat, sehingga akan mempengaruhi karakter dan kebiasaan yang dilakukan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengajaran agama islam yang mengandung nilai esetika dalam dunia pendidikan. Metode penelitian yang digunakan yaitu Deskriptif Kualitatif yang mendeskripsikan mengenai upaya meningkatkan pembelajaran agama islam  yang mengandung nilai estetika. Dalam upaya upaya meningkatkan pembelajaran agama islam  yang mengandung nilai estetika terdapat beberapa langkah proses. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memberikan tenaga pendidik yang kompeten atau paham terkait pendidikan, agama dan kebudayaan, sehingga dapat mengarahkan siswa dengan baik. Selanjutnya yaitu menanamkan kepada para siswa bahwa pendidikan, agama dan kebudayaan sangat penting untuk dipahami. Langkah terakhir yaitu dilakukan proses pembimbingan dan evaluasi rutin terhadap para siswa agar dapat membentuk karakter yang baik dan menghasilkan kebiasaan yang memiliki nilai seni yang baik dengan berlandaskan agama islam. Dengan pemahaman mengenai pendidikan, agama dan kebudayaan, maka diharapkan mampu meningkatkan pengajaran pendidikan agama Islam yang bernilai estetika dalam lingkungan pendidikan.Kata Kunci:pendidikan, Agama Islam, kebudayaan, karakter. Authors:Meifitriadi : Universitas Negeri PadangRezki Datmi : Universitas Negeri PadangAgusti Efi : Universitas Negeri Padang References:Hasnidar, S. (2019). Pendidikan Estetika dan Karakter Peduli Lingkungan Sekolah. Jurnal Serambi Ilmu, 20(1), 97-119.  https://doi.org/10.32672/si.v20i1.997Jamin, H. (2018). Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru. Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam, 10(1), 19-36.  https://doi.org/10.47498/tadib.v13i2Khairusani, M. (2020). Seni Budaya Sebagai Upaya Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bernilai Estetika. Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni, 43(2),  43-56. Yogyakarta. http://dx.doi.org/10.30659/jpai.3.2.43-56Mariani, N. (2021). Upaya Meningkatkan Nilai Estetika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Seni Budaya. Jurnal Pendidikan Profesi Guru Agama Islam, 1(1), 23-31. http://studentjournal.iaincurup.ac.id/index.php/guauMuslim, A. (2013). Urgensi Estetika Dan Budaya Islam Dalam Pendidikan Agama Islam. Palapa, 1(1), 148-157. https://doi.org/10.36088/palapa.v1i1.724Priyono, P. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif. Sidoarjo. Zifatama Publishing.Putra, R. L. (2021). Analisis Proses Afiksasi Pada Artikel Kelapa Sawit Mencari Jalan Tengah. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(5), 3196–3203. https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i5.1241
PEMBUATAN SENI LUKIS MURAL DINDING SEKOLAH YAYASAN PAUD/TK AL-MUHAJIRIN KOTA JANTHO UNTUK MENINGKATKAN PENDIDIKAN KARAKTER Anni Kholilah; Miftahun Naufa; Muhammad Ghifari
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.38950

Abstract

Al-Muhajirin Foundation School is a PAUD school located in Jantho City with not too many students and a school building that is poorly maintained and looks dull, making mural painting aims to improve children's character education. The mural that will be made is a mural of character images that are appropriate for the age of PAUD children. The method in making this mural is through several stages, namely: pre-design stage, design stage, embodiment stage and presentation. The results obtained will be in the form of mural works about the concept of outer space, animal characters, cartoon images and leaf characters. This mural is expected to present characters that have educational value and are meaningful so that they can learn while playing, make children comfortable, feel happy and make the AL-Muhajirin Foundation school more attractive to children and parents of students.Keyword: mural, school, character,  Jantho city. AbstrakSekolah Yayasan Al-Muhajirin merupakan sebuah sekolah PAUD yang berada di Kota Jantho dengan jumlah siswanya tidak terlalu banyak dan gedung sekolah yang kurang terawat serta terlihat kusam, pembuatan seni lukis mural bertujuan untuk meningkatkan pendidikan  karakter anak. Mural yang akan di buat adalah mural gambar karakter yang sesuai dengan usia anak-anak PAUD. Metode dalam pembuatan mural ini adalah melalui beberapa tahapan yaitu: tahap pra-perancangan, tahap perancangan, tahap perwujudan dan penyajian. Hasil yang diperoleh nantinya berupa karya mural tentang konsep luar angkasa, karakter binatang, gambar kartun dan karakter daun. Mural ini diharapkan menghadirkan karakter-karakter yang memiliki nilai pendidikan dan bermakna sehingga bisa belajar sambil bermain, membuat anak nyaman, merasa senang dan membuat sekolah Yayasan AL-Muhajirin semakin diminati anak-anak serta orang tua murid.Kata kunci: mural, sekolah, karakter, kota Jantho. Authors:Anni Kholilah : Institut Seni Budaya Indonesia AcehMiftahun Naufa : Institut Seni Budaya Indonesia AcehMuhammad Ghifari : Institut Seni Budaya Indonesia Aceh References:Berlin, P. (2008). Panduan Melukis dengan Cat Minyak. Jakarta: Akademia.Rachmat, G., & Safitri, R. (2019). Fenomena Mural Sebagai Pembentukan Suasana Interior Cafe Resto. ATRAT: Jurnal Seni Rupa, 7(3), 238-247.Ginting, J., & Triyanto, R. (2020). Tinjauan Ketepatan Bentuk, Gelap Terang, Dan Warna Pada Gambar Bentuk Media Akrilik. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(2), 300-308.Maulida, D., & Saleh, K. (2020). Menggambar Bentuk Melalui Media Video Tutorial di SMP Negeri 12 Pematangsiantar. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(1), 218-225.Sari, F. P., Azmi, A., & SND, R. B. (2020). Tinjauan Kemampuan Menggambar Menggunakan Pola Pada Anak di TK B RA Al-Fazwa Deli Serdang. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(1), 176-181.Dharsono, S. K. (2007). Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains.Rajudin, R., Miswar, M., & Muler, Y. (2020). Metode Penciptaan Bentuk Representasional, Simbolik, dan Abstrak (Studi Penciptaan Karya Seni Murni Di Sumatera Barat, Indonesia). Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(2), 261-272.Susandro, S., Taruan, H. N., & Ghifari, M. (2020). Resepsi Masyarakat dan Wisatawan Terhadap Karya Seni Mural di Kawasan Krueng Dho dan Krueng Daroy Kota Banda Aceh. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(1), 70-76.Susanto, M. (2001). Diksi Rupa, Kumpulan Istilah Seni Rupa. Yogyakarta: Kanisius.Dewi, Y. T., & Zaini, I. (2016). Analisis Visual Mural Karakter Mongki Karya Alfajr X-Go Wiratama. Jurnal Pendidikan Seni Rupa, 4(2), 284-292. 
KAJIAN MUSIKALITAS DAN PROSES REGENERASI ASSUBHUBADA SEBAGAI MEDIA DAKWAH MELALUI SENI DI KOTA BANDA ACEH Berlian Denada; Rico Gusmanto
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.38586

Abstract

Assubhubada is one form of Islamic performing arts that contains praise to Allah SWT and Prophet Muhammad SAW. The main element in this art is the chanting of selawat accompanied by membranophone musical instruments. The Al Quzah Group located in Banda Aceh City is estimated to be the only group that still preserves this prayer until now. The purpose of this research as a whole is to find out the form of musicality of the Assubhubada selawat of the Al Quzah Group in conveying da'wah through art. In addition to revealing the musicality in Assubhubada, this study also aims to determine the regeneration process of Assubhubada as an effort to preserve the cultural locality of the Acehnese people. Assubhubada is considered important to be preserved because da'wah with art media is the right way to do so that people can be interested in learning things related to religion. The method used in this research is descriptive qualitative, while the approach used is the theory of musicality from Bambang Sunarto and the inheritance system from Cavalli S and Feldman. The results of this study indicate that musicality in Assubhubada can be viewed from three aspects, namely construction, instrumentation, and cultivation. While the regeneration process can be viewed from two aspects, namely the process of vertical transmission and horizontal transmission.Keywords: assubhubada, Al Quzah, musicality, regeneration, selawat. AbstrakAssubhubada merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan islami yang berisikan pujian kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Unsur utama dalam kesenian ini adalah lantunan selawat yang diiringi dengan instrumen musik membranophone. Grup Al Quzah yang bertempat di Kota Banda Aceh diperkirakan sebagai satu-satunya kelompok yang masih melestarikan selawat ini hingga sekarang. Tujuan dari penelitian ini secara menyeluruh adalah untuk mengetahui bentuk musikalitas dari selawat Assubhubada Grup Al Quzah dalam menyampaikan dakwah melalui seni. Selain mengungkap musikalitas di dalam Assubhubada, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui proses regenerasi Assubhubada sebagai upaya pelestarian lokalitas budaya masyarakat Aceh. Assubhubada dianggap penting untuk dilestarikan karena dakwah dengan media seni adalah cara yang tepat untuk dilakukan agar masyarakat dapat tertarik mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan agama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah teori musikalitas dari Bambang Sunarto dan sistem pewarisan dari Cavalli S dan Feldman. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa musikalitas dalam Assubhubada dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu konstruksi, instrumentasi, dan penggarapan. Sedangkan proses regenerasi dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu proses secara vertical transmission dan horizontal transmission.Kata Kunci: assubhubada, Al Quzah, musikalitas, regenerasi, selawat.Authors:Berlian Denada : Institut Seni Budaya Indonesia AcehRico Gusmanto : Institut Seni Budaya Indonesia Aceh References:Adriyana, R. A. (2021). Ali Kribo Penggagas Darbuka, Alat Musik dari Timur Tengah di Indonesia. https://www.ketiknews.id/tokoh-bicara/pr-3012057645/ali-kribo-penggagas-darbuka--alat-musik-dari-timur-tengah-di-indonesia (diakses tanggal 30 Agustus 2022).Banoe, P. (2003). Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius.Dhuhri, S. (2017). Aceh Serambi Mekkah (Studi tentang Peran Ibadah Haji dalam Pengembangan Peradaban Aceh). Jurnal Ilmiah Islam Futura, 16(2), 188-195. https://doi.org/10.22373/jiif.v16i2.750Karina, A. E., Widyastutieningrum, S. R., & Hirza, H. (2022). Transkrip Musikal Pertunjukan Rapai Pasee Di Aceh Utara. Grenek: Jurnal Seni Musik, 11(1), 38-45. https://doi.org/https://doi.org/10.24114/grenek.v11i1.34695Kasih, S. D. (2018). Regenerasi Seni Kuda Lumping Sari Muda Budaya Dusun Sangkalan, Desa Bapangsari, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Imaji: Jurnal Seni Dan Pendidikan Seni, 16(1), 9–17.Manalu, N. A., & Febryanti Sukman, F. (2020). Tari Seudati Inong Sebagai Wujud Representasi Kesetaraan Gender di Kabupaten Aceh Besar. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(2), 367-376. https://doi.org/https://doi.org/https://doi.org/10.24114/gr.v9i2.20673Mikaresti, P., & Mansyur, H. (2022). Pewarisan Budaya Melalui Tari Kreasi Nusantara. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 11(1), 147-155. https://doi.org/10.24114/gr.v11i1.33333Rahman, S., & Gusmanto, R. (2021). Pemanfaatan Batok Kelapa Sebagai Media Pembuatan Bio-Instrumen Musik. Besaung: Jurnal Seni Desain dan Budaya, 5(2), 135-140. https://doi.org/10.36982/jsdb.v5i2.1855Rohana, S., & Juhadi. (2019). Sistem Pewarisan dan Keberlanjutan Pengelolaan Usaha Tambak Garam Desa Genengmulyo, Kecamatan Juwana. Edu Geography, 7(3), 263-271. https://doi.org/https://doi.org/10.15294/edugeo.v7i3.33574Sugiyono, S. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.Sunarto, B. (2006). Sholawat Campurngaji: Studi Musikalitas, Pertunjukan, dan Makna Musik Rakyat Muslim Pinggiran. Surakarta: Institut Seni Indonesia Surakarta.Wamirza, E., Sihombing, L. B., & Wiflihani, W. (2021). Metode Pembelajaran dan Bentuk Penyajian Musik Ansambel Campuran pada Musik Keroncong. Jurnal Pendidikan dan Penciptaan Seni, 1(2), 90-97. https://doi.org/https://doi.org/10.34007/jipsi.v1i2.146Wirandi, R., & Permata., M. M. B. (2021). Fungsi Musik dalam Upacara Perayaan Ritual Thaipusam Etnis Hindu Tamil di Banda Aceh. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 415–422. https://doi.org/10.24114/gr.v10i2.28379Wiyono, H., Firmansyah, H., & Ramadhan, I. (2022). Perubahan Sosial Budaya. Klaten: Penerbit Lakeisha.
PACU ITIAK DALAM FOTOGRAFI ESAI DENGAN PENDEKATAN EDFAT Taufik Imran; Rasmida Rasmida; Andar Indra Sastra
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.35265

Abstract

Nagari Ampangan in Payakumbuh has a tradition of racing ducks which is the only race in the world. This tradition provides a kind of education about cultural values such as the value of honesty, competition, competition, harmony, mutual cooperation, entertainment and these values are appropriate and must be preserved. Media photography is one way to find out information about the duck race, with a photography essay that will present the charm of the ducks in the racing arena on the highway. The EDFAT method is one of the methods used in creating this journalistic photography visual. The results of the photography capture the various interactions of the players and visitors which are one of the activities and moments during the implementation of the duck race. So that the complex activities of the pacu itiak are presented  with photo works of the charm of the spur itiak. Keywords: pacu itiak, fotografer, esai, EDFAT. AbstrakNagari Ampangan di Payakumbuh memiliki tradisi pacu itiak yang merupakan satu-satunya pacuan yang ada di dunia. Tradisi ini memberikan semacam edukasi tentang nilai-nilai budaya seperti nilai kejujuran, perjuangan, persaingan, harmonis, gotong-royong,  hiburan dan nilai-nilai ini patut dan harus dilestarikan. Media fotografi salah satu cara mengetahu informasi tentang pacu itiak, dengan fotografi esai yang akan menghadirkan pesona itiak dalam gelangang pacuan di jalan raya. Metode EDFAT salah satu  metode yang digunakan dalam penciptaan visual fotografi jurnalistik ini. Hasil fotografi mengabadikan bebagai interaksi para pemain dan pengunjung yang menjadi salah satu  aktivitas dan momen ketika dalam pelaksaan pacu itiak. Sehingga kompleksnya kegiatan pacu itiak disajikan dengan karya foto pesona pacu itiak. Kata Kunci:pacu itiak , fotografer, esai, EDFAT. Authors:Taufik Imran : Institut Seni Indonesia PadangpanjangRasmida : Institut Seni Indonesia PadangpanjangAndar Indra Sastra : Institut Seni Indonesia Padangpanjang References:Arsola, P., Rafiloza, R., & Sahrul, N. Pacu Itiak Sebagai Sumber Penciptaan Komposisi “SRIPANGGUNG”. Grenek Music Journal, 10(2), 1-16.Berutu, D. I., & Isnaini, D. (2012). Analisis Foto Jurnalistik Mengenai Kerusuhan di Mesuji Lampung pada Harian Kompas. Jurnal. Universitas Sumatera Utara.Danandjaja, J. (2015). Bab V Cerita Rakyat dan Pembangunan Kalimantan Tengah: Merekonstruksi Nilai Budaya Orang Dayak Ngaju dan Ot Danum Melalui Cerita Rakyat Mereka. Metodologi Kajian Tradisi Lisan (Edisi Revisi) , 79.Koentjaraningrat, L. (1987). Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: Rineka Cipta.Kurnianto, A. D. (2012). TA: Pembuatan Buku Esai Fotografi Tari Pendet Sebagai Media Promosi Warisan Budaya Bali (Doctoral dissertation, STIKOM Surabaya).McCurry, S. (2013). Steve McCurry Untold. The Stories Behind the Photographs. USA: Phaidon Press.Soedjono, Soeprapto. (2006). Pot Pourri Fotografi. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti.Purnama, F., & Nurman, N. (2018). Tradisi Pacu Itiak dalam Melestarikan Nilai-Nilai Budaya di Payakumbuh. Journal of Civic Education, 1(2), 174-180.Putra, I. P. D. A. (2021) Penguatan Penguasaan Kompetensi Fotografi, Videografi dan Tata Kelola Media Sosial pada POKDARWIS Pemanis Heritage, Desa Wisata Biaung, Tabanan, Bali. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 530-540.Sastra, A. I., Sriwulan, W., Caniago, E., MUCHTAR, A., & Haris, A. S. (2021). Lareh Koto Piliang: Systems of Governmental Power and Bronze Music in the Study of the Concept of Musical Aesthetics in Luhak Nan Tigo Minangkabau. Music Scholarship/Problemy Muzykal'noi Nauki, (2).