cover
Contact Name
Syukeri Gazali
Contact Email
redaksi.darululum@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
redaksi.darululum@gmail.com
Editorial Address
Jl. Mega Indah KM 2 Kotabaru, Kalimantan Selatan
Location
Kab. kotabaru,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Darul Ulum: Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan
ISSN : 19073003     EISSN : 26212404     DOI : https://doi.org/10.62815/darululum
Darul Ulum: Journal of Islamic Studies, published by Darul Ulum Research Centre of STIT Darul Ulum Kotabaru Kalimantan Selatan since 2008, can be said as the oldest academic journal dealing with the theme in South Borneo. The subject covers textual and fieldwork studies with various perspectives of philosophy, Religion, education, culture, and many more. In the beginning the journal only served as a scholarly forum for the lecturers at the State Institute of Islamic Studies. However, due to the later development with a broader readership, the journal has successfully invited scholars and researchers outside the Institute to contribute. Darul Ulum, published twice a year, always places Islam and Muslim in the central focus of academic inquiry and invites any comprehensive observation of Islam as a theological belief and a system of society and Muslims as those who practice the religion with their many facets. This journal, serving as a forum for the study of Islam in Indonesia and other parts of the world within its local and challenging global context, supports focused studies of particular theme and interdisciplinary studies. Darul Ulum has become a medium of diffusion and exchange of ideas and research findings, so much so that researchers, writers, and readers from various traditions of learning have interacted in the scholarly manner.
Articles 106 Documents
INTERNALISASI NILAI-NILAI MORAL PADA JEMAAH REMAJA PENGAJIAN DI MAJELIS TAKLIM KH. AHMAD ZUHDIANNOR Yahya Yahya
Darul Ulum: Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan Vol 9 No 1 (2018): Darul Ulum: Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan, Juni 2018
Publisher : STIT DARUL ULUM KOTABARU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62815/darululum.v9i1.2

Abstract

Fenomena dunia pendidikan, khususnya remaja saat ini memang sangat memprihatinkan, disebabkan karena banyaknya pengaruh-pengaruh negatif baik pengaruh lingkungan maupun media sosial. Harapannya usia remaja haruslah memiliki karakter yang terpuji, karena remaja merupakan generasi penerus yang nantinya akan melanjutkan tongkat estafet pembangunan bangsa. Salah satu lembaga pendidikan nonformal di masyarakat yang dapat memberikan pendidikan moral adalah majelis taklim. Majelis taklim dituntut untuk berperan serta dalam menanamkan nilai-nilai moral pada remaja agar menghasilkan kepribadian remaja yang berakhlakul karimah. Ada dua tempat majelis taklim yang diteliti, yakni: majelis taklim yang bertempat di Masjid Jami sungai Jingah dan majelis taklim yang bertempat di Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin. Permasalahan Penelitian ini adalah: Nilai-nilai moral apa saja yang disampaikan pada pengajian di majelis taklim KH. Ahmad Zuhdiannor? Bagaimana proses internalisasi nilai-nilai moral pada pengajian di majelis taklim KH. Ahmad Zuhdiannor? Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah remaja yang aktif mengikuti pengajian, KH. Ahmad Zuhdiannor selaku pimpinan majelis taklim, panitia kepengurusan majelis taklim, masyarakat yang bermukim di sekitar majelis taklim, program kerja, visi-misi. Sedangkan tekhnik pengumpul data adalah: Observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Nilai-nilai moral yang ditanamkan melalui pengajian di majelis taklim KH. Ahmad Zuhdiannor mencakup beberapa nilai moral, yaitu: jujur, sabar, syukur, senang/bahagia, toleransi, murah senyum, pemurah, ikhlas, iman dan takwa. (2) Proses internalisasi nilai moral pada pengajian di majelis taklim KH. Ahmad Zuhdiannor ini dilakukan dengan tiga tahapan, yakni: tahap pengenalan dan pemahaman, tahap penerimaan dan tahap pengintegrasian.
PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA PERSPEKTIF ISLAM Syukeri Gazali
Darul Ulum: Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan Vol 9 No 1 (2018): Darul Ulum: Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan, Juni 2018
Publisher : STIT DARUL ULUM KOTABARU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62815/darululum.v9i1.3

Abstract

Pendidikan anak yang pertama dan paling utama dalam Islam adalah pendidikan dalam keluarga yang sesuai dengan pandangan Islam. Pendidikan dalam keluarga yang sesuai dengan pandangan Islam adalah pendidikan yang didasarkan pada tuntunan agama Islam yang diterapkan dalam keluarga yang dimaksudkan untuk membentuk anak agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia yang mencakup etika, moral, budi pekerti, spiritual atau pemahaman dan pengalaman nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini merupakan salah satu wujud amar makruf nahi munkar dalam kehidupan keluarga, yaitu dengan memberikan pendidikan kepada putra putrinya berdasarkan ajaran Islam. Anak dalam menuju kedewasaannya memerlukan bermacam-macam proses yang diperankan oleh bapak dan ibu dalam lingkungan keluarga. Pola atau metode pendidikan agama dalam Islam pada dasarnya mencontoh pada perilaku Nabi Muhammad SAW dalam membina keluarga dan sahabatnya. Karena segala apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW merupakan manifestasi dari kandungan al-Qur’an. Adapun dalam pelaksanaannya, Nabi memberikan kesempatan pada para pengikutnya untuk mengembangkan cara sendiri selama cara tersebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip pelaksanaan pendidikan yang dilakukan oleh Nabi SAW.
PERANAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM MASYARAKAT Usamah Usamah
Darul Ulum: Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan Vol 9 No 1 (2018): Darul Ulum: Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan, Juni 2018
Publisher : STIT DARUL ULUM KOTABARU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62815/darululum.v9i1.4

Abstract

Istilah masyarakat berasal dari bahasa arab Musyarakah. dalam bahasa arab sendiri masyarakat disebut dengan sebutan mujtama‟ yang menurut Ibn Manzur dalam Lisan al „arab mengandung arti (1) pokok dari segala sesuatu, yakni tempat tumbuhnya keturunan, (2) kumpulan dari orang banyak yang berbeda-beda. Sedangkan musyarakah mengandung arti bersyarikat, bersekutu dan saling bekerja sama.1 Jadi dari kata musyarakah dan mujtama‟ sudah dapat ditarik pengertian bahwa masyarakat adalah kumpulan dari orang banyak yang berbeda-beda tetatpi menyatu dalam ikatan kerja sama, dan mematauhi peraturan yang disepakati bersama, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut Society. Sehingga bisa dikatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan sosial. Mereka mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan identitas.
REINVENTING NILAI-NILAI ISLAM, BUDAYA, DAN PANCASILA DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER Umardani Umardani
Darul Ulum: Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan Vol 9 No 1 (2018): Darul Ulum: Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan, Juni 2018
Publisher : STIT DARUL ULUM KOTABARU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62815/darululum.v9i1.5

Abstract

Pendidikan karakter telah menjadi bagian penting dari sistem pendidikan nasional karena pendidikan karakter telah diposisikan menjadi salah satu langkah untuk menyembuhkan penyakit sosial. Namun demikian, masih perlu dipertanyakan apa sesunggunya isi dan proses, yang hendak dijalankan oleh para pemimpin pendidikan karakter bangsa ini. Nilai ideal yang dikembangkan dalam pendidikan karakter Indonesia terdiri dari nilai agama, budaya dan nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pendidikan karakter yang seperti itulah yang bisa dikatakan sebagai susuatu yang otentik atau khas pendidikan karakter Indonesia.
URGENSI KECERDASAN INTERPERSONAL GURU DALAM PENDIDIKAN Hubbil Khair
Darul Ulum: Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan Vol 9 No 1 (2018): Darul Ulum: Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan, Juni 2018
Publisher : STIT DARUL ULUM KOTABARU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62815/darululum.v9i1.6

Abstract

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan memahami dan membuat perbedaan dalam suasana hati, maksud, motivasi dan perasaan orang lain. Kecerdasan ini merujuk pada kemampuan seseorang untuk menjalin hubungan sosial yang baik dengan indikatornya antara lain sikap empati, kesadaran diri, kemampuan pemecahan masalah, serta kemampuan berkomunikasi dengan efektif. Kecerdasan ini amat dibutuhkan guru dalam memenuhi kebutuhan akan kompetensi kepribadian dan kompetensi sosialnya dalam pendidikan. Guru merupakan komponen penting dalam pendidikan, sehingga meningkatkan kualitas guru merupakan suatu keniscayaan bagi kemajuan dunia pendidikan serta masa depan suatu bangsa. Setidaknya ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dalam rangka mengemban tugas mulianya sebagai pengajar sekaligus pendidik. Empat kompetensi itu adalah kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan kompetensi sosial.
DIKSI, GAYA BAHASA DAN PERMAINAN BUNYI PADA LIRIK LAGU-LAGU MELAYU: (Diction, Language Style and Sound Games on Lyrics of Melayu Songs) Isyatur Radhiyah
Darul Ulum: Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan Vol 9 No 1 (2018): Darul Ulum: Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan, Juni 2018
Publisher : STIT DARUL ULUM KOTABARU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62815/darululum.v9i1.7

Abstract

Diksi, Gaya Bahasa dan Permainan Bunyi pada Lirik Lagu- lagu Melayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai keindahan yang terkandung dalam lirik lagu-lagu melayu yang dibawakan oleh Ahmad Jais. Penelitian ini diarahkan terhadap lirik dalam lagu-lagu melayu yang lebih menonjol dari segi diksi, gaya bahasa dan permainan bunyi yang digunakan secara khusus untuk menimbulkan efek tertentu, khususnya efek estetis.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode analisis isi. Peneliti mengambil data sebanyak 10 lirik lagu-lagu melayu yang dibawakan oleh Ahmad Jais. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diksi atau pilihan kata dalam lirik lagu- lagu melayu yang dibawakan oleh Ahmad Jais menggunakan makna konotatif dan juga makna denotatif. Ada 160 data terdapat diksi, yang bermakna konotatif 80 data dan diksi yang bermakna denotatif 80 data. Pilihan kata ini membantu penulis untuk menyampaikan pesan yang ingin disampaikannya dan menambah keindahan lirik lagunya. Gaya bahasa menurut pilihan kata yang paling banyak digunakan adalah gaya bahasa tidak resmi sebanyak 8 data. Gaya bahasa menurut nada yang terkandung dalam wacana yang paling banyak digunakan adalah gaya bahasa mulia bertenaga sebanyak 5 data. Gaya bahasa menurut struktur kalimat yang paling banyak digunakan adalah klimaks sebanyak 7 data. Gaya bahasa menurut langsung tidaknya makna yang paling banyak digunakan adalah gaya bahasa retoris sebanyak 10 data. Dari analisis dokumen lirik lagu-lagu melayu dari unsur bunyi dapat diketahui ada 174 data dari unsur persajakan yang terdiri dari 34 data aliterasi dan 134 data asonansi serta 6 data kombinasi aliterasi dan asonansi. Dari unsur irama ada 10 jenis efoni. Dari unsur nada dan suasana, yaitu suasana sedih ada
FENOMENA GURU MADRASAH ZAMAN NOW ALTERNATIF SOLUSI Achmad Ruslan Afendi
Darul Ulum: Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan Vol 9 No 1 (2018): Darul Ulum: Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan, Juni 2018
Publisher : STIT DARUL ULUM KOTABARU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62815/darululum.v9i1.8

Abstract

Perkembangan teknologi ini tentu berpengaruh pada segala aspek kehidupan manusia, mulai dari ekonomi, sosial, politik, termasuk pada dunia pendidikan. Bahkan, boleh dikatakan, imbas kemajuan teknologi informasi terhadap dunia pendidikan sangat besar. Pola pendidikan yang pernah diterapkan pada dekade sebelumnya mungkin saat ini sudah usang, dan ketinggalan zaman. Pendekatan, metode, model, strategi, media, atau apapun namanya yang dulu pernah diagung-agungkan atau pernah menjadi praktik terbaik, sebagian sudah tidak relevan lagi untuk diaplikasikan pada era Kids Zaman Now. Karena itu, perubahan pada dunia pendidikan menjadi suatu keniscayaan. Guru sebagai pelaku utama pendidikan harus ikut pula menjadi bagian dari perubahan tersebut, karena perubahan pola pendidikan tidak akan ada artinya tanpa dukungan dari para pelakunya. Ketika waktu terus berlalu dan kemajuan zaman tidak terelakkan, peranan guru semakin memudar. Guru tidak lagi sebagai pusat ilmu pengetahuan, bahkan sangat mungkin pengetahuan guru bisa jadi lebih sedikit dari siswa terutama dalam penyerapan teknologi digital. Anak sekarang lebih cepat memahami aplikasi dan perangkat digital, mereka lebih responsive dan cepat menangkap peluang dan keuntungan saat menggunakan perangkat digital tersebut. Berbagai pengetahuan, tutorial, desain, fitur canggih dan aplikasi apapun bisa didownload dan kemudian bisa menjadi jendela pengetahuan baru selain guru. Peranan guru menjadi menyempit lebih ke fasilitator dan pendamping siswa belajar. Guru madrasah Zaman Now harus melakukan inovasi dalam pembelajarannya. oleh karenanya cara menyampaikan pelajarannya juga harus berbeda.
SISTEM PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DENGAN METODE AT-TIBYAN DI RUMAH TAHFIDZH UMMUL QUR’A KOTA BANJARMASIN Muhammad Iqbal Ansari
Darul Ulum: Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan Vol 10 No 1 (2019): Darul Ulum, Volume 10 Nomor 1, 2019
Publisher : STIT DARUL ULUM KOTABARU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62815/darululum.v10i1.9

Abstract

Hasil riset PTIQ menunjukkan bahwa 65 % masyarakat Indonesia masih buta aksara Al-Quran, terutama di daerah pelosok. Problematika yang seringkali terjadi pada kemampuan membaca Al-Qur’an adalah terkait pelafalan huruf hijaiyah dengan tepat sesuai dengan tempat keluarnya huruf (makhraj) dan membedakan bunyi (tamyiz al-aswat) antara huruf yang hampir sama bunyi atau simbolnya. Solusi alternatif dari permasalahan di atas adalah dengan menerapkan metode yang sesuai dengan kemampuan peserta didik seperti metode At-Tibyan. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan mengeja (tahajjiy) berulang dan dengan melafalkan hukum bacaan tajwid secara langsung. Dengan pengulangan, diharapkan bunyi dan bentuk huruf yang mirip dapat dengan mudah diingat oleh peserta didik. Pengejaan dilafalkan dengan irama yang khas sehingga menyenangkan untuk dipelajari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian sistem pembelajaran Al-Qur’an dengan metode At-Tibyan di Rumah Tahfidzh Ummul Qura’ kota Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus (case studies). Adapun sumber data berupa data primer dan data sekunder. Sumber data primer yang dipilih dalam penelitian ini yaitu: narasumber (informan), peristiwa atau aktivitas, tempat atau lokasi. Analisis dilakukan mulai tahapan pengumpulan data, reduksi data, paparan data, serta verifikasi dan pengambilan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber, teknik, dan waktu. Bedasarkan penelitian ditemukan bahwa system pembelajaran dengan metode At-Tibyan Rumah Tahfidzh Ummul Qura’ dilaksanakan dalam beberapa tahapan, yaitu: 1) perencanaan sistem dilaksanakan melalui pembinaan guru dan penyusunan RPP oleh setiap guru, 2) pengorganisasian dilakukan untuk memberikan wewenang kepada beberapa individu untuk melakukan pemantauan atau supervisi, 3) Pelaksanaan dilaksanakan dalam bentuk klasikal kemudian dilanjutkan dengan kelompok secara parsial. Masing-masing kelompok berbeda proses pembelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik, 4) pengendalian sistem dilakukan berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran. Hasil evaluasi akan merubah sistem pembelajaran di kelompok atau pertukaran guru pada masing-masing kelompok.
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM DALAM ALQURAN PERSPEKTIF MUHAMMAD SAYYID AHMAD AL-MUSAYYAR Muh. Haris Zubaidillah
Darul Ulum: Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan Vol 9 No 2 (2018): Darul Ulum, Volume 9 Nomor 2, 2018
Publisher : STIT DARUL ULUM KOTABARU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62815/darululum.v9i2.17

Abstract

Islamic Education can develop physical and spiritual potential covering all potential of students, both psychomotor, cognitive, and affective potential for the realization of humans who have the main personalities in terms of religion is Insan Kamil and become a servant of Allah SWT who always closer to Him. Education is important for human as an effort to instill and actualize the values ​​of Islam in real life through the Muslims who believe and pious, in accordance with the dignity and degrees of humanity as the khali>fah on earth. The concept of education in Islam refers to the teachings of the Qur'an according Muhammed Sayyid Ahmed Al-Musayyar, there are three basic concepts: firstly, the cultivation of faith and aqidah; secondly, religious education which includes shala>t, amar ma'ru> f nahi> munkar and shabar; and the third, social ethics education. All of that is as inspirated from Luqma>n’s advices to his son.
HOMESCHOOLING DITINJAU DARI ILMU PSIKOLOGI SOSIOLOGI DAN EKONOMI Ahyar Rasyidi
Darul Ulum: Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan Vol 9 No 2 (2018): Darul Ulum, Volume 9 Nomor 2, 2018
Publisher : STIT DARUL ULUM KOTABARU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62815/darululum.v9i2.19

Abstract

Homeschooling memandang anak didik sebagai subjek belajar. Anak didik dapat memilih materi pelajaran yang disukai dan ingi dipelajarinya. Pendidikan model homeschooling sejatinya lahir dan berkembang dalam tubuh masyarakat Indonesia yang mengharapkan anak-anak mereka mendapat pendidikan yang tepat sasaran. Homeschooling adalah model pendidikan dimana sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anak-anaknya dan mendidik anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya. Disisi lain, pendidikan model homeschooling menuntut wali murid pada umumnya agar memerhatikan sisi psikologis, sosiologis dan ekonomis, jika menjadikan homeschooling sebagai alternatif pendidikan bagi anak. Secara psikologi klasifikasi kemampuan anak didik melalui tes intelligence quotient (IQ) dalam sekolah tertentu sebagai pedoman kelaster anak dalam kelompok belajar, hal yang demikian menjadikan anak merasa minder, hal tersebut menjadi pertimbangan sekaligus esensi implementasi homeschooling untuk tidak membeda-bedakan peserta didik. Homeschooling dalam lingkup masyarakat juga hadir untuk memberikan alternatif pola didik anak dalam lingkungan keluarga, dan berkembang dalam lingkungan masyarakat luas, sehingga dikenal dengan istilah komunitas homeschooling dalam masyarakat, disinilah peserta berinteraksi sosial denga peserta lain, yang mungkin saja memiliki perbedaan dari tingkat kecerdasan maupun usia. Kehadiran homeschooling bila ditinjau dari ilmu ekonomi, akan berbanding lurus dengan motive ekonomi yang berorientasi untuk memperoleh keuntungan baik secara materi maupun immateri. Dalam konteks pendidikan, jika homeschooling dikaitkan dengan ilmu ekonomi adalah peserta didik mendapatkan pengetahuan, komptensi/ keterampilan hidup dengan biaya yang relatif rendah.

Page 1 of 11 | Total Record : 106