cover
Contact Name
Ira Puspita Dewi
Contact Email
irapuspitadewi@ulm.ac.id
Phone
+6282250285465
Journal Mail Official
mcsi.jurnal@ulm.ac.id
Editorial Address
https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/mcs/about/contact
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
MCSIJ (Marine, Coastal and Small Islands Journal) : Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Ilmu Kelautan
ISSN : -     EISSN : 25990454     DOI : http://dx.doi.org/10.20527
Marine, Coastal and Small Islands Journal adalah jurnal yang berisikan hasil-hasil penelitian mahasiswa kelautan tentang wilayah, ekosistem pantai dan lautan: oseanografi, bio-ekologi pesisir dan laut, instrumentasi dan akustik kelautan, remote sensing dan SIG kelautan.
Articles 110 Documents
ANALISIS STRUKTUR KOMUNITAS GASTROPODA PADA EKOSISTEM MANGROVE DI DESA MUARA PAGATAN KABUPATEN TANAH BUMBU KALIMANTAN SELATAN Fitriana, Raden Roro Brigitta; Salim, Dafiuddin; Lestarina, Putri Mudhlika
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v4i1.11781

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1)  Mengetahui komposisi, kepadatan, distribusi dan struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove Desa Muara Pagatan; 2) Mengetahui hubungan kerapatan mangrove dengan kepadatan gastropoda pada ekosistem mangrove Desa Muara Pagatan.  Penelitian ini dilaksanakan di Desa Muara Pagatan Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu, dimulai dari bulan Maret 2019 hingga Oktober 2019. Penentuan stasiun pengamatan dilakukan dengan metode purposive sampling. Pengambilan sampel gastropoda dilakukan di dalam transek pengamatan vegetasi mangrove 10 m × 10 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gastropoda yang ditemukam terdiri dari 8 jenis yaitu Nerita lineata, Cassidula aurisfelis, Telescopium telescopium, Cerithidea quoyii, Ellobium aurisjudae, Littroraria scabra, Chicoreus capucinus, dan Calliostoma zizyphinum. Indeks kepadatan gastropoda dari ketiga stasiun menghasilkan nilai yang variatif. Indeks keanekaragaman ketiga stasiun tergolong dalam kategori keanekaragaman sedang (H’ 1 < H’ < 3,322). Indeks keseragaman Stasiun 2 dan 3 termasuk dalam kategori keseragaman tinggi (0,6 ≤ E ≤ 1,0) dan Stasiun 1 termasuk dalam kategori keseragaman sedang (0,4 ≤ E < 0,6). Nilai indeks dominansi ketiga stasiun menunjukkan bahwa ada jenis gastropoda yang mendominansi dalam masing-masing stasiun karena nilai D > 0,5. Distribusi komunitas pola sebaran gastropoda ekosistem mangrove Desa Muara Pagatan umumnya cenderung mengelompok dibandingkan teratur. Hasil analisis korelasi sederhana “Pearson Product Moment” antara kerapatan mangrove dengan kepadatan gastropoda menghasilkan hubungan yang cukup lemah dengan kerapatan mangrove dimana persamaan tersebut menunjukkan nilai negatif (-)
ANALISIS STRUKTUR KOMUNITAS MAKROALGA DI PERAIRAN BAGIAN BARAT TELUK TAMIANG, KABUPATEN KOTABARU, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Mubarok, M Sauqi; Rifa'i, Muhammad Ahsin; Syahdan, Muhammad; Tony, Frans
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v6i2.11814

Abstract

Teluk Tamiang merupakan salah satu perairan teluk yang memiliki keanekaragaman sumberdaya alam yang melimpah salah satunya yaitu makroalga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana komposisi jenis, pola sebaran, dan hubungan faktor lingkungan dengan keberadaan makroalga di perairan bagian barat Teluk Tamiang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2022 hingga Mei 2022. Penentuan lokasi sampling yaitu menggunakan metode purposive sampling dengan 3 stasiun pengamatan dan 3 sub-stasiun. Pengambilan data berupa data makroalga (meliputi jenis, kepadatan, kepadatan relatif, keanekaragaman, keseragaman, dominansi, dan pola sebaran), data kualitas air (meliputi suhu, substrat, kecepatan arus, kedalaman, kecerahan, fosfat, nitrat, salinitas, pH air, dan Do), Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 6 jenis yaitu Caulerpa racemosa,Halimeda tuna, Padina australis, Sargassum oligocystum, Eucheuma cottoni, dan Amphiroa fragillissima. Kepadatan tertinggi dari jenis Caulerpa racemosa dan yang terendah dari Eucheuma cottonii, pada setiap stasiun pengamatan Indeks keanekaragaman cenderung rendah, keseragaman cenderung tinggi, dan dominansi cenderung rendah. Pola sebaran makroalga teratur, acak, dan mengelompok. Hanya parameter nitrat dan fosfat melebihi ambang batas baku mutu namun hal ini masih bisa ditoleransi oleh makroalga untuk hidup. Menurut hasil analisis PCA kepadatan makroalga berkorelasi positif terhadap kecepatan arus, salinitas, do suhu, dan ph. 
ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb, Cd, dan Cu) PADA SEDIMEN KAWASAN MANGROVE DAN NONMANGROVE DI MUARA SUNGAI MUSANG DAN PERAIRAN SEKITARNYA KECAMATAN ALUH-ALUH KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Salsabila, Anggi Marista; Nursalam, Nursalam; Dewi, Ira Puspita
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/mcsij.v8i2.15071

Abstract

Logam berat adalah kelompok unsur logam yang memiliki massa jenis lebih dari 5 gr/cm3 yang pada jumlah tertentu dapat berubah menjadi racun bagi lingkungan. Cemaran logam berat adalah masalah yang penting untuk ditangani karena dapat menyebabkan kerusakan pada ekosistem dan lingkungan secara keseluruhan. Sedimentasi terbentuk ketika logam berat yang ada di perairan turun dan mengendap di dasar perairan. Desa Sungai Musang merupakan salah satu desa di Kecamatan Aluh-Aluh yang kegiatan domestik hariannya terjadi di dekat atau di atas badan air dapat membahayakan ekosistem perairan karena masukkan zat pencemar. Lokasi penelitian berada pada kawasan mangrove dan nonmangrove di muara Sungai Musang dan perairan sekitarnya Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi logam berat (Pb, Cd, dan Cu) yang ditemukan pada sedimen . Untuk mengetahui berapa banyak logam berat yang ada pada sedimen, digunakan metode AAS (Atom Absorpsi Spectrometer) . Hasil pengujian konsentrasi kandungan logam berat kandungan logam berat Cd pada sedimen di semua stasiun bernilai <0,002 mg/kg. Konsentrasi kandungan Cu berkisar 1,486 – 2,578 mg/kg. Konsentrasi kandungan logam Pb senilai 0,13 – 0,608 mg/kg.
PEMODELAN PERUBAHAN GARIS PANTAI MENGGUNAKAN MODUL GENCADE DI PANTAI SUNGAI DUA LAUT KABUPATEN TANAH BUMBU Siswoyo, Ersa; Baharuddin, Baharuddin; Dewi, Ira Puspita
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v2i1.11689

Abstract

Perubahan garis pantai disebabkan pergerakkan gelombang yang dibangkitkan angin secara terus menerus dari suatu tempat ke tempat lain, mengikis tanah kemudian mengendapkannya. Secara geografis pantai Sungai Dua Laut terletak di posisi membujur dari arah barat daya ke arah timur dan menghadap ke arah tenggara, memiliki jenis perairan terbuka yang menghadap langsung dengan Laut Jawa. Pantai Sungai Dua Laut memiliki tipe pantai berpasir dan kelerengan yang landai. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini menggunakan metode penginderaan jauh dan numeris serta matematis untuk mengetahui perubahan garis pantai dan model pola perubahan garis pantai menggunakan citra Quickbird dan modul GenCade di Pantai Sungai Dua Laut. Hasil analisis overlay citra tahun 2015 dan 2019 garis pantai yang mengalami abrasi sepanjang 1,682 km dengan luas -3,025 ha tersedimentasi sepanjang 1,528 km dengan luas 3,033 ha, sehingga diperoleh selisih sedimentasi sebesar 0,015 ha. Perubahan garis pantai model menunjukkan sedimentasi sepanjang garis pantai dan abrasi pada wilayah muara sungai. Hal ini berkaitan dengan adanya pengaruh masukan pengaruh gelombang dari arah selatan dan barat daya yang menyebabkan transpor sedimen bergerak ke arah timur Pantai Sungai Dua Laut.
DISTRIBUSI DAN KERAPATAN LAMUN BERDASARKAN KARAKTERISTIK PERAIRAN DESA SUNGAI DUA LAUT KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Tohari, Hafid; Salim, Dafiuddin; Nursalam, Nursalam
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v3i2.11771

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei – November 2020 di Perairan Desa Sungai Dua Laut Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan, bertujuan untuk mengetahui distribusi, kerapatan, dan tutupan lamun, serta menganalisis hubungan parameter lingkungan perairan Desa Sungai Dua Laut dengan kerapatan lamun. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan menggunakan transek kuadran 1x1 m yang dibentangkan menggunakan line transek sepanjang 50 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola sebaran lamun di wilayah perairan Desa Sungai Dua Laut pada Stasiun 1, 2, dan Stasiun 3 Mengelompok (Cluster). Kerapatan tertinggi ditemukan pada jenis lamun Halodule uninervis dengan jumlah individu 124 individu/m2, dan kerapatan terendah terdapat pada jenis lamun Halodule pinifolia dengan jumlah rata-rata individu 54 individu/m2. Tutupan jenis tertinggi ditemukan pada Stasiun 2 dengan persentase 65% terdapat pada jenis Halodule uninervis sedangkan tutupan terendah terdapat pada jenis lamun Halodule pinifolia dengan persentase tutupan 34,04%. Parameter lingkungan yang mempengaruhi tingkat kerapatan menunjukan nilai yang tidak jauh berbeda dan masih dalam kondisi optimum untuk pertumbuhan lamun. Namun tingginya kandungan nitrat fosfat perairan yang melebihi batas baku mutu air laut mengindikasikan perairan mengalami pencemaran, sehingga memberikan dampak bagi perbedaan kerapatan maupun kelimpahan ekosistem lamun. 
PEMETAAN GARIS PANTAI PESISIR TABANIO KABUPATEN TANAH LAUT MENGGUNAKAN WAHANA UNMANNED AERIAL VEHICLE (UAV) Hadaita, Ana; Baharuddin, Baharuddin; Dewi, Ira Puspita
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v6i1.11805

Abstract

Pada Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial, garis pantai dibagi atas dasar kondisi pasang surut air laut, yakni garis pantai pasang tertinggi (HAT), tinggi muka air laut rata-rata (MSL) dan surut terendah (LAT). Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tanah Laut tahun 2017 – 2036, kawasan Pesisir Tabanio termasuk dalam kawasan rawan bencana abrasi/gelombang pasang. Ketersediaan data posisi garis pantai dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perencanaan pengelolaan dan pemanfaatan di kawasan ini. Penelitian ini bertujuan adalah untuk memetakan posisi garis pantai Tabanio pada saat HAT, MSL dan LAT menggunakan wahana Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa nilai muka air laut pesisir Tabanio pada saat MSL sebesar 132,59 cm, untuk HAT sebesar 242,17 cm atau 109,58 cm terhadap MSL, sedangkan nilai LAT sebesar 23 cm atau -109,58 cm terhadap MSL. Posisi garis pantai di wilayah Utara penelitian antara pada saat HAT dengan MSL rata-rata sebesar 15 – 35 meter, namun posisi garis pantai pada saat LAT cenderung jauh dengan selisih jarak 100 – 400 meter dengan posisi garis pantai MSL. Adapun posisi garis pantai di wilayah Selatan (wisata pantai) memiliki selisih jarak antara pada saat HAT dengan MSL sejauh 10 – 30 meter, sedangkan perbedaan selisih jarak antara garis pantai pada saat MSL dan LAT yakni sebesar 20 – 180 meter.
ANALISIS KETELITIAN PEMETAAN BATIMETRI MENGGUNAKAN SISTEM PENENTUAN POSISI BERBASIS SATELIT DENGAN METODE ABSOLUT DAN DIFERENSIAL (STUDI KASUS: PERAIRAN TELUK JAKARTA) Nasution, Muhammad Gani Ihsan; Dewi, Ira Puspita; Baharuddin, Baharuddin
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/mcsij.v8i1.15065

Abstract

Model batimetri merupakan representasi visual yang menyajikan informasi tentang kedalaman perairan beserta kondisi fisik dan struktur dasar laut (seabed), salah satunya dapat digunakan untuk kepentingan pemanatauan sedimentasi. Salah satu permasalahan utama di Perairan Teluk Jakarta adalah laju sedimentasi tinggi akibat transfer massa sedimen dari hulu, yang juga ditambah oleh aktivitas reklamasi di pesisir utara Jakarta (Aprilia dan Pratomo, 2017). Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini salah satunya dengan memantau perubahan kedalaman secara time series melalui pemetaan batimetri dengan alat berketelitian tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi tingkat ketelitian instrumen fishfinder SBES dalam aplikasi pemetaan batimetri. Berdasarkan hasil penelitian diketahui tingkat akurasi pengukuran posisi horizontal instrumen fishfinder yang diukur menggunakan metode absolut adalah 2,153 m terhadap pengukuran diferensial RTK-GPS. Ketelitian vertikal hasil bacaan alat yang sama sebesar 0,094 m dengan nilai komparasi terhadap bacaan standard SBES adalah 0,17 m. Hasil pengujian menunjukkan pemanfaatan alat fishfinder SBES untuk aplikasi pemetaan batimetri dapat dilaksanakan pada ketentuan survei orde 1 untuk penentuan posisi horizontal dan survei orde khusus untuk pengukuran kedalaman.
Pemetaan Karakteristik Pasang Surut Dan Batimetri Di Selat Semau Provinsi Nusa Tenggara Timur Adiyatno, Satria; Rifa'i, Miuhammad Ahsin; Dewi, Ira Puspita
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v1i1.3307

Abstract

Batimetri didefinisikan sebagai pengukuran dan pemetaan topografi dasar laut. Pemetaan batimetri menggunakan echosounder perlu adanya koreksi terhadap pasang surut. Pasang surut merupakan fenomena naik turunnya permukaan air laut pada periode tertentu. Pengamatan pasang surut bertujuan untuk menentukan bidang acuan kedalaman serta koreksi dari hasil pemeruman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasang surut dan kondisi batimetri dengan referensi MHHWS, MSL dan MLLWS di Selat Semau. Metode yang digunakan adalah analisis pasang surut dengan metode Admiralty, beda tinggi, kedalaman dan kelerengan. Berdasarkan hasil pengukuran dan analisis data, tipe pasang surut di Selat Semau termasuk tipe campuran condong keharian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal) dengan nilai bilangan Formzahl (F) sebesar 0,39. Hasil peta batimetri diperoleh pada referensi MHHWS, MSL dan MLLWS. Perbandingan pada tiga posisi tersebut dibedakan pada tinggi muka airnya, dengan selisih nilai antar posisi sebesar 1,13 m. Hasil klasifikasi lereng diperoleh total luasan wilayah sebesar 2603,472 ha. Klas Rata/hampir datar (0 – 2 %) seluas 2169,546 ha. Klas landai (2 – 6 %) seluas 334,796 ha. Klas Miring (6 – 13 %) seluas 41,797 ha. Klas curam menengah (13 – 25 %) seluas 16,844 ha. Klas curam ( 25 – 55 %) seluas 28,978 ha dan klas sangat curam (> 55 %) seluas 11,511 ha.
KARAKTERISTIK KUALITAS AIR PERAIRAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT GRACILARIA SP DI MUARA PAGATAN KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Al Mughni, Muhammad Jauhari; Rifa'i, Muhammad Ahsin
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v3i1.11762

Abstract

Kegiatan0budidaya0rumput0laut jenis0Gracilaria sp, 0telah0berlangsung selama 10 tahun terakhir di perairan Muara Pagatan yang merupakan salah satu desa di Kabupaten Tanah Bumbu yang terletak di Provinsi Kalimantan Selatan, namun hingga saat ini belum ada informasi ilmiah tentang kajian kualitas air yang meliputi parameter kimia dan fisika di perairan yang berhubungan dengan kelayakan usaha budidaya rumput laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi perairan Muara Pagatan khususnya kualitas kimia dan fisika perairan0untuk0pengembangan0usaha budidaya0rumput0laut.  Penentuan titik lokasi kegiatan pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling.  Analisa kualitas air meliputi parameter kimia, yaitu DO, pH, salinitas, suhu, dan kecerahan, Parameter fisika, yaitu kedalaman, gelombang, arus, dan angin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik kualitas air di kawasan budidaya rumput laut Gracilaria sp. di Muara Pagatan di peroleh nilai parameter kimiawi, yaitu DO 7,4 – 10 mg/l; pH 7,8 – 8,2 mg/l; salinitas 30 – 39 ppt; suhu 29 - 34°C; kecerahan 1 - 2.5 m. Parameter fisik, yaitu kedalaman 2,5 – 4,5 m; gelombang 3 - 22 cm; dan arus 0,2 – 0,23 m/det. Simpulan penelitian ini adalah kualitas air perairan kawasan budidaya rumput laut di Muara Pagatan berada pada kisaran yang sesuai bagi kehidupan pertumbuhan rumput laut Gracilaria sp.
KEPADATAN DAN PENUTUPAN KARANG LUNAK (SOFT CORAL) PADA GUGUSAN KANDANG HAUR DI PERAIRAN DESA SUNGAI DUA LAUT KABUPATEN TANAH BUMBU Wati, Puspita; Salim, Dafiuddin; Hamdani, Hamdani
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v5i1.11795

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai faktor pembatas bagi pertumbuhan karang lunak, mengetahui genus, kepadatan dan persentase penutupan karang lunak, serta mengetahui hubungannya terhadap faktor pembatas pada Gugusan Kandang Haur di Perairan Desa Sungai Dua Laut Kabupaten Tanah Bumbu. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode transek garis yang dikombinasikan dengan transek kuadran. Nilai faktor pembatas masih sesuai dengan standar baku mutu menurut KEPMENLH No. 51 tahun 2004. Genus karang lunak yang ditemukan berjumlah 3 genus, yaitu Sinularia (12 ind), Lobophytum (1 ind) dan Sarcophyton (14 ind). Kepadatan individu karang lunak tertinggi diperoleh pada Karang Katoang sebesar 0,5 ind/m2 (Sarcophyton) dan terendah pada Karang Penyulingan sebesar 0,05 individu/m2 (Sinularia) dan 0,05 ind/m2 (Sarcophyton). Persentase penutupan pada Karang Katoang sebesar 5,4%, Karang Penyulingan sebesar 0,6% dan Karang Mabela sebesar 0,85%.

Page 3 of 11 | Total Record : 110