cover
Contact Name
Ira Puspita Dewi
Contact Email
irapuspitadewi@ulm.ac.id
Phone
+6282250285465
Journal Mail Official
mcsi.jurnal@ulm.ac.id
Editorial Address
https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/mcs/about/contact
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
MCSIJ (Marine, Coastal and Small Islands Journal) : Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Ilmu Kelautan
ISSN : -     EISSN : 25990454     DOI : http://dx.doi.org/10.20527
Marine, Coastal and Small Islands Journal adalah jurnal yang berisikan hasil-hasil penelitian mahasiswa kelautan tentang wilayah, ekosistem pantai dan lautan: oseanografi, bio-ekologi pesisir dan laut, instrumentasi dan akustik kelautan, remote sensing dan SIG kelautan.
Articles 110 Documents
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DESA KAMPUNG BARU MENGGUNAKAN CITRA SATELIT Safwan, Safwan; Dewi, Ira Puspita; Amri, Ulil
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v4i1.11776

Abstract

Desa Kampung Baru berada di  Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu. Daerah ini telah mengalami pengikisan pantai (abrasi), sehingga pada tahun 2007 dibeberapa lokasi telah dibangun 3 groin dengan lebar sekitar 4 m dan panjang 200 m tegak lurus terhadap garis pantai. Seiring perjalanan waktu groin yang telah dibangun tersebut secara tidak langsung telah memberikan pengaruh terhadap perubahan garis pantai di kawasan Desa Kampung Baru. Upaya untuk mencegah abrasi pantai  tidak selalu dilandasi pemahaman yang baik mengenai dinamika pantai sehingga menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan.  Penelitian ini menggunakan citra satelit Quickbird yang diunduh dari goole earth. Citra satelit tahun 2008 sebagai garis pantai awal dan citra 2019 sebagai garis pantai akhir. Daerah Pantai Kampung Baru dominan mengalami pengendapan sedimen. Hal ini terlihat dari hasil analisis yang menunjukan bahwa wilayah yang mengalami sedimentasi seluas 2,04 Ha dengan persentase 78,13%, sedangkan wilayah yang terabrasi hanya 0,57 Ha dengan persentase 21,87%. Wilayah yang mengalami abrasi di daerah Pantai Kampung Baru yakni sepanjang 1.728,12 m dengan persentase 66,81%, sedangkan wilayah yang mengalami sedimentasi sepanjang 858,65 m dengan persentase 33,19%.  Pada daerah groin dengan jarak 185 m mengalami sedimentasi terbesar, sedangkan groin dengan jarak sekitar 600 m sedimentasi yang terjadi tidak maksimal dan lokasi yang tidak terdapat groin mengalami abrasi.   
IDENTIFIKASI, KOMPOSISI, BERAT DAN LAJU PERTAMBAHAN SAMPAH LAUT (Marine Debris) DI KAWASAN PESISIR DESA BAWAH LAYUNG Lestari, Putri Jayanti; Nursalam, Nursalam; Salim, Dafiuddin
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v6i1.11809

Abstract

Sampah laut di sepanjang garis pantai menimbulkan acaman terhadap ekosistem pesisir, limbah padat ini mengakibatkan kematian langsung spesies hewan karena terlilit atau menghambat penyerapan unsur hara di ekosistem mangrove. Desa Bawah Layung merupakan desa pesisir dimana terdapat ekosistem mangrove yang terletak di muara Sungai Bawah Layung. Aktivitas penggunaan lahan di daerah tersebut berupa pemukiman, persawahan, dan perikanan tangkap, yang memberikan kontribusi pencemaran sampah di pesisir, masuk melalui sungai dan dapat terdistribusi ke ekosistem mangrove. Berdasarkan permasalahan tersebut maka diperlukan analisis mengenai komposisi jenis, berat, kepadatan dan laju pertambahan sampah laut yang terdapat di pantai dan ekosistem mangrove. Memetakan distribusi spasial sampah laut yang terdapat di pantai dan ekosistem mangrove. Menganalisis hubungan kepadatan sampah laut terhadap kerapatan mangrove di ekosistem mangrove. Hasil dari penelitian ini Jenis sampah laut yang ditemukan berupa plastik, busa plastik, kain, kaca dan keramik, logam, kertas dan kardus, karet, kayu, bahan lainnya. Komposisi sampah laut di lokasi mangrove yang mendominasi yaitu jenis sampah plastik sebesar 912,14 gram/m2 dan di lokasi pantai yaitu jenis kayu sebesar 170,80 gram/m2. Berat total sampah laut yang ditemukan di mangrove tertinggi (44 gram/m2) adapun berat total sampah laut yang ditemukan di pantai didapatkan nilai tertinggi (16,13 gram/m2). Total kepadatan sampah laut di lokasi mangrove sebesar 9,44 jenis/m2 dan di lokasi pantai sebesar 1,94 jenis/m2. Laju pertambahan jumlah potongan item tertinggi di minggu pertama 15 item/hari, dan pertambahan berat sampah tertinggi di minggu pertama 72,11 gram/hari. Distribusi sampah laut berdasarkan ukuran dan jenis yang diendapkan pada pesisir Desa Bawah Layung menunjukkan variasi spasial yang signifikan di mangrove dan pantai. Kepadatan sampah laut menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kerapatan mangrove tingkat pohon dengan nilai koefisien determinasi 0,67. Kategori pancang dan semai tidak menujukkan hasil yang signifikan terhadap kepadatan sampah laut.
ANALISIS KELIMPAHAN KEPITING BAKAU (Scylla spp.) DAN HUBUNGANNYA DENGAN KERAPATAN MANGROVE SERTA PARAMETER LINGKUNGAN DI DESA MUARA KINTAP KECAMATAN KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Arum, Riska Mustika Ambar; Tony, Frans; Dewi, Ira Puspita
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/mcsij.v8i2.15070

Abstract

Desa Muara Kintap merupakan wilayah dengan kawasan muara dan ekosistem mangrove yang cukup bagus. Mayoritas pekerjaan masyarakatnya adalah sebagai nelayan dan petani taambak yang hampir 50% dari total jumlah penduduk yang adaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kelimpahan kepiting bakau (Scylla spp.), hubungan kelimpahan kepiting bakau (Scylla spp.) dengan tingkat kerapatan mangrove, dan hubungan kelimpahan kepiting bakau (Scylla spp.) dengan parameter lingkungan. Peingambiilan data beirupa data keipiitiing bakau (Scylla spp.) (meiliiputii jeiniis, keiliimpahan, jumlah iindiiviidu, panjang tubuh, leibar karapas, diistriibusii jeiniis keilamiin, struktur populasii dan beirat rata-rata keipiitiing bakau), data mangrovei (meiliiputii jeiniis-jeiniis mangrovei, keirapatan mangrovei dan struktur veigeitasii mangrovei), data kualiitas aiir (meiliiputii suhu, pH, DO, saliiniitas, niitrat, fosfat dan substrat). Hasiil darii peineiliitiian iinii meinunjukkan bahwa teirdapat 3 jeiniis keipiitiing bakau dii kawasan mangrovei Muara Kiintap yaiitu Scylla oliivacei, Scylla seirrata dan Scylla paramamosaiin. Keipadatan teirtiinggii diidapatkan pada keipiitiing bakau jeiniis Scylla paramamosiian, pada seitiiap stasiiun diilakukan peingamatan keiliimpahan keipiitiing bakau. Parameiteir kualiitas liingkungan yang meimpeingaruhii keipiitiing bakau yaknii pH, saliiniitas dan fosfat.
PEMETAAN PERUBAHAN KATEGORI SUBSTRAT PADA PAPARAN TERUMBU KARANG MENGGUNAKAN CITRA ALOS AVNIR-2 DAN SPOT 7 DI WILAYAH SELATAN PULAU LAUT KABUPATEN KOTABARU Budimanysah, Budimansyah; Baharuddin, Baharuddin; Hamdani, Hamdani
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v1i2.11682

Abstract

Wilayah Selatan Pulau Laut merupakan wilayah di Indonesia yang termasuk dalam Kawasan Segitiga Terumbu Karang dan Kawasan Konservasi Perairan. Tujuan pada penelitian ini adalah memetakan perubahan luasan terumbu karang berdasarkan kelas kategori substrat dan objek pada paparan terumbu karang diperairan selatan Pulau Laut dalam kurun waktu 6 tahun dari tahun 2011 – 2017 menggunakan citra satelit SPOT 7 tahun 2017 dan ALOS AVNIR-2 tahun 2011. Menggunakan metode Dept Invariant Index dari Lyzenga untuk pendeteksian dasar perairan. Berdasarkan hasil klasifikasi berbasis substrat menggunakan kedua citra satelit yang dioverlay menunjukan telah terjadi penurunan untuk kelas kategori karang sebanyak -19,21 ha, lamun dan alga sebanyak -3,57 ha. Sebaliknya kategori substrat terbuka mengalami penambahan luasan sebanyak 22,77 ha. Hasil klasifikasi berbasis objek menggunakan metode Object Based Image Analysis (OBIA) terdapat pengurangan luasan untuk kategori karang keras (HC) sebanyak -1,66 ha, karang keras bercampur pasir (HC S) sebesar -15,99 ha, karang mati ditumbuhi alga dan pasir (DCA S) sebanyak -0,39 ha, alga dan lamuan (FS) seluas -1,65 ha, pecahan karang bercampur pasir (R S) sebanyak 4,45 ha. Sebaliknya yang mengalami penambahan luasan yaitu pada kategori alga dan lamun bercampur pasir (FS S) sebanyak 5,69 ha dan kategori pasir (S) seluas 14,46 ha.
DISTRIBUSI SALINITAS DAN SUHU DI ESTUARI KUSAN KECAMATAN KUSAN HILIR KABUPATEN TANAH BUMBU Hadijah, Hadijah; Hamdani, Hamdani; Lestarina, Putri Mudhlika
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v3i1.11766

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variasi nilai suhu ketika surut di sekitar Estuari Sungai Kusan, menganalisis variasi nilai salinitas ketika surut di wilayah tersebut. menentukan tipe estuari berdasarkan sebaran salinitas secara horizontal dan vertikal. Penelitian dilakukan di daerah Perairan Estuari Sungai Kusan Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. Pengukuran dan pengambilan data dilakukan dengan cara insitu yang dilakukan secara langsung di lokasi untuk pengambilan sampling parameter kualitas air yaitu salinitas dan suhu. Selanjutnya akan dilakukan pengolahan data menggunakan surfer. Hasil penelitian menunjukkan nilai suhu ketika surut di sekitar Estuari Sungai Kusan secara horizontal pada permukaan perairan menunjukkan bahwa semakin jauh dari daratan maka suhunya semakin hangat (lebih tinggi), sebaliknya semakin jauh dari pantai yang diikuti kedalaman yang lebih dalam maka suhu akan semakin lebih rendah. Nilai suhu secara vertikal terbagi menjadi 3 section yaitu section A, B dan C dengan nilai yang berkisar antara 28,5 oC – 30,5 oC. Salinitas yang diperoleh dari hasil analisis secara horizontal memiliki nilai beragam dan menunjukkan sebaran yang digambarkan secara spasial memiliki pola yang hampir sama. Hasil analisis salinitas secara vertikal terbagi menjadi 3 yaitu section A, section B dan section C, masing – masing section dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menghasilkan nilai dengan kisaran 5,5 0/00 – 26 0/00 dan berdasarkan pola sebaran salinitas secara horizontal dan vertikal pada perairan Estuari Sungai Kusan dapat dikategorikan sebagai tipe estuari percampuran sebagian.
ANALISIS KERENTANAN PANTAI TAKISUNG KABUPATEN TANAH LAUT MENGGUNAKAN METODE COASTAL VULNERABILITY INDEX (CVI) Rachmayanti, Mitha Sari; Baharuddin, Baharuddin; Dewi, Ira Puspita
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v5i2.11799

Abstract

Pantai Takisung yang berada di pesisir barat Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan merupakan salah satu wilayah yang terkena dampak dari perubahan iklim. Hal ini disebabkan karena wilayah ini berhadapan langsung dengan  Laut Jawa yang memiliki frekuensi dan ketinggian gelombang yang tinggi terutama pada musim barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kerentanan Pantai Takisung dengan pendekatan metode Coastal Vulnerability Index (CVI) dengan berbasis area (luasan). Hasil dari overlay seluruh parameter Coastal Vulnerability Index (CVI) diketahui bahwa kondisi Pantai Takisung didominasi oleh kerentanan tinggi. Nilai indeks yang menunjukkan kerentanan tinggi tersebut adalah kelas 4 dengan nilai interval 15 – 25 luas 25,793 (56,466%) disusul kerentanan menengah yaitu kelas 3 dengan interval (10 – 15) luas 12,234 ha (26,783%) kemudian kerentanan rendah yaitu kelas 2 dengan interval (5 – 10) luas 6,621 ha (14,494%) dan kerentanan sangat rendah yaitu kelas 1 dengan interval (1 – 5) luas 1.081 ha (2,36%). Pantai yang memiliki bangunan pelindung pantai memiliki kerentanan yang lebih rendah dibandingkan pantai yang tidak terlindungi oleh bangunan pantai. Pantai bagian selatan memiliki kerentanan yang paling rendah karena selain dilindungi oleh pelindung pantai juga daerah tersebut memiliki kelerengan dan sedimentasi yang lebih tinggi daripada bagian lain.
ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT (Pb dan Cu) PADA SEDIMEN DI DAERAH ESTUARI DESA MUARA KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Alfadillah, Mutiara; Hamdani, Hamdani; Dewi, Ira Puspita
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v7i2.11833

Abstract

Estuari adalah daerah pesisir semi tertutup yang menerima air tawar dari sungai dan memiliki hubungan bebas dengan laut terbuka. Aliran   air   sungai   membawa sejumlah  komponen,  termasuk  logam  berat  dalam  bentuk terlarut   dan   partikulate. Desa Muara Kintap terdapat beragam aktivitas seperti kegiatan Pelabuhan Perikanan Muara Kintap, Stockpile, pelabuhan khusus pemuatan batu bara kedalam ponton, menyebabkan sungai muara kintap menjadi lalu lintas ponton, tugboat dan kapal nelayan, dan pada kawasan atasnya banyak aktivitas pertambangan sistem open pit di daerah Kecamatan Kintap. Aktivitas tersebut diduga menyumbang kandungan logam berat ke perairan Sungai Muara Kintap yang kemudian mengendap kedalam sedimen. Penelitian ini bertujuan untuk melihat konsentrasi logam berat Pb dan Cu pada sedimen di perairan Muara Kintap. Metode penentuan stasiun pengambilan sampel sedimen menggunakan metode Purposive sampling, logam berat dianalisis menggunakan metode AAS dan tekstur sedimen menggunakan metode pipet. Tekstur sedimen di perairan Muara Kintap pada stasiun 1, 2 dan 5 memiliki tekstur sandy mud, stasiun 3 muddy sand, stasiun 4 sand dan stasiun 6 mud. Kandungan logam berat Pb berkisar 2,036 – 11,544 mg/Kg yang berdasarkan standar baku mutu yang berlaku di Provinsi Ontario, 1993 logam berat Pb belum mengalami pencemaran. Logam berat Cu konstrasi nilainya berkisar 2,151 – 18,003 mg/Kg yang berdasarkan standar baku mutu yang berlaku di Provinsi Ontario, 1993 logam Cu melebihi standar baku mutu pada Lowest Effect Level pada level ini indikasi pencemaran sedimen masih dapat ditoleransi oleh organisme perairan.
PEMODELAN SIRKULASI ARUS PASANG SURUT DI PERAIRAN TELUK BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MENGGUNAKAN MIKE 21 FLOW MODEL FM Nahdliyani, Hilyatun; Baharuddin, Baharuddin; Dewi, Ira Puspita
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v2i2.11756

Abstract

Perairan Teluk Balikpapan dipengaruhi oleh Selat Makassar sebagai pintu masuk utama Arus Lintas Indonesia (Arlindo), angin musim, pengaruh debit sungai, pelabuhan dan alur pelayaran yang cukup padat. Selain itu bentuk topografi dan kedalaman yang beragam serta adanya pulau-pulau kecil sangat mempengaruhi dinamika pola arus pada perairan tersebut. Pada penelitian simulasi hidrodinamika arus ini dilakukan dengan menggunakan model numerik MIKE 21 Flow Model FM, untuk menganalisis sirkulasi hidrodinamika arus di perairan Teluk Balikpapan dengan gaya pembangkit angin dan pasang surut. Kemudian, hasil keluaran dari model tersebut diverifikasi sesuai dengan data pengukuran lapangan yang telah dilakukan. Verifikasi antara hasil pengukuran lapangan dengan simulasi yang ditunjukkan dengan nilai RMSE memiliki kesesuaian data yang baik, yaitu untuk pasut memiliki nilai sebesar 0,06917 dan arus memiliki nilai komponen U sebesar 0,00277 dan komponen V sebesar 0,00824.
STUDI KERAPATAN DAN PENUTUPAN JENIS LAMUN DI PULAU KARAJAAN DAN PULAU TEPIAN MATAJA KABUPATEN KOTABARU KALIMANTAN SELATAN Herianto, Herianto; Salim, Dafiuddin; Nursalam, Nursalam
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v5i1.11790

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jenis-jenis lamun, mengetahui kerapatan dan persentase dan mengetahui hubungan kerapatan parameter lingkungan. Adapun kegunaan penelitian ini sebagai bahan informasi dalam pengolahan lingkungan pesisir dan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap ekosistem padang lamun. Penelitian ini dilaksanakan di perairan Pulau Karajaan dan Pulau Tepian Mataja pada bulan April - Oktober 2021. Adapun jenis lamun yang didapat ada 5 jenis yaitu Cymodocea serrulata, Halophila minor, Halophila ovalis, Halodule uninervis dan Thalassia hemprichii. Nilai kerapatan lamun di Pulau Karajaan dan Pulau Tepian Mataja Kabupaten Kotabaru untuk Cymodocea serrulata adalah 48 ind/m², Halophila minor 397 ind/m², Halophila ovalis 42 ind/m², Halodule uninervis 115 ind/m² dan Thalassia hemprichii 4 ind/m². Persentase tutupan lamun di Pulau Karajaan dan Pulau Tepian Mataja Kabupaten Kotabaru adalah 41,38% termasuk dalam kategori “Sedang”.
ESTIMASI SERAPAN GAS KARBON DIOKSIDA PADA VEGETASI MANGROVE DI AREA LAHAN BEKAS TAMBAK DESA BETUNG KECAMATAN KUSAN HILIR KABUPATEN TANAH BUMBU KALIMANTAN SELATAN Raafi, Muhammad; Syahdan, Muhammad; Nursalam, Nursalam
Marine Coastal and Small Islands Journal - Jurnal ilmiah Ilmu Kelautan Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/m.v7i1.11823

Abstract

Mangrove adalah tumbuhan yang tersebar di sepanjang pantai Indonesia dan memiliki kemampuan untuk hidup dan tumbuh di perairan asin serta daerah pasang surut yang ada di pesisir pantai. Produktivitas dari ekosistem mangrove lebih besar daripada produktivitas ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem ini berperan sebagai penahan arus laut, pencegah abrasi, penyerap gas karbon dioksida (CO2) serta penghasil oksigen (O2). Peranan ekosistem mangrove sangat penting dalam upaya mitigasi pemanasan global dengan mengurangi konsentrasi CO2 di atmosfer. Potensi mangrove sebagai penyangga karbon (stok karbon) dalam bentuk biomassa tercermin melalui nilai karbon yang terdapat dalam vegetasinya. Lokasi penelitian berada di vegetasi mangrove pada area lahan bekas tambak Desa Betung Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui estimasi serapan CO2 pada batang tegakan mangrove berdasarkan simpanan karbon dan kandungan biomassa. Perhitungan biomassa menggunakan volume pohon dan estimasi stok karbon biru adalah 47% dari total biomassa. Estimasi serapan CO2 didapat dari hasil kali nilai karbon biomassa pohon dengan faktor 3,67. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui total serapan CO2 pada vegetasi mangrove di lahan bekas tambak adalah sebesar 379,41 ton dalam luas 151,86 are.

Page 2 of 11 | Total Record : 110