cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Teknik Industri USU
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 114 Documents
PERANCANGAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS IMPORTANCE PERFORMANCE DAN POTENTIAL GAIN CUSTOMER VALUE (STUDI KASUS DI PT. XYZ) David Linus; Tuti Sarma Sinaga; Sugiharto Pujangkoro
Jurnal Teknik Industri USU Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (757.85 KB)

Abstract

Kualitas pelayanan merupakan faktor utama perusahaan pemberi jasa dalam menghadapi persaingan pasar, oleh sebab itu salah satu perusahaan pendistribusian produk konveksi, PT XYZ merasa perlu memperbaiki pelayanannya karena cenderung terjadinya penurunan tingkat penjualan. Kondisi ini perlu diperbaiki dengan mengukur bagaimana tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan perusahaan, sehingga dapat dirumuskan strategi pemasaran perusahaan di masa yang akan datang. Analisis kepuasan pelanggan ini dilakukan dengan dua metode yaitu metode Analisis Importance Performance (AIP) dan Potential Gain Customer Value (PGCV). Metode ini dimulai dengan penyusunan kuesioner dan disebarkan kepada para pelanggan, dimana di dalam kuesioner tersebut dimasukkan atribut-atribut pelayanan menurut Philip Kotler. Hasil dari Metode Importance Performance menunjukkan adanya dua prioritas atribut perbaikan yaitu ketepatan waktu dalam mengirim produk (P1) dan lead time pengiriman produk (P2), sedangkan dengan metode PGCV dihasilkan tiga prioritas atribut perbaikan yaitu lead time pengiriman produk (P2), standar prosedur pelayanan perusahaan (P6), dan sistem pembelian credit dan cash and carry (P6). Kedua metode ini menghasilkan satu atribut yang sama yaitu perbaikan pada atribut P2 (lead time pengiriman produk), oleh sebab itu dilakukan uji korelasi untuk melihat pengaruh lead time pengiriman produk yang tidak sesuai dengan harapan pelanggan terhadap  jumlah permintaan. Hasil uji korelasi antara atribut P2 terhadap total permintaan pelanggan adalah sebesar -0.79. Hasil ini membuktikan bahwa lead time pengiriman produk memiliki efek yang cukup kuat terhadap jumlah permintaan pelanggan. Hasil dari analisis fishbone diagram adalah perlu dilakukannya produksi di Medan serta pelatihan terhadap karyawan yang dilaksanakan setiap tiga bulan.
USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ Muhammad Zein Anwar; Abdul Rahim Matondang; Anizar M. Kes
Jurnal Teknik Industri USU Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.082 KB)

Abstract

CV. XYZ adalah salah satu usaha yang bergerak di bidang makanan dan minuman di mana salah satu produknya adalah es dawet. Proses produksi es dawet memiliki beberapa proses produksi. Salah satu proses produksi es dawet adalah proses pemotongan daun pandan. Kondisi nyata pada proses pemotongan daun pandan tidak terdapat fasilitas kerja yang mendukung operator dalam melakukan aktivitas kerjanya. Operator melaksanakan pekerjaannya dengan postur tubuh berdiri. Fasilitas kerja yang digunakan oleh operator yakni drum dilapisi papan sebagai tempat pemotongan daun pandan. Hasil kuesioner SNQ yang diberikan kepada operator pemotongan daun pandan menunjukkan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs). Salah satu faktor yang dapat menimbulkan risiko MSDs pada operator adalah postur kerja. Metode yang digunakan pada penelitian ini untuk mengukur nilai postur kerja operator adalah dengan menggunakan metode REBA. Hasil penilaian postur kerja operator tersebut termasuk ke dalam kategori level tindakan perbaikan sekarang juga dengan kategori berbahaya dan dapat menyebabkan risiko MSDs. Permasalahan tersebut diatasi dengan usulan perbaikan rancangan fasilitas kerja berupa meja kerja dan kursi kerja yang dirancang secara ergonomis berdasarkan dimensi antropometri tubuh manusia di indonesia. Hasil penilaian postur kerja usulan diperoleh level risiko yang kecil dimana tindakan yang harus dilakukan adalah mungkin diperlukan tindakan perbaikan. Kesimpulan yang didapat bahwa usulan perbaikan rancangan fasilitas ini mampu mengurangi risiko MSDs 
STUDI APLIKASI DISTRIBUTION RESOURCE PLANNING DALAM PENDISTRIBUSIAN PRODUK MI INSTAN PADA PT. “X” DI TANJUNG MORAWA Muhammad Fakhri Akbar; Abdul Jabbar Mirza Rambe; Ikhsan Siregar
Jurnal Teknik Industri USU Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.091 KB)

Abstract

PT. “X” merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan mi instan. PT. “X” memiliki rantai distribusi dari central supply facilities (CSF) di Tanjung Morawa ke distribution center (DC) yang berada di Banda Aceh, Lhokseumawe, Pematang Siantar, Pekanbaru, Padang, dan Palembang. Proses pendistribusian pada PT. “X” mengalami kendala dalam proyeksi permintaan pada masing-masing distribution center (DC) pada masa yang akan datang sebab masih cenderung menggunakan metode trial dan error. Hal ini menyebabkan terjadinya keterlambatan pengiriman dan kekurangan jumlah produk pada distribution center sehingga tidak terpenuhinya permintaan pelanggan. Penyelesaian permasalahan pendistribusian dilakukan dengan melakukan peramalan data permintaan pada setiap DC, melakukan perhitungan order quantity, perhitungan frekuensi pemesanan, perhitungan safety stock, dan penyusunan DRP Worksheet. Metode DRP memberikan aliran produk dari central supply facilities (CSF) ke setiap DC pada waktu dan jumlah yang sudah terintegrasi, sehingga dapat menjaga kelancaran pengiriman barang untuk memenuhi kebutuhan serta meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan melalui perencanaan pendiristribusian yang memproyeksikan kebutuhan yang akan datang sehingga dapat mengurangi stock out. Penggunaan distribution resource planning (DRP) menyebabkan penurunan frekuensi jumlah pemesanan dari 242 pemesanan menjadi 177 pemesanan dengan persentasi penurunan sebesar 26,86%. Perhitungan safety stock dilakukan sebagai acuan pemesanan kembali pada masing-masing distribution center. Hasil perhitungan safety stock untuk masing-masing distribution center adalah 338 kotak pada distribution center Banda Aceh, 1.219 kotak untuk distribution center Lhokseumawe, 125 kotak untuk distribution center Pematang Siantar, 14 kotak untuk distribution center Pekanbaru, 508 kotak untuk distribution center Padang, 671 kotak untuk distribution center Palembang.
RANCANGAN PERBAIKAN STOPCONTACT MELALUI PENDEKATAN METODE DFMA (DESIGN FOR MANUFACTURING AND ASSEMBLY) PADA PT. XYZ Yogi Khairi Hasibuan; A. Jabbar M. Rambe; Rosnani Ginting
Jurnal Teknik Industri USU Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.251 KB)

Abstract

Desain memegang peran yang penting dalam memproduksi produk stopcontact, hal ini dikarenakan desain berhubungan langsung dengan proses manufaktur dan proses perakitannya. Desain yang lebih sederhana akan meningkatkan effisiensi penggunaan waktu yang berujung pada penurunan biaya perakitan yang dibutuhkan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi desain produk stopcontact 754 yang ada pada saat ini dengan menggunakan metode Design for Manufacturing and Assembly (DFMA). Design For Manufacturing and Assembly (DFMA) adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk membantu perancang menentukan rancangan produk dan metode perakitan stopcontact 754 dengan waktu dan biaya yang optimum namun tidak meninggalkan keinginan pasar dan fungsionalitas produk. Pada awal penelitian dilakukan pengukuran waktu dengan metode stopwatch time study untuk mengetahui waktu perakitan. Selanjutnya adalah melakukan perbaikan rancangan stopcontact 754 untuk mereduksi waktu perakitan serta biaya perakitan yang dibutuhkan untuk setiap unitnya. Perbaikan rancangan dilakukan dengan melakukan proses eliminasi dan kombinasi komponen-komponen yang tidak memberikan nilai tambah pada produk tersebut seperti baut 3323-A, baut 3323-AP dan kaleng fixture 7544. Selanjutnya dari hasil perbaikan rancangan disusun kembali urutan perakitan, sehingga menghasilkan urutan perakitan yang paling optimal dengan pengembangan assembly process chart. Perbaikan rancangan dengan DFMA menunjukkan bahwa waktu perakitan berkurang hingga 19.57%, jumlah komponen berkurang hingga 25.53% serta biaya total perakitan berkurang hingga 19.14%.
PENDEKATAN BLUE OCEAN STRATEGY TERHADAP STRATEGI PELAYANAN RUMAH SAKIT Arief Rachman S; Sugih Arto Pujangkoro; Rosnani Ginting
Jurnal Teknik Industri USU Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.396 KB)

Abstract

R.S. ABC merupakan salah satu perusahaan sebagai penyedia pelayanan kesehatan. Dewasa ini tingkat persaingan pada ruang pasar khususnya pada ruang pasar dimana R.S. ABC berkompetisi menjadi tidak sehat. Positioning yang pernah menjadi jantung strategi tidak lagi begitu digunakan karena dianggap terlalu statis dalam menanggapi pasar yang dinamis. Perusahaan merespon dengan cepat setiap perubahan yang ada di pasar, dan terus menerus melakukan benchmark demi mencapai tingkat kinerja yang baik. Akibatnya strategi ini menuntun semakin banyak perusahaan ke jalur persaingan yang saling menghancurkan, saling membunuh dan berdarah-darah yang diistilahkan sebagai red ocean. Tujuan penelitian ini adalah merancang strategi pelayanan yang berfokus untuk menciptakan ruang pasar yang tidak diperebutkan melalui proses inovasi nilai. Proses inovasi nilai dilakukan melalui metode pendekatan blue ocean strategy dengan menggunakan dua alat analisis yaitu kanvas strategi dan ERRC grid. Kanvas strategi berfungsi sebagai alat visualisasi terhadap penawaran yang dilakukan pada faktor kompetisi yang ada, sedangkan ERRC Grid berfungsi sebagai langkah strategis perusahaan untuk menciptakan segmen pasar yang baru. Hasil proses inovasi nilai menunjukkan bahwa pada rancangan strategi yang baru, perusahaan mengeliminasi dan mengurangi beberapa faktor yang dianggap tidak penting dalam kompetisi. Selain itu terdapat beberapa strategi yang diciptakan yang belum pernah ditawarkan sebelumnya pada ruang pasar misalnya penyediaan kartu anggota bagi pasien pasca rawat inap untuk mengakses pemeriksaan kesehatan gratis dan sebagainya. Akhirnya, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rancangan strategi perusahaan yang baru telah memenuhi ke dalam tiga ciri blue ocean strategy dalam menciptakan ruang pasar yang tidak diperebutkan yaitu fokus, divergensi, dan moto yang memikat.
Usulan Penerapan Process Capability dan Acceptance Sampling Plans Berdasarkan MIL-STD 1916 untuk Pengendalian Kualitas Produk pada PT. XYZ Yudha Aditya; A. Jabbar M. Rambe
Jurnal Teknik Industri USU Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (850.549 KB)

Abstract

PT. XYZ merupakan perusahaan yang memproduksi crumb rubber (SIR 20). Penelitian ini bertujuan untuk mengendalikan keseluruhan proses pada PT. XYZ yang berlangsung dalam menghasilkan produk crumb rubber SIR 20. Pengendalian proses dilakukan dengan memakai metode Process Capability dan pengendalian pemeriksaan produk akhir dilakukan dengan metode Acceptance Sampling Plans berdasarkan metode MIL-STD 1916. Hasil yang diperoleh dari nilai indeks Process Capability untuk variabel kadar kotoran, abu, zat menguap, Plasticity Retention Index (PRI) dan nitrogen adalah lebih kecil dari 1 (Cp < 1). Sedangkan dari perhitungan Acceptance Sampling Plans berdasarkan metode MIL-STD 1916 diperoleh semua variabel ditolak. Sehingga jenis pemeriksaan yang dilakukan adalah dari normal ke ketat. Mutu produk crumb rubber SIR 20 diperbaiki dengan cara: bahan baku harus dilakukan pengujian untuk melihat tingkat kadar kotoran yang terkandung didalam lateks; proses pencucian dilakukan dengan menggunakan air yang bersih sehingga kadar kotoran seperti serpihan kayu, tanah dan pasir dapat terpisah dari lateks; proses penjemuran seharusnya dilakukan selama 7-12 hari agar lateks kering dengan sempurna; dan pemeriksaan berkala pada mesin giling creeper sehingga gumpalan remah-remah karet berukuran kecil sehingga tidak menyimpan banyak air.
USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ Tengku Fuad Maulana; Sugiharto Pujangkoro; Anizar M. Kes
Jurnal Teknik Industri USU Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (620.083 KB)

Abstract

CV. XYZ adalah sebuah perusahaan yang memproduksi suku cadang mesin-mesin pengolahan kelapa sawit. Proses pemotongan dalam produksi suku cadang di CV.XYZ dilakukan dengan postur kerja jongkok. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bahaya kondisi proses pemotongan dan merancang perbaikan fasilitas kerja. Metode yang digunakan adalah SNQ, QEC dan anthropometri. Hasil SNQ yang diperoleh adalah rata-rata operator mengalami keluhan pada bagian punggung dan kaki. Hasil QEC adalah rata-rata kategori tindakan dalam waktu dekat pada proses pemotongan. Hasil analisis QEC juga menunjukkan proses pemotongan tergolong berbahaya dan dapat menyebabkan keluhan musculoskeletal disorder (MSDs). Hasil antropometri adalah rancangan fasilitas kerja yang dibuat untuk mengurangi keluhan musculoskeletal disorder (MSDs). Rancangan fasilitas kerja berupa meja pemotongan dan kursi operator. Dimensi meja pemotongan adalah tinggi 66 cm, lebar 60 cm, panjang 315 cm dan tebal 13 cm. Dimensi kursi operator adalah lebar sandaran 44 cm, lebar kursi 44 cm, tinggi sandaran 42 cm, dan tinggi tempat duduk 40 cm
PERANCANGAN PERBAIKAN LINTASAN PRODUKSI DI BENGKEL PUSAT PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II Enita Sonaria; Humala L Napitupulu; Dini Wahyuni
Jurnal Teknik Industri USU Vol 1, No 3 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.556 KB)

Abstract

Salah satu indikator kinerja produksi dari industri manufaktur pembuatan lorry adalah waktu siklus yang diperlukan untuk menyelesaikan satu unit lorry. Waktu siklus pembuatan lorry pada lantai pabrik di Bengkel Pusat PT. Perkebunan Nusantara II pada umumnya lebih lama daripada waktu siklus yang seharusnya. Hal ini berkaitan dengan terjadinya waktu menunggu pada stasiun kerja perakitan lorry. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi waktu menunggu melalui upaya perbaikan pada lintasan produksi dengan menerapkan lean manufacturing, yaitu dengan menggunakan value stream mapping untuk mengidentifikasikan waste yang terjadi yaitu time waste. Hasil pemetaan dengan time stream mapping dilihat bahwa waktu siklus pembuatan satu unit lorry adalah 1538.457 menit dengan waktu menunggu hasil pengeboran di stasiun perakitan selama 942.731 menit. Perbaikan yang diusulkan adalah penerapan lean manufacturing melalui perbaikan lintasan produksi dengan mengubah lintasan pengeboran untuk mengisi Work In Process (WIP) plat samping lorry yang dibutuhkan pada stasiun kerja perakitan sehingga perakitan tidak harus menunggu selesainya pengeboran plat samping. Upaya perbaikan dengan mengadakan pengisian WIP untuk plat samping tersebut dapat mengurangi waktu menunggu selama  dari 942.731 menit menjadi 429.036 menit atau 27.88 % sehingga waktu siklus pembuatan satu unit lorry berkurang dari 1538.457 menit menjadi 1109.421 menit.
PENJADWALAN PRODUKSI PADA UNIT PRODUKSI PT X DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SIMULATED ANNEALING UNTUK MEMINIMASI WAKTU MAKESPAN Wendy Suwarjono; Humala L Napitupulu; Rosnani Ginting
Jurnal Teknik Industri USU Vol 1, No 3 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.23 KB)

Abstract

Pada perusahaan yang berbasis job order, jadwal produksi sangat menentukan kepuasan customer dalam mewujudkan penyerahan order yang tepat waktu. Demikian halnya pada PT X yang bergerak dalam bidang pengolahan karet remah (crumb rubber) dari bahan baku koagulum lateks. Perusahaan selalu menyetujui pesanan tanpa meninjau sumber daya yang tersedia sehingga kadang menimbulkan kegagalan dalam memenuhi pesanan sesuai dengan batas waktu. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan perencanaan penjadwalan terhadap order yang datang guna meminimalkan waktu penyelesaian produk (makespan). Aturan sequencing dalam penjadwalan produksi yang digunakan adalah First Come First Served (FCFS) sedangkan penjadwalan produksi yang digunakan adalah algoritma Simulated Annealing yang bertujuan memberikan solusi optimum terhadap order. Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa makespan yang dihasilkan pada metode First Come First Served (FCFS) dan algoritma Simulated Annealing untuk produk karet remah (crumb rubber) masing-masing adalah 635,82 jam dan 635,59 jam.
Rancangan Sistem Informasi Perawatan Mesin Pada Pabrik Crumb Rubber PT. HB William Arfayo; Humala L Napitupulu; Aulia Ishak
Jurnal Teknik Industri USU Vol 1, No 3 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1056.415 KB)

Abstract

PT. HB bergerak di bidang proses pengolahan getah karet alami menjadi karet remah (crumb rubber). Salah satu masalah yang dihadapi PT. HB adalah kegiatan proses produksi yang terganggu akibat terjadinya kerusakan mesin. Perawatan mesin yang dilakukan secara korektif menimbulkan terhentinya kegiatan pada unit produksi yang terkait selama perbaikan. Oleh karena itu, sistem perawatan prediktip perlu dikembangkan dan diterapkan dengan didukung sistem informasi perawatan yang memadai. Sistem informasi perawatan prediktip perlu dikembangkan dengan membangun database untuk keperluan penyusunan jadwal perawatan. Sistem informasi yang diperlukan dibangun dengan menggunakan metode system development life cycle dan rekayasa ulang proses bisnis perawatan. Program komputer disusun untuk pengembangan sistem informasi dengan database khusus untuk melayani kebutuhan sistem perawatan preventip. Data yang tersimpan dalam database perawatan mencakup data mesin, data komponen, data realibility dan jadwal perawatan. Dari hasil pengujian program dan pengoperasian sistem informasi diperoleh bahwa sistem informasi yang dikembangkan berfungsi dengan baik dalam mendukung kegiatan perawatan preventip.

Page 2 of 12 | Total Record : 114