cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Teknik Industri USU
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 114 Documents
PERENCANAAN KEBUTUHAN KAPASITAS (ROUGH CUT CAPACITY PLANNING) INDUSTRI PENGOLAHAN PERALATAN RUMAH TANGGA DI PT. X Marta Elissa Sirait; Sukaria Sinulingga; Aulia Ishak
Jurnal Teknik Industri USU Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.107 KB)

Abstract

Suatu perusahaan akan mampu memberikan nilai terbaik kepada pelanggannya apabila memiliki rencana produksi yang realistis yang berarti bahwa output produksi direncanakan berdasarkan sumber daya potensial, khususnya kapasitas produksi. Rencana produksi di PT. X disusun tanpa perencanaan kapasitas sehingga mengakibatkan jumlah produksi tidak tercapai sebesar 10% dari yang telah direncanakan pada tahun 2011. Oleh karena itu, integrasi antara rencana produksi dan rencana kapasitas perlu dilakukan agar diperoleh rencana produksi yang realistis. Metode yang digunakan adalah peramalan, Rough Cut Capacity Planning (RCCP) dan pemberian usulan alternatif keputusan. Hasil perkiraan jumlah permintaan tahun ke enam (November 2012-Oktober 2013) yang diperoleh melalui peramalan adalah 77.760 unit. Berdasarkan RCCP ditemukan bahwa terdapat kekurangan kapasitas sebesar 1,61 jam pada WC II, 182,14 jam pada WC III, dan 150,89 jam pada WC V. Kekurangan kapasitas pada WC II diatasi dengan merevisi persentase kerja operator 4 dari 45,16% menjadi 50%. Kekurangan kapasitas pada WC III diatasi dengan merevisi persentase kerja operator 5 dari 57,95% menjadi 80%. Usulan alternatif keputusan terhadap rencana produksi dan kapasitas produksi untuk mengatasi terjadinya kekurangan kapasitas pada WC V antara lain mengoreksi rencana produksi dengan melakukan penurunan jumlah produk sesuai dengan kapasitas tersedia, menyesuaikan jumlah unit produk antar periode, dan menambah jumlah mesin. Penurunan jumlah produksi berdasarkan alternatif I dan II adalah sebesar 3,93% dan 1,04%. Tambahan kapasitas yang diperoleh berdasarkan alternatif III adalah 50% dari kapasitas sebelumnya.
PENILAIAN PROSES PERAKITAN PRODUK SAKLAR DENGAN METODE QFD DI PT X Akhmad Bajora Nasution; Rosnani Ginting; Ikhsan Siregar
Jurnal Teknik Industri USU Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.542 KB)

Abstract

PT X adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi peralatan  listrik, seperti saklar, sekring, dan stopkontak. Permasalahan yang terjadi pada perusahaan adalah adanya pemborosan waktu dan biaya dalam proses produksi saklar 805 karena penggunaan komponen perakitan yang tidak memiliki nilai tambah, berukuran kecil, dan mudah rusak. Hal tersebut dapat menyebabkan waktu perakitan menjadi lebih panjang, sehingga unit cost produk menjadi tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi penyebab terjadinya pemborosan waktu dan biaya dalam proses perakitan produk. Permasalahan ini dipecahkan dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD). QFD digunakan untuk mendapatkan suatu matriks yang menghubungkan antara atribut proses perakitan dengan karakteristik teknis produk. Karakteristik teknis produk yang memiliki nilai tertinggi menunjukkan bahwa karakteristik teknis tersebut menjadi fokus permasalahan yang dihadapi perusahaan, sedangkan atribut proses perakitan yang memiliki nilai tertinggi merupakan hal-hal yang harus diperbaiki untuk mengatasi permasalahan yang ada. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa kinerja karakteristik teknis yang memperoleh nilai tertinggi adalah karakteristik teknis waktu perakitan dengan nilai tingkat kesulitan 5,  derajat kepentingan 27 serta perkiraan biaya 22 dan biaya perakitan dengan nilai tingkat kesulitan 5,  derajat kepentingan 25 serta perkiraan biaya 23, sedangkan atribut proses perakitan yang memperoleh nilai relative weight tertinggi adalah variabel kaki part 805 mudah patah dengan nilai relative weight 16,538 dan komponen 8433, 8433 N, 805 A dan 3303 sebagai komponen penyusun saklar 805 perlu diselaraskan dengan nilai relative weight 16,318.
Aplikasi Fuzzy Linear Programming untuk Produksi Bola Lampu di PT XYZ Hendra Suantio; A. Jabbar M. Rambe; Ikhsan Siregar
Jurnal Teknik Industri USU Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.547 KB)

Abstract

PT XYZ merupakan perusahaan yang memproduksi bola lampu. Permintaan pasar yang tinggi menyebabkan perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan tersebut dikarenakan perencanaan produksi yang tidak optimal. Dari data, diketahui bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan pasar pada produk bola lampu merek Stanlee Star G-20 sebesar 8% dan S-25 sebesar 18,32% sedangkan bola lampu merek Dai-Ichi G40 diproduksi melebihi permintaan pasar sebesar 9,1%. Hal ini menyebabkan perusahaan kehilangan opportunity profit. Perencanaan produksi bola lampu diteliti dengan tujuan agar perusahaan dapat memenuhi permintaan pasar sesuai dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia. Metode perencanaan produksi yang digunakan adalah metode fuzzy linear programming dengan metode simpleks. Dengan menggunakan Fuzzy Linear Programming dapat diperoleh nilai optimum jumlah produk bola lampu yang diproduksi sesuai permintaan pasar dan sesuai dengan keterbatasan sumber daya produksi. Sumber daya yang diteliti adalah kapasitas produksi, waktu kerja, dan bahan baku. Nilai interval logika fuzzy yang digunakan adalah t = 0 dan t = 1. Penyelesaian metode simpleks dilakukan dengan menggunakan software LINGO 13. Hasil penilitian menunjukkan bahwa permintaan pasar terpenuhi untuk ketiga merek bola lampu. Kapasitas produksi mencukupi sehingga tidak diperlukan penambahan jumlah mesin, sedangkan waktu kerja dan bahan baku tidak mencukupi. Perusahaan dapat menentukan jumlah bahan baku dan waktu kerja yang diperlukan dengan menggunakan nilai λ yaitu sebesar 0,536. Nilai λ digunakan untuk menentukan skala terbesar nilai interval t untuk setiap kendala bahan baku dan waktu kerja yaitu 0,464. Aplikasi fuzzy linear programming meningkatkan keuntungan sebesar 7,39% dari konsep linear programming biasa.
USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ Tengku Fuad Maulana; Sugih Arto Pujangkoro; Anizar M.Kes
Jurnal Teknik Industri USU Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.721 KB)

Abstract

CV. XYZ adalah sebuah perusahaan yang memproduksi suku cadang mesin-mesin pengolahan kelapa sawit. Proses pemotongan dalam produksi suku cadang di CV.XYZ dilakukan dengan postur kerja jongkok. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bahaya kondisi proses pemotongan dan merancang perbaikan fasilitas kerja. Metode yang digunakan adalah SNQ, QEC dan anthropometri. Hasil SNQ yang diperoleh adalah rata-rata operator mengalami keluhan pada bagian punggung dan kaki. Hasil QEC adalah rata-rata kategori tindakan dalam waktu dekat pada proses pemotongan. Hasil analisis QEC juga menunjukkan proses pemotongan tergolong berbahaya dan dapat menyebabkan keluhan musculoskeletal disorder (MSDs). Hasil antropometri adalah rancangan fasilitas kerja yang dibuat untuk mengurangi keluhan musculoskeletal disorder (MSDs). Rancangan fasilitas kerja berupa meja pemotongan dan kursi operator. Dimensi meja pemotongan adalah tinggi 66 cm, lebar 60 cm, panjang 315 cm dan tebal 13 cm. Dimensi kursi operator adalah lebar sandaran 44 cm, lebar kursi 44 cm, tinggi sandaran 42 cm, dan tinggi tempat duduk 40 cm.
OPTIMISASI JUMLAH PRODUKSI CPO DENGAN BIAYA MINIMUM MELALUI PENDEKATAN LINEAR PROGRAMMING DI PT “XYZ” Antonius Sianturi; Abadi Ginting; Ukurta Tarigan
Jurnal Teknik Industri USU Vol 3, No 1 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.073 KB)

Abstract

Keputusan strategis dan taktis dibutuhkan oleh PT XYZ untuk meminimisasi total biaya produksi CPO (Crude Palm Oil). Dalam meminimisasi total biaya produksi CPO, PT XYZ mempunyai kendala. Kendala tersebut adalah ketersediaan TBS (Tandan Buah Segar), jumlah produksi CPO, jumlah persediaan CPO, jumlah tenaga kerja dan jumlah alat transportasi TBS. Kendala ketersediaan TBS menyebabkan model sulit diselesaikan karena tidak memenuhi prinsip additivity pada linear programming. Oleh karena itu, pendekatan linear programming relaksasi digunakan pada masalah ini. Relaksasi dilakukan dengan menghapus kendala yang menyebabkan model sulit diselesaikan. Model diselesaikan dengan menggunakan lima metode dalam linear programming. Metode tersebut adalah metode BIG-M, 2-phased, revised simplex, integer programming, dan dual problem. Salah satu dari lima metode ini, yaitu metode revised simplex memberikan hasil yang optimal dalam jumlah iterasi dan waktu penyelesaian. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan software POM karena mempunyai tampilan iterasi yang detail. Hasil perhitungan menunjukan jumlah total biaya minimum produksi sebesar Rp 114,258,100,000 dan jumlah produksi CPO sebesar 14763 ton
PENILAIAN KINERJA KARYAWAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE 360 DEGREE FEEDBACK PADA HOTEL XYZ MEDAN Eka Fachrizal; Abadi Ginting
Jurnal Teknik Industri USU Vol 3, No 1 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.279 KB)

Abstract

Hotel XYZ sebagai salah satu perusahaan di bidang pelayanan (jasa) memiliki tujuh departemen. Setiap departemen dipimpin oleh Head of Department (HOD) yang memegang peranan penting pada kegiatan operasional perusahaan. Syarat fungsi HOD perlu dipertahankan sebagai suatu kesetaraan fungsi terhadap organisasi. Sejak perusahaan didirikan, penilaian kinerja karyawan masih dilakukan secara tradisional (atasan menilai bawahan) serta belum ada standar penilaian pada perusahaan. Kelemahan dari penilaian ini adalah hasil penilaian yang dianggap kurang objektif dan kurang akurat karena tidak melibatkan penilaian kinerja dari rekan kerja dan bawahan. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan menggunakan Metode 360-Degree Feedback. Metode ini merupakan metode penilaian kinerja karyawan dengan menggunakan berbagai sumber penilai yang terdiri dari atasan, rekan kerja, bawahan dan diri sendiri (Head of Department) yang mana akan menghasilkan gap penilaian antara orang lain dan diri sendiri sebagai dasar untuk perbaikan dan pengembangan serta identifikasi kelebihan dan kelemahan karyawan. Perbaikan dijadikan sebagai faktor koreksi terhadap kompetensi karyawan sebagai dasar untuk penilaian spesifikasi jabatan. Variabel kompetensi yang digunakan pada penelitian ini adalah keterampilan, pengetahuan dan gaya kepribadian. Hasil penelitian ini menunjukkan penilaian kepada 7 orang HOD terhadap ketiga variabel kompetensi hampir secara keseluruhan hasil penilaian orang lain lebih kecil dibandingkan penilaian diri sendiri
APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM USAHA MEMENUHI KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PESTISIDA PADA PT.ABCD Yoseinaita Sembiring; A. Jabbar M. Rambe; Rosnani Ginting
Jurnal Teknik Industri USU Vol 3, No 1 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (790.395 KB)

Abstract

Pesatnya laju pertumbuhan industri pestisida tidak hanya mengakibatkan semakin bervariasinya kebutuhan konsumen, tetapi juga menjadikan semakin tingginya harapan konsumen pada produk pestisida yang berkualitas. Jika perusahaan tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumen, akan muncul masalah ketidakpuasan pada konsumen. Konsumen yang tidak puas terhadap produk yang dikonsumsinya akan mencari perusahaan lain yang mampu menyediakan kebutuhannya. PT. ABCD merupakan salah satu perusahaan pestisida yang terus berupaya memenuhi kepuasan konsumennya dengan produk yang berkualitas. Namun, kenyataan yang terjadi menunjukkan bahwa hal tersebut belum tercapai, selama 4 tahun berturut-turut telah terjadi peningkatan klaim konsumen dan berakibat pada menurunnya penjualan insektisida X. Oleh karena itu, perusahaan harus memahami kebutuhan dan keinginan konsumen (voice of the customer) dan menterjemahkannya dalam karakteristik teknis (critiqal to satisfied) untuk mencapai kepuasan konsumen. Metode yang tepat untuk mencapai hal tersebut adalah dengan metode Quality Function Deployment (QFD). Dengan menggunakan metode QFD, dihasilkan 24 atribut insektisida X yang menjadi kebutuhan konsumen dan didominasi pada kebutuhan komponen fungsi (core component). Hasil penelitian terhadap tingkat kepuasan konsumen, menunjukkan bahwa konsumen “kurang puas” pada komponen produk tambahan/pelayanan (augmented product) dan hanya “cukup puas” pada komponen fungsi (core component) serta produk fisik (tangible product) insektisida X saat ini. QFD juga menghasilkan “tingkat efikasi pestisida” sebagai prioritas perbaikan pertama perusahaan dengan tingkat kepentingan tertinggi yakni 11,691 %.
PERBAIKAN FASILITAS PENUMPANG KERETA API PADA STASIUN X DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MAKRO Ajeng Ayu Cahyaditha; Nazlina MT; Mangara M Tambunan
Jurnal Teknik Industri USU Vol 3, No 1 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (867.352 KB)

Abstract

Stasiun X merupakan stasiun besar kereta api yang terdapat di Kota Medan dan berada dibawah pengawasan PT. A. Adanya persaingan antar perusahaan angkutan mengharuskan pihak PT. A meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi fasilitas maupun sumberdaya manusia. Fasilitas-fasilitas yang terdapat di Stasiun X khususnya fasilitas kemudahan naik/ turun penumpang belum memadai. Jumlah tangga pembantu yang tersedia tidak mencukupi dan tidak ada petugas yang mengoperasikan tangga pembantu menyebabkan penumpang kesulitan untuk naik dan turun kereta api. Hal ini tidak sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan Nomor PM 9 Tahun 2011. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada penumpang di Stasiun X dalam menaiki dan menuruni kereta api. Penelitian ini menggunakan pendekatan Ergonomi Makro dengan metode Macroergonomy and Analysis Design (MEAD). Hasil dari penelitian ini adalah alternatif penyelesaian masalah yang dilakukan secara bertahap, yaitu perbaikan dari segi fasilitas, perbaikan pada petugas kereta api, serta sosialisasi fasilitas kemudahan naik/ turun penumpang. Perbaikan fasilitas yaitu penambahan jumlah tangga pembantu dan display informasi spoor. Perbaikan pada petugas kereta api yaitu penambahan petugas pengoperasi tangga pembantu dan pengganti informasi pada display, serta penambahan job description pada polisi khusus. Sosialisasi fasilitas kemudahan naik/ turun penumpang terbagi atas dua, yaitu sosialisasi pentingnya informasi pada display informasi spoor dan penggunaan tangga pembantu
EVALUASI JADWAL PERAWATAN MESIN DENGAN PENDEKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) UNTUK MELAKUKAN PERBAIKAN PERAWATAN DENGAN METODE RISK BASED MAINTENANCE PADA PT XYZ Fitri Matilda Siahaan; Abadi Ginting
Jurnal Teknik Industri USU Vol 3, No 1 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.775 KB)

Abstract

. PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi pakan ternak. Batch line flow dipilih sebagai strategi desain proses manufacturing sehingga aliran produksi bersifat sekuensial. Kegagalan mesin produksi dalam sekuensial akan mengakibatkan delay bahkan dapat menjadi stagnan, sehingga perencanaan perawatan merupakan langkah awal yang dibutuhkan agar aliran produksi dalam sekuensial tetap dalam keadaan baik. PT XYZ dalam penanganan perawatan hanya memilih corrective action, sehingga kerusakan akan mengakibatkan downtime dan resiko akibat kerusakan mesin yang tinggi (hasil perhitungan OEE diperoleh nilai dibawah 85%). Metode risk based maintenance digunakan sebagai langkah untuk mendapatkan interval preventive maintenance sebagai upaya perbaikan. Program preventive diterapkan pada komponen mesin kritis mesin grinder, yaitu Beater I, Beater II, screen 6 mm, dan screen 3 mm. Hasil yang diperoleh berupa jadwal preventive maintenance yang memberikan penurunan resiko pada Beater I dari 10.31% menjadi 1.81% dan untuk Beater II dari 10.50% menjadi 2.01%, sedangkan untuk nilai OEE, terjadi kenaikan rata-rata nilai sebesar 5%.
PENGGUNAAN EXPECTANCY THEORY DALAM UPAYA MENGUKUR MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI PDAM X Nadia Kurnia Putri; Sugih Arto Pujangkoro; Aulia Ishak
Jurnal Teknik Industri USU Vol 3, No 1 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.371 KB)

Abstract

PDAM X selalu berusaha untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan. Hal ini dikarenakan penurunan motivasi kerja karyawan yang dapat diketahui dari ketidakhadiran karyawan sebesar 28,06%. Penelitian ini menggunakan metode Expectancy Theory. Metode Expectancy Theory digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi kerja karyawan, dan mengidentifikasi faktor-faktor motivasi kerja karyawan. Hasil penelitian dengan menggunakan metode Expectancy Theory menunjukan bahwa karyawan yang bekerja pada motivasi rendah (46,67%), karyawan yang bekerja pada motivasi sedang (33,33%), sedangkan karyawan yang bekerja pada motivasi tinggi (20,00%). Faktor utama yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan adalah gaji yang meningkat dengan total nilai motivasi 20,63. Saran bagi perusahaan adalah menyediakan kotak saran agar para karyawan dapat menyampaikan keluhan mereka selama bekerja.

Page 5 of 12 | Total Record : 114