cover
Contact Name
nurullia febriati
Contact Email
nurullia.febriati@fp.unila.ac.id
Phone
+6281804904477
Journal Mail Official
tanto.utomo@fp.unila.ac.id
Editorial Address
Department of Agroindustrial Technology Faculty of Agriculture, Lampung University Jl. Prof. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Jurnal Agroindustri Berkelanjutan
Published by Universitas Lampung
ISSN : 28288513     EISSN : 28288513     DOI : http://dx.doi.org/10.23960/jab.v3i2.9401
Jurnal Agroindustri Berkelanjutan merupakan terbitan berkala ilmiah yang menerbitkan hasil-hasil peneliatian ataupun review artikel yang berfokus pada bidang agroindustri dan teknologi hasil pertanian, baik itu dari segi teknologi proses, manajemen, ataupun lingkungan
Articles 203 Documents
Formulasi kacang koro pedang (Canavalia ensiformis) dan kacang kedelai (Glycine max L.) terhadap total kapang, total khamir, dan sifat sensori tempe mosaccha Formulation of jack beans (Canavalia ensiformis) and soybeans (Glycine max L.) on total molds, total yeasts, and sensory properties of mosaccha tempeh Annisa Syamsiana; Samsul Rizal; Maria Erna; Sussi Astuti
Jurnal Agroindustri Berkelanjutan Vol 3, No 2 (2024)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jab.v3i2.10033

Abstract

The level of local legume consumption in Indonesia is low. One way to increase it is through food diversification by creating modified tempeh from non-soybeans. Jack bean can be used as an additional raw material in soy tempeh production because it has a nutritional content almost comparable to soybeans. This research aims to determine the formulation of jack beans and soybeans with the addition of the best variation of mosaccha tempeh yeast concentration. The research consists of two factors: the first factor is the formulation ratio of jack beans to soybeans (K), which includes 0%:100% (K1), 25%:75% (K2), 50%:50% (K3), 75%:25% (K4), and 100%:0% (K5) by weight; the second factor is the concentration of mosaccha tempeh yeast (R), which includes 0.2% (R1), 0.4% (R2), and raprima yeast (control) at 0.2% (R3) by weight. The observation parameters are total mold, total yeast, sensory properties (color, aroma, texture, taste, and overall acceptance), beta-glucan content, protein content, fat content, moisture content, ash content, crude fiber content, and carbohydrate content. The results show that the best treatment was 75% jack beans and 25% soybeans with the addition of 0.4% mosaccha yeast (K4R2), based on effectiveness index results with total mold count of 6.93 Log CFU/g; total yeast count of 8.76 Log CFU/g; color score of 4 (white with mycelium covering almost the entire surface of the tempeh); aroma score of 4 (distinct tempeh smell, slightly rancid, sweet); texture score of 4 (compact, easy to slice); taste score of 4 (liked); overall acceptance score of 3 (somewhat liked); beta-glucan content of 0.941%; protein content of 33.31%; fat content of 8.66%; moisture content of 68.74%; ash content of 1.52%; crude fiber content of 2.09%; and carbohydrate content of 14.72%.Keywords: jack beans, mosaccha yeast, soybeans, tempeh AbstrakTingkat konsumsi kacang-kacangan lokal di Indonesia rendah. Salah satu cara untuk meningkatkannya adalah diversifikasi pangan dengan cara membuat tempe modifikasi dari kacang non-kedelai. Kacang koro pedang dapat digunakan sebagai bahan baku tambahan dalam pembuatan tempe kedelai karena memiliki kandungan gizi yang hampir sama dengan kacang kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi kacang koro pedang dan kacang kedelai dengan penambahan variasi konsentrasi ragi tempe mosaccha terbaik. Penelitian terdiri dari dua faktor, faktor pertama adalah formulasi perbandingan kacang koro pedang dan kacang kedelai (K) yaitu 0%:100% (K1), 25%:75% (K2), 50%:50% (K3), 75%:25% (K4), 100%: 0% (K5) b/b dan faktor kedua adalah konsentrasi ragi tempe mosaccha (R) yaitu 0,2% (R1) dan 0,4% (R2) serta ragi raprima (kontrol) 0,2% (R3) b/b. Parameter pengamatan adalah total kapang, total khamir, sifat sensori (warna, aroma, tekstur, rasa, dan penerimaan keseluruhan), kadar beta-glukan, kadar protein, kadar lemak, kadar air, kadar abu, kadar serat kasar, dan kadar karbohidrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik 75% koro pedang : 25% kedelai dengan penambahan ragi mosaccha 0,4% (K4R2) berdasarkan hasil indeks efektivitas dengan jumlah total kapang 6,93 Log CFU/g; jumlah total khamir 8,76 Log CFU/g; skor warna 4 (putih dan miselium menyelimuti hampir seluruh permukaan tempe); skor aroma 4 (khas tempe sedikit langu, harum manis); skor tekstur 4 (kompak, mudah diiris); skor rasa 4 (suka); skor penerimaan keseluruhan 3 (agak suka); kadar beta-glukan 0,941%; kadar protein 33,31%, kadar lemak 8,66%; kadar air 68,74%, kadar abu 1,52%; kadar serat kasar 2,09%; kadar karbohidrat 14,72%. Kata kunci: kacang kedelai, kacang koro pedang, ragi mosaccha, tempe
KARAKTERISTIK SENSORI DAN KIMIA TORTILLA CHIPS DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG CANGKANG RAJUNGAN ( Portunus Pelagicus) Ibdatin Nafsiah; Samsul Rizal; Dyah Koesoemawardani; Susilawati Susilawati
Jurnal Agroindustri Berkelanjutan Vol 1, No 2 (2022): JURNAL AGROINDUSTRI BERKELANJUTAN
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jab.v1i2.6387

Abstract

Tortilla chips merupakan makanan ringan berbahan dasar jagung yang memiliki kandungan kalsium rendah sehingga perlu dilakukan penambahan tepung cangkang rajungan untuk meningkatkan kandungan kalsium pada Tortilla chips. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh formulasi penambahan tepung cangkang rajungan terhadap karakteristik sensori dan kimia Tortilla chips dan untuk mengetahui formulasi terbaik penambahan tepung cangkang rajungan pada pembuatan Tortilla chips. Metode yang digunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan faktor tunggal menggunakan 6 taraf penambahan tepung cangkang rajungan yaitu P0 (tepung cangkang rajungan 0%), P1 (tepung  cangkang rajungan 2,5%), P2 (tepung cangkang rajungan 5%), P3 (tepung cangkang rajungan 7,5%), P4 (tepung cangkang rajungan 10%), dan P5 (tepung cangkang rajungan 12,5%). Penelitian ini terdiri atas proses pembuatan tepung cangkang rajungan, pembuatan Tortilla chips, pengujian sensori, pengujian kimia untuk mendapatkan perlakuan terbaik. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji Barlett dan Tukey lalu dilanjutkan dengan uji ANOVA dan uji BNJ pada taraf 5 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan tepung cangkang rajungan terbaik adalah perlakuan P4 (tepung cangkang rajungan 10%) dengan kriteria warna kuning kecoklatan (2,97), tekstur sangat renyah (3,74), rasa sangat suka (3,71), aroma suka (3,10), penerimaan keseluruhan sangat suka (3,71), kadar air 2,59 %, kadar abu 7,07 %, kadar protein 5,94%, kadar lemak 29,17%, dan kadar kalsium 91,78 mg/100g.
PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG MOCAF (Modified Cassava Flour) DAN TAPIOKA SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP SIFAT KIMIA, FISIK, DAN SENSORI NUGGET IKAN BAJI-BAJI (Grammoplites Scaber) Khoti Jayanti; Erdi Suroso; Sussi Astuti; Novita Herdiana
Jurnal Agroindustri Berkelanjutan Vol 2, No 2 (2023): Jurnal Agroindustri Berkelanjutan
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jab.v2i2.8150

Abstract

Mocaf flour and tapioca have potential as a filler to produce baji-baji fish nuggets. The purpose of this study was to determine the effect of adding mocaf flour and tapioca on chemical, physical and sensory characteristcs of baji-baji fish nuggets, and to obtained the best ratio of mocaf flour and tapioca to produce baji-baji fish nuggets with chemical, physical and sensory properties. The experiment used a Completely Randomized Block Design (RCBD) with a single factor, and four replications.  The factor used was the comparison of mocaf flour and tapioca which consisted of six levels, namely 5%: 95% (P0), 20%: 80% (P1), 35%: 65% (P2), 50%: 50% (P3), 65%: 35% (P4), and 80% : 20% (P5).  The data obtained were tested for homogeneity with the Barlett test and additional data were tested with the Tuckey test, then the data were analyzed for variance (ANARA) to determine the effect between treatments. The data will be analyzed further with the Least Significant Difference Test (LSD) at 5% level.  The results showed that the addition of mocaf flour and tapioca had an effect on the moisture content, ash content, hardness, cohesiveness, springiness, texture and overall acceptance of baji-baji fish nuggets. The best concentration of mocaf flour and tapiocaadded in baji-baji fish nuggets was P2 (35% mocaf flour: 65% tapioca) with moisture content (53.28%), ash content (2 ,08%), hardness 253.06 gf, cohesiveness 1.01 gs, springiness 6.85 mm, texture 8.56 (solid, compact), taste 7.08 (fish-spesialize), color 7.06 (liked),entirely- acceptance 7.10 (liked), protein content (14.12%), and fat content (10.28%).
Karakteristik Sensori dan Kimia Cookies Berbasis Tepung Mangrove Jenis Lindur (Bruguiera gymnorrizha) Agnes Relita Maryati Br Simamora; Erdi Suroso; Oktaf Rina; Sri Hidayati; Silaturahmi Widaputri
Jurnal Agroindustri Berkelanjutan Vol 3, No 2 (2024)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jab.v3i2.9931

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi terbaik dari cookies berbasis tepung mangrove lindur berdasarkan uji sensori dan mengetahui komposisi uji kadar air dan uji derajat putih dari cookies berbasis tepung mangrove lindur. Penelitian dilakukan dengan rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan satu faktor dan empat kali ulangan yang terdiri dari 6 taraf konsentrasi penambahan tepung lindur sebesar 0% (P1), 10% (P2), 20% (P3), 30% (P4), 40% (P5), dan 50% (P6). Hasil pengujian sensori menunjukkan bahwa cookies dengan penambahan 30% (P4) yang memberikan pernerimaan keseluruhan terbaik. Uji kadar air dari cookies berbasis tepung mangrove lindur yang terbaik adalah sebesar 1,244% dan uji derajat putih dari cookies berbasis tepung mangrove lindur adalah sebesar 24,175%.
FORMULASI SABUN CUCI PIRING RACIKAN DENGAN PENAMBAHAN GEL LIDAH BUAYA DAN JERUK NIPIS Novita Mulyani; Murhadi Murhadi; Susilawati Susilawati; Dewi Sartika
Jurnal Agroindustri Berkelanjutan Vol 1, No 2 (2022): JURNAL AGROINDUSTRI BERKELANJUTAN
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jab.v1i2.6348

Abstract

Sabun cuci piring merupakan pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara kalium atau natrium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani. Permasalahan yang sering terjadi pada sabun cuci piring adalah Dermatitis Kontak Iritan, untuk mengatasi masalah tersebut, perlu adanya formulasi campuran gel lidah buaya dan jeruk nipis untuk memberikan kesan halus, kesan lembut, melembabkan kulit, mempercepat proses pengentalan dan untuk memberikan aroma yang khas pada sabun cuci piring. Pada penelitian ini digunakan formulasi campuran gel lidah buaya dan jeruk nipis dengan konsentrasi gel lidah buaya 0%, 6%, 7%, 8% 9%, 10% dan jeruk nipis 4% dan 8%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi sabun cuci piring racikan dengan penambahan gel lidah buaya dan jeruk nipis sesuai SNI 06-2048-1990 tentang mutu dan cara uji sabun cuci piring. Penelitian disusun secara faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 3 kali ulangan dan 2 faktor. Data yang diperoleh dianalisis ragam dan dilakukan uji kehomogenan (keseragaman) ragam (Barlett’s test) serta dianalisis lebih lanjut dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Pada penelitian ini sabun cuci piring dengan formulasi 6% gel lidah buaya dan 8% jeruk nipis direkomendasikan untuk digunakan karena data hasil uji BNJ yang diperoleh banyak menghasilkan tidak berbeda nyata dengan hasil tinggi busa 2.67 cm, derajat keasaman 5.67, warna 4.05 (suka), aroma 3.60 (suka), kekentalan 3.50 (suka), dan penerimaan keseluruhan 3.90 (suka).
KARAKTERISTIK KIMIA DAN SENSORI BAKSO IKAN BAJI-BAJI (Grammoplites scaber.) DENGAN SUBSTITUSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus). CHEMICAL AND SENSORY CHARACTERISTICS OF BAJI-BAJI FISH MEATBALLS (Grammoplites scaber.) WITH SUBSTITUTION WHITE OYSTER MUSHROOM (Pleurotus ostreatus) Paramestia Andani; Erdi Suroso; Susilawati Susilawati; Dyah Koesoemawardani
Jurnal Agroindustri Berkelanjutan Vol 2, No 2 (2023): Jurnal Agroindustri Berkelanjutan
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jab.v2i2.8018

Abstract

The study aimed to determine the effect of white oyster mushroom substitution on the chemical and sensory characteristics of baji-baji fish meatballs and the best formulation for making baji-baji fish meatballs with white oyster mushroom substitution. The study was arranged in a Completely Randomized Block Design (CRBD) with a single factor using six levels of ratio of baji-baji fish to white oyster mushrooms, P1 (100%: 0%); P2 (90%: 10%); P3 (80%: 20%); P4 (70%: 30%); P5 (60%: 40%); P6 (50%: 50%). The research consisted of the process of preparing white oyster mushrooms, making fish meatballs, sensory testing covering parameters of colour, aroma, texture, taste, and overall acceptance and chemical testing, including water content and ash content, to get the best treatment which was then tested for protein content and crude fibre content. The data obtained were analyzed statistically using the Bartlett and Tuckey test and then continued with the ANOVA test and the 5% LSD test. The results showed that substituting white oyster mushrooms in manufacturing fish meatballs significantly affected the chemical properties of fish meatballs, including water and ash content, and sensory properties such as colour, aroma, texture, taste and overall acceptance. The best treatment was P2 (90% baji-baji fish and 10% white oyster mushroom) with sensory characteristics of white colour, distinctive fish aroma, very chewy texture, taste and overall acceptance of liking, water content 67.07%, ash content 2.12 %, the protein content of 11.07% and crude fibre content of 2.21% and are following Indonesian National Standard of fish meatballs (SNI 7266:2017).
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MELTE VANANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA CV VANANA JAYA SINERGI Linda Safitri; Tanto Pratondo Utomo; Pramita Sari Anungputri; Harun Al Rasyid
Jurnal Agroindustri Berkelanjutan Vol 1, No 1 (2022): Jurnal Agroindustri Berkelanjutan
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jab.v1i1.5638

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode kuantitas dan frekuensi pembelian bahan baku yang optimal, mengetahui reorder point, safety stock dan total inventory cost bahan baku keripik pisang dan coklat compound dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). Penelitian ini digunakan untuk mengkaji penerapan metode Economic Order Quantity (EOQ) dalam pengendalian persediaan bahan baku di CV Vanana Jaya Sinergi. Penerapan metode EOQ pada tahun 2019 menghasilkan kuantitas pembelian optimal keripik pisang 487,96 Kg, frekuensi 15, safety stock 314,40 Kg, reorder point 388,997 Kg dan Total Biaya Persediaan Rp219.169,16, sedangakan pada tahun 2020 kuantitas pembelian optimal keripik pisang 300,67 Kg, frekuensi 19, safety stock 184,22 Kg, reorder point 242,212 Kg dan Total Biaya Persediaan Rp248.805,92. Kuantitas pembelian optimal coklat compound pada tahun 2019 adalah 204,33 Kg, frekuensi 11, safety stock 73,34 Kg, reorder point 87,552 Kg dan Total Biaya Persediaan Rp152.672,22, sedangakan pada tahun 2020 kuantitas pembelian optimal coklat compound 124,02 Kg, frekuensi 13, safety stock 42,98 Kg, reorder point 87,552 Kg dan Total Biaya Persediaan Rp177.249,16. Peramalan permintaan bahan baku keripik pisang dan coklat compound pada tahun 2021 yaitu sebesar 3350,844 Kg dan 957,385 Kg. Kuantitas pembelian optimal keripik pisang tahun 2021 adalah 230,22 Kg, frekuensi 15, dan Total Biaya Persediaan Rp 196.038,86. Kuantitas pembelian optimal coklat compound tahun 2021 adalah 87,54 Kg, frekuensi 12, dan Total Biaya Persediaan Rp 159.861,84. Perhitungan persediaan keripik pisang dan coklat compound lebih optimal menggunakan metode Economic Order Quantity, dibanding dengan menggunakan metode konvensional. CV Vanana Jaya Sinergi dianjurkan menggunakan metode Economic Order Quantity.
KARAKTERISTIK SENSORI DAN FISIK SOSIS AYAM DENGAN PENAMBAHAN PATI AREN (Arenga pinnata) DAN ISOLAT PROTEIN KEDELAI (IPK) Ari Sujianti; Susilawati Susilawati; Sussi Astuti; Samsu Udayana Nurdin
Jurnal Agroindustri Berkelanjutan Vol 2, No 1 (2023): JURNAL AGROINDUSTRI BERKELANJUTAN
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jab.v2i1.7189

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan pati aren dan isolat protein kedelai (IPK) terhadap karakteristik sensori dan fisik sosis ayam serta mendapatkan formulasi perbandingan pati aren dan IPK terbaik pada produk sosis ayam. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan faktor tunggal yang terdiri dari 9 taraf dan 3 kali ulangan. Formulasi pati aren dan IPK dalam pembuatan sosis ayam yaitu : A0 (33% tapioka sebagai kontrol), A1 (5%:10%), A2 (5%:13%), A3 (10%:10%), A4 (10%:13%), A5 (15%:10%), A6 (15%:13%), A7 (20%:10%), dan A8 (20%:13%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan formulasi perbandingan pati aren dan IPK berpengaruh nyata terhadap sifat sensori tekstur, rasa, aroma, penampakan dan penerimaan keseluruhan serta sifat fisik (tekstur), WHC, dan susut masak. Formulasi perbandingan pati aren dan IPK yang menghasilkan sosis ayam terbaik adalah perlakuan A3 (pati aren 5%:IPK 10%) yang memiliki skor tekstur 7,13 (padat dan kompak, skor rasa dan aroma 7,09 (khas sosis ayam), penampakan 7,15 (kurang cemerlang), dan penerimaan keseluruhan 7,69 (suka), serta sifat fisik tekstur 180,25 gf, WHC 45,57%, dan susut masak 21,29%. Perlakuan terbaik menghasilkan kadar air sebesar 63,61%, kadar abu 2,31%, kadar protein 20,50%, dan kadar lemak 3,52% yang telah memenuhi SNI No. 3820.2015.
ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI UBI KAYU (Manihot utilisima) DI PROVINSI LAMPUNG FORECASTING ANALYSIS OF CASSAVA PRODUCTION (Manihot utilisima) IN LAMPUNG PROVINCE Sri Hidayati; Nurullia Febriati; Haidawati -
Jurnal Agroindustri Berkelanjutan Vol 3, No 1 (2024)
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jab.v3i1.8861

Abstract

Lampung, one of the provinces in Indonesia, is recognized as one of the main producers of cassava in the country. Cassava plants hold significant value as raw materials in the food industry and other industrial sectors, particularly in tapioca production. To anticipate the raw material needs in industries, production forecasting becomes a key aspect of effective planning. Various forecasting methods are employed, including Linear Regression, Moving Average, Weighted Moving Average, Exponential Smoothing, and Exponential Smoothing with Trend. Forecast evaluations are conducted by measuring Mean Absolute Deviation (MAD), Mean Squared Error (MSE), and Mean Absolute Percentage Error (MAPE). Analysis indicates that the Linear Regression method proves to be the most effective in forecasting cassava production in Lampung Province. This method yields the lowest MSE, MAD, and MAPE values compared to other methods, signifying a higher level of accuracy in cassava production forecasting. Thus, the utilization of this method can serve as a strong foundation in more efficient and effective production planning in the cassava sector in Lampung. This provides a crucial basis for making more informed decisions in production and inventory management, enhancing industrial performance, and ensuring smooth raw material supply.
PENGARUH EKSTRAK SERAI (Cymbopogon citratus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH DAN PROFIL LANGERHANS MENCIT DIABETES Pramita Sari Anungputri; Azhari Rangga; Subeki Subeki
Jurnal Agroindustri Berkelanjutan Vol 2, No 1 (2023): JURNAL AGROINDUSTRI BERKELANJUTAN
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jab.v2i1.7733

Abstract

Diabetes mellitus merupakan penyakit degeneratif yang ditandai oleh meningkatnya kadar glukosa darah. Tingginya glukosa darah dalam tubuh dikarenakan tubuh tidak dapat memproduksi hormon insulin sebagaimana mestinya. Kekurangan insulin disebabkan karena rusaknya sel β pankreas yang dapat mensekresikan insulin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari ekstrak serai terhadap kadar glukosa darah dan profil Langerhans mencit diabetes. Mencit diabetes diberi ekstrak etanol dan air dari serai dengan konsentrasi 125 dan 250 mg/kg berat badan. Pemberian ekstrak serai dilakukan setiap 2 hari sekali selama 30 hari. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa adanya penurunan kadar glukosa darah mencit diabetes seteh diberi ekstrak serai. Tidak ada perbedaan nyata yang ditunjukan pada mencit diabetes setelah diberi oral ekstrak etanol serai pada dosis 125 mg/kgbb dan 250 mg/kgbb, serta ekstrak air serai pada dosis dosis 125 mg/kgbb dan 250 mg/kgbb. Kondisi pancreas mencit menunjukan adanya perbaikan pada mencit yang dberi oral ekstrak serai dibandingkan dengan kondisi kontrol (-) mencit.

Page 1 of 21 | Total Record : 203