cover
Contact Name
Sultan Tirta Mujtaba
Contact Email
sultanmujtaba.04@gmail.com
Phone
+62895384199272
Journal Mail Official
salingkajurnal@gmail.com
Editorial Address
Simpang Alai, Cupak Tangah Pauh Limo, Padang 25162
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra
ISSN : 02161389     EISSN : 26153963     DOI : https://doi.org/10.26499/salingka
Salingka, P-ISSN: 0216-1389, E-ISSN: 2615-3963 is a journal that publishes results of research focus on Identity in language and literature studies. This is including theoretical linguistics, applied linguistics, interdisciplinary linguistics, oral tradition, philology, semiotics, pure literature, applied literature, interdisciplinary literature, also literature and identity politics. Salingka is published twice a year, in August and December. Each article published in Salingka will undergo the assessment process by peer reviewers. Focuses on publishing the original research articles, review articles from contributors, and the current issues related to language and literature education, linguistics and literature specifically related to era 4.0. The main objective of Bahasa: Jurnal Keilmuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia is to provide a platform for the international scholars, academicians, and researchers to share contemporary thoughts in the fields. It also aims to promote interdisciplinary studies in language, language teaching, linguistics, and literature thus become the leading international journal in language, language teaching, linguistics, and literature in the world.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 16, No 2 (2019): SALINGKA, Edisi Desember 2019" : 7 Documents clear
KONJUNGSI BAN DALAM TEKS CERITA BUKU MUATAN LOKAL BAHASA MADURA: ANALISIS SINTAKSIS-SEMANTIS Fadhilah, Nurul; Mubarokah, Qoniatul; -, Sumarlam
Salingka Vol 16, No 2 (2019): SALINGKA, Edisi Desember 2019
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/salingka.v16i2.76

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan distribusi dan makna dari penggunaan konjungsi ban. Data diperoleh dari teks cerita yang berada dalam buku muatan lokal Bahasa Madura tingkat SD dan SMP. Peneliti menggunakan pendekatan sintaksis dan semantis untuk menganalisis data dengan menerapkan teori inti mengenai konjungsi dan dari Gianto (1983). Hasil penelitian menunjukkan jika karakteristik sintaksis konjungsi ban dalam teks cerita ialah memiliki posisi tetap, berkonjungta dua atau lebih, serta terikat dengan konjungta-konjungta seperti kata, frasa, dan klausa. Dalam maknanya, konjungsi ban memiliki makna gabungan murni, evaluatif, amplikatif, parafrastif, sekuensial, kontrastif, paralel, syarat-akibat, sarana-hasil, kelonggaran-hasil, dan alasan-akibat. Selain itu, dalam bahasa Madura, penggunaan konjungsi ban memiliki keunikan pola yaitu maknanya dapat berubah menjadi oleh, dengan, dan dari yang dipengaruhi oleh pola struktur bahasa Madura itu sendiri.
TINDAK TUTUR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA KELAS VII SMP KARTIKA II-2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Speech Acts in Indonesian Language Learning in Class VII, Kartika II-2 Middle School Bandar Lampung 2017/2018 Lesson Year Satriawan, Dedi
Salingka Vol 16, No 2 (2019): SALINGKA, Edisi Desember 2019
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/salingka.v16i2.233

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan penggunaan tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi dan mendeskripsikan penyimpangan penggunaan prinsip kesantunan dan kerja sama dalam ketiga jenis tindak tutur tersebut pada pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan pendekatan deskripitif-kualitatif, sehingga dapat diketahui tindak tutur yang digunakan dan penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantuan dan kerja sama yang digunakan guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-kualitatif, yaitu dengan menggunakan teknik analisis isi. Artinya dengan menggunakan metode ini data yang telah direkam melalui media perekam suara dan video serta melalui pencatatan langsung akan ditranskripsikan dan dianalisis, dideskripsikan dan ditafsirkan dengan tujuan yang telah ditetapkan kemudian disimpulkan. Dalam menganalisis data, dilakukan rangkaian aktifitas yakni 1) reduksi data, 2) penyajian data, dan 3) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Guru selalu menyampaikan tuturan yang memiliki maksud dan tujuan untuk merangsang siswa-siswa berpikir dan bertindak secara aktif dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan jika dihubungkan dengan penggunaan prinsip kesantunan dan kerja sama, maka Guru dan siswa sudah cukup mampu menggunakan tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi yang sesuai dengan prinsip kesantunan dan kerja sama.  
Representasi Politik Lokal Aceh Dalam Novel Tanah Surga Merah Karya Arafat Nur Latifah, Syahrotul
Salingka Vol 16, No 2 (2019): SALINGKA, Edisi Desember 2019
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/salingka.v16i2.260

Abstract

Politik lokal Aceh diangkat sebagai latar belakang dalam novel Tanah Surga Merah yang menjadi titik fokus dalam penelitian ini. Tujuan dalam penelitian yaitu merepresentasikan fakta-fakta politik lokal Aceh dalam novel Tanah Surga Merah. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode analisis deskriptif. Sumber data penelitian yaitu novel Tanah Surga Merah karya Arafat Nur. Data dalam penelitian yaitu kutipan dialog, monolog, dan narasi dalam novel Tanah Surga Merah karya Arafat Nur. Analisis dilakukan secara bertahap dengan langkah-langkah meliputi: (1) pembacaan secara kritis terhadap data dalam novel; (2) penentuan pendekatan dan teori yang relevan; (3) penyajian data yang terdiri atas identifikasi dan klasifikasi data berdasarkan domain masalah, dan (4) penafsiran terhadap seluruh data, serta kesimpulan. Hasil penelitian berupa fakta-fakta politik lokal dalam novel Tanah Surga Merah karya Arafat Nur ditemukan adanya dominasi partai politik, siasat egoisme partai politik, dan menuhankan uang.
ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA TOKOH POLITIK NASIONAL PRABOWO SUBIANTO PADA PIDATO KEBANGSAAN “INDONESIA MENANG” wanto, Sis
Salingka Vol 16, No 2 (2019): SALINGKA, Edisi Desember 2019
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/salingka.v16i2.225

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan prinsip kesantunan berbahasa tokoh politik nasional Prabowo Subianto dalam pidato kebangsaan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.  Bedasarkan hasil penelitian  dengan teori kesantuna Geoffely leech, terdapat 30 tuturan yang terdiri dari  maksim kebijaksanaa 2 tuturan, maksim kedermawanan 10 tuturan, maksim pujian 1 tuturan, maksim kerendahan hati 3 tuturan, maksim kesepakan 5 tutran dan maksim kesimpatian 10 tuturan.  Prabowo Subianto memiliki kecendrungan  menggunakan maksim kedermawanan dan maksim kesimpatian yang menunjukan bahwa Prabowo Subianto memaksimalkan keuntungan untuk orang lain dan meminimalkan keuntungan dirinya sendiri. Hasil dari penelitian prinsip kesantunan yang digunakan oleh Prabowo Subianto pada saat pidato kebangsaan menunjukan cenderung sopan.
BENTUK DAN MAKNA RESIPROSITAS DALAM TRADISI NGAMEK ARI MASYARAKAT BANYUASIN III (The Form and Meaning Reciprosity in Ngamek Ari Tradition Banyuasin III society) Hadi, Imron
Salingka Vol 16, No 2 (2019): SALINGKA, Edisi Desember 2019
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/salingka.v16i2.231

Abstract

AbstractThe advancement of science and technology has scratched out the form and meaning in the tradition of ngamek ari as a reciprocity that lives in the society of Banyuasin regency, especially in Petaling village. Therefore, this article examines the form and meaning of reciprocity in ngamek ari tradition through data required from the perpetrators of reciprocity. The method used is descriptive qualititave method by recording and taking notes with active participant technique. The results show that there are three forms of ngamek ari: ngamek ari with energy, ngamek ari with materials or good, and ngamek ari with money (auction). The person who becomes the object to ngamek ari is obliged to return (mayar utang) more (ngiring) or equivalent as received. The conclusion is that Banyuasin III society, especially Petaling villagers do the tradition of ngamek ari aim to lighten the burden of the owner of the celebration or work.Keywords: ngamek ari, reciprocity, tradition  AbstrakKemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menggerus bentuk dan makna resiprositas dalam tradisi ngamek ari yang hidup di tengah masyarakat Banyuasin III, khususnya di desa Petaling. Sebab itulah, artikel ini mengkaji bentuk dan makna resiprositas dalam tradisi ngamek ari yang ada di tengah masyarakat melalui data yang bersumber dari pelaku resiprositas. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik rekam dan simak libat cakap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga bentuk ngamek ari, yaitu ngamek ari dengan tenaga, bahan atau barang, dan uang (lelang). Orang yang menjadi objek untuk ngamek ari wajib mengembalikan (mayar utang) lebih (ngiring) atau minimal setara dengan bantuan yang telah dia terima. Kesimpulanya bahwa masyarakat Banyuasin III, khususnya desa Petaling melakukan tradisi ngamek ari bertujuan meringankan beban pemilik hajatan atau kerja.Kata kunci: ngamek ari, resiprositas, tradisi
LEKSIKON GENDER BAHASA SASAK: ANALISIS SEMANTIK KOMPONENSIAL Setiawan, Irma
Salingka Vol 16, No 2 (2019): SALINGKA, Edisi Desember 2019
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/salingka.v16i2.261

Abstract

Bahasa gender merupakan konstruksi kata-kata yang didasari atas perspektif gender dalam suatu komunitas atau kelompok masyarakat tertentu, dalam hal ini masyarakat Sasak. Citra atau nuansa setiap kata berbeda-beda. Secara alami dan sosial, beberapa kosakata tertentu dapat mewakili gender, yaitu peran yang berbeda laki-laki dengan perempuan dalam kehidupan bermasyarakat. Ada kata-kata pada umumnya dan sosial hanya mengidentikkan pihak laki-laki, sebaliknya ada juga kata-kata tertentu yang mengidentikkan pihak perempuan. Tujuan penelitian ini untuk pendeskripsian leksikon gender dalam masyarakat Sasak. Teori yang digunakan terdiri dari analisis semantik komponensial yang dikeluarkan mencermati komponen makna setiap bahasa dalam bahasa Sasak (sebagai bahasa Sumber) ke dalam bahasa Indonesia (sebagai bahasa target). Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dan catat dengan teknik turunannya. Penelitian dilakukan dengan analisis deksriptif kualitatif, sedangkan data dianalisis dengan analisis komponen makna. Hasil penelitian yang diperoleh menggunakan leksikon gender di masyarakat Sasak yang menunjukkan pihak laki-laki lebih direpresentasikan pada aspek lingkungan sosial, sedangkan perempuan hanya pada aspek rumah tangga domestik. Hal ini berbeda dengan makna leksikon gender dalam bahasa Indonesia yang berbeda lebih sejajar. Hasil penelitian yang diperoleh menggunakan leksikon gender di masyarakat Sasak yang menunjukkan pihak laki-laki lebih direpresentasikan pada aspek lingkungan sosial, sedangkan perempuan hanya pada aspek rumah tangga domestik. Hal ini berbeda dengan makna leksikon gender dalam bahasa Indonesia yang berbeda lebih sejajar. Hasil penelitian yang diperoleh menggunakan leksikon gender di masyarakat Sasak yang menunjukkan pihak laki-laki lebih direpresentasikan pada aspek lingkungan sosial, sedangkan perempuan hanya pada aspek rumah tangga domestik. Hal ini berbeda dengan makna leksikon gender dalam bahasa Indonesia yang berbeda lebih sejajar.
TOPONIMI SUNGAI DI KABUPATEN TANA TIDUNG, KALIMANTAN UTARA: KAJIAN ANTROPOLINGUISTIK Masfufah, Nurul
Salingka Vol 16, No 2 (2019): SALINGKA, Edisi Desember 2019
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/salingka.v16i2.232

Abstract

AbstrakPenelitian mengenai toponimi sungai tidak hanya menelaah maknanya secara fisikal saja, tetapi lebih luas lagi, yakni aspek budaya masyarakat setempat. Masalah yang akan ditelaah dalam penelitian ini, yaitu bagaimana bentuk toponimi sungai di Kabupaten Tana Tidung  yang dikaitkan dengan aspek-aspek budaya setempat. Tekni pengumpulan data didapat dari dokumen dan informan melalui teknik catat dan wawancara. Analisis data penelitian menggunakan teknik analisis deskriptif yang mencakup analisis data linguistik (semantik) dan antropolinguistik (hermeneutik). Hasil penelitian ini menemukan 11 tema dalam toponimi sungai di Kabupaten Tana Tidung, yaitu flora (18,31%), fauna (4,74%), nama orang (7,12%), nama alat (8,13%), cerita rakyat (10,51%), pemberian nenek moyang (20%), keadaan air (4,75%), keadaan sungai (7,80%), tempat kegiatan (8,81%), sejarah (4,07%), dan kehidupan masyarakat (5,76%). Berdasarkan jumlah kata yang digunakan dalam toponimi sungai ditemukan 243 nama yang menggunakan satu kata, 49 menggunakan dua kata, dan 3 nama yang menggunakan kata ulang. Berdasarkan jenis kata yang digunakan terdapat 241 nama sungai yang berjenis kata verba, 37 nama sungai berjenis kata adjektiva, dan 17 nama sungai berjenis kata verba. Berdasarkan asal bahasa yang digunakan terdapat 222 nama sungai yang berasal dari bahasa Tidung, 62 nama sungai berasal dari bahasa Belusu, 9 nama sungai berasal dari bahasa Indonesia, dan 2 nama sungai berasal dari bahasa Melayu. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa toponimi sungai dapat dijadikan petunjuk bagaimana masyarakat Tana Tidung mengungkapkan jati dirinya.

Page 1 of 1 | Total Record : 7