cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
ISSN : 23026383     EISSN : 25021648     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi & Aplikasi (JPPFA) is interested in comparative studies that lead to new insights and challenge of orthodox theories; that have potential for policy impact; and that apply to broad range of settings, including industrial democracies as well as low and middle income countries, countries in political transition and countries recovering from armed conflict and social unrest. JPPFA also considers papers that look at education and development through the policies and practices of official development assistance and commercial education trade. JPPFA engages these approaches to deepen the understanding of the relationship between education policy and development.
Arjuna Subject : -
Articles 204 Documents
Indikator sekolah kreatif Riana Nurhayati
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 5, No 2 (2017): December
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.876 KB) | DOI: 10.21831/jppfa.v5i2.18702

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indikator Sekolah Kreatif di Sekolah Dasar (SD). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Subjek penelitian adalah kepala sekolah dan guru SD Muhammadiyah 16 Surabaya (Sekolah Kreatif). Analisa data dengan reduksi, kategorisasi dan intepretasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator yang bisa dicapai oleh sekolah untuk membuat sekolah lebih kreatif adalah pengembangan sistem gagasan dan ide, pengembangan sistem sosial dalam aktivitas belajar, dan penciptaan sistem lingkungan sekolah yang sinergis antar unsur sekolahKata kunci: sekolah kreatif THE INDICATORS OF CREATIVE SCHOOLAbstractThis research is aimed at revealing the indicators of creative school in emelentary schools. The study employed qualitative method, and the subject of the research was the principal and teachers of Muhammadiyah 16 Surabaya Elementary School (a creative school). The data were analyzed by applying reduction, categorization, and interpretation. The result of the research shows that the indicators which can be attained by elementary school in order to contrive a creative school are developing the concept and idea systems, developing social system in learning activity, and creating synergetic school elements at the school environment system.Keywords: creative school
Lembar kerja siswa berbasis problem based learning untuk meningkatkan tanggung jawab siswa sekolah dasar Fita Rahmawati; Ali Muhtadi
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 6, No 2 (2018): December
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (798.237 KB) | DOI: 10.21831/jppfa.v6i2.23712

Abstract

Penelitian bertujuan untuk menghasilkan lembar kerja siswa tematik integratif berbasis Problem Based Learning yang layak untuk meningkatkan karakter tanggung jawab siswa kelas IV SD, dan menguji keefektifannya. Desain penelitian yang digunakan adalah desain RD Borg dan Gall. Penelitian dilakukan di SDN Semanu III, SDN Karangrejek II, dan SDN Gombang II, Kabupaten Gunungkidul. Instrumen pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara, lembar observasi, lembar validasi ahli, angket respon guru, skala respon siswa, dan skala karakter tanggung jawab. Keefektifan produk diuji melalui quasi experiment. Data dianalisis secara despkriptif kualitatif dan kuantitatif melalui uji beda dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini berupa lembar kerja siswa yang layak digunakan berdasarkan penilaian ahli media dan ahli materi dengan kategori “sangat baik”. Produk yang dikembangkan efektif meningkatkan karakter tanggung jawab siswa. Hal ini dibuktikan uji beda postskala kelas eksperimen 1 dengan kelas kontrol perbedaan reratanya signifikan pada nilai t hitung 2,119 dan two-tails significance pada 0,040. Pada uji beda post skala kelas eksperimen 2 dengan kelas kontrol, perbedaan reratanya signifikan pada nilai t hitung 2,164 dan two-tails significance pada 0,036 dengan taraf signifikansi 0,05.Kata kunci: lembar kerja siswa tematik integratif, problem based learning, karakter tanggung jawab STUDENT WORK SHEET BASED ON THE PROBLEM BASED LEARNING TO IMPROVE RESPONSIBILITY STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOLAbstractThis study aimed at producing a suitable thematic-integrative student work sheet based on the Problem Based Learning to improve the critical thinking ability and responsibility character of grade IV students of SD, and testing the effectiveness of student work sheet. This study used the RD design of Borg and Gall. The study was conducted at SDN Semanu III, SDN Karangrejek II, and SDN Gombang II, Gunungkidul Regency. The instrument data were collected using an interview guide, observation sheet, validation expert sheet, questionnaires of teachers responses, scale of students responses, and scale of responsibility character. The product effectiveness was tested by using a quasi experiment. The data were analyzed descriptive-qualitatively and quantitatively through  t  test  with the a significance level of 0,05. This research produced a student work sheet suitable for use based on assessment by media and subject matter experts with “very good” category. The product could improve the responsibility character of students. The mean score difference was significant at 2.119 t test value  with the two-tails significance standing at 0.040 for t test of the experimental group 1 with the control group.  On the t test of the experimental group 2 with the control group, the mean score difference was significant at 2.164 t test value  with the two-tails significance standing at 0.036 with the a significance level of 0.05.Keywords: Thematic-integrative student work sheet, Problem Based Learning, responsibility character
Implementasi Pendidikan Multikulutral dalam Praksis Pendidikan di Indonesia Akhmad Hidayatullah Al Arifin
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.548 KB) | DOI: 10.21831/jppfa.v1i1.1052

Abstract

Abstrak Pendidikan multikultural merupakan suatu pendekatan progresif untuk melakukan transformasi pendidikan yang secara holistik memberikan kritik dan menunjukkan kelemahan-kelemahan, kegagalan-kegagalan dan diskrimainasi di dunia pendidikan. Pendidikan multikultural sebagai instrumen rekayasa sosial mendorong sekolah supaya dapat berperan dalam menanamkan kesadaran dalam masyarakat multikultur dan mengembangkan sikap tenggang rasa dan toleran utuk mewujudkan kebutuhan serta kemampuan bekerjasama dengan segala perbedaan yang ada. Artikel berusaha menunjukkan bahwa praktek pendidikan multikultural di Indonesia dapat dilaksanakan secara fleksibel, tidak harus dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah atau monolitik. Pelaksanaan pendidikan multikultural didasarkan atas lima dimensi: (1) integrasi konten, (2) proses penyusunan pengetahuan, (3) mengurangi prasangka, (4) pedagogi setara, serta (5) budaya sekolah dan struktur sekolah yang memberdayakan.
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI BERBASIS KINESTETIK UNTUK ANAK USIA PRA SEKOLAH Panggung Sutapa; Sukadiyanto Sukadiyanto; BM. Wara Kushartanti
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.195 KB) | DOI: 10.21831/jppfa.v2i2.2655

Abstract

Penelitian ini bertujuan menghasilkan model pendidikan jasmani berbasis kinestetik yang dapat untuk menstimulasi kecerdasan majemuk peserta didik usia prasekolah. Model pendidikan jasmani ini dikemas dalam bentuk sirkuit. Penelitian pengembangan ini mengadop penelitian pengembangan Atwi Suparman dengan sembilan langkah yang kemudian dikembangkan menjadi 13 langkah. Uji coba skala kecil dilakukan pada 10 peserta didik Taman Kanak-kanak (TK) ABA Karangmalang dan uji coba skala besar dilakukan pada 30 peserta didik TK Aisyiah pencarsari dan TK Tunas Kelapa Ngalangan. Instrumen pengumpul data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan cek lis, sedangkan analisis data menggunakan analisis diskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian berupa produk model mengajar pendidikan jasmani berbasis kinestetik untuk anak prasekolah dalam bentuk sirkuit sembilan pos yang didokumentasikan dalam CD pembelajaran dan dilengkapi buku petunjuk pelaksanaan. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa model yang dibuat sangat menarik dan dapat diterima sebagai model pembelajaran pendidikan jasmani, dan uji kemanfaatannya menunjukkan hasil yang signifikan P0,05. Kata kunci: model pembelajaran pendidikan jasmani berbasis kinestetik
POLA PENDIDIKAN CERDAS KREATIF BERKARAKTER; PRAKSIS DI RUMAH KREATIF WADAS KELIR PURWOKERTO JAWA TENGAH Sumiarti Sumiarti; Sodiq Azis Kuntoro; Sutrisno Sutrisno
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 4, No 1 (2016): Juni
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.447 KB) | DOI: 10.21831/jppfa.v4i1.9821

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan: (a) landasan filosofis dan konsep pendidikan cerdas, kreatif, dan berkarakter; (b) praktik pendidikan cerdas, kreatif dan berkarakter, dan (c) pola praksis pendidikan cerdas, kreatif, dan berkarakter di Rumah Kreatif Wadas Kelir (RKWK) Purwokerto. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis karena berupaya mengungkap pengalaman subjek penelitian dalam merumuskan konsep dan praktik pendidikan yang mengintegrasikan kecerdasan, kreativitas dan karakter. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi partisipan dan nonpartisipan, dan analisis dokumen. Pola praksis pendidikan yang terdiri atas konsep pendidikan dan praktik pendidikan yang bersifat dialektis yang mengintegrasikan aspek cerdas, kreatif, dan berkarakter dilaksnakan dalam kegiatan pembelajaran harian, mingguan, bulanan, tahunan dan insidental. Pola Praksis Pendidikan Kreatif-Integratif tersebut dilaksanakan dalam bentuk bermain aneka kretivitas, yaitu: bermain kreativitas angka-logika, bermain kreativitas bahasa, bermain kreativitas warna, bermain kreativitas gerak dan bermain kreativitas musik.Kata kunci: pendidikan kreatif-integratif, pendidikan cerdas kreatif berkarakter, bermain kreativitas THE PATTERN OF CHARACTERIZED CREATIVE INTELLIGENT EDUCATION: PRACTICE IN THE WADAS KELIR CREATIVE HOUSE PURWOKERTO, THE PROVINCE OF CENTRAL JAVAAbstractThe study was to uncover: (a) the philosophical foundation and the concept of characterized, creative and intelligent education; (b) the practice of characterized, creative and intelligent education; and (c) the pattern of characterized, creative and intelligent education. The study implemented the phenomenological qualitative approach because the researchers would like to uncover the subjects’ experiences in formulating the educational concept and practice that integrated the intelligence, the creativity and the characters. The data then were gathered by means of in-depth interview, participatory and non-participatory observation and document analysis. The pattern of dialectical educational practice that consisted of the aspects of intelligence, creativity and characters had been implemented in the daily, weekly, monthly, yearly and incidental learning activities. The pattern of Creative-Integrative educational practice had been implemented in the form of color creativity game, movement creativity game and music creativity game.Keyword: integrative-creative education, characterized creative intelligent education, creativity game
BACK MATTER (Index, Author Guidelines) Editorial Team
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 4, No 1 (2016): Juni
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.924 KB) | DOI: 10.21831/jppfa.v4i1.12494

Abstract

Modal sosial dan media sosial pada masyarakat cyber di Desa Melung, Kabupaten Banyumas Imam Malik; Siti Irene Astuti Dwiningrum
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 5, No 2 (2017): December
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.988 KB) | DOI: 10.21831/jppfa.v5i2.15369

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) penggunaan media sosial, (2) memetakan modal sosial, dan (3) menganalisis peran modal sosial dalam membentuk pola penggunaan media sosial yang ada pada masyarakat cyber di desa Melung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan kajian fenomenologi. Unit analisisnya adalah masyarakat desa Melung. Data primer diperoleh dari hasil wawancara terhadap berbagai kategori informan di desa Melung. Analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data, mereduksi data, dan verifikasi yang dilakukan secara bertahap. Hasil penelitian menunjukan bahwa media sosial di desa Melung digunakan sebagai media promosi bagi masyarakat untuk mempromosikan desa mereka sebagai desa wisata. Keberadaan media sosial dan pemanfaatanya sebagai media promosi didukung oleh kepercayaan masyarakat terhadap kepala desa. Kpercayaan masyarakat terhadap kepala desa berperan sebagai modal sosial yang ada di desa Melung. Keberadaan modal sosial yang dimiliki oleh masyarakat berperan sebagai pembentuk masyarakat cyber dan juga faktor utama terealisasinya pembangunan jaringan interenet di desa Melung.Kata kunci: media sosial, masyarakat cyber, modal sosial SOCIAL CAPITAL AND SOCIAL MEDIA IN CYBER SOCIETY IN THE MELUNG VILLAGE, REGENCY OF BANYUMASAbstractThis study aims to describe: (1) the use of social media, (2) mapping social capital, and (3) analyzing the role of social capital in shaping the patterns of using social media that exist in the cyber community in Melung village. This research used qualitative approach with phenomenology study. The unit of analysis is Melung village society. Primary data were obtained from interview on various categories of informants in Melung village. Data analysis was done by collecting data, reducing data, and verification which done in stages. The results showed that social media in Melung village was used as a media campaign for the community to promote their village as a tourist village. The existence of social media and their use was supported by the public's trust in the village head. The public's trust in the village head served as a social capital in the village Melung. The role of social capital that exists was as reinforcement in shaping the cyber community and the main factor of the realization, construction of the interenet network in the Melung  village.Keywords: social media, cyber society, social capital
Implementasi kebijakan lima hari sekolah sebagai sarana pengembangan pendidikan karakter di sekolah dasar Rindang Hayom Sasami; Sujarwo Sujarwo
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 6, No 2 (2018): December
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.076 KB) | DOI: 10.21831/jppfa.v6i2.23628

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program 5 hari sekolah sebagai upaya mengembangkan pendidikan karakter pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan lima hari sekolah dilaksanakan dengan mengintegrasikan karakter pada kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan untuk mendukung pengembangan pendidikan karakter yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler yaitu keagamaan, pengamalan nilai-nilai Pancasila, budaya kemataraman, dan kepramukaan. Kegiatan lain yang mendukung pengembangan pendidikan karakter yaitu melalui kegiatan pembiasaan. Hambatan yang dialami dalam implementasi kebijakan lima hari sekolah yaitu pendanaan untuk kegiatan ekstrakurikuler, keadaan siswa, dan tenaga pendidik.Kata kunci: kebijakan lima hari sekolah, pendidikan karakter IMPLEMENTATION OF FIVE DAY SCHOOL POLICIES AS A MEANS OF CHARACTER EDUCATION DEVELOPMENT IN BASIC SCHOOLAbstractThis study aims to determine the implementation of the program 5 days of school as an effort to develop character education in primary school students. This research is a descriptive study with a qualitative approach. Data were analyzed using descriptive statistics. The results of the study indicate that the implementation of the five-day school policy is carried out by integrating the characters in the intracurricular, co-curricular and extracurricular activities. Activities to support the development of character education through extracurricular activities that are religious, practice the values of Pancasila, culture kemataraman, and scouting. Other activities that support the development of character education are through habituation activities. Obstacles experienced in the implementation of the five-day school policy are funding for extracurricular activities, the condition of students, and educators.Keywords: five days school policies, character education
Studi komparatif reformasi pendidikan di Singapura dan Indonesia Miftahus Sa'adah
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 7, No 1 (2019): June
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (773.415 KB) | DOI: 10.21831/jppfa.v7i1.25273

Abstract

Perubahan zaman menuju era globalisasi menuntut dunia pendidikan untuk berkiprah secara aktif mempersiapkan generasi muda dalam menyongsong tantangan zaman. Kerangka pendidikan yang selama ini diterapkan juga harus beradaptasi dengan tuntutan zaman. Dalam menghadapi tantangan ini, sejumlah Negara telah menginisiasi diberlakukannya reformasi pendidikan. Artikel ini membahas tentang program-program refomasi pendidikan di dua Negara dengan latar belakang dan kondisi serta ideologi yang berbeda yaitu  Singapura dan Indonesia. Diantara program refomasi pendidikan di Singapura adalah Teach less, Learn More; Thinking School, Learning Nation, dan School Excellent Model. Sedangkan kebijakan refeormasi pendidikan di Indonesia diantaranya diselenggarakan dengan desentralisasi pendidikan dalam kerangka manajemen berbasis sekolah, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Kurikulum 2013, serta program sertifikasi guru. Dari hasil pembahasan, dapat diketahui bahwa Singapura telah berhasil menyelenggarakan reformasi pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari kualitas pendidikan Singapura yang masuk dalam ranking teratas Negara-negara dengan pencapaian standar pendidikan internasional. Sementara itu, Indonesia nampak masih harus berjuang untuk mencapai tujuan reformasi pendidikan. Hasil implementasi pendidikan yang berbeda di kedua Negara ini tentu dikarenakan perbedaan latar belakang, serta kondisi sosial, ekonomi, politik budaya dan geografis kedua Negara tersebut. Dengan demikian, dapat  disimpulkan bahwa banyak factor yang mempengaruhi keberhasilan penyelengaraan reformasi pendidikan di sebuah Negara.  AbstractGlobalization requires education to actively take part in preparing the young generation to face the challenges. The educational framework which has been implemented should also adapt to the existing new challenges. To deal with this, a number of countries have initiated the implementation of educational reform. This article discusses educational reformation programs conducted in two countries which have a different background as well as different ideology, social, economic, political, and geographical circumstances i.e., Singapore and Indonesia. Some of the main educational reform agendas in Singapore are Teach less, Learn More; Thinking School, Learning Nation, and School Excellent Model. Meanwhile, educational reform programs in Indonesia are conducted through educational decentralization within the framework of school-based management, School-level Curriculum, and the 2013 curriculum and teacher certification. It can be understood that Singapore has succeeded in conducting educational reform. This can be seen from the quality of Singapore's education which has been ranked high in achieving the benchmark of international education standard. Meanwhile, Indonesia still needs to struggle to achieve the desired outcomes of educational reform agendas. The differing result of educational reform revealed in these two countries resulted from different backgrounds of the countries. Thus, it can be concluded that there are a number of factors influencing the success of educational reform agendas in a country.
REVITALISASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PEMBELAJARAN Sudrajat Sudrajat
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.546 KB) | DOI: 10.21831/jppfa.v2i1.2620

Abstract

Bangsa Indonesia dengan wilayahnya yang sangat luas yang terdiri dari beribu-ribu etnis, bahasa, agama, tradisi dan budaya yang berinteraksi dan berbaur sehingga terbentuklah masyarakat yang multi etnis. Migrasi bangsa Arab, China, dan India ke kepulauan Nusantara menjadikan bangsa Indonesia semakin beragam. Bangsa Indonesia yang multikultura merupakan sebuah potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan serta kemajuan. Namun kondisi tersebut juga berpotensi menimbulkan konflik antaretnis, agama, dan budaya. Konflik horisontal yang terjadi di Sambas, Poso, Sampit, Tasikmalaya, dan lain-lain menunjukkan bahwa multikulturalisme perlu dikelola sedemikian rupa sehingga berdampak positif terhadap kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks Indonesia kesadaran multikulturisme perlu ditanamkan dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Dalam konteks tersebut terdapat pengakuan serta toleransi antaretnis yang bermuara pada terjalinnya kerjasama dan kepercayaan sehingga tercipta kehidupan yang damai dan demokratis. Sebagai bangsa multikultur, Indonesia harus mempunyai kesadaran multikulturalisme agar suku-suku bangsa yang berdiam di wilayah ini menjalin interaksi dan komunikasi yang sehat dan dinamis agar tercipta masyarakat yang demokratis, rukun, dan damai. Dunia pendidikan merupakan the starting point untuk melakukan rekonstruksi budaya multikultur dalam masyarakat yang demokratis. Melalui sekolah, guru dapat menanamkan hakikat dan praktik pluralistis bagi peserta didik. Guru perlu bertindak secara kreatif dalam menjembatani pluralitas menuju budaya yang plural dan damai. Sebagai ujung tombak pendidikan multikultural, guru harus mempunyai pemahaman yang memadai tentang multikulturalisme dan pendidikan multikultural. Di dalam kegiatan pembelajaran, guru mengembangkan iklim yang multiculture-oriented yang mengedepankan keadilan sosial dan budaya bagi murid-muridnya. Dalam kaitan dengan hal tersebut guru perlu melakukan transformasi diri menuju pribadi yang multikultur da mempunyai desain pembelajaran yang berbasis multikultur yang tidak berorientasi pada kognitif semata.Kata kunci: multikulturalisme, pendidikan multikultur.

Page 3 of 21 | Total Record : 204