cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Gedung Graha Medika Lt. 1, Ruang 104
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Kedokteran Brawijaya
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : 02169347     EISSN : 23380772     DOI : http://dx.doi.org/10.21776/ub.jkb
Core Subject : Health,
JKB contains articles from research that focus on basic medicine, clinical medicine, epidemiology, and preventive medicine (social medicine).
Articles 19 Documents
Search results for , issue "Vol 29, No 1 (2016)" : 19 Documents clear
Efek Kurkumin terhadap Sekresi Estrogen dan Ekspresi Reseptor Estrogen β Kultur Sel Granulosa Babi Folikel Sedang Syarif, Rul Afiyah; Soejono, Sri Kadarsih; Meiyanto, Edy; Wahyuningsih, Mae Sri Hartati
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 29, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2016.029.01.7

Abstract

Kurkumin merupakan senyawa yang diisolasi dari Curcuma longa L. Secara empirik C. longa L dikonsumsi masyarakat selama folikulogenesis untuk mencegah kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan sel granulosa tergantung pada FSH, LH, PGF2α, estrogen dan reseptor estrogen β (ERβ). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efek kurkumin terhadap sekresi estrogen dan ekspresi ERβ pada sel granulosa babi folikel sedang yang dirangsang FSH, LH dan PGF2α. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan post test-only control group. Sel granulosa diisolasi dari folikel ukuran sedang ovarium babi dan disubkultur dalam medium kultur. Penelitian  dilakukan pada  16 kelompok yang terbagi dalam 4 kelompok perangsangan (sel granulosa tidak dirangsang apapun, dirangsang FSH atau LH atau PGF2). Empat kelompok perangsangan dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan yaitu kelompok tidak diberi perlakuan dan kelompok diberi kurkumin 3 peringkat konsentrasi. Kadar estrogen dan ekspresi ERβ sel granulosa dianalisa secara enzyme immuneassay. Kadar estrogen dan ekspresi ERβ pada kelompok yang diberi kurkumin tidak berbeda bermakna dengan kelompok kontrol (p>0,05). Kadar estrogen dan ekspresi ERβ pada kelompok yang dirangsang FSH atau LH dan diberi kurkumin berkonsentrasi rendah lebih rendah bermakna daripada tanpa diberi kurkumin (p<0,05). Kadar estrogen sel granulosa yang dirangsang PGF2α dan diberi kurkumin lebih tinggi bermakna daripada tanpa kurkumin (p<0,05), dan tidak ada perbedaan yang bermakna ekspresi ERβ antara kelompok yang dirangsang PGF2α dan diberi kurkumin dengan kelompok tanpa kurkumin (p>0,05). Kurkumin mampu menurunkan estrogen dan ekspresi ERβ sel granulosa yang dirangsang FSH atau LH dari folikel babi ukuran sedang. Dengan demikian, kurkumin dapat mengganggu folikulogenesis dan berpotensi sebagai agen antifertilitas.
Perubahan Profil Proteomik Plasmodium falciparum Galur Papua 2300 Akibat Paparan Antimalaria Artemisinin In Vitro Maslachah, Lilik
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 29, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2016.029.01.10

Abstract

Perkembangan resistensi Plasmodium falciparum dan penurunan kepekaan parasit terhadap obat antimalaria artemisinin menjadi salah satu permasalahan kesehatan di dunia. Sampai saat ini belum ada obat baru pengganti artemisinin. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa paparan obat antimalaria artemisinin berulang in vitro dapat menyebabkan perubahan profil protein melalui pendekatan proteomik P. falciparum galur Papua 2300. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Pebruari sampai dengan Nopember 2014. Tempat penelitian di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Airlangga Influenza Research Center, Laboratorium bersama Kimia  Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dan jurusan Kimia Politeknik Malang. Desain penelitian yang digunakan adalah Experimental Design dengan Post test only control group design. Kultur P. falciparum galur Papua 2300 dipapar antimalaria artemisinin berulang dengan menggunakan Inhibitory Concentration 50 (IC50). Pengamatan dilakukan terhadap profil protein dengan SDS Page 2 dimensi, FT- IR dan LCMS. Hasil penelitian menunjukkan ada variasi berat protein, spektrum infra merah (bilangan gelombang)  dan nilai massa molekul ion (m/z)  antara kelompok kontrol (K) dan kelompok perlakuan (PO1, PO2, Po3, PO4). Dapat disimpulkan bahwa paparan obat antimalaria artemisinin berulang secara   in vitro dapat mempengaruhi pola ekspresi protein Plasmodium falciparum galur Papua 2300. 
Ekspresi Human Leukocyte Antigen–C di Trofoblas dan Natural Killer Cell di Desidua pada Preeklampsia Berat Sulistyowati, Sri; Soetrisno, Soetrisno; K, Nizar Hero
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 29, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2016.029.01.12

Abstract

Preeklampsia Berat (PEB) masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas maternal maupun perinatal. Kejadian preeklampsia berkisar antara 4,4-17,5% dari ibu hamil. Human Leukocyte Antigen-C (HLA-C) dan Natural Killer cell (sel NK) diduga memegang peranan penting terhadap proses terjadinya preeklampsia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekspresi HLA-C dan sel NK pada PEB, dengan menggunakan metode observasional analitik dan potong lintang. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2014-Januari 2015 di bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr. Moewardi Surakarta dan Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jumlah sampel 40 yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 20 PEB dan 20 hamil normal. Semua sampel dilakukan pemeriksaan ekspresi HLA-C pada trofoblasnya dan sel NK pada desidua dengan metode imunohistokimia dan dilakukan analisis statistik dengan uji t. Rerata ekspresi HLA-C di trofoblas pada kelompok PEB : 15,39±3,45 dan kehamilan normal 8,07±3,70, dengan nilai  p=0,00 (p<0,05).  Rerata ekspresi sel NK di desidua pada PEB 14,78±3,57 dan kehamilan normal 8,48±3,35, dengan nilai p=0,00 (p<0,05). Simpulan, ekspresi HLA-C di trofoblas dan sel NK di desidua pada PEB lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan normal.
Injeksi Serum Mengandung TNF-α Tinggi Menurunkan Konsentrasi VEGF dan Ekspresi Nephrin Glomerulus Mencit Bunting Agmar, Syahroni Yudistian; Windu Batiyani, Siti Candra; Fitri, Loeki E
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 29, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2016.029.01.3

Abstract

Preeklampsia ditandai dengan adanya hipertensi dan proteinuria pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu. Preeklampsia diderita oleh 3%-8% wanita hamil dan menjadi penyebab utama kematian pada kehamilan. Tumor Necrosis Factor-α(TNF-α) diduga memiliki peranan penting dalam menimbulkan terjadinya preeklampsia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek injeksi serum dengan konsentrasi TNF-α tinggi terhadap konsentrasi Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) dan ekspresi protein nephrin glomerulus  pada mencit bunting. Serum dengan konsentrasi TNF-α tinggi diambil dari ibu hamil dan diinjeksikan intraperitoneal pada mencit bunting dengan usia kebuntingan 13 dan 14 hari. Pada usia kebuntingan 18 hari konsentrasi VEGF serum diperiksa menggunakan ELISA dan ekspresi protein nephrin glomerulus dengan imunohistokimia. Penelitian ini menunjukkan injeksi serum TNF-α dapat menurunkan konsentrasi VEGF serum mencit bunting (p=0,021) dan ekspresi protein nephrin glomerulus (p=0,000). Penurunan konsentrasi VEGF dan protein nephrin terjadi pada pasien preeklampsia dan dapat menimbulkan gejala preeklampsia. Dapat disimpulkan bahwa injeksi intraperitoneal serum dengan konsentrasi TNF-α tinggi dapat memberikan gambaran preeklampsia pada mencit bunting. 
Rasio Ostoklas dan Osteoblas pada Tulang Alveolar Model Tikus Diabetes dengan Aplikasi Gaya Ortodonti Hikmah, Nuzulul; Shita, Amandia Dewi Permana; Maulana, Hafiedz
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 29, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2016.029.01.11

Abstract

Pergerakan gigi secara ortodonti diperoleh melalui remodeling tulang alveolar dan jaringan periodontal sebagai respon terhadap adanya gaya ortodonti. Diabetes dapat mempengaruhi remodeling tulang alveolar. Remodeling tulang alveolar meliputi proses resobsi tulang yang diperankan oleh sel osteoklas, serta pembentukan tulang yang diperankan oleh sel osteoblas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rasio osteoklas dan osteoblas tulang alveolar pada model tikus diabetes oleh karena aplikasi gaya ortodonti. 24 ekor tikus Wistar dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 3 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan diabetes dengan aplikasi gaya ortodonti yang berbeda (10, 20, dan 30 gramforce/grf). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi gaya ortodonti pada model tikus diabetes menyebabkan peningkatan rasio osteoklas dan osteoblas tulang alveolar di daerah tekanan dan tarikan pada ligamen periodontal.
Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricata) dalam Menurunkan Kadar TNFα dan Meningkatkan Kadar NO Uji Coba pada Mencit Swiss yang Diinokulasi Plasmodium Berghei K, Maria Estela; H, Fransisca Prameshinta; Dharmana, Edi; Kisdjamiatun, RA
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 29, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2016.029.01.8

Abstract

Ekstrak daun sirsak (Annona muricata) mengandung antioksidan seperti flavanoid, acetogenins yang memiliki peran sebagai antiplasmodium secara in vitro. Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh ekstrak etanol daun sirsak terhadap penurunan kadar Tumor Necrosis Fakctor-alpha (TNFα) dan peningkatan kadar Nitric Oxide (NO) pada limpa mencit Swiss betina yang diinokulasi Plasmodium berghei ANKA. Desain penelitian ini adalah Post Test only randomized Control Group Design. Sampel terdiri dari mencit Swiss normal (K-), mencit yang diinokulasi P. berghei ANKA (K+), mencit yang diberikan ekstrak daun sirsak 100 mg/KgBB/hari (P1), mencit yang diberikan ekstrak daun sirsak 200mg/KgBB/hari (P2), mencit yang diinokulasi P. berghei ANKA dan diberikan ekstrak 100mg/KgBB/hari (P3), mencit yang diinokulasi P. berghei ANKA dan diberikan ekstrak 200mg/KgBB/hari (P4). Rerata kadar TNFα kelompok P4 lebih rendah di banding kelompok yang lain (X=403,88). Uji Bonferroni kelompok P4 berbeda bermakna (p=0,04). Rerata kadar NO kelompok P3 (0,93) lebih tinggi dibanding K(+) dan P4. Hasil uji Mann whitney menunjukkan bahwa kadar NO berbeda bermakna antara K(+) dengan K(-), K(+) dengan P1, K(+) dengan P2, K(-) dengan P4, P1 dengan P4, P2 dengan P4. Hasil uji korelasi Spearmen Rank antara kadar TNFα dan NO menunjukkan adanya korelasi (p <0,05).
Efek Polisakarida Mesona Chinensis pada Produksi Sitokin dan Molekul Kostimulator pada Sel Makrofag RAW264.7 S, Andri Praja; Huang, Tzou Chi; Sumarno, Sumarno
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 29, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2016.029.01.4

Abstract

Polisakarida yang berasal dari tumbuhan telah menjadi pusat perhatian pada keilmuan biomedik karena memiliki berbagai kemampuan biologis dan toksisitasnya yang rendah. Pada penelitian sebelumnnya, polisakarida Mesona chinensis (MCP) yang didapat dari ekstrak tanaman cincau atau grass jelly telah menunjukkan kemampuannya sebagai imunostimulator dan anti kanker, akan tetapi bagaimana mekanismenya belum diketahui dengan jelas. Penelitian ini menginvestigasi pengaruh MCP pada sel makrofag RAW264.7 dimana pemeriksaan dilakukan melalui pengukuran produksi sitokin dan ekspresi molekul kostimulator pada permukaan sel makrofag. Beberapa teknik pengukuran telah digunakan untuk menggambarkan mekanisme aksi pada sel makrofag seperti flowsitometri untuk menganalisa kostimulator CD80, CD86 dan MHC-II, pengukuran viabilitas sel, nitric oxide (NO) dan TNF-α menggunakan spektrofotometer, ekspresi protein ERK ½, IκB-α, iNOS menggunakan teknik western blot dan analisa aktivitas protein NF-κB menggunakan mikroskop konfokal. Pengukuran aktivitas NF-κB, ekspresi CD80, CD86, MHC-II, produksi NO dan TNF-α dilakukan setelah diberikan MCP pada sel makrofag RAW264.7 dengan konsentrasi 10, 50, 100 dan 200μg/ml. Analisa statistik dengan ANOVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan ekspresi NO, TNF-α, CD80, CD86 dan MHC-II pada semua kelompok perlakuan, selanjutnya uji perbandingan multipel Duncan's menyatakan bahwa terdapat peningkatan ekspresi NO, TNF-α, CD80, CD86 dan MHC-II secara signifikan (p=0,001) bila dibandingkan dengan kelompok lain. Hasil diatas menunjukkan bahwa MCP mampu menginduksi produksi NO, TNF-α, ekspresi kostimulator (CD80, CD86, MHC-II), dan sebagai stimulator terhadap protein ERK ½, IκB-α, dan NF-κB. Hal ini memberikan penjelasan terhadap mekanisme aktivitas seluler yakni melibatkan jalur MAPKs dan NF-κB yang penting dalam menginduksi produksi sitokin dan ekspresi molekul kostimulator. Dengan demikian, MCP telah menunjukkan suatu potensi sebagai agen imunostimulator dan diduga dapat menjadi suatu terapi penting pada penyakit-penyakit infeksi. 
Senam Aerobik Meningkatkan Daya Tahan Jantung Paru dan Fleksibilitas Candrawati, Susiana; Sulistyoningrum, Evy; Prakoso, Dicky Bramantyo agung; Pranasari, Nurvita
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 29, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.327 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2016.029.01.14

Abstract

Kurang beraktivitas fisik berkaitan erat dengan risiko timbulnya penyakit tidak menular dan penyakit degeneratif. Salah satu aktivitas fisik yang saat ini banyak diminati adalah senam aerobik. Daya tahan jantung paru dan fleksibilitas sangat penting bagi produktivitas hidup dan penurunan risiko penyakit degeneratif di masa mendatang. Beberapa penelitian membuktikan adanya pengaruh latihan aerobik terhadap daya tahan jantung paru dan fleksibilitas, akan tetapi penelitian tentang senam aerobik sebagai salah satu bentuk latihan aerobik belum banyak dilakukan. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh senam aerobik terhadap fleksibiltas dan daya tahan jantung paru. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pre and post test design. Sebanyak 33 individu berusia 15–25 tahun diperiksa fleksibilitas dan daya tahan jantung paru di Laboratorium Fisiologi Kedokteran Unsoed sebelum dan sesudah melaksanakan program latihan fisik senam aerobik selama 12 minggu di Sanggar Senam Sisca Purwokerto. Fleksibilitas diukur dengan metode Sit and Reach Test, sedangkan daya tahan jantung paru diukur dengan metode Quenns Collegge Step Test. Data sebelum dan sesudah intervensi senam aerobik dianalisis menggunakan perangkat lunak komputer dengan uji t berpasangan dan uji Wilcoxon. Terdapat pengaruh bermakna senam aerobik terhadap fleksibiltas (p=0,002) dan daya tahan jantung paru (p&lt;0,001), yaitu meningkatkan fleksibilitas (33,78 cm menjadi 36,45 cm) dan meningkatkan daya tahan jantung paru (18,48 menjadi 22,08). Dapat disimpulkan senam aerobik berpengaruh terhadap fleksibilitas dan daya tahan jantung paru.
Kadar Kortisol, Transforming Growth Factor β, serta Derajat Adhesi Pasca Laparoskopi dan Laparotomi Pribadi, Agung; Riwanto, Ignatius; Budijitno, Selamat
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 29, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2016.029.01.13

Abstract

Adhesi intraperitoneal pasca bedah abdomen terjadi pada 50-97% kasus adhesi, dengan penyebab terbanyak adalah laparotomi. Penelitian ini bertujuan membuktikan perbedaan dampak laparoskopi dan laparotomi terhadap derajat adhesi peritoneal, kadar kortisol dan TGF-β. Desain randomized control trial post test only diterapkan pada dua kelompok, yaitu kelompok laparoskopi dan laparotomi dalam anestesi umum. Sampel darah diambil sesaat sebelum dan 6 jam paska operasi untuk pemeriksaan kadar kortisol. Tujuh hari pasca operasi dilakukan terminasi, dilanjutkan laparotomi untuk penilaian adhesi intraperitoneal, dan pengambilan cairan peritoneum untuk pemeriksaan kadar TGF-β. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan bermakna pada kenaikan kadar kortisol (rerata 20,03±1,550ng/ml), TGF-β (rerata 6.772,50±414,77pg/ml), dan derajat adhesi antara kedua kelompok (p=0,021, p&lt;0,001, p=0,002). Terdapat korelasi positif kuat antara kadar kortisol denganTGF-β (p=0,030, r=0,632) dan korelasi positif yang signifikan antara kadar TGF-β dengan derajat adhesi (p=0,001, r=0,941). Penelitian ini membuktikan bahwa bedah laparoskopi dapat mengurangi peningkatan kadar kortisol dan TGF-β, serta insidens adhesi.
EKSTRAK METANOL DAUN KELOR MENURUNKAN KADAR TNF-α DAN IL-6 SERUM, SERTA MDA KOLON TIKUS YANG DIINDUKSI DMBA H, Tinny Endang; H, Dian Sukma
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 29, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2016.029.01.6

Abstract

Ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dapat berfungsi sebagai anti oksidan, anti radang, dan anti kanker.TNF-? dan IL-6 merupakan sitokin proinflamasi yang berperan penting pada patogenesis kanker, sedangkan pada jaringan kanker sering ditemukan peningkatan kadar MDA. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh pemberian ekstrak metanol daun kelor terhadap kadar TNF-? dan IL-6 serum serta MDA jaringan  kolon  tikus Wistar  yang diinduksi DMBA. Penelitian eksperimental post test group design dilakukan pada 20 ekor tikus yang dipilih secara acak. Semua tikus dibagi dalam 5 kelompok yaitu kontrol negatif, kontrol positif, dan kelompok perlakuan ekstrak daun kelor. Tikus diinduksi DMBA 10mg/kgBB/hari peroral selama 44 hari, kemudian ekstrak metanol daun kelor dosis 20mg/kgBB/hari, 40mg/kgBB/hari, dan 80mg/kgBB/hari selama 60 hari dan selanjutnya diperiksa. Pemeriksaan kadar TNF-? dan IL-6 dengan metode ELISA sedangkan pemeriksaan kadar MDA dengan metode kolorimetrik. Data dianalisis dengan uji Anova, uji Tuckey,uji Kruskal-Wallis, uji Mann-Whitney, dan uji korelasi. Hasil penelitian menunjukkan dosis efektif dalam menurunkan kadar TNF-? dan MDA didapatkan pada pemberian ekstrak metanol daun kelor dosis 20mg/kgBB/hari (p=0,000; 0,019), sedangkan penurunan kadar IL-6terhadap IL-6 ditunjukkan pada dosis 20mg/kgBB/hari (p=0,019), tetapi belum mencapai dosis efektif. Pada pemberian dosis 80mg/kgBB/hari didapatkan peningkatan TNF-?, IL-6, dan MDA yang bermakna (p=0,000; 0,000; 0,020). Dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak metanol daun kelor dapat menurunkan kadar TNF-?, IL-6, dan MDA dengan dosis efektif adalah 20mg/kgBB/hari.

Page 1 of 2 | Total Record : 19