Articles
514 Documents
PENGARUH PRIVATISASI RUANG TERBUKA PUBLIK TAMAN TABANAS GOMBEL SEMARANG TERHADAP TINGKAT KENYAMANAN PENGUNJUNG
Eka Adhitya Hari Putra;
Parfi Khadiyanto
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 3, No 3 (2014): Agustus 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (489.922 KB)
Ruang terbuka publik yang bebas dan netral merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat perkotaan. Keterbatasan pihak pengelola ruang terbuka publik (pemerintah) dalam penyediaan dan pemeliharaan ruang terbuka publik adalah salah satu permasalahan klasik perkotaan. Kerjasama dengan pihak swasta dalam penyediaan dan pemeliharaan ruang terbuka publik (privatisasi) merupakan salah satu jalan keluar. Namun, keterlibatan pihak swasta dalam penyediaan dan pengelolaan ruang terbuka publik menimbulkan masalah terkait isu profit-oriented. Taman Tabanas yang berada di kawasan perbukitan Gombel Kecamatan Banyumanik Kota Semarang merupakan salah satu ruang terbuka publik yang mengalami privatisasi. Disekitar kawasan taman berdiri restoran, café dan tempat karaoke sehingga fungsi taman Tabanas sebagai ruang terbuka publik terpengaruh dengan kepentingan privat yang bersifat komersial, terutama kenyamanan pengunjung di ruang terbuka publik. Maka penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif deskriptif untuk mengetahui apa pengaruh privatisasi ruang terbuka publik Taman Tabanas Gombel terhadap kenyamanan pengunjung. Privatisasi dapat memberi pengaruh positif (peningkatan fasilitas & pengelolaan) juga dapat memberi pengaruh negatif (pembatasan akses & kesenjangan sosial). Pada kasus Taman Tabanas, privatisasi cenderung memberi pengaruh negatif terhadap ruang terbuka publik, seperti pembatasan akses dan kesenjangan sosial. Hasil temuan mengindikasikan bahwa pengunjung yang berada di luar restoran/café dan tempat karaoke merasa “cukup” nyaman dan sebagian merasa tidak nyaman, artinya tidak ada yang merasa nyaman. Dari beberapa indikator yang digunakan untuk menilai kenyamanan pengunjung, sebagian besar dinilai buruk oleh pengunjung. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa privatisasi di Taman Tabanas berpengaruh negatif terhadap tingkat kenyaman pengunjung di luar restoran/café dan tempat karaoke.
Penilaian Ketertarikan Masyarakat Terhadap Angkutan Umum (Angkot) Di Kawasan Pendidikan Tinggi Tembalang Dengan Pendekatan Structural Equation Modeling (SEM)
Arma Nopianti;
Maryono Maryono
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 5, No 3 (2016): Agustus 2016
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1068.828 KB)
Penggunaan angkutan pribadi yang tinggi di Kawasan Pendidikan Tembalang menyebabkan angkutan umum (angkot) menjadi kurang dilirik oleh masyarakat. Hal ini semakin didukung oleh kondisi sistem transportasi berupa pelayanan angkutan umum (angkot) yang belum bisa memenuhi kebutuhan perjalanan masyarakat. Penggunaan angkutan umum yang sepi penumpang juga disebabkan oleh skala pelayanan angkutan umum (angkot) yang belum mampu melayani seluruh Kawasan Pendidikan Tembalang. Apabila kondisi ini terus berlanjut, dikhawatirkan jumlah angkutan pribadi terus meningkat dan tidak terkendali sehingga berakibat pada vakumnya angkutan umum (angkot) beroperasi serta kemacetanpun akan susah dihindari. Padahal penduduk di Kawasan Pendidikan Tembalang didominasi oleh penduduk usia produktif yaitu penduduk usia 15-64 tahun sekitar 26.153 jiwa atau sekitar 77% dari total penduduk. Penduduk pada usia ini merupakan penduduk yang aktif dalam melakukan perjalanan. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian untuk menilai ketertarikan masyarakat terhadap angkutan umum (angkot) di Kawasan Pendidikan Tembalang sehingga dapat disimpulkan kondisi sebenarnya penyebab sedikitnya demand angkutan umum (angkot). Dalam mencapai tujuan ini, maka analisis yang digunakan adalah analisis Structural Equation Modeling (SEM). Analisis Structural Equation Modeling (SEM) merupakan analisis yang berguna untuk mengkonfirmasi tentang sebuah teori. Analisis ini dilakukan menggunakan alat analisis berupa software LISREL 9.0 Versi Student. Data yang digunakan berupa data hasil kuesioner tentang variabel ketertarikan masyarakat terhadap angkutan umum yang diberikan kepada masyarakat usia produktif (umur 14-65 tahun). Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan penyebab rendahnya ketertarikan masyarakat terhadap angkutan umum (angkot) sebenarnya disebabkan oleh pelaku perjalanan atau pelaku masyarakat itu sendiri. Sedangkan faktor lain seperti kondisi sistem transportasi hanya berpengaruh sedikit pada ketertarikan masyarakat. Hasil analisis ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan untuk peningkatan ketertarikan masyarakat terhadap angkutan umum sehingga bisa menjadi salah satu solusi agar angkutan umum (angkot) semakin diminati dan penggunaan angkutan pribadi bisa diminimalisasi.
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA PENGGUNAAN LAHAN AKIBAT KEBERADAAN KAWASAN PENDIDIKAN UNNES (STUDI KASUS: KAWASAN SEKARAN, KECAMATAN GUNUNGPATI)
Amalia Wulangsari;
Wisnu Pradoto
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (730.808 KB)
Kecamatan Gunungpati merupakan bagian wilayah Kota Semarang sebelah selatan yang ditetapkan sebagai Bagian Wilayah Kota (BWK) VIII yang memiliki 16 kelurahan. Perkembangan Kota Semarang cenderung kearah selatan yang menjangkau kawasan Kecamatan Gunungpati dan sekitarnya. Penggunaan lahan yang beraneka ragam seperti: Permukiman, pendidikan, perdagangan dan jasa, pertanian, dan sebagainya, memberikan dorongan Kecamatan Gunungpati untuk berkembang cepat dari tahun ke tahun di dukung dengan adanya Universitas Negeri Semarang (UNNES), aktivitas perdagangan dan jasa yang berkembang di sepanjang Jalan Sukorejo - Sekaran serta adanya perkembangan kawasan permukiman yang terencana maupun yang tidak terencana dan keberadaan Kecamatan Gunungpati sebagai daerah konservasi dan daerah resapan air menjadikan permasalahan ini menarik untuk dijadikan objek penelitian. Pengaruh aktivitas baru sebagai kutub pertumbuhan seperti aktivitas pendidikan ini merubah penggunaan lahan dan aktivitas penduduk yang mengalami perubahan begitu cepat ditiap tahunnya. Berdasarkan hasil analisis dapat di ketahui bahwa keberadaan perguruan tinggi (UNNES) di kawasan Sekaran sebagai pusat pertumbuhan mampu memicu pertumbuhan di kawasan sekitarnya terutama yang memiliki kedekatan jarak yang dekat, pertumbuhan yang terjadi masih dalam kategori sedang karena pengaruhnya belum merata di setiap RW. Hal ini ditunjukkan dengan adanya banyak aktivitas ekonomi untuk melayani masyarakat dan perubahan lahan terbangun di kawasan Sekaran. Kecenderungan perubahan pola penggunaan lahan dan perkembangan aktivitas yang ada berkembang di sepanjang jalan utama (sporadis) yang bertopografi datar atau landai dengan tingkat aksesibilitas dan kelengkapan sarana prasarana yang tinggi. Hal ini dapat dibuktikan dengan temuan hasil studi bahwa terjadi peningkatan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk yang bertambah besar di sekitar kawasan yang berada pada tingkat aksesibilitas dan kelengkapan sarana prasarana yang ada, serta terjadi peningkatan kesempatan bekerja dan berusaha karena dengan adanya perguruan tinggi telah mampu menyerap tenaga kerja. Berdasarkan hasil temuan studi dapat direkomendasikan kepada pemerintah daerah bahwa dalam upaya pengembangan area pinggiran kota dilakukan dengan memperhatikan faktor – faktor yang mempengaruhinya agar perkembangan penggunaan lahan Kecamatan Gunungpati dimasa mendatang lebih terarah dan dampak negatif dari pergeseran dan perubahan guna lahan dapat terminimalisasi.
PEMODELAN RUTE BUS KAMPUS UNDIP TEMBALANG DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
Askariman Putra Sulviawan;
Bambang Susantono
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 3, No 4 (2014): November 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (475.658 KB)
Isu Global Warming dan Climate Change kini sedang marak diperbincangkan oleh masyarakat, peningkatan suhu bumi dan perubahan iklim yang ekstrim terjadi akibat banyaknya penggunaan energi yang berlebihan dan tidak memperhatikan aspek pemberdayaan lingkungan. Dengan adanya isu tersebut, Undip saat ini mengkampanyekan Undip Green Campus dengan menanam banyak bibit pohon di kawasan kampus Tembalang. Namun, program penanaman pohon ini dirasa kurang efektif untuk mengurangi emisi gas yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor. Sistem transportasi yang berkelanjutan merupakan alternatif penghematan energi dengan memanfaatkan sistem transportasi masal. Dengan pemanfaatan penggunaan angkutan umum penumpang di kawasan kampus dapat mendukung program Undip Green Campus lebih dalam.Dapat dilihat setiap hari di kawasan kampus pada hari senin hingga jum’at, banyak sekali kendaraan pribadi warga kampus yang berlalu lalang hingga menyebabkan kemacetan di beberapa titik di kawasan kampus, kemudian juga banyak sekali kendaraan roda empat yang parkirdi jalan (On Street Parking) yang mengurangi kapasitas jalan yang sangat mungkin menyebabkan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas disana, maka untuk mengurangi resiko kecelakaan dan juga untuk mendukung Undip sebagai Kampus Hijau diperlukan pengendalian moda pergerakan warga kampus dengan mengurangi emisi karbon yang dihasilkan oleh kendaraan pribadi.Kegiatan studi ini bertujuan untuk merencanakan dan membangun model sistem transportasi angkutan umum penumpang (bus) kampus Undip berdasarkan potential demand atau pola permintaan perjalanan dari kegiatan warga kampus selama berada di kawasan kampus untuk memudahkan mobilitas pergerakan serta untuk meningkatkan penggunaan angkutan umum penumpang (bus) di kawasan kampus Undip Tembalang. Kebutuhan rencana rute perjalanan dimodelkan kedalam bentuk pemodelan dengan alat bantu ArcGis dengan tools Network Analyst yang akan menghasilkan gambaran rute terbaik perjalanan bus kampus. Berdasarkan hasil analisis dari studi ini didapat empat rute bus kampus yang dapat melayani permintaan perjalanan warga kampus dengan jumlah armada yang dibutuhkan untuk pengoptimalan kinerja rute adalah 14 armada bus sedang dengan kapasitas 120 penumpang dan waktu antara rata-rata setiap 3 menit pada jam sibuk dan 5 menit pada waktu normal.
Dampak Lalu Lintas Akibat Pengoperasian BRT Trans Semarang Koridor IV Terminal Cangkiran - Semarang Tawang
Bastian Tri Noviadi;
Widjonarko Widjonarko
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 7, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (722.958 KB)
The rapid physical growth of Semarang City also boost the activity of transportation. The increase of transportation activity can be seen from the increase of vehicle per year. This is not offset by the increase in road length which result in the increase of traffic jam potential. According to the Ministry of City Transportation, the avarage road level of service is at C which is below he standard quality. As an attempt to resolve the problem of transportation, the government of Semarang City preparing a mass transportation service in form of BRT. The goal of this study is to analysis possible impact of traffic from the operation of BRT Trans Semarang in Corridor IV Cangkiran - Semarang Tawang. The method of analysis used in this study is quantitative descriptive. Primary data in the form of vehicle volume is done by traffic counting while the secondary data is collected from Ministry of Transportation, previous studies, and internet. Based on the analysis, it is indicated that Trans Semarang have significant influence on the traffic. It is indicated that the road performance on two bus stop which is Jrakah Market and Semarang District court is reduced while there is an increase of performance on the other five bus stop. From the seven bus stop investigated, only three bus stop successful in attempt to reduce the traffic jam by reducing the degree of saturation to below 0.75.The three bus stop in question are Cangkiran Terminal, Gas Station Semarang New Hill, and Tawang Station. When Trans Semarang operate at the start of the year, there is an increase in road performance. However the traffic load keep increasing every year because of the increase in private vehicle and the resident reluctant to switch to BRT. The result of study are recommendation to handle traffic in the form of building a private lane in arterial road, widen the road, build small lane on bus stop to reduce side friction, and sanction for those who park in beside the road.
TRANSFORMASI PEMANFAATAN RUANG KORIDOR SULTAN AGUNG KOTA SEMARANG
R Clarrio Dimassetya Jaya;
Wisnu Pradoto
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (388.88 KB)
Proses transformasi sebuah ruang akan berlangsung bersamaan dengan perkembangan tuntutan terhadap kebutuhan ruang dari masyarakat. Relokasi pusat pemerintahan pada koridor Jalan Pemuda, pusat kegiatan Kota Semarang pada kawasan simpang lima, dan adanya kebijakan pengembangan ruang koridor sultan agung sebagai koridor komersial hingga tahun 2031 telah memberikan dorongan terjadinya perkembangan kawasan perkotaan di ruang Jalan Sultan Agung sebagai koridor yang memiliki sifat menjari (poros transportasi) dengan pusat kegiatan Kota Semarang. Dijelaskan oleh Legawa (dalam Wijayanti, 1998) bahwa daerah poros transportasi akan mengalami perkembangan fisik yang berbeda dengan daerah diantara jalur-jalur transportasi. Perbedaan tersebut terletak pada perkembangan dari tampilan kawasan terbangun di sepanjang poros transportasi yang akan terlihat lebih besar dibandingkan daerah lainnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, diperoleh sebuah research question penelitian berupa : “Bagaimana tendensi transformasi pemanfaatan ruang koridor sultan agung hingga tahun 2031?”. Merujuk pada research question, disusun sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tendensi transformasi pemanfaatan ruang koridor sultan agung hingga tahun 2031. Untuk mencapai tujuan tersebut disusunlah tahapan-tahapan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif positivistik melalui analisis proses transformasi yang disusun dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif, analisis nilai tertinggi dan penggunaan terbaik dari sebuah ruang yang menggunakan model most probable use dan dijelaskan dengan teknik analisis statistik deskriptif, serta peramalan terhadap tendensi transformasi ruang koridor hingga tahun 2031 dengan menggunakan kombinasi terhadap teknik trendline dan analisis most probable use. Melalui analisis tersebut diperoleh temuan bahwa transformasi pemanfaatan ruang koridor sultan agung mulai mengalami pergeseran dari perkembangan perkotaan yang melompat menjadi perkembangan perkotaan yang memanjang, pengembangan secara horizontal menjadi vertikal, fungsi perumahan menjadi fungsi komersial dalam bentuk compact center. Bentuk tersebut akan berkembang hingga tahun 2031 seiring dengan keinginan terbesar dari partisipan aktif pembangunan yang menginginkan pembangunan ruang koridor sultan agung sebagai kawasan campuran.
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Wisata, Studi Kasus : Desa Wisata Pentingsari, DIY
Raden Harya Andrianto;
Maya Damayanti
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 7, No 4 (2018): November 2018
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (971.589 KB)
Tourist village is one of the alternative approaches of sustainable tourism development. One of the goals of this tourism village is to develop the natural potential in an area or village while maintaining local culture as a tourist attraction. Furthermore, to realize a good tourist village, intervention and direct involvement are needed in the management of tourist village. This can be done by conducting community empowerment activities in economic, social, and environmental aspects. Pentingsari Tourist Village is one of the tourist villages that developed quite well and managed to apply the principle of community empowerment in its development. This can be seen when Pentingsari Tourist Village won the second place in Sleman Regency Tourist Village Competition in 2008 and the first winner of DIY Tourist Village Competition in 2009. This research used a descriptive qualitative method with the aim to see how the community empowerment process in Pentingsari Tourist Village.Community empowerment in Pentingsari Tourist Village beganwith the previous process of tourist village formation to Pentingsari Tourist Village at this time. Various forms of training have been given to the community as an effort to empower the community. This assistance is carried out by various parties, including the government, namely the Tourism Office of Sleman Regency, as well as the private sector. One of them is training from PT. Bank Central Asia (BCA).Tbk, which provides training to the public in the form of excellent service standards. These things show that the empowerment process carried out in the Pentingsari Tourist Village was going gradually. This is also influenced by several supporting factors, such as the driving actors, the community, the role of the government, and the private sector.
PENGENDALIAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DIBANTARAN KALI ANGKE KELURAHAN RAWA BUAYA KECAMATAN CENGKARENG JAKARTA BARAT
Anne Asvada
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 4 (2013): November 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (760.411 KB)
Penyebab utama timbulnya permukiman di Bantaran Kali Angke Kelurahan Rawa Buaya Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat merupakan kegagalan pemerintah DKI Jakarta dalam upaya penyediaan hunian yang layak bagi pendatang yang memiliki penghasilan rendah. Permukiman yang ada di bantaran Kali Angke merupakan penghambat program Pemerintah untuk menormalisasi Kali dalam mengatasi masalah banjir. Dengan adanya bangunan-bangunan di bantaran kali angke merupakan salah satu penyebab terjadinya banjir di wilayah tersebut, Bantaran kali merupakan kawasan lindung, artinya kawasan yang dilindungi pemerintah karena memiliki kemiringan tertentu dan merupakan daerah aliran kali (tempat penyerapan air hujan sebelum masuk ke badan air). Selain sebagai fungsi untuk menahan air, juga berfungsi sebagai konservasi dan pencegah erosi. Oleh karena itu area ini tidak untuk dibangun bangunan jenis apapun.namun masyarakat penghuni bantaran kali angke enggan berpindah ketempat yang sudah disediakan oleh pemerintah.Munculnya permukiman di bantaran kali angke merupakan kelemahan manajemen dalam pengelolaan tata ruang di Jakarta Barat.Untuk itu tujuan penelitian ini adalah mengkaji bentuk pengendalikan pembangunan permukiman di bantaran Kali Angke Kelurahan Rawa Buaya Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Sasarannya yaitu mengidentifikasi kondisi spasial terkait dengan keberadaan kawasan permukiman yang meliputi kondisi fisik dan non fisik permukiman,mengidentifikasi kebijakan pemerintah terkait dengan pengendalian pembangunan permukiman dibantaran kali serta peran serta pemerintah dalam pengendalian pembangunan permukiman di bantaran kali angke Jakarta Barat. Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampling bertujuan (Purposive Sampling) yang dilakukan dengan mengambil orang-orang terpilih menurut sifat-sifat spesifik yang dimiliki oleh sample tersebut Hal ini berarti bahwa purpose sampling tidak akan dilakukan dari populasi yang belum kita kenal sifat-sifatnya, atau yang masih harus dikenal terlebih dahulu. Penelitian juga berusaha agar sampel yang dipilih meskipun jumlahnya kecil tetapi merupakan wakil-wakil dari segala lapisan populasi, dan dapat memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui karakteristik sosial, karakteristik ekonomi, karakteristik spasial,analisis kebijakan terkait dengan peraturan pemerintah mengenai pengendalian pembangunan permukiman di bantaran kali angke. Analisis deskriptif menjelaskan mengenai pengendalian pembangunan permukiman di Bantaran Kali Angke Kelurahan Rawa Buaya Jakarta Barat. Berbagai tahapan analisis tersebut kemudian menghasilkan bentuk pengendalian permukiman di Bantaran Kali Angke yaitu kegiatan pengawasan dan penertiban . Bentuk penertiban yang dilakukan dalam pengendalian pembangunan permukiman di bantaran kali yaitu berupa pembongkaran, kemudian dilanjutkan dengan pengerukan kali.
STRATEGI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA TAMAN SATWA TARU JURUG KOTA SURAKARTA
Pulung Priyo Utomo;
Maya Damayanti
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 4, No 4 (2015): November 2015
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (564.944 KB)
Kota Surakarta memiliki beragam daya tarik pariwisata, salah satunya Kebun Binatang Taman Satwa Taru Jurug. Obyek wisata ini merupakan salah satu ikon wisata di kota Surakarta yang sarat akan sejarah. Taman Satwa Taru Jurug yang terletak di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, menjadi salah satu tujuan wisata yang memerlukan adanya penelitian mengenai penawaran dan permintaan wisata berdasarkan elemen pariwisata.Penelitian menghasilkan strategi pengembangan kawasan berdasar penawaran dan permintaan wisata Taman Satwa Taru Jurug yang dilihat berdasarkan elemen elemen pariwisata.Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif atau campuran.Untuk teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, observasi, wawancara dan telaah dokumen yang kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis BCG.Hasil dari penelitian ini TSTJ terdapat pada Kuadran III yaitu Problem Children.Pada Kuadran mengartikan bahwa penawaran yang ada tinggi, namun permintaan wisata yang ada rendah. Dalam upaya pengembangan mencapai ke posisi stars terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian. Pertama adalah peningkatan frekeuensi promosi dan informasi kegiatan yang ada di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ).Kedua perlu adanya penambahan atraksi wisata baik secara bulanan, maupun mingguan.Yang ketiga adalah pemenuhan serta perbaikan sarana wisata yang ada di TSTJ.Hal tersebut bertujuan untuk mendukung kenyamanan wisatawan ketika berada di obyek wisata.
KEGIATAN KOPI SEMAWIS PADA RUANG PUBLIK DI KAWASAN PECINAN SEMARANG
Y. Wiwik;
Rina Kurniati
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 1 (2013): Februari 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1067.737 KB)
Kawasan Pecinan merupakan salah satu kawasan bersejarah di Kota Semarang yang memiliki sejarah panjang dengan tradisi yang telah berkembang dan dilakukan secara turun temurun. Sebagian besar dari tradisi tersebut masih dijalankan, hal ini membuktikan bahwa Kawasan Pecinan merupakan kawasan yang kaya akan Living Heritage (Suara Merdeka, 4 Februari 2005). Oleh karena itu diperlukan adanya pelestarian budaya supaya keberadaan Pecinan tidak hilang. Hal ini menarik perhatian beberapa pihak untuk lebih mengembangkan kawasan Pecinan seperti kelompok Kopi Semawis (Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata). Kelompok ini berusaha untuk melakukan revitalisasi terhadap kawasan Pecinan. Revitalisasi ini dilakukan dengan melakukan berbagai macam kegiatan dan kegiatan ini dilakukan diruang publik. Hal ini ternyata menimbulkan dampak atau permasalahan. Permasalahan-permasalahan yang timbul dari adanya kegiatan Kopi Semawis yang berdampak pada aktivitas masyarakat ini perlu dikaji lebih lanjut. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian untuk mengetahui apa persepsi dan preferensi masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan Kopi Semawis di kawasan Pecinan, pemanfaatan ruang publik dan kegiatan Kopi Semawis diruang publik. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan distribusi frekuensi. Nantinya metode tersebut digunakan sebagai alat untuk mengetahui preferensi masyarakat terkait dengan pemanfaatan ruang publik sebagai lokasi kegiatan. Adapun hasil dari analisis ini adalah: peningkatan partisipasi masyarakat dan perbaikan manajemen pelaksanaan kegiatan kopi semawis; perbaikan kondisi sarana prasarana; perbaikan dan penambahan elemen pendukung seperti papan penunjuk arah serta lampu jalan; pemaksimalan penggunaan ruang publik dikawasan Pecinan dengan melakukan pengaturan lalu lintas, penyediaan lahan parkir, penataan PKL dan pengoptimalan kawasan waterfront.