Articles
514 Documents
Dampak Pembangunan Taman Kasmaran Pada Perubahan Kondisi Ekonomi, Sosial-budaya Masyarakat, dan Lingkungan Kampung Wonosari
Lala Arastya Dewi;
Retno Susanti
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 8, No 4 (2019): November 2019
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (979.222 KB)
The Mayor of Semarang revealed that Taman Kasmaran is one of the processes in structuring green open land in the city center. The development of Kasmaran Park is aimed at beautifying the Kampung Pelangi area. Thus, the Semarang City government changed the riverbanks of Semarang which was previously a slum into a productive area. The construction of the Kasmaran Park was completed at the end of 2017 and was inaugurated on January 8, 2018. The beginning of the land which is now the Kasmaran Park is a garage and barber shop area. The people of Kampung Wonosari are aware of the development of Kasmaran Park, but the majority of the people are not involved in the development process of Kasmaran Park. That is because the construction of the Kasmaran Park is a Semarang City government project. The method used is a quantitative method with frequency distribution analysis techniques and content analysis from questionnaire data distributed to 52 respondents. Based on the analysis that has been done, it can be concluded that the most felt impact for the people of Kampung Wonosari with the existence of Taman Kasmaran is on changing environmental conditions. That is because the existence of Taman Kasmaran brings environmental changes to be cleaner, and no longer slums. The community is becoming more concerned about the environment, the community also has a place for refreshing, a gathering place, recreation, playing with a better environment.
PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DALAM KERANGKA PEMBANGUNAN EKONOMI WILAYAH DI KABUPATEN ACEH TENGAH (Studi Kasus: Kabupaten Aceh Tengah)
Adi Bilhak;
Samsul Ma'rif
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 3, No 2 (2014): Mei 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (224.021 KB)
Perkembangan lingkungan permukiman di Kota Semarang tidak terlepas dari pesatnya laju pertumbuhan penduduknya. Seiring dengan pertumbuhan penduduk di daerah perkotaan Semarang, kebutuhan akan penyediaan prasarana dan sarana permukiman akan meningkat. Namun pemenuhan akan kebutuhan prasarana dan sarana permukiman kurang terpenuhi, sehingga menimbulkan kawasan kumuh. Kecamatan Semarang Timur merupakan salah satu kecamatan di Semarang yang memiliki kawasan kumuh. Permasalahan yang terdapat di Kecamatan Semarang Timur berkaitan dengan kemiskinan dan kesenjangan yang memicu konflik antara pemerintah dan masyarakat. Konflik muncul karena belum diketahuinya karakteristik kawasan kumuh serta metode penanganan yang kurang tepat. Berdasarkan pada permasalahan tersebut, muncul sebuah pertanyaan penelitian yaitu “Bagaimana karakteristik kawasan kumuh? Bentuk penanganan yang seperti apakah yang sesuai dengan karakteristik kawasan kumuh tersebut?”.Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendapatkan data lokasi kawasan kumuh berikut karakteristik dari masing-masing lokasi kawasan kumuh di Kecamatan Semarang Timur serta mendapatkan metode penanganan kawasan kumuh yang sesuai. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis normatif. Pengumpulan data kuantitatif menggunakan random sampling dengan cara observasi, wawancara, dan menyebarkan kuisioner kepada responden. Hasil akhir dari penelitian ini adalah sebaran kawasan kumuh berikut karakteristiknya di Kecamatan Semarang Timur meliputi komponen fisik yaitu jaringan jalan, persampahan, air bersih, sanitasi, dan drainase serta komponen non-fisik meliputi partisipasi masyarakat, pendidikan, pendapatan dengan metode penanganan perbaikan kampung yaitu penyempurnaan program Gerdu Kempling menggunakan konsep TRIBINA.
PENGARUH AKTIVITAS INDUSTRI TERHADAP PENINGKATAN EKONOMI PENDUDUK DAN PERKEMBANGAN PERDAGANGAN JASA DI KOTA BATAM
Boni Kasih Napitupulu;
Prihadi Nugroho
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 5, No 1 (2016): Januari 2016
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (972.959 KB)
Indonesia as one of the developing country has some of coastal areas which utilized to develop the industrial activities based on manufacturing industry with labor intensive or even capital intensive.The development of industry activities in Batam are rely on domestic investment and foreign investment. One of the targeted region of industrial development is Batam City. With full support of industrial development from government on Economic Exclusive Zone, now industrial sector become the influence sector and leading sector in Gross Domestic Product of Batam City. It is also become the main focus of economic development. The aim of this research is to analyze and observe the influence of industrial activity to an increase in citizens’ economy based on income and the development of trade and services in Batam City. This research use quantitative approach with survey research method. The data collections are done with field surveys and questionnaires. Sampling which used in this research is purposive sampling, which targeted the sample according to the objective of research, therefore, the samples are the citizens who work in industrial sector. The study of this research shows that there are an increase in citizen’s economy and the development of trade and services as multiplier effect as the result of industrial activities in Batam City.
PEMENUHAN KEBUTUHAN LAPANGAN OLAHRAGA DI LINGKUNGAN PERMUKIMAN KOTA SLAWI KABUPATEN TEGAL
Lutfiyatul Wahdah;
Diah Intan Kusumo Dewi
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 2 (2013): Mei 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1308.811 KB)
Keberadaan lapangan olahraga di lingkungan permukiman kota Slawi pada saat ini mengalami penurunan. Hal tersebut dikarenakan adanya alih fungsi lahan seperti yang terjadi di Kelurahan Pakembaran yang sebelumnya lapangan olahraga berubah fungsi menjadi rumah tinggal. Sedangkan alih fungsi lahan pada lapangan olahraga di Desa Kalisapu berubah fungsi menjadi Taman Kanak-Kanak (TK). Alih fungsi lahan ini dikarenakan lahan yang dijadikan lapangan olahraga tersebut merupakan lahan pribadi milik salah satu warga, sehingga dapat berubah fungsi sesuai dengan kebutuhan pemiliknya. Untuk itu agar kebutuhan lapangan olahraga di lingkungan permukiman Kota Slawi dapat terpenuhi, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya keterkaitan dalam persepsi masyarakat mengenai pemenuhan kebutuhan lapangan olahraga di lingkungan permukiman Kota Slawi. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, maka tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis karakteristik sosial ekonomi masyarakat, analisis pemenuhan kebutuhan lapangan olahraga, dan analisis keterkaitan dalam persepsi masyarakat mengenai pemenuhan kebutuhan lapangan olahraga di lingkungan permukiman Kota Slawi. Adapun metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi lapangan, wawancara terstruktur, penyebaran kuisioner, dan telaah dokumen. Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah penyediaan lapangan olahraga di lingkungan permukiman Kota Slawi tidah hanya dilihat dari peraturan normatif maupun jumlah penduduk yang terlayani, namun dilihat juga dari persepsi masyarakat sehingga dalam penyediaannya tersebut dapat disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan masyarakat.
ALTERNATIF PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KAWASAN PANTAI TIMUR SEMENANJUNG MURIA KABUPATEN PATI MELALUI AGRIBISNIS PERIKANAN (Studi Kasus: Kawasan Pesisir Kabupaten Pati)
Listia Rini;
Samsul Ma’rif
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 3, No 4 (2014): November 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (321.741 KB)
Wilayah pesisir Kawasan Pantai Timur Semenanjung Muria meskipun memiliki potensi perikanan yang melimpah, tetapi juga disertai dengan tingkat kemiskinan yang cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan angka tingkat persebaran kemiskinan di wilayah pesisir Kabupaten Pati yang mencapai 39,35%, kategori angka kemiskinan cukup tinggi menurut (BPS Kabupaten Pati, 2009). Kondisi ini dilatarbelakangi oleh posisi geografis yang kurang menguntungkan, yaitu di luar koridor jalan utama pantura (Kudus-Pati). Namun dibalik fenomena tersebut, potensi perikanan pesisir yang sangat luas dapat menjadi peluang dasar pengembangan kawasan pesisir tersebut. Pengembangan potensi perikanan ini membutuhkan suatu pendekatan, sehingga untuk merumuskannya dibutuhkan suatu metode penelitian. Metode penelitian yang dipilih adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif yang digunakan diantaranya adalah analisis frekuensi dan deskriptif untuk mengetahui potensi agribisnis perikanan di kawasan pesisir, analisis multidimensinal scalling guna memetakan desa pesisir berdasarkan potensi dan kesiapan wilayah pada pengembangan agribisnis perikanan dan analisis perhitungan nilai hasil usaha untuk mengetahui perbandingan pendapatan eksisting dengan pendapatan pelaku agribisnis perikanan. Dari metode analisis tersebut ditetapkan sasaran penelitian sebagai berikut: inventarisasi potensi agribisnis perikanan, analisis tingkat kesiapan dan partisipasi masing–masing desa terhadap komponen agribisnis perikanan, analisis klasifikasi wilayah berdasarkan potensi pengembangan agribisnis perikanan, analisis tipologi wilayah berdasarkan potensi dan kesiapan masing-masing desa, analisis perbandingan nilai hasil usaha eksisting dengan agribisnis perikanan. Sehingga dari sasaran penelitian diperoleh posisi masing-masing desa terhadap potensi dan kesiapan pengembangan agribisnis perikanan yang terdiri dari empat komponen kegiatan, diantaranya: kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi usaha perikanan, kegiatan produksi primer, kegiatan pengolahan (agroindustri) dan kegiatan pemasaran.
Keberadaan Apartemen dan Pengaruhnya Terhadap Aktivitas Sosial dan Ekonomi Kawasan Seturan, Yogyakarta
Octasya Yusnindita Devi;
Wisnu Pradoto
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 6, No 2 (2017): Mei 2017
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (894.728 KB)
As time goes by and the increase of the population temporarily or that will be settled in Yogyakarta, then the request will increase the willingness of land to be used for the provision of infrastructure facilities. The area is an example of an area which Seturan construction of apartments quite rapidly. The existence of this apartment is not only addressed to students but also to all walks of life. The existence of these apartments are bringing changes to the development of physical or socio-economic conditions of the Community area Seturan. research aims to assess the extent of the influence of the existence of the apartment to the development of the physical, social and economic areas Seturan, Yogyakarta. Data collection method using questionnaires and interviews on the Community area, and methods of analysis Seturan used are descriptive statistical analysis. Based on the research results can be noted that the existence of the apartment did not have much influence on the existence of an apartment taking action against economic and physical development. The most influence on the development of social conditions. The existence of physical development in the area because the area is SeturanSeturan areas of education including many arriving newcomers who will be growing every year so that people choose to open commercial activity for profit. An influential social development is in the presence of the apartment makes the area more prone, Seturan getting crowded, noisy and jammed. This is caused due to an apartment to make more and the increase of the population and then with increasing population made the region's increasingly congested and jammed. Cartilage often happens is prone to theft, because the area is so crowded with Seturan invite criminals to commit crimes.
STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH BERDASARKAN TIPOLOGI KECAMATAN DI KABUPATEN PEMALANG
Sigit Pri Hastanto;
Samsul Marif
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (776.438 KB)
Pengembangan wilayah dapat dianggap sebagai suatu bentuk intervensi positif terhadap pembangunan di suatu wilayah. Diperlukan strategi-strategi yang efektif untuk suatu percepatan pembangunan. Disamping strategi-strategi untuk wilayah yang berkembang, strategi pengembangan wilayah-wilayah baru menjadi sangat penting. Strategi pengembangan wilayah maupun pelaksanaanya dewasa ini menjadi isu yang aktual dibicarakan. Keberhasilan maupun kegagalan dalam pengembangan memunculkan konsep pengembangan wilayah dari bawah atau bottom up planning yang mengekplorasi potensi dan kendala dari wilayah tersebut. Terciptanya pertumbuhan ekonomi yang rendah maupun pertumbuhan wilayah yang tidak merata merupakan bentuk kegagalan dalam pencapaian pengembangan wilayah. Keadaan ini terjadi karena setiap wilayah mempunyai karakteristik beragam. Ketidakpaduan kebijakan pengembangan ekonomi dan keruangan ini menyebabkan terjadinya ketimpangan antar wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan strategi pengembangan wilayah berdasarkan tipologi kecamatan melalui integrasi sektor potensial terhadap perwilayahan pembangunan sehingga dapat menjadi solusi ketimpangan wilayah yang ada di Kabupaten Pemalang.Wilayah Kabupaten Pemalang merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang berada di Jalur utama Pantura yang mempunyai akses untuk menuju ke daerah-daerah lainnya. Dari segi aktivitas, Kabupaten Pemalang memiliki aktivitas yang terdiri dari dua sektor, yaitu sektor primer meliputi sektor pertanian, sektor perikanan, sektor peternakan, perkebunan, kehutanan dan lain sebagainya, sedangkan sektor sekunder yaitu sektor industri, sektor perdagangan dan jasa. Dari dua sektor tersebut tingkat pelayanan antar kota kecamatan sangat mendukung perkembangan wilayahnya, terutama untuk wilayah bagian utara Kabupaten Pemalang yang lebih berkembang karena dilalui oleh jalur pantura sedangkan pada wilayah bagian selatan Kabupaten Pemalang kurang berkembang karena kondisi fisik wilayahnya berada di daerah perbukitan serta kurangnya dukungan sarana dan prasarana. Pada pengembangan peran dan fungsi kota, secara spesifik dalam rencana tata ruang kota harus mempertimbangkan potensi yang dimiliki hinterland-nya, sehingga terjadi keserasian interaksi antara pusat dengan wilayahnya (core-periphery) yang akan menguntungkan kedua belah pihak.Untuk mencapai tujuan penelitian Strategi Pengembangan Wilayah Berdasarakan Tipologi Kecamatan digunakan metode analisis kuantitatif. Secara garis besar, analisis penelitian dibagi menjadi tiga yaitu analis struktur kota, analisis potensi sektoral, analisis kategori Klaasen dan analisis tipologi kecamatan.
Studi Preferensi Pengusaha Kecil Menengah dalam Pemilihan Lokasi Aktivitas Usaha di Koridor Jalan Kaliurang
Dwitiya Yuni Lestari;
Ragil Haryanto
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 3, No 4 (2014): November 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Dalam pemilihan lokasi usaha, para pelaku usaha tidak lepas dari masalah pemilihan lokasi yang salah sehingga usaha tidak laku dan keterbatasan akses untuk menuju lokasi (lokasi tidak berada di jalan utama). Selain itu, masalah lainnya seperti ketidaktahuan pasar dan banyak pesaing di lokasi favorit merupakan masalah dan pertimbangan pengusaha dalam memilih lokasi aktivitas usahanya. Dari masalah tersebut, maka muncul pertanyaan : Apa saja yang mempengaruhi preferensi pengusaha kecil menengah dalam pemilihan lokasi aktivitas usaha dan bagaimana perkembangan usaha kecil menengah terhadap preferensi tersebut di Koridor Jalan Kaliurang?. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi pengusaha kecil menengah dalam pemilihan lokasi aktivitas usaha dan perkembangan usaha di Koridor Jalan Kaliurang.Sasaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan adalah Mengidentifikasi koridor Jalan Kaliurang yangdidominasi oleh pengusaha kecil menengah, Menemukenali karakteristik usaha kecil menengah yang dominan di Koridor Jalan Kaliurang, Menganalisis preferensi pengusaha kecil menengah dalam pemilihan lokasi aktivitas usaha di koridor Jalan kaliurang yang dominan, Kesimpulan dan Rekomendasi.Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan kuesioner kepada pengusaha kecil menengah. Sedangkan untuk data sekunder diperoleh dengan dokumentasi dan instansional. Penarikan sample menggunakan metode purposive dan proposional sampling dengan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif, deskriptif kualitatif.Setelah dilakukan penelitian ini, preferensi pelaku usaha kecil menengah dalam pemilihan lokasi aktivitas usaha di koridor jalan kaliurang yaitu akses jalan besar, dekat dengan konsumen, dekat dengan kawasan pendidikan, tempat parkir, ketersediaan listrik, air dan telpon serta keamanan.
Kajian Perubahan Penggunaan Lahan dan Kesesuaiannya Dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Rejang Lebong Berbasis Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh
Alan Kurnia Setiawan;
Sri Rahayu
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 7, No 3 (2018): Agustus 2018
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (2398.501 KB)
Rejang Lebong Regency has problems with Land Use (LU) change, which has an impact on increasing space utilization. The rise of this issue has led to cases of spatial violation, namely the existence of LU that aren’t in accordance with Regional Spatial Plan (RTRW). This study aims to examine LU change in Rejang Lebong in 2005-2016 and its suitability with Rejang Lebong RTRW 2012-2032. The method used in this study’s descriptive quantitative with Geographic Information System and Remote Sensing based analysis technique. The result shows that the LU change in 2005-2016 was 55,336,17 Ha, of which 86.75% of it were in accordance with RTRW, while 13.25% of it weren’t in accordance with RTRW. Result of research indicate there’re 374,77 Ha of it located in disaster prone area, that’s in Sindang Kelingi District, Sindang Dataran, Bermani Ulu, Bermani Ulu Raya and Binduriang. In the area of settlement 299.96 Ha of them lies in the steep slopes whose characteristics aren’t suitable as it. This discrepancies, particularly those occurring in protected areas, can’ve a negative impact on the sustainability of nature and increase the vulnerability of communities in the event of a disaster. This’s because there’re new settlement areas developing in protected areas.
PENGARUH KEBERADAAN DESA WISATA KARANGBANJAR TERHADAP PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN, EKONOMI DAN SOSIAL MASYARAKAT
Istiqomah Tya Dewi Pamungkas;
Mohammad Muktiali
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 4, No 3 (2015): Agustus 2015
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (863.061 KB)
Pariwisata menjadi salah satu sektor yang dijadikan andalan beberapa negara dalam meningkatkan perekonomian. Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya, memanfaatkan dan mengembangkan sektor pariwisata sebagai cara dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Strategi dalam mengembangkan perekonomian khususnya pada wilayah pedesaan yaitu dalam bentuk desa wisata. Sebagai salah satu sektor pembangunan yang menempati ruang, secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap perubahan kondisi ekonomi, sosial dan fisik geografis. Desa wisata Karangbanjar merupakan desa wisata pertama di Kabupaten Purbalingga yang sudah ada sejak tahun 1992. Berkembangnya desa wisata ini selama 23 tahun sudah tentu memberikan pengaruh terhadap kondisi fisik dan non fisik di Desa Karangbanjar. berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji pengaruh keberadaan Desa Wisata Karangbanjar terhadap perubahan penggunaan lahan, ekonomi dan sosial masyarakat.metode yang digunakan yaitu metode penelitian kuantitatif dengan analisis statistik deskriptif dan interpretasi citra. Hasil penelitian ini menunjukkan keberadaan Desa Wisata Karangbanjar mempengaruhi perubahan penggunaan lahan, pada lahan non terbangun menjadi terbangun yaitu penggunaan lahan tegalan dan hutan menjadi permukiman. Sedangkan untuk perubahan fungsi lahan terjadi pada penggunaan lahan tegalan, hutan dan sawah. Keberadaan desa wisata juga berpengaruh pada ekonomi terutama pada perluasan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan. Perluasan kesempatan kerja dilihat dari penciptaan kesempatan kerja dan pergeseran pekerjaan pokok maupun sampingan. Penciptaan kesempatan kerja pokok terjadi pada kelompok responden pengrajin rambut sedangkan untuk pekerjaan sampingan terjadi pada kelompok responden pemilik warung, pengrajin rambut dan pemilik homestay. Sedangkan untuk peningkatan pendapatan juga terjadi pada pendapatan pokok dan sampingan. Berkembangnya desa wisata dengan banyaknya wisatawan yang datang juga berpengaruh terhadap kondisi sosial masyarakat yang tercermin dalam pola sikap perilaku dan keterampilan masyarakat. Pengaruh desa wisata terhadap sikap dan perilaku tidak begitu terlihat karena wisatawan yang datang masih dalam lingkup lokal. Sedangkan untuk persebaran keterampilan masyarakat meningkat yang didapat dari pelatihan-pelatihan untuk pengelola desa wisata. Keterampilan pengrajin rambut juga meningkat yang ditandai dengan adanya diversifikasi produk kerajinan rambut.