cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Teknik PWK
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 514 Documents
Partisipasi Masyarakat dalam Program Pertanian Perkotaan pada Penghuni Rumah Susun Marunda, Jakarta Utara Riska Rahma Arriani; Mardwi Rahdriawan
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 8, No 3 (2019): Agustus 2019
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (983.689 KB)

Abstract

The Urban Farming Program in the Rusun Marunda was initiated by the government and managed by 50 farmers in 2014. The goals of the urban farming program are to develop green space, to provide the food access system and to empower the  community. However, the number of farmers who participate in Urban Farming Program continues to decrease as in 2019 only remains 5 (five) farmers. This research aims to find out the decreasing reasons for ommunity participation in Urban Farming Program. The method of this research uses the qualitative approach with purposive sampling. This study found that the reasons for farmers’ participation in Urban Farming Program are driven by two different motivations; psychological-Altruism motivation and economic-egoism motivation. Farmers with psychology-Altruism motivation are participating due to fulfill self-satisfaction while farmers with economic motivation are participating due to gain the financial benefits from Urban Farming Program. The results of the study found out that the decreasing number in community participation is caused by the obstacles in farming which demotivating farmers to participate in the Urban Farming Program. As a result, Farmers with economic-egoism motivation refuse to participate while farmers with psychological motivation still participate in Urban Farming Program.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN BANJIR ROB DI KELURAHAN TANJUNG MAS KOTA SEMARANG Roofy Reizkapuni; Mardwi Rahdriawan
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 3, No 1 (2014): Februari 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (982.552 KB)

Abstract

Kelurahan Tanjung Mas merupakan salah satu kelurahan di Kota Semarang yang rawan terhadap banjir rob karena posisinya yang berseberangan langsung dengan Laut Jawa. Pihak yang paling dirugikan dari masalah banjir rob ini adalah masyarakat sehingga diperlukan keikutsertaan masyarakat untuk mengatasinya. Di Kelurahan Tanjung Mas ini terdapat program untuk pemberdayaan masyarakat yang memfasilitasi penanggulangan banjir rob yang diwadahi oleh PNPM Mandiri Perkotaan sejak tahun 2003. Kegiatan penanggulangan banjir rob di kelurahan ini antara lain peninggian jalan, pembuatan talud, dan perbaikan drainase. Upaya-upaya tersebut cukup membantu masyarakat terhindar dari banjir rob untuk beberapa waktu. Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengkaji pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan banjir rob di Kelurahan Tanjung Mas, Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dapat dikaji mengenai proses pemberdayaan masyarakat, permasalahan yang terdapat didalamnya, peran serta masyarakat, dan peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan banjir rob di Kelurahan Tanjung Mas. Untuk peningkatan pemberdayaan dapat dilakukan dengan penerapan pendekatan pemberdayaan masyarakat, mengeliminir faktor-faktor penghambat proses pemberdayaan dari sisi kelembagaan dan kapasitas masyarakat serta penerapan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. Rekomendasi dari penelitian ini ditujukan untuk beberapa stakeholders terkait seperti fasilitator, BKM, UP, KSM dan masyarakat Kelurahan Tanjung Mas. Rekomendasi berupa penerapan upaya peningkatan pemberdayaan masyarakat  yang telah dikaji serta memfokuskan penanganan permasalahan banjir rob dengan membedakannya dengan permasalahan infrastruktur lainnya supaya penanganannya lebih tepat sasaran dan dapat menjangkau seluruh wilayah kelurahan. 
TINGKAT KERENTANAN SOSIAL WILAYAH KABUPATEN WONOGIRI Nisakhaira Rahmaningtyas; Jawoto Sih Setyono
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 4, No 4 (2015): November 2015
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (812.511 KB)

Abstract

Konsep kerentanan pada dasarnya muncul akibat adanya permasalahan kemiskinan. Kerentanan sosial wilayah menggambarkan kerapuhan sosial dari suatu wilayah akibat pengaruh dari adanya bahaya, ancaman dan bencana yang memiliki potensi merusak, mengganggu serta merugikan. Data tahun 2010 menunjukkan bahwa 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah terbagi menjadi 6 klaster tingkat kemiskinan. Klaster yang termiskin yaitu klaster 4 dengan rata-rata persentase keluarga miskin sebesar 51,87% yang kemudian diikuti oleh klaster 3 dengan rata-rata persentase keluarga miskin sebesar 32,36%. Kabupaten Wonogiri termasuk dalam klaster 3 bersama dengan sembilan kabupaten lainnya.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kerentanan sosial wilayah Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Objek penelitian ini adalah wilayah Kabupaten Wonogiri dengan unit analisis 25 kecamatan di Kabupaten Wonogiri. Variabel yang diteliti yaitu modal manusia, modal sosial, kondisi geografis, jaringan politik dan pemerintahan, aset alam dan properti serta infrastruktur. Teknik analisis yang dilakukan meliputi analisis faktor dan analisis penskoran. Hasil analisis faktor memberikan gambaran adanya empat faktor dominan yang mempengaruhi tingkat kerentanan sosial wilayah di Kabupaten Wonogiri. Faktor dominan yang memiliki kontribusi terbesar dalam penentuan tingkat kerentanan yaitu faktor infrastruktur sebesar 30%. Sebagian besar wilayah Kabupaten Wonogiri termasuk dalam Kelas III dan IV yang berarti tingkat kerentanan sosial wilayah rendah dan tinggi.
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KOTA SEMARANG BAGIAN SELATAN Mitra Satria; Sri Rahayu
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 1 (2013): Februari 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1170.124 KB)

Abstract

Kota Semarang sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah menjadi salah satu daerah tujuan kaum urban untuk mencari kehidupan yang lebih layak. Hal tersebut mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk  yang cukup signifikan dan berpengaruh terhadap penggunaan lahan di pusat kota yang terbatas sehingga kawasan pinggiran seperti Kota Semarang bagian selatan menjadi pilihan untuk lokasi bermukim. Hal ini disebabkan adanya perguruan tinggi yang banyak mendatangkan penduduk dari luar Kota Semarang baik mahasiswa maupun pedagang serta fasilitas penunjang yang sudah lengkap. Selain itu, kawasan ini juga dilalui jalur utama Semarang, Yogyakarta dan Solo yang membuat kawasan ini semakin ramai karena akses yang mudah dijangkau. Tingkat kesesuaian lahan permukiman yang berkembang di wilayah studi menjadikan permasalahan yang menarik sebagai objek penelitian. Hal ini disebabkan perkembangan permukiman di wilayah studi mengalami peningkatan, yang pada tahun 1999 adalah lahan non permukiman berubah menjadi  lahan permukiman pada tahun 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan permukiman di Kota Semarang bagian selatan. Dari hasil analisis dapat diketahui persentase kawasan untuk permukiman di Kota Semarang bagian selatan yang sangat sesuai seluas 3987,7 Ha (29,8%), sesuai 2265,5 Ha (16,9%), kurang sesuai 321,5 Ha (2,4%) dan tidak sesuai 6812,3 Ha (50,9%). Hasil evaluasi kesesuaian lahan untuk permukiman eksisting (Tahun 2009) diketahui bahwa terdapat lahan permukiman yang berada pada kawasan lindung lokal seluas 293,6 Ha dan pada kawasan penyangga seluas 1735,5 Ha. Sedangkan hasil evaluasi yang ditinjau dari perubahan penggunaan lahan periode tahun 1999-2009 diketahui bahwa terdapat lahan permukiman yang berada di kawasan lindung lokal seluas 87,6 Ha dan di kawasan penyangga seluas 738,5 Ha. Oleh karena itu, perlu aturan yang tegas dalam hal permukiman terutama yang berada dikawasan tidak sesuai untuk permukiman.
KARAKTERISTIK MASYARAKAT PENERIMA DANA BANTUAN UNTUK PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KELURAHAN KEMIJEN Anggi Yulia Permatasari; Asnawi Asnawi
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 3, No 3 (2014): Agustus 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah merupakan kebutuhan mendasar untuk setiap manusia, dalam pemenuhan akan rumah memiliki prioritas yang penting selain pemenuhan sandang dan pangan. Namun  tidak semua manusia bisa terpenuhi akan memiliki sebuah rumah yang layak huni dengan lingkungan yang sehat. Pertambahan penduduk dan keterbatasan lahan merupakan akar dari permasalahan yang timbul pada pengadaan rumah yang layak huni terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Pengentasan kemiskinan telah di upayakan oleh pemerintah untuk mengurangi tingkat kemiskinan itu sendiri dengan cara memberikan berbagai macam program bantuan untuk rakyat miskin. Salah satunya adalah dengan memberikan Bantuan Stimulan Pembangunan Perumahan Swadaya dengan program Peningkatan Kualitas Perumahan (PKP). Kelurahan Kemijen merupakan salah satu kelurahan  yang ada di Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang yang mendapatkan bantuan program PKP. Dimana Kelurahan Kemijen merupakan Kelurahan yang terbilang paling banyak masyarakat berpenghasilan rendahnya dan sulit untuk memenuhi kebutuhan akan rumah yang layak huni se-Kecamatan Semarang Timur. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut maka dalam penelitian ini digunakan metode campuran (kualitatif, kuantitatif). Analisis yang diunakan adalah analisis deskriptif kualitatif  yang digunakan untuk mengetahui bagaimana mekanisme penyaluran dana program PKP, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui bagaimana karakteristik penerima bantuan dana program PKP. Hasil dari penelitian ini adalah rekomendasi untuk pemerintah, masyarakat maupun instansi terkait untuk menyelesaikan masalah tentang pengentasan kemiskinan yang ada di Kelurahan Kemijen dengan cara mensejahterakan hidup mereka dengan memperbaiki taraf hidup mereka melalui perbaikan kualitas rumah, sehingga mereka dapat memiliki rumah yang layak untuk ditempati.
Konsep Pembiayaan Perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Kecamatan Ngaliyan Bony Djosman; Asnawi Manaf
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 5, No 4 (2016): November 2016
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (701.254 KB)

Abstract

One of the basic things that human needs is shelter. Shelter is usually represented by house. Government have obligation to guarantee all people for having proper and affordable house. There are issue in both housing production and housing consumption for low income segment. Lack of ability to pay proper house with affordable cost is problem that low income people problem had to face. Housing finance system that already available is not suit for low income people’s characteristic. Ngaliyan District is surrounded by Industrial zone and near from Kendal Regency, so there are many chance there are peoples who work in factory and informal sector. Purpose for this research to review housing finance support and plan suitable housing finance concept for low-income people ini Ngaliyan. Qualitative approach by depth interview is research method for this journal. Community based finance concept is suit for low income by adding government’s program (Ministry of Public Works and Public Housing) that already available like FLPP, BSPS, BUM and PSU stimulant. The output is two concept. That two concept are self-helping concept and FLPP concept. Housing finance concept is created by connected four supported finance and the maximize them.
KEBERADAAN PEMULUNG DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAGELANG (Studi Kasus: Kelurahan Jurangombo Utara dan Rejowinangun Utara) Kintan Kartika Larasati; Jawoto Sih Setyono
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.898 KB)

Abstract

Sektor formal di Kota Magelang hanya mampu melayani 70% sampah yang timbul setiap hari. Hal ini memberikan peluang ekonomi bagi kaum marjinal, khususnya pemulung. Penelitian ini dilakukan terhadap 12 pemulung melalui pendekatan kualitatif, dengan studi kasus di Kelurahan Jurangombo Utara dan Rejowinangun Utara.  Berdasarkan hasil penelitian, aktivitas pemulung di kedua kelurahan ini mendukung dalam pengelolaan sampah berkelanjutan. Pemulung berhasil mengurangi sampah sebesar ±245 kg per hari dan memilah sampah berdasar jenisnya. Sampah yang telah dikumpulkan, lalu dijual pada pengepul, dan didistribusikan ke industri daur ulang sampah. Namun, keberadaan pemulung dalam mengelola sampah kurang diakui oleh masyarakat dan Pemerintah Kota Magelang. Aktivitas pemulung terlalu dieksploitasi tetapi penghasilannya sangat sedikit. Berbagai faktor internal dan eksternal mempengaruhi kerentanan dan ketidaktahanan pemulung secara sosial ekonomi. Hal ini perlu diperbaiki, dan keberadaan pemulung sebaiknya diakui. Salah satu caranya adalah membentuk paguyuban pemulung. Paguyuban tersebut berfungsi untuk mengatur aktivitas pemulung, memudahkan dalam memberi pelatihan pengelolaan sampah, memudahkan akses terhadap fasilitas umum, meningkatkan penghasilan, dan meningkatkan kualitas hidup pemulung. Pola pandang masyarakat terhadap aktivitas pemulung juga perlu dirubah agar keberadaan pemulung lebih diakui.
PENGARUH DESA WISATA KANDRI TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KELURAHAN KANDRI KOTA SEMARANG (Studi Kasus: Kelurahan Kandri Semarang) Ariga Rahmad Safitra; Fitri Yusman
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 3, No 4 (2014): November 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.146 KB)

Abstract

Kelompok sadar wisata atau POKDARWIS Kelurahan Kandri membentuk sebuah konsep Desa Wisata, dengan maksud tujuan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kandri. Dampak positif yang diharapkan yaitu dapat meningkatkan pendapatan, masyarkat dapat menempuh pendidikan, dan masyarakat dapat menikmati fasilitas kesehatan yang telah di sediakan oleh pemerintah. Tujuan  dari penelitian ini  adalah untuk mengidentifikasi hubungan dan pengaruh adanya Desa Wisata Kandri terhadap peningkatan kesejahteraan masayarakat kelurahan kandri. Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif, dengan menggunakan analisis yaitu analisis diskriptif kuantitatif  dan analisis regresi. Hasil dari analisis diatas diketahui bahwa keberadaan Desa Wisata dapat mempengaruhi peningkatan kesejahteraan masyarakat terbukti dari persentase manfaat yang dirasakan masyarakat dengan keberadaan Desa wisata Kandri dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat didominasi 60 % mengatakan tinggi, 38 % mengatakan sedang, dan hanya sebesar 2 % yang mengatakan rendah, hal tersebut menandakan bahwa keberadaan desa wisata kandri cukup signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kelurahan Kandri. Kemudian berdasarkan analisis regresi dapat diketahui Nilai signifikansi pada tabel anova menunjukkan 0.036. Maka pada kasus ini, variabel X berpengaruh terhadap variabel Y karna nilai sig < 0,05 dengan kata lain adanya desa wisata berpengaruh terhadap indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat Kandri.
KESESUAIAN LOKASI DAN JANGKAUAN PENCEMARAN INDUSTRI DI KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK Renny Desiana; Bitta Pigawati
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 7, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1568.355 KB)

Abstract

Industrial development is always offset by an increase in quality of life. Development from the industrial sector that is not controlled can affect the increase in environmental pollution. Research to assess the suitability of industrial location and levels of industrial pollution on case studies in Sayung Subdistrict, Demak was conducted. This study used quantitative approach method. Analytical technique were performed by identification and weighting. Spatial analysis was conducted with Geographic Information Systems (GIS) and analysis of public perceptions was presented using a quantitative description. The analysis wase the identification of Sayung district condition, land suitability of industrial location and the level of industrial pollution. The results of the analysis showed that the location with " very appropriate"  category was 3,65 km2 (17,29%), the location with "appropriate" category was 8,93 km2 (42,33%) and the location that was "not suitable" covered 8,52 km2 (40,37%). Industrial pollution level was up to 900 meters. Industrial development increased year by year that needs monitoring, so that development remains at the direction of the spatial patterns and minimalize negative impacts for society.
EVALUASI KESESUAIAN FUNGSI PUSAT KOTA WONOSOBO SEBAGAI PUSAT PELAYANAN Ndaru Prasetyo; Bitta Pigawati
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1098.665 KB)

Abstract

Perkembangan Kota Wonosobo ditandai dengan berkembangnya aktivitas perkotaan dan peningkatan pergerakan penduduk yang pesat terutama di kawasan pusat kotanya dikarenakan konsentrasi beragamnya aktivitas penduduk kota dipusatkan di kawasan tersebut. Adanya fenomena tersebut menjadikan pusat Kota Wonosobo ditetapkan sebagai pusat pelayanan kota. Sebagai pusat pelayanan kota mengharuskan mempunyai beragam fungsi untuk mewadahi/melayani beragamnya aktivitas masyarakat kota sehingga kebutuhan masyarakatnya maupun pengunjung dapat terpenuhi. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diketahui fungsi-fungsi apasaja yang terdapat di pusat Kota Wonosobo sesuai dengan kondisi kawasannya. Hal ini penting, mengingat fungsi-fungsi yang ada di pusat Kota Wonosobo harus sesuai dengan standar fungsi pusat kota sehingga kawasan tersebut mendukung peran pusat kota sebagai pusat pelayanan kota. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi kesesuaian fungsi pusat Kota Wonosobo sebagai pusat pelayanan. Sasaran untuk mencapai tujuan tersebut adalah identifikasi kondisi Kota Wonosobo, analisis zonasi pusat Kota Wonosobo, analisis kondisi pusat Kota Wonosobo dan evaluasi kesesuaian fungsi pusat Kota Wonosobo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif serta teknik komparatif dengan cara membandingkan antara fakta di lapangan dengan teori. Hasil penelitian menunjukan bahwa pusat Kota Wonosobo memiliki fungsi sebagai pusat supply-service, catering-tourist, financial-business, communication-information, educational-scientific, cultural-entertainment, social-health protection, dan social-political. Namun, terjadi ketidaksesuaian fungsi antara fungsi pusat Kota Wonosobo tersebut dengan standar fungsi pusat kota sebagai pusat pelayanan kota dikarenakan pusat Kota Wonosobo tidak memiliki fungsi sport-recreation yang disebabkan oleh faktor kebijakan. 

Page 8 of 52 | Total Record : 514


Filter by Year

2012 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 13, No 3 (2024): Agustus 2024 Vol 13, No 2 (2024): Mei 2024 Vol 13, No 1 (2024): Februari 2024 Vol 12, No 4 (2023): November 2023 Vol 12, No 3 (2023): Agustus 2023 Vol 12, No 2 (2023): Mei 2023 Vol 12, No 1 (2023): Februari 2023 Vol 11, No 4 (2022): November 2022 Vol 11, No 3 (2022): Agustus 2022 Vol 11, No 2 (2022): Mei 2022 Vol 11, No 1 (2022): Februari 2022 Vol 10, No 4 (2021): November 2021 Vol 10, No 3 (2021): Agustus 2021 Vol 10, No 2 (2021): Mei 2021 Vol 10, No 1 (2021): Februari 2021 Vol 9, No 4 (2020): November 2020 Vol 9, No 3 (2020): Agustus 2020 Vol 9, No 2 (2020): Mei 2020 Vol 9, No 1 (2020): Februari 2020 Vol 8, No 4 (2019): November 2019 Vol 8, No 3 (2019): Agustus 2019 Vol 8, No 2 (2019): Mei 2019 Vol 8, No 1 (2019): Februari 2019 Vol 7, No 4 (2018): November 2018 Vol 7, No 3 (2018): Agustus 2018 Vol 7, No 2 (2018): Mei 2018 Vol 7, No 1 (2018): Februari 2018 Vol 6, No 4 (2017): November 2017 Vol 6, No 3 (2017): Agustus 2017 Vol 6, No 2 (2017): Mei 2017 Vol 6, No 1 (2017): Februari 2017 Vol 5, No 4 (2016): November 2016 Vol 5, No 3 (2016): Agustus 2016 Vol 5, No 2 (2016): Mei 2016 Vol 5, No 1 (2016): Januari 2016 Vol 4, No 4 (2015): November 2015 Vol 4, No 3 (2015): Agustus 2015 Vol 4, No 2 (2015): Mei 2015 Vol 4, No 1 (2015): Februari 2015 Vol 3, No 4 (2014): November 2014 Vol 3, No 3 (2014): Agustus 2014 Vol 3, No 2 (2014): Mei 2014 Vol 3, No 1 (2014): Februari 2014 Vol 2, No 4 (2013): November 2013 Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013 Vol 2, No 2 (2013): Mei 2013 Vol 2, No 1 (2013): Februari 2013 Vol 1, No 1 (2012): November 2012 More Issue