cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Management of Aquatic Resources Journal (Maquares)
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 27216233     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Management of Aquatic Resources diterbitkan oleh Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Departemen Sumberdaya Akuatik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Jurnal Management of Aquatic Resources menerima artikel-artikel mengenai bidang perikanan, manajemen sumberdaya perairan.
Arjuna Subject : -
Articles 548 Documents
HUBUNGAN ANTARA KANDUNGAN NITRAT DAN FOSFAT DENGAN KELIMPAHAN FITOPLANKTON DI PERAIRAN PULAU PARI, KEPULAUAN SERIBU Rizqina, Cahya; Sulardiono, Bambang; Djunaedi, Ali
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 1 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.67 KB)

Abstract

ABSTRAKKeberadaan fitoplankton dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan, sedangkan nitrat dan fosfat mempengaruhi keberadaan fitoplankton untuk pertumbuhan dan transfer energi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis dan kelimpahan fitoplankton, mengetahui kandungan nitrat dan fosfat di perairan, serta hubungannya dengan kelimpahan fitoplankton dan mengetahui nilai indeks saprobitas perairan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2016. Materi penelitian adalah sampel fitoplankton dan sampel air untuk uji nitrat dan fosfat. Metode pengambilan sampel secara purposive sampling. Sampling dilakukan sebanyak tiga kali pada 3 stasiun. Pengambilan sampel fitoplankton menggunakan jaring plankton dengan metode sampling aktif. Sampel fitoplankton diawetkan menggunakan lugol iodine 2-3 tetes sebelum diidentifikasi di laboratorium. Uji kandungan nitrat dan fosfat dilakukan dengan skala laboratorium. Analisa data dilakukan menggunakan Microsoft Excel 2013. Hasil penelitian menunjukkan kandungan nitrat di Pulau Pari berkisar antara 0,069 – 0,088 mg/l. Kandungan nitrat tergolong cukup optimal bagi pertumbuhan fitoplankton. Kandungan fosfat berkisar antara 0,004 – 0,006 mg/l. Kandungan fosfat tergolong rendah namun masih dapat ditolerir oleh fitoplankton. Kelimpahan fitoplankton berkisar antara 1774 – 3657 ind/l. Koefisien korelasi (r) sebesar 0,98 dan 0,905 artinya antara kandungan nitrat maupun fosfat dengan kelimpahan fitoplankton memiliki hubungan yang kuat. Nilai SI berkisar 1,28 – 1,43 dan nilai TSI berkisar 1,64 – 2,66 hal ini menunjukkan bahwa kualitas perairan Pulau Pari, dikategorikan dalam tingkat saprobitas oligosaprobik yaitu tercemar ringan sampai belum tercemar Kata kunci: Nitrat dan Fosfat, Kelimpahan Fitoplankton, Indeks Saprobitas, Pulau Pari, Kepulauan Seribu                                                                                           ABSTRACTThe existence of phytoplankton in the waters can provide information about water quality, while nitrates and phosphates affecting the availability of phytoplankton for growth and energy transfer. This research aims to know phytoplankton abundance and kinds of phytoplankton, find out the levels of nitrates and phosphates in the water and its connection with the abundance of phytoplankton, and find out saprobics index water. The research was conducted in May – June 2016. Material used in research was sample of phytoplankton and water samples. Methods used field survey with purposive technique sampling. The activity of sampling done in three times in 3 different stasions. Collection of phytoplankton sample using plankton net and active sampling method.  Phytoplankton samples preserved using 2-3 drops lugol's iodine before identified in the laboratory. Water samples to be tested it is nitrate and phosphate contents in laboratory scale. Data analysis research was done using Microsoft Excel 2013. This research shows the content of nitrate is about 0.069 to 0.088 mg/l. Nitrate content is optimal for growth of phytoplankton and phosphate is about 0.004 to 0.006 mg/l. Classified quite high but still can be tolerated by the phytoplankton. Phytoplankton abundance ranges from 1774 - 3657 ind/l. The correlation coefficient (r) between nitrate and phytoplankton abundance is 0,98 then between phosphate and phytoplankton abundance is 0,902. The result means both of them have a strong correlation. SI values from 1,28 to 1,43, and TSI value from 1,64 to 2,66 this show that water quality in Pari Island Thousand Island is categorized into oligosaprobic which is lightly polluted to uncontaminated.                                                                            Keywords: Nitrate and Phosphate, Phytoplankton abundance, Saprobic Index, Pari Island, Thousand Island  
POLA PERUBAHAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DI SUNGAI BANJIR KANAL BARAT SEMARANG BERDASARKAN PASANG SURUT Khaqiqoh, Nurul; Purnomo, Pujiono Wahyu; Hendrarto, Boedi
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.581 KB)

Abstract

Sungai Banjir Kanal Barat merupakan salah satu sungai terbesar di Kota Semarang. Sungai ini mempunyai banyak fungsi yaitu selain sebagai drainase, pembuangan limbah rumah tangga dan limbah pabrik di sisi lain sebagai tempat pemancingan dan penangkapan ikan. Sungai ini ditetapkan oleh Pemerintah Kota Semarang sebagai lokasi wisata air. Namun kurangnya pengelolaan dan fenomena alam yang berupa pasang surut dapat mempengaruhi kualitas air di Sungai Banjir Kanal Barat yang secara langsung mempengaruhi kondisi fitoplankton sebagai produsen dalam rantai makanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pasang surut terhadap kelimpahan, komposisi fitoplankton, klorofil-a dan untuk mengetahui kualitas lingkungan perairan berdasarkan fitoplankton serta kadar klorofil-a. Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan metode purposive sampling untuk pengambilan sampel. Pengambilan sampel pada penelitian ini ditentukan tiga stasiun, dimana setiap stasiun dilakukan tiga kali pengulangan saat pasang dan saat surut. Kelimpahan fitoplankton dan klorofil-a dianalisa menggunakan metode ANOVA faktorial. Fitoplankton yang ditemukan selama pasang dan surut terdiri dari 4 Kelas yaitu Baccilariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, dan Dinophyceae dan 15 genus saat pasang serta 19 genus saat surut. Kelimpahan fitoplankton pada pasang 1.124 – 1.678 individu/L surut berkisar antara 1.151 – 3.863 individu/L, klorofil-a saat pasang berkisar 0,11 – 0,54 µg/L dan surut 0,12 – 2,14 µg/L, SI berkisar 0,5 – 1 dan TSI berkisar 1,07 – 1,49. Berdasarkan ANOVA faktorial kelimpahan fitoplankton dan klorofil-a terdapat interaksi yang nyata antara pasang surut dan stasiun. Berdasarkan klorofil-a Sungai Banjir Kanal Barat tergolong perairan yang bersifat oligotrofik sampai mesotrofik dan berdasarkan dari nilai SI dan TSI tergolong perairan yang tercemar ringan sampai sedang. Banjir Kanal Barat River is one of the largest rivers in the city of Semarang. This river has many functions such as drainage, disposal of household waste, industrial waste, but there are also activities such as bait fishing and trammel net fishing. This river is designated by the government Semarang City as a tourist water location. But the lack of management and natural phenomena such as tides can affect water quality of the Banjir Kanal Barat River that directly affect phytoplankton as produces of aquatic ecosystem. The purpose of this study was to determine the effect of the tides on the abundance, composition of phytoplankton, chlorophyll-a and to determine the quality of the aquatic environment by phytoplankton and chlorophyll-a levels. This was a descriptive study and purposive sampling method was applied to collect samples. Sampling was carried out in three stations, three replications at high tide and at low tide. Abundance of phytoplankton and chlorophyll-a were analyzed using factorial ANOVA. Phytoplankton during high tide and low tide was composed of 4 classes i.e. Baccilariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae and Dinophyceae, whereas 15 genera at high tide and 19 genera at low tide. Phytoplankton abundance in high tide were 1.124 – 1.678 individuals/L, whereas in low tide were 1.151 – 3.863 individuals/L, chlorophyll-a in high tide ranged from 0,11 to 0,54 µg/L and at low tide were 0,12 to 2,14 µg/L, SI ranged from 0,5 to 1 and TSI ranged from 1,07 to 1,49. Factorial ANOVA showed significant interaction between ebb and stations to chlorophyll-a. Based on the abundance of phytoplankton and chlorophyll-a waters were classified to be oligotrofik until mesotrofik and based on the value of SI and TSI was classified as moderate polluted waters.
HUBUNGAN KONSENTRASI NITRAT DAN FOSFAT DENGAN KELIMPAHAN FITOPLANKTON DI WADUK JATIBARANG, SEMARANG The Conection Of Nitrate and Phospat with Abundance of Phytoplankton In Jatibarang Resevoir City Of Semarang Marsaoly, Micail; Supriharyono, Supriharyono; Rudiyanti, Siti
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 3 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.27 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i3.24244

Abstract

ABSTRAK Waduk Jatibarang merupakan salah satu waduk yang berada di Semarang yang berfungsi sebagai wisata, sumber air bersih dan untuk mencegah banjir dengan menampung air dari sungai Kaligarang dan sungai Kreo. Informasi tentang status trofik waduk ini sangat dibutuhkan untuk pengelolaan waduk Jatibarang di masa mendatang. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status trofik perairanberdasarkan kandungan nitrat (NO3), fosfat (PO4), dan klorofil-a di waduk Jatibarang. Hasil dari penelitian ini diharapkan sebagai acuan pengelolaan waduk Jatibarang. Penentuan lokasi sampling pada penelitian ini mengacu pada perbedaan area waduk Jatibarang yang selanjutnya dibagi menjadi tiga stasiun pengamatan. Stasiun I sebagai area masukan (inlet), stasiun II di perairan tengah waduk dan stasiun III di area keluaran (Outlet). Setiap stasiun dilakukan pengambilan dua titik sampel berdasarkan kedalaman yaitu permukaan dan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status trofik waduk Jatibarang berdasarkan kandungan nitrat tergolong eutrofik dengan kisaran nilai 0,866-1,314 mg/l. Fosfat adalah hipertrofik dengan kisaran nilai 2,960-5283 mg/l. Sedangkan dilihat dari kandungan klorofil-a termasuk oligotrofik dengan kisaran nilai 1,471-2,273 mg/l. hubungan antara kelimpahan fitoplankton dengan nitrat dan fosfat masing-masing lemah dan sangat lemah. ABSTRACTJatibarang reservoir is one of the reservoir located in Semarang which has a function as a Tourism, a source of clean water and to prevent flooding control to collect water from Kaligarang and Kreo River. Information on the trophic status of the reservoir is very necessary for the future Management of Jatibarang reservoir. The purpose of this study was to determine the trophic status of waters by nitrate (NO3), phosphate (PO4), and chlorophyll-a in the Jatibarang reservoir. The results of this study will be expected as a reference management of Jatibarang reservoir. Determining the location of sampling in this study refers to the difference in the activity of Jatibarang reservoir area is further divided into three observation stations . Station I input area (inlet) , the second station in the middle of the reservoir waters and III stations in the output area (Outlet). Each station is done taking two sample points based on the depth of that surfaces. The results showed that the trophic status of the reservoir Jatibarang based content from nitrate is oligotrophic with score 0,866-1,314 mg/l. Phospate concentration is hypertrophic with 2,960-5283 mg/l range. Despite Chlorophyl-a is oligotrophic with 1,471-2,273 mg/l. based on Abundance of phytoplankton on the reservoir Jatibarang Classified as Moderat, and the correlation between Abundance of phytoplankton with nitrate and phosphate are weak and correlated weakly.
BEBERAPA ASPEK BIOLOGI IKAN PETEK (Leiognathus sp.) YANG TERTANGKAP DENGAN CANTRANG DAN ARAD DI TPI TAWANG, KABUPATEN KENDAL Widjayana, Ayu Okta; Solichin, Anhar; Saputra, Suradi Wijaya
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.094 KB)

Abstract

Jaring cantrang dan arad adalah alat tangkap yang masih beroperasi di perairan Kabupaten Kendal.Ikan petek merupakan ikan demersal yang sering tertangkap dengan alat tangkap arad, dan cantrang. Ikan Petek masuk kedalam kategori ikan ekonomis penting komersil nomor tiga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui produksi dan komposisi ikan yang tertangkap dengan alat tangkap cantrang dan arad di TPI Tawang, Kabupaten Kendal, dan untuk mengkaji sebagian dari aspek biologi dari ikan petek hasil tangkapan dari kedua alat tangkap yaitu hubungan panjang dan berat, faktor kondisi , ukuran Pertama Kali Tertangkap (L50%), tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, ukuran pertama ikan matang gonad (Lm50%), dan fekunditas. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan bulan Desember 2014 sampai Januari 2015. Metode dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengambilan sampel menggunakan metode penarikan contoh acak sederhana. Dalam penelitian ini diperlukan data primer dan sekunder. Data primer diambil 10% dari total hasil tangkapan yang digunakan untuk mengetahui beberapa aspek biologi ikan Petek, sedangkan data sekunder meliputi data produksi ikan Petek pada tahun 2011 sampai dengan 2014. Hasil tangkapan cantrang dan arad ada 5 jenis yang sering tertangkap yaitu Kuniran, Petek, Kapasan, Cumi, Belong pada cantrang  dan teri, cumi, petek, kuniran dan belong pada arad. Struktur ukuran Ikan Petek yang tertangkap pada Cantrang dan Arad  berada pada ukuran 46 mm - 220 mm, ukuran pertama kali tertangkap (L50%) pada keduanya 125mm. Sifat pertumbuhan pada hasil tangkapan Cantrang yaitu isometrik sedangkan  hasil tangkapan Arad bersifat allometrik negatif dengan nilai Kn sebesar 1,13 dan 1,21. Ikan Petek yang tertangkap dengan alat tangkap Cantrang dan Arad sebagian besar ber- TKG III dan TKG IV. Ikan Petek Jantan pertama kali matang gonad (Lm50%) lebih cepat dari ikan petek betina, dan fekunditas berkisar antara 47.800-204.800 butir. Nilai CPUE  harian terbesar pada hasil tangkapan Cantrang dan Arad adalah43 Kg/Trip dan 37 Kg/Trip. Cantrang and Arad nets fishing gear is still operating in the waters of Kendal district. Petek fish is a demersal fish are often caught in Arad and cantrang fishing gear. Petek fish is the third of economic important fish category. The purpose of this study was to determine the production and composition of the fish caught by cantrang and Arad fishing gear in TPI Tawang, Kendal, and to examine some of the aspects of the biology of the lenght and weight relatioship, condition factor , first time caught size (L50%), the level of maturity of gonads, gonad maturation index, the first measure of cooked fish gonads (Lm50%), and fecundity of petek fish which catched by arad and payang fishing gear. This research was conducted in the month of December 2014 to January 2015. The method in this research is survey method. This sampling method using simple random sampling method. In this study required primary and secondary data. The primary data was taken 10% of the total catch is used to determine several aspects of fish biology Petek, while secondary data includes data Petek fish production in 2011 through . There are 5 types are often caught in payang and arad fishing gear is Kuniran, Petek, Kapasan, calamari, Belong on cantrang, and anchovies, squid, petek, kuniran and belong in Arad. The size structure of the petek fish caught in cantrang and Arad are the size of 46 mm - 220 mm, the size of the first caught (L50%) in both 125 mm. The nature of growth in catches cantrang namely isometric while catches of Arad is negative allometric with Kn value of 1.13 and 1.21. The most of Petek fish which caught by  Arad and cantrang fishing gear is on TKG TKG III and IV. Males Petek fish  mature gonads (Lm50%) is faster than females  petek fish, and fecundity ranged from 47.800-204.800 grains. The most of daily CPUE value  in catches cantrang and Arad is 43 Kg / Trip and 37 Kg / Trip.
Pengaruh Ekstrak Bawang Putih ( Allium sativum ) dengan Dosis yang Berbeda terhadap Lepasnya Suckers Kutu Ikan ( Argulus sp. ) pada Ikan Koi (Cyprinus carpio) Wijayanto, Dimas Surya Mahendra; Solichin, Anhar; Widyorini, Niniek
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.999 KB)

Abstract

Ikan koi (Cyprinus carpio) merupakan salah satu ikan hias air tawar yang memiliki bentuk dan warna tubuh yang menarik. Salah satu masalah yang sering dianggap sebagai penghambat dalam budidaya ikan adalah apabila ikan koi  mendapat serangan penyakit dan infeksi parasit. Pengendalian penyakit dalam usaha budidaya ikan selama ini  masih mengandalkan obat kimia, namun efek obat ini dapat menyebabkan  pencemaran perairan. Ada beberapa bahan alami / tanaman yang dapat digunakan sebagai obat, misalnya bawang putih.Penelitian ini diadakan pada bulan Oktober-Desember 2012 di Laboratorium Hidrologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang. Tujuan penelitian  untuk mengetahui efektivitas penggunaan ekstrak bawang putih dengan dosis yang berbeda terhadap pelepasan sucker kutu ikan dan dosis optimum ekstrak bawang putih air yang mampu melepaskan / lepasnya   Argulus sp. Metode penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Konsentrasi ekstrak bawang putih yang digunakan adalah 0 % (kontrol),  4 %, 8% dan 12 %. Hasil yang didapatkan yaitu pelepasan sucker kutu ikan pada ikan koi pada perlakuan A (dosis 4 %) adalah 32 menit 36 detik, perlakuan B (dosis 8 %) 27 menit 12 detik, perlakuan C (dosis 12 %) 8 menit 12 detik. Dari hasil uji sidik ragam (ANOVA) perlakuan berbeda sangat nyata. Hubungan konsentrasi terhadap pelepasan sucker kutu ikan  pada ikan koi diperoleh persamaan Y = -3,092 x + 46,95 dengan koefisien determinasi sebesar R2= 0,911. Berdasarkan uji statistika ini diperoleh konsentrasi ekstrak bawang putih yang menghasilkan dosis optimum adalah sebesar 6,33%  Kondisi tingkah laku ikan pada akhir penelitian menunjukkan gejala yang normal dan kualitas air berada pada kisaran yang cukup optimal. Kondisi tingkah laku ikan pada akhir penelitian menunjukkan gejala yang normal dan kualitas air berada pada kisaran yang cukup optimal.
VALUASI EKONOMI MANFAAT LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG KAWASAN WADUK CENGKLIK, KABUPATEN BOYOLALI, JAWA TENGAH Sandro, Yosua; Saputra, Suradi Wijaya; Wijayanto, Dian
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 3 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.742 KB)

Abstract

ABSTRAK Sumberdaya Waduk Cengklik merupakan sebuah waduk wisata yang terdapat di Desa Ngargorejo, Boyolali. Penelitian yang dilakukan pada bulan Oktober 2016 yang bertujuan untuk mengetahui nilai manfaat langsung dan tidak langsung kawasan Waduk Cengklik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan besarnya nilai manfaat langsung dan tidak langsung Waduk Cengklik.Waduk Cengklik memiliki banyak peran penting dari sektor ekologi dan ekonominya. Manfaat Nilai Ekonomi dari Waduk Cengklik dapat ditinjau dari manfaat langsung dan tidak langung. Untuk menganalisis pemanfaatan waduk mengenai hasil valuasi ekonomi digunakan beberapa metode yaitu metode penilaian harga pasar untuk sektor perikanan tangkap, metode biaya perjalanan untuk sektor pariwisata, metode Market Price Method untuk sektor air bersih. Metode penentuan responden menggunakan teknik purposive sampling untuk perikanan tangkap, convenience sampling untuk pariwisata, cluster sampling untuk air bersih, sensus untuk penyedia transportasi, convinience sampling untuk pengguna transportasi dan convenience sampling untuk transportasi serta sampling untuk irigasi. Hasil yang didapatkan dari perhitungan menunjukkan nilai manfaat langsung pada sektor perikanan tangkap yaitu sebesar Rp. 3.384.038.000/tahun, sektor pariwisata sebesar Rp.2.340.591.000/ tahun, sektor air bersih sebesar Rp 73.944.000/tahun, sedangkan sektor transportasi sebesar Rp 55.700.000/tahun. Total nilai ekonomi manfaat langsung yaitu Rp. 5.854.273.000/tahun. Sedangkan nilai ekonomi manfaat tidak langsung yaitu dari sektor irigasi mempunyai nilai ekonomi sebesar Rp.1.245.000.000/tahun.Kata Kunci  : Valuasi Ekonomi, Manfaat Langsung, Manfaat Tidak Langsung, Waduk Cengklik. ABSTRACT                                                                              Cengklik Reservoir Resource is a tourism reservoir located in Ngargorejo Village, Boyolali. The research which was conducted in October 2016 aims to determine the value of direct and indirect benefits of Cengklik Reservoir area. This study intends to determine the value of direct and indirect benefits of Cengklik Reservoir. Cengklik Reservoir possesses many significant roles in both ecological and economic sectors. The Benefit of Economic Value from Cengklik Reservoir can be observed from direct and indirect benefits. In order to analyze the utilization of reservoirs on the economic valuation result, several methods are used: market price valuation method for capture fishery sector, Travel Cost Method for tourism sector, and Market Price Method for clean water sector. This research used purposive sampling technique for capture fishery, convenience sampling for tourism, cluster sampling for clean water, census for transportation provider, convenience sampling for transportation user and convenience sampling for transportation and sampling for irrigation. The results which were obtained from the calculation show the value of direct benefits in fishing sector which is IDR 3 384 038 000 per years, tourism sector of IDR 2 340 591 000 per years, clean water sector of IDR  73 944 000 per years, while transportation sector of IDR 55 700 000 per years. Total economic value of direct benefit is IDR  5 854 273 000 per years. While the economic value of indirect benefits from irrigation sector has an economic value of  IDR 1 245 000 000 per years.Keywords: Economic Valuation, Direct Benefit, Indirect Benefit, Cengklik Reservoir.
ANALISIS UKURAN DIMENSI PARUH Photololigo duvaucelli d’Orbigny 1835 DAN Photololigo chinensis Gray 1849 TERHADAP PANJANG MANTEL DAN BOBOT TUBUH (CEPHALOPODA: LOLIGINIDAE) Dewi, Ria Purnama; Afiati, Norma; Widyorini, Niniek
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.256 KB)

Abstract

Paruh Cephalopoda terus tumbuh sepanjang hidupnya. Paruh ini terbuat dari kitin dan terletak didalam buccal mas. Paruh Cephalopoda yang berbentuk seperti paruh burung Beo ini tumbuh secara horizontal, vertikal dan diagonal. Oleh karena itu, pertumbuhan salah satu dimensi akan mempengaruhi ukuran dan bentuk dimensi lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik deskriptif dan karakteristik pertumbuhan paruh P. duvaucelli dan P. chinensis. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2012 hingga Februari 2013 di TPI sekitar Semarang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan mengekstrak paruh dari dalam mulut Cephalopoda kemudian 7 variabel dari kedua spesies diukur yaitu hood length, rostral length, crest length, wing length, jaw angle distance, baseline lateral dan wall amplitude. Data pengukuran morfometri kemudian diolah menggunakan analisis regresi untuk mengetahui tipe pertumbuhan. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa paruh atas dan paruh bawah P. duvaucelli memiliki tipe pertumbuhan alometrik negatif terhadap panjang mantel dan bobot tubuh. Paruh bawah P. chinensis menunjukkan tipe pertumbuhan isometrik pada tudung paruh bawah, sayap paruh bawah dan diagonal paruh bawah terhadap panjang mantel. Selain itu, perbandingan antar variabel yang sama pada paruh bawah dan paruh atas memperlihatkan bahwa tudung paruh bawah sangat berperan penting bagi P. duvaucelli untuk bekerja lebih dominan dalam merobek jaringan, karena tumbuh isometrik terhadap rostrum paruh bawah dan sayap paruh bawah. Semakin panjang tudung, bentuknya akan semakin melengkung seperti kurvatur dan tajam. Pada P. chinensis, terlihat pertumbuhan yang isometrik antara rostrum paruh bawah, sayap paruh bawah serta diagonal paruh bawah. Fakta ini mengindikasikan bahwa P. chinensis membutuhkan kecepatan pertumbuhan yang sama pada diagonal paruh untuk tumbuh secara horizontal dan sayap paruh bawah untuk tumbuh secara vertikal di dalam buccal mass untuk mencegahnya mudah terlepas ketika menggigit/mengoyak. Kedua spesies menunjukkan bahwa semua variabel yang diukur pada paruh bekerja secara koordinatif untuk memotong dan mengoyak daging mangsa menjadi bagian yang lebih kecil sebelum ditelan. The beak of Cephalopod grows continously throughout its life. Beaks are made of chitin and situated in muscular tissue called buccal mass. Parrot-shaped beaks grow horizontally, vertically and diagonally. Therefore, growth from one dimension will affect the others in shape and size. This study aimed at describing growth characteristics of the beaks of P. duvaucelli and P. chinensis. This study was conducted from November 2012 to February 2013 on specimens collected from local fishing ports around Semarang, by extracting beaks from the buccal mass and 7 variables from both species were measured i.e,  hood length, rostral length, wing length, crest length, jaw angle distance, baseline length and lateral wall amplitude. Measured data was further processed using regression analysis to determine the type of allometric growth. Regression results showed that lower and upper beaks of both P. duvaucelli and P. chinensis were of negative allometry to its mantle length and body weight. Lower beaks of P. chinensis showed isometric growth of lower hoods, lower wings and lower crest, as well as towards mantle length. In addition, comparison between the same variables on lower and upper beaks showed that lower hoods play an important role for P. duvaucelli to be a dominated organ for tearing tissue, because it grows isometrically to lower wings and lower crests length. The longer the beak hood, the more curved and sharper it is. P. chinensis showed isometric growth in the lower rostrum, lower wings and lower crests towards mantle length. These facts may indicate that P. chinensis needs the same growth speed between crest length to grow horizontally and lower wings length to grow vertically in the buccal mass to avoid being removed whilst biting/tearing. Both species show that all measured variables of the beak work coordinatively to cut and tear prey tissue into small pieces before being swallowed. 
ASPEK BIOLOGI UDANG Metapenaeus tenuipes DI PERAIRAN PEMALANG, JAWA TENGAH Biological Aspect Assessment of Metapenaeus tenuipes Shrimp on Pemalang, Central Java Yulianti, Aida Tri; Solichin, Anhar; Saputra, Suradi Wijaya
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 4 (2019): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.244 KB)

Abstract

Kabupaten Pemalang merupakan wilayah yang memiliki potensi perikanan, salah satunya udang Metapenaeus tenuipes. Meningkatnya penangkapan dengan jaring Arad akan mengancam kelestariannya. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui aspek biologi udang M. tenuipes dan status sumberdayanya seperti struktur ukuran, sifat pertumbuhan, dan aspek reproduksi. Metode yang digunakan yaitu metode survei. Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah systematic random sampling. Pengambilan sampel dilakukan empat kali dari bulan Mei-Agustus 2016. Tempat pengambilan sampel di TPI Tanjungsari dan TPI Asemdoyong. Hasil penelitian menunjukkan nilai L50% M. tenuipes jantan 71 mm dan betina 81 mm, ½ L∞ jantan yaitu 60 mm dan betina 75 mm. L50% > 1/2 L∞ berarti ukuran udang yang tertangkap sudah cukup besar sehingga layak tangkap. Sifat pertumbuhan udang jantan dan betina yaitu alometrik negatif (pertumbuhan panjang lebih cepat dibandingkan berat). Nilai faktor kondisi M.tenuipes menunjukan udang betina lebih montok. Tingkat Kematangan Gonad udang M. tenuipes jantan dan betina tebanyak terdapat pada tingkatan I. Perbandingan nisbah kelamin M. tenuipes di Pemalang 1 : 1,33 dengan nisbah tersebut proses reproduksi akan berjalan baik Pemalang is area that has potential one of fishery Metapenaeus tenuipes. Increased netting Arad would threaten its sustainability. The purpose of the research to know biological aspects of M. tenuipes and resourch status, size of structure, growth, and reproduction aspects. The method used is a survey method. The sampling method used was systematic random sampling. Sampling was carried out four times from May-August 2016. The sampling sites were at TPs Tanjungsari and TPI Asemdoyong. The results showed that the L50% value of M. tenuipes was 71 mm in males and 81 mm in females, ½ L in males in 60 mm and 75 mm in females. L50%> 1/2 L∞ means that the size of the shrimp caught is large enough to be suitable for capture. The growth characteristic of male and female shrimp is negative allometrics (long growth is faster than weight). The factor value of M.tenuipes shows that female shrimp are more plump. Maturity Levels of male and female M. tenuipes shrimp found in level I. Comparison of M. tenuipes genital ratio in Pemalang 1: 1,33 with that ratio will reproduce well. 
STRATEGI PENGEMBANGAN KEGIATAN REHABILITASI MANGROVE DI DESA TAMBAKBULUSAN KABUPATEN DEMAK : STUDI KASUS KELOMPOK SUMBER BAGO Kurniatama, Rizki Pramuditya; Hendrarto, Boedi; Muskananfola, Max Rudolf
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.934 KB)

Abstract

Strategi yang tepat sangat dibutuhkan oleh kelompok masyarakat pelestari mangrove dalam mengembangkan kegiatan rehabilitasi mangrove yang mereka lakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan strategi yang tepat dalam pengembangan kegiatan rehabilitasi mangrove di Desa Tambakbulusan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus yang bersifat deskriptif.  Pengambilan data dilakukan melalui wawancara dan observasi untuk melakukan pengamatan terhadap sumberdaya manusia dan kelembagaan kelompok Sumber Bago, keadaan kawasan rehabilitasi mangrove, dan kegiatan pemanfaatan mangrove oleh masyarakat lokal, selanjutnya dilakukan Fokus Grup Diskusi (FGD) bersama dengan delapan belas anggota kelompok Sumber Bago untuk merumuskan strategi pengembangan menggunakan Analisis SWOT. Hasil yang didapatkan, faktor internal yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan kawasan rehabilitasi mangrove di Desa Tambakbulusan adalah pengalaman bekerjasama dengan pihak lain, kekompakan anggota, luas kawasan rehabilitasi mangrove yang dikelola, legalitas sebagai kelompok, fasilitas, legalitas kawasan, upaya melibatkan masyarakat sekitar, pengawasan, dan koordinasi dengan stakeholder, sedangkan faktor eksternal meliputi penawaran kerjasama dari pihak luar, rencana atau program dari lembaga non pemerintah, ancaman pengalihfungsian lahan, dan aktifitas kelompok nelayan. Strategi pengembangan kegiatan rehabilitasi mangrove dipilih berdasarkan strategi agresif dengan memaksimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi yang terpilih adalah mengembangkan kawasan eduwisata dengan berkonsultasi dan bimbingan oleh pihak yang mempunyai kompetensi dalam pengelolaan kawasan eduwisata, menerapkan progam pemanfaatan mangrove sebagai produk unggulan bekerjasama dengan lembaga non pemerintah dan melakukan kunjungan studi banding ke kawasan eduwisata yang sudah ada di daerah lain. The right strategy is needed by mangrove conservation groups in developing mangrove rehabilitation activities they do.This study was aimed to determine the right strategy in the development of mangrove rehabilitation activities in the village Tambakbulusan. The method used in this study was a descriptive case study.  Data were collected through interviews and observation to make the observation human resources and institutional groups of Source Bago, a state district mangrove rehabilitation, and the utilization of mangrove by local communities, then performed the Focus Group Discussion (FGD) along with eighteen members of the group Source Bago to formulate development strategy using SWOT Analysis. The results obtained, the internal factors relating to the management of the area mangrove rehabilitation in the village Tambakbulusan was experience in cooperation with other parties, compactness members, the total area of mangrove rehabilitation managed, legality as a group, the facilities, the legality of the region, efforts to involve the local community, supervision, and coordination with stakeholders, while external factors included the offer of cooperation from outsiders, plans or programs of non-governmental organizations, the threat of land conversion, and the activities of groups of fishermen. The development strategy of mangrove rehabilitation activities were selected based on an aggressive strategy to maximize the strength to take advantage of opportunities.  The chosen strategy was to develop education tourism in consultation and guidance by those who have competence in managing the education tourism, implementing programs mangrove utilization as a superior product in collaboration with non-governmental organizations and to conduct a comparative study visit to the region education tourism existing in other areas.
ANALISIS PEMANGKU KEPENTINGAN (STAKEHOLDER) DALAM PENGELOLAAN ECENG GONDOK PADA PERAIRAN RAWAPENING DI DESA ASINAN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG Herdijaya, Gawang Pandu; Hutabarat, Sahala; Wijayanto, Dian
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.384 KB)

Abstract

Keberadaan eceng gondok bukan merupakan hal baru lagi di perairan Rawapening. Berdasarkan keberadaanya, dapat dibagi dua kelompok masyarakat yang pro dan kontra terhadap populasi eceng gondok. Dari kedua kelompok di atas, apabila tidak ditemukan solusi pengelolaan yang baik dapat menimbulkan konflik antar masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi pemangku kepentingan dalam pengelolaan eceng gondok pada perairan Rawapening  dan menganalisis Key Persons dalam pengelolaan eceng gondok di Desa Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Metode sampling  yang digunakan dalam penelitian ini adalah Snowball sampling. Sedangkan untuk analisa data menggunakan pendekatan manajemen stakeholder (pemangku kepentingan). Langkah-langkah dalam manajemen stakeholder menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process).Hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan metode manajemen stakeholder diketahui bahwa perangkat desa dan pengurus kelompok nelayan dan pembudidaya memiliki nilai tertinggi berdasarkan kriteria ukuran kuantitatif. Kedua pihak ini  yang lebih diutamakan dalam penyusunan rencana pengelolaan eceng gondok di perairan Rawapening. Berdasarkan hasil yang didapat, masyarakat Desa Asinan menginginkan diikutsertakan dalam pengelolaan dan pengawasan eceng gondok di Rawapening. Pemerintah dapat memberikan bantuan berupa dana dan peralatan untuk memudahkan pelaksanaan. Sedangkan masyarakat merupakan pelaksana kegiatan pengelolaan dan berperan sebagai pengawas harian guna menjaga kelestarian dan keindahan Rawapening.

Page 3 of 55 | Total Record : 548