cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Management of Aquatic Resources Journal (Maquares)
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 27216233     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Management of Aquatic Resources diterbitkan oleh Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Departemen Sumberdaya Akuatik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Jurnal Management of Aquatic Resources menerima artikel-artikel mengenai bidang perikanan, manajemen sumberdaya perairan.
Arjuna Subject : -
Articles 548 Documents
PERUBAHAN TUTUPAN TERUMBU KARANG DITINJAU DARI BANYAKNYA WISATAWAN DI TANJUNG GELAM KEPULAUAN KARIMUNJAWA MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT 8 OLI Farid, Moch; Purnomo, Pujiono Wahyu; Supriharyono, Supriharyono
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 1 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.41 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i1.22521

Abstract

Terumbu karang merupakan salah satu sumberdaya pesisir dan lautan yang mempunyai produktifitas dan keanekaragaman hayati yang tinggi. Keberadaan terumbu karang banyak memberikan pengaruh pada masyarakat Karimunjawa, sebagai panorama alam yang menarik untuk kegiatan wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan wisata, tingkat sensitifitas dan kondisi terumbu karang serta perubahan luasanya di kawasan Tanjung Gelam. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2017 bertempat di kawasan pemanfaatan bahari Tanjung Gelam, Kepulauan Karimunjawa Jepara. Metode pengukuran sensitifitas mengacu pada pengukuran kerentanan ekosistem terumbu karang parameter pengamatan yang diambil yaitu kondisi tutupan karang hidup, kerapatan terumbu karang, kelimpahan ikan, tipe pertumbuhan terumbu karang, status perlindungan, spesies yang dilindungi, dan kelandaian. Kuesisoner digunakan untuk mengetahu respon dan prilaku wisatawan pada kawasan tanjung gelam dengan jumlah responden yang diambil yaitu 25 wisatawan, 10 pedagang dan 10 operator wisata. Pengolaan citra satelit menggunakan transformasi Lyzenga. Hasil penelitian menunjukkan perkembangan wisata di Kepulauan karimunjawa dari tahun 2014-2016 mencapai kenaikan sebanyak 39.178 orang, sedangkan tingkat sensitifitas ekosisitem terumbu karang di kawasan tanjung gelam berada pada kategori rendah dengan nilai 2,14, dengan kondisi tutpan karang hidup pada kriteria rusak buruk dengan nilai rata rata 10,28% dan perubahan luasan tutupan terumbukarang di Tanjung Gelam didapatkan perubahan luasan habitat terumbu karang yang berkurang sebesar 4,22 Ha dari tahun 2015-2017. Coral reefs are one of the coastal and ocean resources that have high productivity and biodiversity. The existence of coral reefs give much influence to the people of Karimunjawa, as an interesting natural panorama for tourism activities. This research aims to determine the level of tourism development, the level of sensitivity and condition of coral reefs and changes in the area of Tanjung Gelam. The research was conducted in August 2017 located in Tanjung Gelam marine utilization area, Karimunjawa island of Jepara. Methods of measurement of sensitivity include the measurement of living coral cover conditions, coral reef density, fish abundance, coral growth type, protection status, protected species, and cleverness. Questionnaires are used to find out the responses and behavior of tourists in the region of Tanjung Pinam with the number of respondents taken are 25 tourists, 10 merchants and 10 tour operators. Satellite image managers use the Lyzenga transformation. The results showed that the development of tourism in Karimunjawa Islands from 2014-2016 reached as much as 39,178 people, while the level of coral reef ecosystem sensitivity in the region of Tanjung Pinang was in the low category with a value of 2.14, with the living coral study on badly damaged criteria with value the average of 10.28 and the change of cover area in Tanjung Gelam found a change in coral reef habitat area which decreased by 4.22 Ha from 2015-2017 year.
DISTRIBUSI DAN KANDUNGAN KARBON PADA LAMUN (Enhalus acoroides) DI PULAU KEMUJAN TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA BERDASARKAN CITRA SATELIT Zulfikar, Alfian; Hartoko, Agus; Hendrarto, Boedi
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) VOLUME 5, NOMOR 4, TAHUN 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.396 KB)

Abstract

ABSTRAKPadang lamun merupakan salah satu ekosistem yang sangat penting di wilayah pesisir. Salah satu fungsi dari lamun yaitu sebagai penyerap karbon. Adanya berbagai kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat di Pulau Kemujan dikhawatirkan dapat mengganggu fungsi lamun tersebut. Lamun tersebar sepanjang pantai sebelah barat Pulau Kemujan sehingga penggunaan teknologi penginderaan jauh diharapkan dapat membantu dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui  pengaruh dari kegiatan manusia terhadap fungsi lamun sebagai penyerap karbon dengan cara membangun pemodelan algoritma berdasarkan citra satelit Aster. Adapun pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Analisis kandungan karbon pada lamun menggunakan metode Walkley & Black. Hasil kandungan karbon tertinggi terdapat pada rhizome berkisar antara 12,498 – 55.967 g C/m2 sedangkan akar berkisar antara 0,475 – 27,147 g C/m2 dan daun berkisar antara 4,374 – 30,346 g C/m2. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa distribusi biomassa dan kandungan karbon lamun (Enhalus acoroides) di Pulau Kemujan Taman Nasional Karimunjawa menyebar tidak merata, hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh dari kegiatan manusia terhadap fungsi lamun sebagai penyerap karbon. Kata kunci: Lamun, Kandungan karbon, Pulau Kemujan Taman Nasional Karimunjawa ABSTRACTSeagrass beds are one of the very important ecosystems in coastal areas. One function of seagrass is carbon sinks. Activities in Kemujan island was suspected to interfere function of seagrass. Seagrass was found along the west of Kemujan island, so that using of remote sensing technology can help in this research. The aimed of this research was to determine the influence of human activities on the functioning of seagrass as a carbon sink by building modeling algorithm based on Aster satellite. Sampling teqhnique was purposive sampling. Analysis of carbon biomass in seagrass using Walkley & Black method. The results of the highest carbon biomass was found in the rhizome ranged from 12.498 to 55,967 g C /m2 while the roots ranged from 0.475 to 27.147 g C /m2 and leaves ranged from 4.374 to 30.346 g C /m2. This research, concluded that the distribution of biomass and carbon biomass of seagrass (Enhalus acoroides) in Kemujan Island Karimunjawa National Park spread unevenly, it showed the influence of human activities on seagrass function as carbon sinks. Keywords: Seagrass, carbon biomass, Kemujan Island Karimunjawa National Park.
TINGKAT PENCEMARAN DETERJEN PADA SEDIMEN MENGGUNAKAN INDIKATOR KIMIA-BIOLOGI DI SUNGAI SAYUNG Putri, Dwi Santi; Haeruddin, -; Purnomo, Pujiono Wahyu
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.373 KB)

Abstract

Dewasa ini tingkat pencemaran air mengalami peningkatan secara tajam seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Zat pencemar yang berasal dari deterjen ini masuk ke lingkungan perairan dan akan tersebar ke air, terabsorsi oleh biota laut serta terakumulasi dalam sedimen. Oleh karena itu perlunya penelitian tentang tingkat pencemaran deterjen pada sedimen mengunakan indikator kimia dan biologi. Tujuan dari penelitian ini antara lain mengetahui konsentrasi deterjen didalam sedimen, KR dan H’ makrozoobentos, mengkaji hubungan antara konsentrasi deterjen didalam sedimen dengan kelimpahan individu makrozoobentos dan menentukan tingkat pencemaran sedimen berdasarkan konsentrasi deterjen dan struktur komunitas makrozoobentos. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan teknik penentuan lokasi pengambilan sampel Purposive sampling. Sampling dilakukan dua kali dengan 2 kali pengulangan. Pengukuran konsentrasi deterjen dalam sedimen, identifikasi makrozoobentos Setelah dilakukan identifikasi dan penghitungan jumlah spesies, selanjutnya dilakukan perhitungan nilai Kelimpahan individu dan Kelimpahan Relatif (KR), Indeks Keanekaragaman (H’), Indeks Keseragaman (e), serta Indeks Dominasi (D). Hasil nilai konsentrasi deterjen  pada sampling I dan II yaitu stasiun 1 berkisar 0,18 – 5,53 mg/kg, stasiun 2 berkisar 47,21 – 123,17 mg/kg, stasiun 3 berkisar 2,30 – 5,50 mg/kg, stasiun 4 0,02-0,96 mg/kg. Nilai KR pada stasiun 1 sampling I dan II adalah 87% dan 94%; stasiun 2 sampling I dan II adalah 97% dan 98%; stasiun 3 sampling I dan II adalah 88%, dan 82%; stasiun 4 sampling I dan II adalah 46% dan 43%. Nilai H’ stasiun 1 sampling I dan IIadalah 0,44 dan 0,25; stasiun 2 sampling I dan II adalah 0,14 dan 0,09;  stasiun 3 sampling I dan II adalah 0,51 dan 0,49; stasiun 4 sampling I dan II adalah 1,49 dan 1,28. Kesimpulan yang didapat yaitu sedimen sungai Sayung tercemar oleh deterjen, struktur komunitas makrozoobentos dengan melihat indeks keanekaragaman berkisar 0,14 – 1,49 yang menunjukkan bahwa kemampuan perairan sungai Sayung untuk mendukung kelangsungan hidup makrozoobentos tergolong rendah dan dilihat kondisi kestabilan suatu komunitas dalam keadaan tidak stabil.
ANALISIS KELIMPAHAN, POLA DISTRIBUSI, DAN NISBAH KELAMIN KERANG KIJING (Anodonta woodiana) DI INLET DAN OUTLET DANAU RAWAPENING JAWA TENGAH Astari, Findiani Dwi; Solichin, Anhar; Widyorini, Niniek
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 2 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.379 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i2.22546

Abstract

Rawapening merupakan salah satu perairan air tawar yang banyak dihuni oleh Kerang Kijing (Anodonta woodiana), namun kondisi ekologi Rawapening yang terus menurun menyebabkan terganggunya kelangsungan hidup Kerang Kijing yang ada di dalamnya, sehingga berpengaruh pada jumlah populasinya. Penelitian mengenai analisis kelimpahan, pola distribusi, dan nisbah kelamin Anodonta woodiana secara umum di Danau Rawapening masih kurang diketahui. Banyaknya materi baik organik maupun anorganik yang masuk ke Danau Rawapening yang berasal dari kegiatan masyarakat sekitar danau kemungkinan menjadi dampak pada populasi tersebut. Penelitian tersebut dilaksanakan pada bulan Oktober 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan, pola distribusi, dan nisbah kelamin Kerang Kijing di inlet dan outlet Danau Rawapening. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus dan metode makroskopis di dalam pengamatan nisbah kelamin sampel. Data hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan rumus kelimpahan populasi, Indeks Morishita untuk mengetahui pola distribusi kerang berdasarkan ukuran panjang digunakan uji Analysis of Variance, dan uji Chi-Square untuk mengetahui nisbah kelamin kerang. Hasil penelitian bahwa rataan kelimpahan  populasi pada stasiun I (inlet) DAS Rengas 3,11 ind/m²; stasiun II (inlet) DAS Ringis 7,44 ind/m²; stasiun III (outlet) DAS Kedungringin 9,67 ind/m². Angka rataan Indeks Morishita dari seluruh stasiun pengamatan kurang dari 1 (Id < 1) sehingga dapat dikatakan pola distribusi Kerang Kijing di 3 stasiun seragam. Hasil perhitungan nisbah kelamin dengan menggunakan uji Chi-Square yaitu nilai hitung X2 0,986 sehingga dapat dikatakan nisbah kelamin jantan dan betina kerang Anodonta woodiana pada tiga stasiun pengamatan tidak berbeda secara nyata (P<0,05).  Rawapening is one of freshwater habitat for swan mussel (Anodonta woodiana), but Rawapening ecological state is now threatening swan mussel that lives there, dropping its population. Research about abundance, distribution pattern, and sex ratio of Anodonta woodiana is still less known for many people. Organic and anorganic materials from people’s activity around the area that go into Rawapening Lake may have an impact of swan mussel population. This research held on October 2017. This research intend to know about abundance, distribution pattern, and sex ratio of swan mussel in inlet and outlet of Rawapening Lake. Method used for this research is descriptive method with approach of case study and macroscopic method for sex ratio sample. Data from research analyzed using abundance equation, Morishita Index for distribution pattern of swan mussel based on length using Analysis of Variance, and Chi-Square test for sex ratio. The result is abundance of swan mussel in station I (inlet) Rengas Watershed is 3,11ind/m²; station II (inlet) Ringis Watershed is 7,44 ind/m²; station III (outlet) Kedungringin Watershed is 9,67 ind/m². Average number of Morishita Index from all observation station is less than 1 (Id < 1) then it can be said that distribution pattern in all 3 observation station are similar. Calculation result for sex ratio with Chi-Square Test is that X2 0,986 then it can be said that sex ratio for male and female Anodonta woodiana in three station are not significantly different (P<0,05). 
BEBAN KERJA OSMOTIK DAN SIFAT PERTUMBUHAN IKAN BANDENG (Chanos chanos Forskal) YANG DIBUDIDAYA PADA TAMBAK TRADISIONAL DI DESA MOROSARI DAN DESA TAMBAKBULUSAN KABUPATEN DEMAK Budiasti, Richa Rizki; Anggoro, Sutrisno; Djuwito, -
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.656 KB)

Abstract

Kabupaten Demak merupakan salah satu wilayah di Jawa Tengah sebagai penghasil ikan Bandeng. Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal) memiliki beberapa keunggulan yaitu tahan terhadap perubahan lingkungan, dapat dibudidayakan di air payau, laut dan air tawar. Penelitian bertujuan untuk mengkaji nilai tingkat kerja osmotik (TKO), pola osmoregulasi serta sifat pertumbuhan dan faktor kondisi ikan Bandeng. Penelitian menggunakan metode studi kasus yang bersifat deskriptif dengan teknik sampling purposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan setiap satu minggu sekali selama 4 minggu. Pengambilan sampel osmolaritas (media dan darah) dilakukan pada minggu pertama dan minggu keempat. Sampel ikan yang digunakan sebanyak 100 ekor untuk analisis hubungan panjang berat dan 3 ekor untuk mengetahui osmolaritas (media dan darah). Uji independent-Samples t test digunakan untuk mengetahui perbedaan TKO antara kedua tambak. Hasil yang diperoleh menunjukkan rata-rata TKO ikan Bandeng di desa Morosari dengan rata – rata salinitas 28 o/oo sebesar 235,26 mOsm/l H2O dan di desa Tambakbulusan dengan rata – rata salinitas 14 – 20 o/oo sebesar 173,875 mOsm/l H2O. Terdapat perbedaan TKO yang sangat signifikan (p< 0,01)  antara ikan Bandeng pada tambak tradisional di desa Morosari dengan desa Tambakbulusan. Ikan Bandeng di Morosari memiliki pola osmoregulasi hipoosmotik dan hiperosmotik di Tambakbulusan. Pertumbuhan ikan Bandeng pada tambak tradisional di desa Morosari dan desa Tambakbulusan bersifat allometrik positif dengan nilai b pada masing – masing tambak sebesar 3,232 dan 3,562. Faktor kondisi (Kn) ikan Bandeng pada tambak tradisional di desa Morosari sebesar 1,02 dan desa Tambakbulusan sebesar  1,06 yang berarti bahwa badan ikan kurus atau kurang montok. Demak regency is one region in Central Java as a producer of Milkfish. Milkfish (Chanos chanos Forskal) had speciality consists of resistant to environmental changes, can be cultivated in brackish water, marine and freshwater. This research was purposed to examine value of  the osmotic work levels, osmoregulation pattern, growth characteristic, and the factor of Milkfish condition that is cultivated in the traditional brackishwater ponds at Morosari village and Tambakbulusan Village. The research methods of descriptive case studies and sampling method with purposive sampling. Taking sample is conducted every once week for four week. Taking media osmolarity and sample of blood osmolarity is conducted in the first week and fourth week. Fish sample that was used as much as 100 heads for analyzing the relationship between lenght-weight and 3 heads to know the value of media osmolarity and sample of blood osmolarity. The study of independent-Samples t test is used to know the differences of the osmotic work level  between both fishponds. The result that is got shows the average of the osmotic work level at Morosari with range salinity 28 o/oo as much as  235,26 mOsm/l H2O and at Tambakbulusan with range salinity 14 – 20 o/oo as much as 173,875 mOsm/l H2O. There were differences of the osmotic work level that was so significance (p<0,01) between fishpond at Morosari and Tambakbulusan Villages. Milkfish at Morosari has osmoregulation hypoosmotic pattern and hyperosmotic at Tambakbulusan. The growth of Milkfish in fishpond at Morosari and Tambakbulusan Villages had the characteristic of positive allometric with b value in each fishponds as much as 3,232 and 3,562. The condition factor of Milkfish in fishpond at Morosari village as much as 1,02 and at Tambakbulusan village as much as 1,06 that was means the body of thin fish or less-fat.
STUDI KESESUAIAN WISATA PANTAI NGLAMBOR SEBAGAI OBJEK REKREASI PANTAI DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL Pratesthi, Pintya Dwanita Ayu; Purwanti, Frida; Rudiyanti, Siti
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) VOLUME 5, NOMOR 4, TAHUN 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.241 KB)

Abstract

ABSTRAKEkowisata adalah kegiatan wisata alam yang memanfaatkan lingkungan, memperhatikan unsur-unsur konservasi, ekonomi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat setempat. Salah satu pantai yang termasuk dalam ekowisata adalah Pantai Nglambor yang terletak di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, kabupaten Gunungkidul. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi dan perkembangan wisata Pantai Nglambor dan mengetahui nilai Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) Pantai Nglambor serta kategorinya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juli 2016. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif menggunakan IKW dengan teknik purposive sampling dan metode deskriptif dengan teknik voluntary sampling untuk kuisioner 60 responden. Potensi wisata Pantai Nglambor ada pada kondisi fisik pantai yang unik dan indah, serta jenis kegiatan atau daya tarik wisatanya yaitu berenang dan snorkeling, sedangkan perkembangan wisata Pantai Nglambor dalam satu tahun sudah menjadi tujuan utama bagi pengunjung dan nilai untuk kepuasan serta keinginan untuk kembali berkunjung dari pengunjung adalah 95.1%. Nilai IKW untuk Pantai Nglambor pada semua Stasiun saat surut (sore) dan saat pasang (pagi) adalah S1 atau Sangat Sesuai (Highly Suitable) dengan kisaran nilai sebesar 84.52% hingga 90.48% kecuali pada Stasiun I saat pasang (pagi) termasuk kategori S2 atau Sesuai (Suitable) dengan nilai sebesar 78.57%. Kata kunci: Kesesuaian Wisata; Pantai Nglambor; Gunungkidul ABSTRACT Ecotourism is nature tourism activities that utilize environment, which concern on the elements of conservation, economic, education and also empowering local communities. One of the beaches that can be an ecotourism destination is Nglambor Beach located in Purwodadi village, Tepus sub-district, Gunungkidul regency. The purpose of this study are to know the potential and development of tourism in Nglambor Beach and to determine the value of Tourism Suitability Index of Nglambor Beach and it’s categories. This study was conducted in January to July, 2016. The method used in this research were quantitative method using Tourism Suitability Index with purposive sampling technique and descriptive method by distributing questionnaires using voluntary sampling technique to 60 respondents. The potential of Nglambor Beach is in the physical condition of the unique and beautiful beach, as well as the type of tourism activities or attraction i.e swimming and snorkeling, while the development of Nglambor beach whitin a year has become a main tourism destination with the value of satisfaction and the desire to re-visit is 95.1%. Value of Tourism Suitability Index of Nglambor Beach at all stations at low tide (evening) and the high tide (morning) are S1 or Highly Suitable with a value range of 84.52% to 90.48%, except at Station I at the high tide (morning) is S2 or Suitable with a value of 78.57%. Keywords: Ecotourism Suitability; Nglambor Beach; Gunungkidul
NILAI HUE DAUN Rhizophora: HUBUNGANNYA DENGAN FAKTOR LINGKUNGAN DAN KLOROFIL DAUN DI PANTAI RINGGUNG, DESA SIDODADI, KECAMATAN PADANG CERMIN, LAMPUNG Adip, Muhammad Saiful; Hendrarto, Boedi; Purwanti, Frida
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.82 KB)

Abstract

Ekosistem mangrove merupakan ekosistem penting dalam lingkungan pesisir, dan sampai saat ini belum ada indikator yang digunakan untuk menentukan tingkat kesehatan mangrove. Hue merupakan warna yang dihasilkan oleh pigmen-pigmen yang ada pada daun, hal ini diperkirakan dapat digunakan untuk menunjukkan kesehatan mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kisaran nilai hue Rhizophora spp dan hubungan kandungan klorofil serta faktor lingkungan terhadap nilai hue. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan pendekatan deskriptif analitis. Variabel utama yang digunakan dalam penelitian adalah nilai hue (bahan organik, salinitas air, dan salinitas tanah). Pengambilan data menggunakan metode purposive sampling untuk mengetahui karakteristik vegetasi mangrove dengan menggunakan line  sepanjang 100 m dengan pengulangan sebanyak tiga kali. Hasil dari penelitian menunjukkan tingkat dominasi tertinggi terdapat pada jenis Rhizophora stylosa (50,017%) sementara dominansi Rhizophora apiculata adalah sebesar (49,985%).  Nilai hue pada daun Rhizophora spp berkisar antara 86,9% sampai 141,35%. Nilai hue terendah 86,9% berwarna hijau muda,  sedangkan nilai tertinggi 141,35% berwarna hijau tua.  Korelasi nyata hanya terdapat pada hubungan nilai hue dengan salinitas air, sedangkan hubungan kandungan klorofil dan faktor lingkungan memiliki hubungan yang tidak nyata. Mangrove ecosystem an important ecosystem in the coastal area. There is no indicator that can be used to determine the healthiness level of mangrove. Hue is the colour that produced by leaves pigment, That assumed be affected by various environmental factors. This study were aimed to get the range of hue Rhizophore value and to know the relationship between their chlorophyll contents and environmental factors toward the hue values. This research used descriptive approaches. The main variable in this research were the hue value of the Rhizophora leaves, leaves chlorophyll content, and environmental factors (organic material, water salinity, and substrat salinity). Data was collected by purposive sampling method to identify mangrove vegetation characteristic using 100 m transect lines with three replications. The result showed that the highest dominance level was on Rhizophore stylosa (50,017%), while dominance level of Rhizophore apiculata was 49,985%. Hue value of Rhizophore leaves was in the range  of86,90 to 141,350. The lowest hue value was 86,90 with colour more like yellow to green where the highest value was 141,350 which has dark green in colour. Significant correlation only occured between hue value and water salinity, however between chlorophyll content and other environmental factors has no significant correlation.
PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA DI MAROON MANGROVE EDU PARK (MMEP) SEMARANG, JAWA TENGAH Management Of Mangrove Ecosystem As Ecotourism Area In Maroon Mangrove Edu Park (MMEP) Semarang, Central Java Sari, Desy Melinda; Suryanti, Suryanti; Sulardiono, Bambang
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 1 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.151 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i1.24224

Abstract

ABSTRAK Ekosistem mangrove sangat berpotensi dijadikan kawasan ekowisata. Maroon Mangrove Edu Park (MMEP) Semarang  telah  dikembangkan sebagai ekowisata  berbasis  edukasi.  Penelitian  ini dilakukan pada  bulan Mei 2018, dengan tujuan mengetahui kondisi pengelolaan dan potensi daya tarik, persepsi pengunjung, dan mengetahui strategi pengelolaan ekowisata edukatif di MMEP. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan observasi untuk melakukan pengamatan terhadap lokasi kawasan,   kegiatan dan pelakunya melalui responden terhadap pengunjung dan pengelola. Teknik pengambilan sampel  pengunjung dengan accidential sampling, untuk pengelola dengan purposive sampling. Data dianalisis menggunakan  analisis SWOT. Hasil yang  diperoleh  menunjukan  potensi  daya  tarik  wisata  meliputi :  keragaman  mangrove  yang   terdiri dari Avicennia marina, Rhizopora mucronate, Bruguiera gymnorrhiza dan Ceriops sp, keanekaragaman burung,  fasilitas yang tersedia meliputi  tracking,  gardu  pandang,  gazebo,  aula.  Persepsi  pengunjung  terhadap  fasilitas  dan   aksesbilitas tergolong kurang  baik,  persepsi  terhadap  manfaat  edukasi  tergolong  kurang  baik.  Strategi  pengelolaan   ekosistem  mangrove sebagai ekowisata edukatif meliputi mengoptimalkan program edukasi dengan berkoordinasi  terhadap instansi sekolah untuk melakukan kunjungan lingkungan di MMEP, menguatkan kerjasama dengan pihak   lain untuk pengadaan atraksi wisata serta mengoptimalkan sarana prasarana,  meningkatkan pengetahuan dan  ketrampilan metal dengan melalukan studi banding dan mangajukan kerjasama dengan dinas terkait seperti pengadaan   penyuluhan, Mengoptimalkan ketersediaan  media  informasi  berupa  pengetahuan  mengenai  mangrove,  papan   peringatan  bagi  pengunjung  dan melakukan promosi.ABSTRACT Mangrove  ecosystems  have  the  potential  as  ecotourism  areas.  Maroon  Mangrove  Edu  Park  (MMEP) Semarang has developing as ecotourism based on education. This research occurred during May 2018, the aim is to understand  the  condition  of  management  and  potential  attractiveness,  visitor  perceptions,  and  understand  the educational ecotourism management strategies at MMEP. The research method used was survey method. The data collected by interview and observation on the location, activities and subject by interview to visitors and managers.  The sampling technique for visitors is accidential sampling, and for managers with purposive sampling. The data analyzed by SWOT analysis. The results showed that the potentials of tourist attraction include: mangrove diversityi.e. : Avicennia marina, Rhizopora mucronate, Bruguiera gymnorrhiza and Ceriops sp, bird diversity, facilities that available are tracking, guardhouse view, gazebo, hall. The visitor perceptions about facilities and accessibility were considered not good, and the perception of the benefits of education was not good enough too. Mangrove ecosystem management strategies as educational ecotourism are optimizing educational programs by coordinatinate with school institutions to visit environmental in MMEP, improving cooperation with other parties to procure tourist attractions  and optimizing infrastructure, increase managers (METAL) knowledge and skills by conducting comparative studies   and promoting  cooperation  with  the  related  official  for  the  provision  of  counseling,  optimizing  the  availability  of information media in the form of knowledge about mangroves, warning boards for visitors and conducts promotions.  
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN BAGI KONSERVASI MANGROVE DI DESA TIMBUL SLOKO KECAMATAN SAYUNG, DEMAK Magdalena, Estherina; Anggoro, Sutrisno; Purwanti, Frida
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.54 KB)

Abstract

Kondisi lahan mangrove di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak mengalami kerusakan mangrove karena erosi pantai sehingga menyebabkan kerusakan areal tambak dan infrastruktur lainnya. Agar kerusakan hutan mangrove tidak berlanjut, diperlukan upaya konservasi di daerah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kerapatan dan keragaman mangrove, mengidentifikasi pemahaman responden tentang konservasi mangrove, serta menganalisis kesesuaian lahan mangrove bagi kegiatan konservasi di Desa Timbul Sloko. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2014 - Februari 2015 di Desa Timbul Sloko Kecamatan Sayung, Demak. Pengambilan sampel dilakukan pada tiga stasiun, setiap stasiun terdiri dari tiga titik sampling,variabel yang diukur adalah kerapatan, keanekaragaman, pasang surut, arus, salinitas, pH dan substrat. Analisis kesesuaian dilakukan dengan pembuatan matriks kesesuaian kemudian pembobotan dan perhitungan skor berdasarkan tingkat pengaruh dari setiap variabel terhadap daerah yang potensial untuk dijadikan kawasan konservasi mangrove. Uji validitas dan  reliabilitas menggunakan aplikasi SPSS untuk mengetahui nilai modus kuesioner pada setiap responden. Hasil Kerapatan mangrove di desa tersebut seluruh stasiun berkisar antara 0,06 – 0,45 ind/m2, keanekaragaman (H’) tergolong sedang. Sebagian besar  responden (52,9% - 87,4%) memahami tentang konservasi mangrove. Hasil analisa kesesuaian lahan konservasi mangrove pada stasiun 1 dan 3 berada pada kelas sangat sesuai dan pada stasiun 2 berada pada kelas sesuai. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah lahan pada Desa Timbul Sloko Kecamatan Sayung, Demak dapat dijadikan daerah konservasi karena variabel pada daerah tersebut mendukung pertumbuhan mangrove. Conditions of mangrove swamp the Sayung Subdistrict, Demak Regency have been suffering coastal erosion that cause a damage of ponds area and other infrastructures. To prevent the further demage of mangrove forest is needed a conservation efforts in the area. This study aimed to know the density and diversity of mangrove ecosystems, to identify respondents knowledge about conservation of mangroves, and to analyze land suitability of mangrove for conservation activities. This study was conducted from November 2014 - February 2015 at the Timbul Sloko village. Data is collected at three stations, each station consists of three point sampling. The measured variables used in this study were density, diversity, tides, currents, salinity, pH and substrate. Analysis of suitability was conducted by making a suitability weight matrix and the score calculating based on the influence level from each variables that potential to be a mangrove conservation area. Validity and reliability tests done using SPSS to know mode value of questionnaires from each respondent. The results showed  mangroves density on the all station  ranged from 6 - 45 ind /100m2, diversity (H') is moderate. Mostly respondents understand about mangrove conservation (52.9% - 87.4%). The results of the land suitability for analysis of mangrove conservation in stations 1 and 3 are at a very appropriate class and at appropriate class at station 2. The study concludes that land on the Timbul Sloko village, Sayung subdistrict, Demak can be used as a conservation area because variables in the area support the growth of mangrove.
KEBIASAAN MAKAN TERIPANG (ECHINODERMATA: HOLOTHURIIDAE) DI PERAIRAN PANTAI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU Agusta, Oriza
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 1, No 1 (2012): Journal of Management of Aquatic Resources
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.917 KB)

Abstract

Teripang adalah biota laut yang bergerak lambat, hidup pada dasar substrat pasir, pasir berlumpur maupun dalam lingkungan terumbu yang. merupakan salah satu sumber protein hewani dan telah lama dikonsumsi oleh masyarakat di dalam maupun di luar negeri. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2012 di Perairan pantai Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Identifikasi kebiasaan makan teripang dilakukan di Laboratorium Hidrobiologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui kebiasaan makanan teripang di Perairan pantai Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Pada penelitian ini, menggunakan metode Index of Preponderance. Nilai Index of Preponderance diketahui dengan cara mengamati makanan yang terdapat pada usus Teripang. Teknik sampling teripang yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus. Hasil penelitian didapatkan, saat sampling di lapangan diperoleh 3 spesies teripang yaitu Holothuria hilla, Holothuria leucospilota, Holothuria impatiens. Makanan utama dari ke tiga jenis teripang yang di temukan adalah jenis Bacillariophyceae dengan nilai Index of Preponderance masing-masing jenis sebesar Holothuria hilla 51%, Holothuria leucospilota 35,1% dan Holothuria impatiens 52,5%.Kata kunci : Kebiasaan makanan, Pulau Pramuka, TeripangAbstractSea cucumbers are types of sea animals that move slowly, living on the bottom substrate of sand, silt and in the reef environment that one source of animal protein and have long been consumed by people within and outside the country. The research was conducted in April 2012 in the coastal waters of Pramuka Island, Seribu Islands. Identification of the feeding habits of sea cucumbers performed performed in the Laboratory of Hydrobiology Faculty of Fisheries and Marine Science Diponegoro University. The purpose of this study is to food habits of sea cucumber in the waters of the Pramuka Island, Seribu Island. In this study, using the method Index of Preponderance. Value Index of Preponderance is know by observing that there is food in the gut cucumber. The sampling technique used for sea cucumber in this study is the census method. The results obtained when sampling in the field gets the 3 species of sea cucumber are Holothuria hilla, Holothuria leucospilota, Holothuria impatiens. The main meal of the three types of the sea cucumber found such as Bacillariophyceae which have I Index of Preponderance value of each type of Holothuria hilla is 51%, Holothuria leucospilota is 35,1% and Holothuria impatiens is 52,5%.Key words : Food Habits, Pramuka Island, Sea Cucumber

Page 4 of 55 | Total Record : 548