cover
Contact Name
Nanang Setiawan
Contact Email
mozaik@uny.ac.id
Phone
+628122762804
Journal Mail Official
mozaik@uny.ac.id
Editorial Address
Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta, Kampus Karang Malang, Jalan Colombo No. 1, Yogyakarta, Indonesia, Kode Pos 55281
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah
ISSN : -     EISSN : 28089308     DOI : 10.21831/moz
Core Subject : Humanities, Social,
MOZAIK is an academic journal centered in the study of history. MOZAIK is welcoming contributions from young and more experienced scholars from different disciplines and approaches that focus on historical changes. MOZAIK is an academic journal to discuss various crucial issues in Indonesian history, both at local, national and international levels, covering the history of the early period of Indonesia to contemporary Indonesia. MOZAIK does it in a multidisciplinary and comparative manner.The scope of MOZAIK encompasses all historical subdisciplines, including, but not limited to, cultural, social, economic and political history, historiography, and the philosophy of history.
Articles 123 Documents
NASIONALISME ASIA TIMUR: SUATU PERBANDINGAN JEPANG, CINA, DAN KOREA Mudji - Hartono
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 4, No 1 (2008): Mozaik
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.811 KB) | DOI: 10.21831/moz.v4i1.4388

Abstract

Abstrak Kebangkitan nasional di Asia Timur telah muncul pada pertengahan abad ke-19 dan awal abad ke-20 sejalan dengan semakin intensifnya usaha penguasaan wilayah oleh suatu bangsa terhadap bangsa lain. Walaupun sama-sama bangsa Asia Timur, namun yang mendasari terbentuknya nasionalisme antara Jepang, Cina, dan Korea tampak adanya perbedaan. Untuk itu, dalam rangka melihat identitas masing-masing negara tersebut terkait dengan munculnya nasionalisme, artikel ini mencoba mengkajinya. Dari hasil kejian tampak bahwa di Jepang pembentukan nasionalisme didasarkan pada gabungan unsur etnisitas dan loyalitas politik. Sementara itu, di Cina dan Korea hanya aspek loyalitas politik yang digunakan untuk membentuk nasionalisme. Di Jepang, kedua unsur itu telah menyatu pada diri orang Jepang, sehingga apa yang dilakukan oleh orang Jepang yang berorientasi  internasionalisme tidak melenyapkan identitas nasional. Mereka sadar betul bahwa dirinya adalah orang Jepang. Sebaliknya, sebenarnya hingga saat ini pembentukan “nasionalisme Cina” dan “nasionalisme Korea” belum dapat terwujud.
PERAN INDONESIA DALAM MEWUJUDKAN DEMOKRATISASI ASEAN 1998 – 2010 Danar Widiyanta
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 8, No 1 (2016): Mozaik
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.585 KB) | DOI: 10.21831/moz.v8i1.10767

Abstract

ABSTRAK Perubahan yang terjadi pada tahun 1998, telah merubah pula kebijakan tentang demokratisasi di ASEAN. Indonesia mencoba memasukkan gagasan tersebut untuk mempertahankan peran yang signifikan dalam organisasi ASEAN. Ada beberapa kendala dalam pelaksanaan demokratisasi di ASEAN yang disebabkan oleh beberapa hal. Latar belakang pendirian ASEAN cenderung karena dorongan dari pikiran luar kawasan yang menginginkan stabilitas politik di Asia Tenggara. Negara-negara ASEAN secara alamiah tidak terintegrasi secara geografis, sehingga posisi geopolitik setiap negara anggotanya berbeda-beda. Perbedaan level ekonomi antarnegara menyebabkan adanya perbedaan kemampuan mengimplementasikan suatu kesepakatan antarnegara. Kendala lain adalah ketiadaan kepemimpinan ASEAN. Selama 10 tahun terakhir tidak ada pemimpin ASEAN yang berani mengambil inisiatif kepemimpinan di ASEAN. ABSTRAK Perubahan yang terjadi pada tahun 1998, telah merubah pula kebijakan tentang demokratisasi di ASEAN. Indonesia mencoba memasukkan gagasan tersebut untuk mempertahankan peran yang signifikan dalam organisasi ASEAN. Ada beberapa kendala dalam pelaksanaan demokratisasi di ASEAN yang disebabkan oleh beberapa hal. Latar belakang pendirian ASEAN cenderung karena dorongan dari pikiran luar kawasan yang menginginkan stabilitas politik di Asia Tenggara. Negara-negara ASEAN secara alamiah tidak terintegrasi secara geografis, sehingga posisi geopolitik setiap negara anggotanya berbeda-beda. Perbedaan level ekonomi antarnegara menyebabkan adanya perbedaan kemampuan mengimplementasikan suatu kesepakatan antarnegara. Kendala lain adalah ketiadaan kepemimpinan ASEAN. Selama 10 tahun terakhir tidak ada pemimpin ASEAN yang berani mengambil inisiatif kepemimpinan di ASEAN.
ZUIKER ONDERNEMING DI KABUPATEN KLATEN1870-1942: PENGARUHNYA DALAM BIDANG SOSIAL DAN EKONOMI Ririn Darini; Dyah Ayu Anggraheni Ikaningtyas; Mudji Hartono
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 10, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.961 KB) | DOI: 10.21831/moz.v10i1.28770

Abstract

Penelitian ini ingin melihat awal masuknya pemodal-pemodal swasta ke Hindia-Belanda, yang tentunya juga memiliki andil dengan masuknya banyak perusahaan swasta di Indonesia saat ini. Agrarische Wet (1870) merupakan tonggak awal masuknya pemodal-pemodal asing ke Hindia-Belanda. Pemodal asing ini adalah pemilik perusahaan-perusahaan swasta di Hindia-Belanda, termasuk di Klaten. Pembukaan perusahaan-perusahaan perkebunan menyebabkan pembangunan sarana transportasi, kereta api; adanya kriminalitas; ppenyerapan tenaga kerja masyarakat pribumi dan juga mengakibatkan adanya monetisasi atau peredaran uang di kalangang pribumi.
KONFLIK DAN DISINTEGRASI DI INDONESIA Ita Mutiara Dewi
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 6, No 1 (2012): Mozaik Volume 6, No.1 (2012)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.64 KB) | DOI: 10.21831/moz.v6i1.4400

Abstract

Abstrak Konflik dan disintegrasi merupakan fenomena yang dapat ditemui di Indonesia. Konflik seringkali dikaitkan dengan kemajemukan atau keberagaman. Artikel ini berusaha memaparkan keterkaitan antara konflik dan diintegrasi, teori-teori penyebab konflik dan solusinya.
KEBERADAAN ETNIS CINA DAN PENGARUHNYA DALAM PEREKONOMIAN DI ASIA TENGGARA Danar - Widiyanta
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 5, No 1 (2010): Mozaik
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.895 KB) | DOI: 10.21831/moz.v5i1.4341

Abstract

Abstrak : Keberadaan Etnis Cina dalam melakukan aktivitas perdagangan di Asia Tenggara sudah terjadi jauh sebelum kedatangan bangsa Barat. Ketika orang Eropa datang di kawasan Asia Tenggara pada abad ke-16 dan awal abad ke-17, orang Cina sudah bermukim di kota-kota pelabuhan utama. Saudagar-saudagar Cina meskipun belum begitu banyak namun tersebar luas di seluruh kawasan ini. Dalam beberapa abad kemudian, orang Cina bertindak sebagai pedagang perantara atau bekerja sebagai buruh serta produsen berskala kecil. Ketika jumlah mereka semakin banyak, mereka kemudian mendominasi perekonomian pasar di kawasan Asia Tenggara.
PLANTER PABRIK GULA PEKALONGAN MENGGUGAT UPAH MASA CULTUURSTELSEL Wening - Pamudiasih
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 7, No 1 (2014): Volume 7, No 1 (2014): Mozaik
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.799 KB) | DOI: 10.21831/moz.v7i1.5753

Abstract

Abstract Two main things leading to the selection of Java to be the area of investment by Dutch colonial were the presence of the labors and the cheap land or in another words it was the lower production cost. The prerequisites of the condition establishment were put in the period of Cultuurstelsel i.e. when the political and economic obstacles determined their form in the coordinating institution of the natives’ power use as mediation for the deployment. For the natives, the presence of the financial capital began to be sensed when the plantation industry was established. The industrial work pattern emerged, which was a combination of agricultural employment of export plants with manufacturing employment. The concrete form was sugar factories. The issues mainly arose in how the manner of the Gubernemen conditioned various social strata, from the elite top to small farmers to get involved to support the planting projects in ondernemings and the process of turning the sugarcanes into sugar.
BANJIR DAN UPAYA PENANGANAN PASCA KEMERDEKAAN TAHUN 1955 - 1971 DI TULUNGAGUNG Latif Kusairi; Martina Safitry; Faridhatun Nikmah
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 10, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.821 KB) | DOI: 10.21831/moz.v10i1.28948

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bencana banjir dan upaya penanganan pasca kemerdekaan tahun 1955-1971 di daerah Tulungagung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif deskriptif dengan mendeskripsikan dalam bentuk kata banjir dan penanganannya pasca kemerdekaan. Adapun tipe yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif interpretatif. Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah daerah Tulungagung. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini masyarakat Tulungagung yang tahu dan mengalami banjir pasca kemerdekaan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua sumber, yaitu sumber primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian terdiri heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini bahwa terjadinya banjir terdiri dari beberapa faktor yang menanggulangi, seperti meluapnya aliran Sungai Brantas, meletusnya Gunung Kelud, iklim cuaca, dan curah hujan yang tinggi, dll. Dalam upaya penanganan banjir dapat dilakukan dengan cara pembuat Terowongan Neyama, pembuatan bendungan, perbaikan terowongan, penampungan pasir di Gunung Kelud, penyempurnakan Parit Raya, pembuatan waduk Kali Ngasinan dan Kali Ngrowo, pembuatan pintu Kali Ngrowo dan Gesikan, perbaikan daerah pengaliran Kali Ngrowo dan Kali Ngasinan, dan meninggikannya tanggul yang berada di Sungai Brantas
PARK CHUNG-HEE DAN KEAJAIBAN EKONOMI KOREA SELATAN Ririn - Darini
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 5, No 1 (2010): Mozaik
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.889 KB) | DOI: 10.21831/moz.v5i1.4336

Abstract

Abstrak Korea Selatan merupakan salah satu keajaiban ekonomi Asia. Dalam waktu yang relatif singkat Korea berhasil menjadi negara industri modern sekaligus kekuatan ekonomi yang diperhitungkan oleh dunia. Keberhasilan pembangunannya menjadi model bagi negara-negara lainnya. Keberhasilan ekonomi Korea Selatan tidak terlepas dari peran Park Chung-hee sebagai peletak dasar pembangunan ekonomi Korsel. Park Chung-hee sangat intens dengan program pembangunan. Perhatiannya tercurah untuk melaksanakan program-program dasar untuk pembangunan Korea Tulisan ini mencoba mengkaji kebijakan Park dalam membangun perekonomian Korsel.
STUDI KRITIS PERANAN WANITA DALAM PERPOLITIKAN DUNIA Ita Mutiara Dewi
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 2, No 1 (2007): Mozaik
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.659 KB) | DOI: 10.21831/moz.v2i1.5536

Abstract

Abstrak Keterlibatan wanita dalam panggung politik sebenarnya bukanlah hal yang asing di dunia sejak zaman dahulu. Peranan langsung maupun tidak langsung para wanita memiliki pengaruh tersendiri. Bahkan dalam mitosnya suku Amazon di belantara Amerika terkenal dengan komponen masyarakatnya dari kepala suku, panglima dan pasukan perang sampai penduduk biasa yang semuanya terdiri dari wanita. Selama ini dalam kacamata gender dan feminisme, muncul anggapan bahwa keterlibatan wanita sebagai pemimpin negara secara langsung maupun kedudukan strategis lain secara langsung dalam pengambilan kebijakan pemerintahan berbanding lurus dengan terselesaikannya permasalahan wanita. Benarkah kenyataan berkata demikian? Bagaimana menempatkan peranan wanita dalam dunia politik sesuai dengan fitrahnya? Analisis dalam tulisan ini diharapkan akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut
PERANAN PASUKAN POLISI PELAJAR PERTEMPURAN DAN GEREJA PUGERAN DALAM REVOLUSI INDONESIA TAHUN 1948 - 1949 DI YOGYAKARTA Danar widiyanta; Djumarwan Djumarwan
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 9, No 1 (2018): MOZAIK
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.269 KB) | DOI: 10.21831/moz.v9i1.19407

Abstract

Yogyakarta merupakan salah satu satu kota yang menjadi saksi perjuangan para rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dalam Perang Kemerdekaan II, seluruh lapisan masyarakat terlibat tidak terkecuali Pasukan Polisi Pelajar Pertempuran (P3). Pasukan ini merupakan pasukan Mobile Briagade (Mobbrig) di bawah pimpinan IP II Djohan Soeparno. Pasukan ini bermarkas di SPN Ambarukmo Yogyakarta. Pasukan P3 juga berperan dalam Serangan Umum 1 Maret 1949. Mereka dibagi dalam beberapa lokasi diantaranya yaitu Pojok Benteng Wetan, Kotagede, Pleret, dan Karangsemut. Serangan yang dilakukan P3 cukup melelahkan bagi Belanda. Perang Kemerdekaan II juga melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Salah satunya yaitu peran dari Gerja Pugeran yang terletak di Pugeran Bantul. Pada saat perang gereja ini berfungsi sebagai tempat pengungsian, rumah sakit, dan dapur umum. Di dalam gereja ini juga tinggal banyak tentara yang meminta perlindungan pada siang hari. Gereja juga menyediakan bahan makan untuk para pengungsi. Kata Kunci : Polisi Pelajar Pertempuran, Gereja Pugeran, Yoguakarta.

Page 3 of 13 | Total Record : 123