cover
Contact Name
Nanang Setiawan
Contact Email
mozaik@uny.ac.id
Phone
+628122762804
Journal Mail Official
mozaik@uny.ac.id
Editorial Address
Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta, Kampus Karang Malang, Jalan Colombo No. 1, Yogyakarta, Indonesia, Kode Pos 55281
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah
ISSN : -     EISSN : 28089308     DOI : 10.21831/moz
Core Subject : Humanities, Social,
MOZAIK is an academic journal centered in the study of history. MOZAIK is welcoming contributions from young and more experienced scholars from different disciplines and approaches that focus on historical changes. MOZAIK is an academic journal to discuss various crucial issues in Indonesian history, both at local, national and international levels, covering the history of the early period of Indonesia to contemporary Indonesia. MOZAIK does it in a multidisciplinary and comparative manner.The scope of MOZAIK encompasses all historical subdisciplines, including, but not limited to, cultural, social, economic and political history, historiography, and the philosophy of history.
Articles 123 Documents
PARADIGMA HISTORIS PENDIDIKAN AGAMA AGAR DOKTRIN AGAMA FUNGSIONAL DI ERA MODERN Saefur - Rochmat
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 4, No 1 (2008): Mozaik
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.779 KB) | DOI: 10.21831/moz.v4i1.4391

Abstract

Abstrak: Paradigma historis pendidikan agama dimaksudkan agar agama itu fungsional dalam kehidupan modern. Untuk itu, agama harus ikut menangani permasalahan pada era modern ini, mengarahkan perkembangan ilmu modern, dan mengadopsi serta mengembangkan ide-ide dan konsep-konsep modern. Umat Islam perlu akrab dengan permasalahan kemodernan seperti negara bangsa, nasionalism, dan demokrasi. Model pendidikan agama berdasarkan paradigma historis itu menggabungkan pendekatan konvensional pendidikan agama yang bersifat dogmatis-normatif, pendekatan historis, dan pendekatan kontekstual. Model yang perlu dikembangkan berdasarkan pendekatan historis adalah Agama Reformis, dimana agama difungsikan sebagai motor penggerak perubahan, dengan menjadikan agama selalu bersentuhan dengan konsep-konsep modern, namun ia bersifat kritis terhadap pendekatan ideologis-revolusioner, sehingga ia mengembangkan pendekatan reformatif-evolusioner. Pendekatan historis dan kontekstual baik dapat digunakan sebagai metoda dalam penyampaian pendidikan agama agar doktrin agama itu fungsional dalam kehidupan modern. Adakalanya kita tidak dapat menggunakan kedua pendekatan secara bersama-sama dalam menjelaskan suatu materi pelajaran, namun salah satu dari pendekatan itu secara sendiri-sendiri dapat digunakan untuk menjelaskan materi pelajaran agama. Bahkan, baik pendekatan historis maupun kontekstual dapat digunakan pada Standar Kompetensi yang kelihatannya ekslusif dalam pendidikan agama, yaitu Al-Qur’an, Akidah, Akhlak, dan Fiqih. Satu-satunya Standar Kompetensi terkait erat dengan pendekatan historis dan kontestual adalah Tarikh dan Kebudayaan Islam.
Revolusi Demokrasi: Suatu Gagasan Memperbaiki Demokrasi Indonesia Miftahul Habib Fachrurozi
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 8, No 1 (2016): Mozaik
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.737 KB) | DOI: 10.21831/moz.v8i1.10768

Abstract

Abstrak Paper ini mencoba menguraikan permasalahan demokrasi di Indonesia sekaligus solusi yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah tersebut. Paper ini sangat penting karena memahami permasalahan pelaksanaan demokrasi di Indonesia harus selalu dikaitan dengan Kapitalisme global yang terus menggerogoti sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia harus dapat lepas dari cengkeraman Kapitalisme global agar mampu melaksanakan demokrasi yang sesuai dengan nilai-nilai ideal demokrasi Indonesia. Paper ini menjadi penting karena menawarkan gagasan revolusi demokrasi untuk memperbaiki demokrasi Indonesia. Penerapan nilai-nilai ideal demokrasi Indonesia serta hambatan pelaksanaan demokrasi Indonesia menjadi hal yang penting dikaji dalam rangka memperbaiki demokrasi Indonesia. Pertanyaan yang muncul adalah apa nilai-nilai ideal demokrasi Indonesia? Bagaimana permasalahan pelaksanaan demokrasi Indonesia? Serta bagaimana melaksanakan revolusi demokrasi? Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang akan dibahas dalam paper ini. Sumber yang digunakan dalam paper ini diambil dari literatur-literatur primer maupun sekunder yang memiliki kaitan terhadap demokrasi Indonesia. Karya tersebut berisi tentang pemikiran dan pandangan founding father bangsa Indonesia terhadap demokrasi Indonesia. Selain itu terdapat pula karya sejumlah sejarawan serta ilmuwan politik kontemporer yang digunakan dalam paper ini. Nilai-nilai ideal demokrasi Indonesia harus didasarkan pada kondisi sosio-historis bangsa Indonesia. Nilai-nilai ideal demokrasi Indonesia bersumber dari nilai kolektif, kesetaraan, dan kemanusiaan. Permasalahan pelaksanaan demokrasi Indonesia disebabkan oleh ketidakmerataan sumber daya politik dan ekonomi pada masyarakat Indonesia. Hal tersebut diakibatkan oleh sistem Kapitalisme global. Revolusi demokrasi harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pelaksanaan revolusi demokrasi harus sejalan dengan konsep sosio-demokrasi yang digagas Soekarno. Pelaksanaan konsep sosio-demokrasi merupakan solusi atas permasalahan demokrasi Indonesia pada saat ini. Kata kunci: demokrasi, Indonesia, revolusi demokrasi, kapitalisme, sosio-demokrasi
DINAMIKA PERKEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN INDONESIA Danar - Widiyanta
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 4, No 1 (2008): Mozaik
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.641 KB) | DOI: 10.21831/moz.v4i1.4384

Abstract

AbstraksWawasan kebangsaan Indonesia seperti dikatakan oleh Roeslan Abdulgani lahir sebagai reaksi atas kolonialisme Belanda yang sangat mendominasi di bidang politik, eksploitasi ekonomi serta penetrasi budaya. Dalam aspek politik jelas bahwa wawasan kebangsaan Indonesia lahir dalam rangka menumbangkan dominasi politik Belanda untuk kemudian menggantikannya dengan system pemerintahan yang demokratis. Aspek sosial ekonomi menekankan pada penghentian eksploitasi ekonomi yang dilakukan Pemerintah Kolonial Belanda yang pada gilirannya akan membangun masysrakat baru yang bebas dari kemelaratan dan kesengsaraan. Dilihat dari aspek kultural adalah mencoba menghidupkan kembali kepribadian bangsa diselaraskan dengan perubahan zaman. Ketiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari kontek nasionalisme Indonesia[1]. Untuk melihat lebih jauh bagaimana dan permasalahan dari wawasan kebangsaan Indonesia, berturut-berturut akan kita bahas bagaimana perkembangan dari wawasan kebangsaan itu sendiri, kemudian dilanjutkan dengan permasalahan integrasi bangsa yang ada sekarang dengan pemikiran jalan keluarnya. [1] Pidato Roeslan Abdulgani di depan sidang konstituante pada 3 Desember 1957.
PELAYANAN DAN SARANA KESEHATAN DI JAWA ABAD XX Ririn - Darini
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 7, No 1 (2014): Volume 7, No 1 (2014): Mozaik
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.329 KB) | DOI: 10.21831/moz.v7i1.6186

Abstract

PELAYANAN DAN SARANA KESEHATAN DI JAWA ABAD XXOleh: Dina Dwi Kurniarini, Ririn Darini, Ita Mutiara Dewi1AbstrakArtikel tentang Pelayanan dan Sarana Kesehatan di Jawa Abad Ke-20 ini berusaha untukmenguraikan faktor-faktor penyebab, perkembangan dan dampak dari keberadaan pelayanan dansarana kesehatan di abad ke-20. Kajian tentang kesehatan di Jawa abad ke-20 ini menunjukkanbahwa (1) faktor-faktor yang menyebabkan perkembangan fasilitas dan sarana kesehatan di Jawapada abad ke-20 terutama kebijakan pemerintah pada masanya (baik masa kolonial maupunkemerdekaan) dan perkembangan ilmu kedokteran atau kesehatan; (2) Perkembangan pelayanandan sarana kesehatan di Jawa dapat ditelusuri dari keberadaan tenaga kesehatan danpendidikannya serta rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan utama; (3) Sedangkan dampak dariperkembangan pelayanan dan fasilitas kesehatan yaitu wabah penyakit yang dapat teratasi danmeningkatnya pertumbuhan penduduk sebagai akibat dari sedikit meningkatnya taraf kesehatanmasyarakat Indonesia
KEBIJAKAN POLITIK SULTAN SYAMSUDDIN ILTUTMISH DI KESULTANAN DELHI, INDIA (1211-1236 M) Duli Qurratu A’yun
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 10, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.143 KB) | DOI: 10.21831/moz.v10i1.28767

Abstract

Artikel ini mengkaji bentuk-bentuk kebijakan politik yang diterapkan oleh Sultan Syamsuddin Iltutmish (1211-1236 M) dan pengaruhnya terhadapKesultanan Delhi. Iltutmish awalnya hanya satu dari sejumlah penguasa Muslimdi Anak Benua India, dan posisinya sangat genting. Pada awal kekuasaannya, iadiwarisi wilayah perbatasan barat laut yang tidak aman dan terancam baik daridalam maupun luar, termasuk ancaman bangsa Mongol. Meskipun demikian,dengan kemampuan dan keberaniannya, ia dapat menerapkan kebijakan-kebijakanyang tidak hanya dapat mempertahankan keutuhan wilayah kekuasaannya,melainkan juga membawa Kesultanan Delhi pada puncak kemajuan.
ISLAM MODERAT KONTEKS INDONESIA DALAM PERSPEKTIF HISTORIS Minftahuddin - Minftahuddin
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 5, No 1 (2010): Mozaik
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.662 KB) | DOI: 10.21831/moz.v5i1.4338

Abstract

Abstrak Sungguh sangat menyedihkan apabila perbedaan dalam Islam, yang pada dasarnya berangkat dari perbedaan pemahaman dan penafsiran atas teks al-Qur’an dan al-Hadits, mengakibatkan ketidakharmonisan dalam bermasyarakat dan bernegara. Sebenarya, sepanjang perbedaan yang ada dilandasi dengan semangat nilai-nilai ukhuwah basyariah (persaudaraan antar umat manusia), ukhuwah Islamiyah (persaudaraan antar sesama umat Islam), hablu minannaas (hubungan baik dengan sesama manusia), dan ikhtilafu ummati rahmatun (perbedaan adalah rahmat), tidaklah menimbulkan permasalahan. Khususnya di Indonesia, dari fakta yang dapat dilihat, tampaknya belum memperlihatkan bahwa perbedaan itu rahmat. Dengan demikian, artikel ini mengajak untuk mencoba melihat kembali sejarah, bagaimana memahami Islam dan ber-Islam yang seharusnya diterapkan dalam konteks Indonesia sehingga  manusia Indonesia dalam berpaham tidak terjebak ke dalam ekstrimitas yang berlebihan. Konsep “Islam moderat”, pada dasarnya hanyalah sebatas tawaran yang semata-mata ingin membantu masyarakat pada umumnya dalam memahami Islam. Bersikap moderat dalam ber-Islam bukanlah suatu hal yang menyimpang dalam ajaran Islam, karena hal ini dapat ditemukan rujukannya, baik dalam al-Qur’an, al-Hadits, maupun perilaku manusia dalam sejarah. Mengembangkan pemahaman “Islam moderat” untuk konteks Indonesia dapatlah dianggap begitu penting. Bukankah diketahui bahwa di wilayah ini terdapat bayak paham dalam Islam, beragam agama, dan multi-etnis. Konsep “Islam moderat mengajak, bagaimana Islam dipahami secara kontekstual, memahami bahwa perbedaan dan keragaman adalah sunnatullah, tidak dapat ditolak keberadaannya. Jika hal ini diamalkan, dapat diyakini Islam akan menjadi agama rahmatan lil alamin.
KARYA SASTRA MUTAKHIR DENGAN KAJIAN PENDEKATAN GENDER Setyawan - Pujiono
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 2, No 1 (2007): Mozaik
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (40.166 KB) | DOI: 10.21831/moz.v2i1.5538

Abstract

Abstract Gender is a concept used to identify the differences between men and women. It has a strong relationship with literary work, that stories are employed by authors to communicate their messages and ideas from women. The results of the creativity are strongly influenced by the socio cultural condition of the authors. Female authors try to actively cooperate in responding the development of gender issues and using the chances to express their creative ideas into their literary works. Authors mean to change the gender issues perception through their literature works to make female equal to men in socio construction community. Female literary works are used as media in motivating women to do something to express their ideas so that women figures become a part of this real world who has the right to consider and admired. Recently, female literary works are almost equal to men’s in Indonesian literary world as a figure to show that women are not weak as what our community thought in patriarchy culture. Studies in female literary works such as Ayu Utami, Dewi Dee, and Djenar Maesa Ayu have given new colors in literary world. The colors are very useful agents of a change for women specially to life equal in the socio constructions community in the future.
MODERNITAS DI BETLEHEM VAN JAVA: KONDISI SOSIAL MUNTILAN DAN MENDUT AWAL ABAD KE-20 Eka Ningtyas
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 9, No 1 (2018): MOZAIK
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.595 KB) | DOI: 10.21831/moz.v9i1.19410

Abstract

Pendidikan merupakan satu elemen penting pembuka gerbang modernitas di Hindia Belanda. Awal abad ke-20 merupakan masa berkembangnya lembaga pendidikan di Hindia Belanda. Tidak hanya lembaga pendidikan yang dikembangkan oleh pemerintah, namun juga lembaga pendidikan yang dikembangkan oleh organisasi keagamaan maupun pendidikan partikelir. Tulisan ini memiliki fokus pada lembaga pendidikan yang dikembangkan oleh misionaris pada awal abad ke-20 di Muntilan dan Mendut. Tulisan ini bertujuan melihat dinamika sosial yang muncul dari kehadiran lembaga pendidikan misi di Muntilan dan Mendut. Kata kunci: pendidikan, misi, muntilan, mendut
FENOMENA SOSIOLOGI OBJEK WISATA SEJARAH DI YOGYAKARTA: SUATU KAJIAN TENTANG SOSIOLOGI PARIWISATA V.Indah Sri Pinasti
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 6, No 1 (2012): Mozaik Volume 6, No.1 (2012)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.504 KB) | DOI: 10.21831/moz.v6i1.3877

Abstract

Abstrak Pariwisata sebagai salah satu penggerak di sector ekonomi dapat menjadi solusi bagi pemerintah dalam meningkatkan pembangunan ekonomi.Salah satu wilayah yang memiliki potensi besar dalam industri wisata adalah Yogyakarta.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan fenomena sosiologi yang terjadi pada objek wisata sejarah di Yogyakarta meliputi objek wisata Candi Prambanan, Kotagede, Keraton Yogyakarta, Tamansari dan Benteng Vredeburg. Kata Kunci: fenomena, sosiologi pariwisata
KARTINI: PERJUANGAN DAN PEMIKIRANNYA Sudrajat - Sudrajat
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 2, No 1 (2007): Mozaik
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.645 KB) | DOI: 10.21831/moz.v2i1.4489

Abstract

Abstract Kartini was native Indonesian woman in that have consciousness gender equality. Despite as a woman’s hero, Kartini has a perpective about the way   how to reach for Indonesian independent. All about of the Kartini perspectives was writeen on his letters that send to his friends. Later, JH Abendanon collects Kartini’s letters and published it on the title Door Duisternis Tot Licht (Out of Dark Comes Light). This article attemp to analizes the struggle and views of Kartini. The writers recite her letters in which publishes by Agnes Symmer by the title of Letters of A Javanese Princess: Raden Adjeng Kartini. By employing critic-analytical method the writers attempt to compare this book with another. The struggle of Kartini includes a gender equality, because she attemps to increase the degree of Indonesian woman by empowering themselves.  Kartini says that Indonesian woman must be out from handcuff customs. It can be reach with education in which employee the Indonesian woman.  Kartini wanted native Indonesian women have the freedom to learn and study. Kartini so has a perspective  about the way that can be reach to Indonesian independent with  nationalism, unity and social solidarity. The nationalism that Kartini’s views, includes the universal nationalism.  It means that the idea of kartini nationalism appears universal moral value: liberty, equality, solidarity, and fraternity.

Page 5 of 13 | Total Record : 123