cover
Contact Name
Putra Afriadi
Contact Email
putraafriadi12@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal_imaji@uny.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni
ISSN : 16930479     EISSN : 25800175     DOI : -
IMAJI is a journal containing the results of research/non-research studies related to arts and arts education, including fine arts and performing arts (dance, music, puppetry, and karawitan). IMAJI is published twice a year in April and October by the Faculty of Languages and Arts of Universitas Negeri Yogyakarta in cooperation with AP2SENI (Asosiasi Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik se-Indonesia/Association of Drama, Dance, and Music Education Study Programs in Indonesia).
Arjuna Subject : -
Articles 364 Documents
MAKNA SIMBOLIS RAGAM GERAK TARI JATHIL OBYOG MASAL 95-NAN DALAM KESENIAN REYOG OBYOG DI DESA PULUNG, KABUPATEN PONOROGO Farida Nur Apriani; Sutiyono Sutiyono
Imaji Vol 16, No 1 (2018): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.963 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v16i1.22266

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna simbolis ragam gerak, perbedaan, dan bentuk penyajian tari Jathil Obyog Masal 95-nan dalam kesenian reyog obyog di Desa Pulung, Kabupaten Ponorogo, .Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Objek penelitian adalah Makna Simbolis Ragam Gerak Tari Jathil Obyog Masal 95nan dalam Kesenian Reyog Obyog di Desa Pulung Kabupaten Ponorgo. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber.Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: 1) makna simbolis ragam gerak , a) Nyongklang (prajurit yang melakukan perjalanan mengemban tugas), b) Jalan drap ditempat (kewaspadaan), c) Sembahan (meminta keberkahan Tuhan), d) Pacak gulu (kelincahan melihat situasi), e) Jalan lenggang (kerilekan agar tidak lalai akibat kelelahan), f) Edreg (keluwesan), g) Loncatan (tidak membuat masalah), h) Edreg mundur (mengetahui daerah sekelilingnya), i) sabetan (senjata harus selalu dibawa), j) bumi langit ulat-ulat (tetap sigap), k) polah kaki (rela dan berani mati untuk tugas yang diemban), l) ukel karna (mencari kabar terbaru), m) kebyak sampur, n) bumi langit (sumpah sakti prajurit haruslah tetap dipegang), o) jalan empat (kesigapan prajurit), p) uncal sampur (kepiawaiyan menggunakan senjata) , q) sabetan kibaran, r) lawung (menerima perintah harus dicermati), s) sabetan kibaran, t) keplok dara (antara prajurit harus terjalin persatuan dan kesatuan), dan u) perangan (prajurit sedang berlatih perang dan melatih kekompakan), 2) Tarian Jathil Obyog dalam kesenian Reyog Obyog tidak mengalami kesurupan, 3) Bentuk penyajian dimulai dari tampilnya jathilan, bujang ganong, dan dadak merak.  Kata Kunci : Jathil Obyog, Makna Simbolis tari Jathil Obyog Masal 95-nan.
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SENI TARI PADA SISWA SMP MELALUI KEGIATAN APRESIASI SENI Herlinah -
Imaji Vol 4, No 2 (2006): IMAJI AGUSTUS
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.642 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v4i2.6713

Abstract

This research was aimed at improving learning motivation to danceand finding a learning model which is appropriate to State Junior High SchoolStudents in Yogyakarta.The steps of the research were adopted from a design model developedby Kemmis Mc.Taggart. It consists of four components, namely plan, action,observation and reflection, which form a chain in a cycle. The instruments of theresearch include class observation sheets, field notes and questionnaires. Themotivation improvement was measured through the learning process and result.The aspects measured in the learning process are attention, relevance,self-confidence and satisfaction. The learning result was evaluated through live artappreciation activities, which were also recorded in video. It was known that theroutine activities could increase the students’ learning motivation to dance.Key words: learning motivation, art appreciation
PARIWARA PENERJANG RASA : INFORMASI-IMING-REKAPURA DAN KIAT AKSARA Soegeng Toekiyo
Imaji Vol 3, No 2 (2005): IMAJI AGUSTUS
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (14743.216 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v3i2.6915

Abstract

LIMBAH AKAR POHON SEBAGAI ALTERNATIF PEMBUATAN SENI KERAJINAN BENTUK-BENTUK BINATANG Akhmad Muzaki
Imaji Vol 12, No 2 (2014): IMAJI AGUSTUS
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.28 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v12i2.3155

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan pengetahuan tentang bidang kreatifitas dalam pemanfaatan limbah akar pohon sebagai alternatif bahan pembuatan barang seni kerajinan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan wawancara proses pengolahan dan penciptaan seni kerajinan limbah akar pohon sebagai alternatif pembuatan seni kerajinan menjadi bentuk-bentuk binatang dengan tahapan sebagai berikut: (1) pemilihan bahan, (2) perancangan, (3) perwujudan, (4) finishing. Hasil penelitian ini dilakukan dengan mengamati hasil secara seksama dari pembuatan kerajinan akar pohon jati menjadi kerajinan berbentuk binatang. Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan lain pemanfaatan limbah akar pohon dapat menjadi alternatif bahan industri lain. Proses dikerjakan melalui tahapan pemilihan bahan, perancangan bentuk, dan pembentukan. Proses lain yang sangat mendukung hasil bentuk kerajinan limbah akar pohon adalah pembentukan bagian-bagian tertentu, misalnya kaki. Setiap kaki binatang harus dibentuk dengan utuh karakter kaki dan wajah binatang. Melalui identifikasi berbagai macam teknik pengerjaan, pemakaian limbah akar pohon beserta sifat dan karakternya dapat disimpulkan bahwa ada kemungkinan limbah-limbah akar pohon dapat digunakan sebagai alternatif pembuatan kerajinan, seperti sebagai bahan industri mebel dan perabot rumah tangga.  
MENGUAK PENDIDIKAN SENI KITA : BAGAIMANA SEHARUSNYA Suminto A Sayuti
Imaji Vol 2, No 1 (2004): IMAJI FEBRUARI
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10831.099 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v2i2.6931

Abstract

SUBJEKTIFITAS SUTRADARA DALAM DOKUMENTER EKSPOSITORI 11TH HOUR DAN KONY 2012 I Made Denny Chrisna Putra
Imaji Vol 11, No 2 (2013): IMAJI AGUSTUS
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.116 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v11i2.3841

Abstract

Subjektifitas pembuat film bukanlah hal  baru  pada  film dokumenter. Namun peletakan subjektifitas yang berlebihan menjadikan karya tersebut terlalu monoton dan berkesan mengajari. Memposisikan narasumber secara tepat akan menghasilkan informasi yang berguna bagi penonton, tetapi bila informasi dari narasumber di simpulkan sendiri oleh sutradara maka akan terkesan sangat menggurui. Dokumenter propaganda saat ini akan banyak mendapatkan kritik dari berbagai pihak, mengingat mudahnya akses media internet. Oleh karena itu, perlu melakukan penggarapan secara baik agar mampu memberikan jalan keluar dari suatu masalah yang di  sajikan melalui dokumenter  tersebut.
MENGURAI BENANG KUSUT TOPIK PENELITIAN SENI DAN PEMBELAJARANNYA Edin Suhaedin Purnama Giri
Imaji Vol 2, No 2 (2004): IMAJI AGUSTUS
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11396.12 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v2i2.6947

Abstract

EKSPLORASI PEMANFAATAN SENI TRADISIONAL PADA DESA-DESA WISATA DI KABUPATEN SLEMAN Enis Niken Herawati
Imaji Vol 10, No 1 (2012): IMAJI FEBRUARI
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.507 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v10i1.6364

Abstract

The main purpose of this study is to assess the cultural arts in some villages in Sleman district. In particular, this study aims to: 1) describe the types of traditional arts in tourist villages in Sleman district, 2) describe the presentation of traditional art performed in every tourism village in Sleman district, 3) describe the efforts to preserve the kinds of traditional art which are likely developed in the tourist villages in Sleman district. The results reveal that in some developing tourist villages there are many traditional art forms such as dance, traditional music (gamelan), puppet art, traditional games for children, with their own kind of variety. Art traditions in rural tourism are presented in a simple way and yet touched with good aesthetic arts that are still hereditary. The presentation of a certain kind of art attractions is based on the demand of visitors, but some are conducted based on the initiative coming from the tourist village manager. The traditional art in the main tourist village is used to attract visitors to come. It is also used as a venue for traditional art reception, entertainment, cultural recognition, the regeneration of art activists, and community empowerment.
EMPAT PILAR PERUBAHAN PARADIGMA PENDIDIKAN SENI Edin Suhaedin Purnama Giri
Imaji Vol 14, No 1 (2016): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v14i1.9529

Abstract

Terlepas dari pro dan kontra, suka atau tidak suka, kurikulum berbasis kompetensi sudah ditetapkan sebagai pendekatan dalam kurikulum yang dilaksanakan dalam dekade ini. Untuk saat ini yang terpenting adalah bagaimana mensiasati implentasi kurikulum tersebut di lapangan. Hal ini perlu karena bagaimanapun menterengnya nama kurikulum, pendekatan kurikulum, dan inovasi pendidikan, jika pada tataran implentasinya gagal, maka dapat dipastikan perubahan kurikulum tersebut tidak memiliki makna yang berarti dalam perubahan pendidikan di Indonesia. Dengan kehadiran kurikulum berbasis kompetensi ini dirapkan adanya  perbaikan dalam pembelajaran seni. Pembelajaran ini tidak lagi berorientasi pada pengembangan rasionalitas saja, namun esensi pembelajaran seni yang sensitif  dan kreatif harus dapat dicapai. Dalam tulisan ini ada beberapa aspek yang perlu dikaji ulang terkait dengan pembelajaran seni berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi. Sedikitnya ada empat aspek yang perlu dirubah, yakni: pertama, perubahan orientasi pembelajaran dari materi menjadi kompetensi; kedua, untuk mencapai efektivitas dalam pembelajaran seni peserta didik harus dijadikan sebagai subjek yang aktif dan terlibat bukan sebagai objek yang fasif; ketiga, pendekatan pembelajaran yang berbasis lingkungan; dan yang keempat, perubahan sistem penilaian dari angka yang tidak bermakna menjadi ulasan yang komunikatif. Dengan empat perubahan tersebut diharapkan kompetensi pendidikan seni  (berapreasiasi, mencipta, menyajikan, dan mengkritisi seni) dapat dikuasai peserta didik.
TINJAUAN AKUSTIK PERANCANGAN INTERIOR GEDUNG PERTUNJUKAN Dwi Retno Sri Ambarwati
Imaji Vol 7, No 1 (2009): IMAJI FEBRUARI
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.91 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v7i1.6639

Abstract

Many factors must be considered in the planning of the acoustic ofinterior auditorium according to its function, so that the performance of theartists or actors can be caught better and the quality of the show is able to satisfythe audience. Especial conditions that must be fulfilled in the planning of theacoustic of interior auditorium are: enough loudness by shortening the distanceof the audience with the sound, heightening the source of sound, theaccompaniment of the floor, encircle the source of sound by the voice reflector,the dimension of room must match with the space volume, avoiding parallelsound reflector and locate the audiences in the beneficial area. Other conditionsare the right form of space, energy of sound distribute into whole space, free fromthe handicaps of acoustic and the form treatment of floor, wall and plafond andalso veneering them with the sound absorber material. Financial considerationusually represent the constrictor of the acoustic repair, because getting a goodquality of acoustic cost a lot of money .Keyword: acoustics, auditorium, and interior building