cover
Contact Name
Muhammad Farkhan
Contact Email
farkhan@uinjkt.ac.id
Phone
+6285881159046
Journal Mail Official
alturats@uinjkt.ac.id
Editorial Address
Jl. Tarumanegara, Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan Banten, Indonesia 15419
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Buletin Al-Turas
ISSN : 08531692     EISSN : 25795848     DOI : https://dx.doi.org/10.15408/bat
JOURNAL BULETIN ALTURAS (ISSN 0853-1692; E-ISSN: 2579-5848) is open access journal that is published by Faculty of Adab and Humanities, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. It serves to disseminate research and practical articles that relating to the current issues on the study of history, literature, cultures, and religions. This journal warmly welcomes contributions from scholars of related disciplines by using Bahasa Indonesia, English, and Arabic.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 600 Documents
Konsep Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Perspektif Syariat Islam Noor, M. Sholihin
Buletin Al-Turas Vol 13, No 2 (2007): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1057.136 KB) | DOI: 10.15408/bat.v13i2.4265

Abstract

Human being is a God's creation (the Al mighty) that has basic right called human basic right to guarantee the existence of their values and prestiges and environment harmonization. The God also gives human being the freedom to manage and to take care the entire world responsibly in order to get the prosperity. Therefore, there are a forbidden of discrimination based on sex, race, and religion. Eventhough, this is not noticed by shariat, but international convension had admitted as a part of basichuman right.
EMPHASIS PROPOSISIONAL Hidayatullah, AM
Buletin Al-Turas Vol 10, No 1 (2004): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2585.861 KB) | DOI: 10.15408/bat.v10i1.4128

Abstract

Para pakar berbeda pendapat tentang keberadaan emphasis atau taukid (selanjutnya di sebut taukia, baik di dalam al-Qur an Hadis maupun di dalam bahasa Arab. Jumhur ulama mengakui keberadaannya di dalam bahasa Arab. Mereka jugamengakui keberada- annya di dalam al-Quran dan Hadis. Sebab keduanya menggunakan bahasa Arab, Kelompok yang tidak mengakui keberadaannya di dalam al-Qur'an mengatakan bahwa penggunaan taukid hanyalah dilakukan oleh orang yang memiliki keterbaiasan di dalam menyampaikan pesan''. Hal ini kata mereka tidak mungkin terjadi dalam konteks al-Qur'an. Bagi yang juga meniadakan keberadaannya di dalam bahasa Arab), mereka berkilah bahwa apa yang disebut dengan taukid itu bukanlah taukid tetapi sesuatu yang berfungsi hanya sebagai makna tambahan.
bahasa arab 9 arab, arab
Buletin Al-Turas Vol 2, No 2 (1996): BULETIN AL-TURAS
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/bat.v2i4.6876

Abstract

dalam file scan
Kontroversi Doktrin Tarekat dalam Puisi Sufistik Karya Syaikh Isma‘il al-Minangkabawi Hadi, Syofyan
Buletin Al-Turas Vol 21, No 1 (2015): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (992.658 KB) | DOI: 10.15408/bat.v21i1.3831

Abstract

AbstrakTarekat adalah gerakan dan aktifitas sufistik yang terwujud dalam bentuk lembaga dan organisasi. Sebagai sebuah organisasi keagamaan yang lebih berorientasi pada aktifitas menempuh perjalanan ruhaniyah dan spiritual, maka diperlukan adanya pemimpin, pembimbing ataupun penuntun yang akan mengantarkan para pengikut pada tujuan spiritual yang hendak dicapai. Dalam konteks inilah setiap ajaran tarekat berupaya merumuskan metode dan tata cara menempuh jalan yang hendak dilalui para salik termasuk kriteria para mursyid sebagai pemimpin dan penunjuk jalan tersebut. Hal ini jugalah yang coba dirumuskan Syaikh Isma’il al-Minangkabawi dalam konsep-konsep tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah yang diajarkan dan dikembangkannya di Nusantara pada awal abad 19 M. Dalam konteks ajaran tarekatnya, Syaikh Isma’il al-Minangkabawi berupaya merumuskan beberapa aturan bagi para penempuh jalan ruhani menuju Tuhan (murid/salik) dan juga merumuskan kriteria pada pemandu jalan (syaikh/mursyid) yang berhak menjadi penuntun bagi para salik. ---AbstractTarekat is movement and activity sufistik embodied in institutions and organizations. As a religious organization that is more oriented to activities ruhaniyah and spiritual journey, it is necessary to have a leader, mentor, or a guide who will lead the followers of the spiritual goal to be achieved. In this context every teaching institute seeks to establish the method and procedure for the path to be traversed the salik including the criteria mursyid as leaders and guides them. It is also likely to try to formulate Shaykh Isma'il al-Minangkabawi in concepts congregation Naqsyabandiyah Khalidiyah taught and developed in the archipelago in the early 19th century AD In the context of the doctrine congregation, Shaykh Isma'il al-Minangkabawi attempt to formulate some rules for facer spiritual path to God (pupil / salik) and also set the criteria on a guide (shaykh / mursyid) eligible to be a guide for the salik.
Sayyid Uthman dan Haji Hasan Mustafa: Ketegangan Kolonial, Arogansi Intelektual dan Konflik Kepentingan Jajang Jahroni
Buletin Al-Turas Vol 7, No 1 (2001): BULETIN AL-TURAS
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/bat.v7i11.6895

Abstract

Pada tanggal 28 Sha'ban 1320 H/29 Nopember 1902 M, Sayyid Uthman ibn AbduAllah ibn Aqil (1822-1913), -selanjutnya akan disebut Sayyid Uthman- seorang mufti dan ulama terkenal dari Betawi, menulis dalam surat kabar Misbah al-Shara, terbit di Mesir, sebuah artikel yang berjudul Shakwa al-Muslimin (Pengaduan orang-orang Islam). Dengan terbitnya tulisan ini, maka dimulailah polemik antara dirinya dengan hoofd penghulu Bandung, Haji Hasan Mustafa (1852- 1930). Tulisan Sayyid Uthman tersebut, karena diterbitkan, memiliki jangkauan pembaca yang besar dan mempengaruhi masyarakat secara luas. Ada dugaan kuatbahwa citra Hasan Mustafa yang tidak begitu acceptable di tengah masyarakatnya -sering digambarkan sebagai seorang yang mahiwal (kontroversial)-sedikit banyak berhubungan dengan "penghakiman" Sayyid Uthman tersebut. Menyadari akan hal ini, Hasan Mustafa tidak pernah menerbitkan karya-karyanya, terutama di bidang tasawuf, sehingga untuk beberapa dekade setelah ia wafat, kalau tidak karena usaha Ajip Rosidi, nama Hasan Mustafa mungkin sudah dilupakan orang.
Islam dalam Jagad Pikir Melayu Junaidi, Junaidi
Buletin Al-Turas Vol 20, No 2 (2014): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.587 KB) | DOI: 10.15408/bat.v20i2.3744

Abstract

AbstrakAgama dan kebudayaan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Adakalanya agama dipengaruhi kebudayaan atau sebaliknya kebudayaan yang dipengaruhi agama. Masuknya Islam ke tanah Melayu memberikan pengaruh terhadap corak kebudayaan dan pemikiran Melayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nilai-nilai Islam yang terdapat dalam teks Tunjuk Ajar Melayu dengan menggunakan pendekatan strukturalis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Tunjuk Ajar Melayu terdapat nasihat, pesan, pikiran dan gagasan untuk memegang teguh Islam dalam kehidupan orang Melayu. Dalam Tunjuk Ajar Melayu diungkapkan  posisi adat dan syarak, Islam sebagai identitas orang Melayu, anjuran bertakwa kepada Allah, Islam untuk pembentukkan karakter anak dan persiapan menuju akhirat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Islam sangat berpengaruh dalam pembentukan pemikiran Melayu sehingga Islam dianggap sebagai identitas utama orang Melayu. ---AbstractReligion and culture are important in human life. Sometimes, a religion is influenced by culture or in any case culture is influenced by religion. The coming of Islam to Malay land influenced on the characteristic of Malay culture and minds. This research aims to analyze the Islamic values on text of “Tunjuk Ajar Melayu” by using structuralis approach. Findings of research show that “Tunjuk Ajar Melayu” consist of advices, messages, thoughs, and ideas to keep Islam in the life of Malay people. It expresses the position of “adat” and “syarak”, Islam as identity of Malay people, messages of devoting to Allah, Islam to build the children character and preparation toward hereafter. This research concludes Islam greatly influences in building Malay culture and minds, and therefore Islam is regarded as main identity for Malay people.
Islam dan Budaya Banten Irfani, Fahmi
Buletin Al-Turas Vol 16, No 1 (2010): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1839.877 KB) | DOI: 10.15408/bat.v16i1.4289

Abstract

Banten is one of the oldest centers of Islamic culture in Indonesia. Acculturation, assimilation, and dijjuslon represent something that is inevitable between Islam and local culture, thus showing a typical culture. This area is also known for its magical atmosphere of the place in search of knowledge lc:anuragan, super­natural power, as a form of debus culture reflection. Clerics, warlords kiyai, and jawara, are symbols of this region, and they occupy the position of the central figures in the social stratification of local communities. Kiyai and the Jawara of an honorary degree from the traditionalist Islamic groups are not only seen as reli­gious figures, but also as charismatic community lea­ders. Their authority often exceed the power of the formal leader of an elite government. These exponents that characterize public offerings and bring to as diffe­rent regions in the archipelago, mainly due to the unique culture, local tradition that integrate culture with Islam.
Mitos dan Kritik Lingkungan dalam Film Aquaman (2018) Okti Ayu Lestari; Reynatania Meydiana Sahara; Zulfa Azza Ardhini; Inayatul Chusna
Buletin Al-Turas Vol 26, No 1 (2020): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.31 KB) | DOI: 10.15408/bat.v26i1.14452

Abstract

Aquaman is a superhero movie that presents the environmental issue through the conflict between human and nature in the middle of the dispute for the throne as the ocean master. The movie also myth related to ocean. This article aims to describe how the movie presents the human-nature relationship. Besides, it also aims to analyze how the myth plays role in improving human-nature relationship. This research uses descriptive qualitative method, ecocriticism approach, and Sonny Keraf’s environmental ethical perspective. The result shows the relationship between human and natures that presented in the movie are not harmonious. This unharmonious relationship is shown through the conflict betwen the character of Arthur and Orm, whose each is the representation of human and nature. The research also finds that the myth about the trident influences the formation of environmental ethical perspective. Thus, myth plays an important role in improving the human-nature relationship in order to create an ecological balance.  Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antara lingkungan dengan manusia yang dihadirkan di dalam film Aquaman. Aquaman adalah film superhero yang menghadirkan hubungan problematik antara manusia dan lingkungan di tengah kisah perebutan tahta kerajaan laut. Film ini juga menyajikan mitos yang berhubungan dengan laut sebagai bagian dalam hubungan manusia dan lingkungan. Penelitian ini juga mengkaji bagaimana mitos berperan memperbaiki ketidakharmonisan hubungan antara manusia dan lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan ekokritik dan perspektif etika lingkungan Sony Keraf. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara alam dengan manusia di dalam film digambarkan tidak harmonis. Hubungan tidak harmonis hadir melalui konflik yang terjadi antara tokoh Arthur dan Orm, yang masing-masing mewakili manusia dan alam. Penelitian ini juga menemukan bahwa mitos mengenai trisula berperan penting dalam membentuk perspektif etik lingkungan yang dihadirkan melalui tokoh Arthur. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mitos sangat berperan di dalam memperbaiki hubungan antara alam dan manusia demi menciptakan adanya keseimbangan lingkungan. تهدف هذه الدراسة إلى الكشف عن العلاقة بين البيئة والبشر في فيلم .Aquaman Aquaman هو فيلم خارق يقدم علاقة إشكالية بين البشر والبيئة في منتصف الصراع على عرش مملكة البحر. و يعرض الفيلم أيضًا الأساطير المتعلقة بالبحر كجزء من العلاقات الإنسانية والبيئة. و تتناول هذه الدراسة كيف تساهم الأساطير في تحسين تنافر العلاقة بين البشرو البيئة أيضا. هذه الدراسة تستخدم طريقة وصفية نوعية مع المدخل إيكوكريتيك (Ekokritik) و على ضوء الأخلاق البيئية لسوني كراف (Sony Keraf). و تشير نتائج هذه الدراسة إلى أن العلاقة بين الطبيعة والبشر في الفيلم توصف بأنها غير متناغمة. و العلاقات المتناغمة موجودة من خلال النزاعات التي تحدث بين شخصيات آرثر(Arthur)  وأورم (Orm)،كلاهما يمثلان البشر و الطبيعة. و للأسطور حول تريسولا (trislua) دور مهم في تشكيل الأخلاقي البيئي الذي قدمه آرثر(Arthur). لذلك، استنتج الباحث أن للأسطور دورًا مهمًا في تحسين العلاقات بين الطبيعية و البشر من أجل التوازن البيئي.
Proses Islamisasi pada tiga Abad Perama Hijriyah Tholib, Udjang
Buletin Al-Turas Vol 2, No 3 (1996): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/bat.v2i5.6762

Abstract

proses masuk islam pada masa tiga abad pertama hijiryah adalah berbedadengan memeluk agama lain karena dalam islam tidak ada upacara khususyang bisa disamakan dengan pembaptisan. kata Aslama  yang artinya, ia menyerah diri kepada Allah, digunakan untuk menerangkan bahwa seseorangtelah menjadi muslim. tetapi kata itu tidak menunjukan sejauh mana tindakan penyerahan tersebut terealisasi. menurut ajaran islam. memeluk agama Islam sudah dianggap sah atau sempurna apabila seseorangmengucapkan dua kalimah shahadah (pengakuan akan keesaan Tuhan dan NabiMuhammad adalah utusanNya). proses perpindahan agama ini tidak tergantungkepada seseorang seperti pendeta karena Islam tidak mempunyai Institusi kependetaan. nampaknya proses masuk Islam pada tiga abad pertama Hijriyahtidak mempunyai prosedur formal atau suatu indikator yang bisa dicatatoleh para sejarawan Muslim. Selain itu, tidak ada sumber-sumber lokal yang kontemporer  pada masa awal tersebarnya agama islam. hal ini merupakansalah satu kesulitan untuk menelusuri sejarah masuknya pengikut agama-agama lain ke dalam Islam
Kuasa dalam Kajian Écriture Féminine; Sebuah Pendekatan Budaya Rodiah, Ita
Buletin Al-Turas Vol 22, No 1 (2016): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/bat.v22i1.2932

Abstract

Abstrak Artikel ini mengkaji perkembangan kesadaran perempuan dalam melihat dirinya –sebagai perempuan dan atau menjadi perempuan- dalam tradisi literer. Dominasi maskulinitas dalam tradisi literer tersebut menyentuh wilayah paling sensitif yang dimiliki oleh perempuan, wilayah yang sempat mengalami frigiditas dalam fungsi dan perannya.Keberhasilan tersebut pun menarik hasrat komunitas akademik lainnya untuk memainkan peran pada wilayahnya masing-masing. Kendatipun polemik dalam diskursus tersebut dihiasi dengan pelbagai konflik kepentingan dan pertentangan dalam mengemukakan argumentasi akademik, tetapi tidak dapat disangkal hal ini justru melahirkan pengaruh besar dalam upaya untuk saling mengisi ruang yang masih kosong pada masing-masing wilayah yang menjadi bagiannya. Setelah perempuan bertemu, bercengkrama, dan bergulat dalam tradisi literer kemudian lahirlah kesadaran perempuan terhadap esensi dan eksistensinya sebagai seorang yang disebut perempuan. Kata Kunci: Écriture Féminine, Kesadaran, Inner Dialektikal, Nature-Nurture, Interdisipliner,Kultural, Male’s View, Dominasi, Opresi, Reduksi.  ------- Abstract This article discusses about the development of women awarness in viewing themselves – as women and/or become feminine – in literal tradition. Masculinity domination on the literal tradition touches the most private and sensitive aspects possessed by women, which undergone frigidity in its function and role.The success had attracted other academic community desire to play a role on their sectors. Eventhough the polemic on the discourses were ornamented by different kinds of conflict of interesst and disputes in expressing their academic argumentation, however, it can not be denied and it will lead to bear a big influence to completing an empty space to each other of their parts. After meeting, discussing, and fighting for their literal tradition, they (women) began to realize their consciousness on their essence and existence as women known as woman. Keywords: Écriture Féminine, Kesadaran, Inner Dialectical, Nature-Nurture, Interdisipliner, Cultural, Male’s View, Dominasi, Opresi, Reduksi.

Filter by Year

1995 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 31, No 1 (2025): Buletin Al-Turas Vol. 31 No. 1 (2025): Buletin Al-Turas Vol 30, No 2 (2024): Buletin Al-Turas Vol. 30 No. 2 (2024): Buletin Al-Turas Vol. 30 No. 1 (2024): Buletin Al-Turas Vol 29, No 2 (2023): Buletin Al-Turas Vol 29, No 1 (2023): Buletin Al-Turas Vol 28, No 2 (2022): Buletin Al-Turas Vol 28, No 1 (2022): Buletin Al-Turas Vol 27, No 2 (2021): Buletin Al-Turas Vol 27, No 1 (2021): Buletin Al-Turas Vol 26, No 2 (2020): Buletin Al-Turas Vol 26, No 1 (2020): Buletin Al-Turas Vol 25, No 2 (2019): Buletin Al-Turas Vol 25, No 1 (2019): Buletin Al-Turas Vol. 25 No. 1 (2019): Buletin Al-Turas Vol. 24 No. 2 (2018): Buletin Al-Turas Vol 24, No 2 (2018): Buletin Al-Turas Vol. 24 No. 1 (2018): Buletin Al-Turas Vol 24, No 1 (2018): Buletin Al-Turas Vol. 23 No. 2 (2017): Buletin Al-Turas Vol 23, No 2 (2017): Buletin Al-Turas Vol 23, No 1 (2017): Buletin Al-Turas Vol 22, No 2 (2016): Buletin Al-Turas Vol 22, No 1 (2016): Buletin Al-Turas Vol. 22 No. 1 (2016): Buletin Al-Turas Vol 21, No 2 (2015): Buletin Al-Turas Vol 21, No 1 (2015): Buletin Al-Turas Vol 20, No 2 (2014): Buletin Al-Turas Vol 20, No 1 (2014): Buletin Al-Turas Vol 19, No 2 (2013): Buletin Al-Turas Vol 19, No 1 (2013): Buletin Al-Turas Vol 18, No 2 (2012): Buletin Al-Turas Vol 17, No 1 (2011): Buletin Al-Turas Vol 16, No 3 (2010): Buletin Al-Turas Vol 16, No 2 (2010): Buletin Al-Turas Vol 16, No 1 (2010): Buletin Al-Turas Vol 15, No 3 (2009): Buletin Al-Turas Vol 15, No 1 (2009): Buletin Al-Turas Vol 14, No 2 (2008): BULETIN AL-TURAS Vol 14, No 1 (2008): Buletin Al-Turas Vol 13, No 2 (2007): Buletin Al-Turas Vol 13, No 1 (2007): Buletin Al-Turas Vol 12, No 3 (2006): Buletin Al-Turas Vol 12, No 2 (2006): Buletin Al-Turas Vol 12, No 1 (2006): Buletin Al-Turas Vol 11, No 3 (2005): Buletin Al-Turas Vol 11, No 2 (2005): Buletin Al-Turas Vol 11, No 1 (2005): Buletin Al-Turas Vol 10, No 3 (2004): Buletin Al-Turas Vol 10, No 2 (2004): Buletin Al-Turas Vol 10, No 1 (2004): Buletin Al-Turas Vol 9, No 2 (2003): Buletin Al-Turas Vol 9, No 1 (2003): BULETIN AL-TURAS Vol 8, No 1 (2002): Buletin Al-Turas Vol 7, No 2 (2001): BULETIN AL-TURAS Vol 7, No 1 (2001): BULETIN AL-TURAS Vol 6, No 1 (2000): BULETIN AL-TURAS Vol 5, No 2 (1999): BULETIN AL-TURAS Vol 5, No 1 (1999): BULETIN AL-TURAS Vol 4, No 1 (1998): BULETIN AL-TURAS Vol 2, No 3 (1996): Buletin Al-Turas Vol 2, No 2 (1996): BULETIN AL-TURAS Vol. 2 No. 2 (1996): BULETIN AL-TURAS Vol 2, No 1 (1996): Buletin Al-Turas Vol 1, No 2 (1995): Buletin Al-Turas Vol 1, No 1 (1995): Buletin Al-Turas More Issue