cover
Contact Name
Melki
Contact Email
melki@unsri.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalmaspari@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. ogan ilir,
Sumatera selatan
INDONESIA
Maspari Journal
Published by Universitas Sriwijaya
ISSN : 20870558     EISSN : 25976796     DOI : -
Maspari Journal : Marine Science Research with eISSN: 2597-6796 (SK no. 0005.25976796/JI.3.1/SK.ISSN/2017.09 - 13 September 2017) publish by Marine Science Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Sriwijaya, particularly focuses on the marine science areas as follows: 1). Marine Biology, 2). Marine Ecology, 3). Marine Acoustic, 4). Oceanography, 5). Environment, 6). Maritime Law, 7). Marine Microbiology and Biotechnology, 8). Marine Culture, 9). Coastal Management, and 10). Marine Social Science.
Arjuna Subject : -
Articles 236 Documents
Pola Sebaran Salinitas dengan Model Numerik Dua Dimensi di Muara Sungai Musi Christie Indah Sari; Heron Surbakti; Fauziyah .
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 5, No 2 (2013): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1004.572 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v5i2.2503

Abstract

The aim of this research is to describe the spread salinity with two dimensions numerical model at the Musi River’s estuary, and also to determined relationship of spread salinity with hydrodynamic unsure in water. The research has been done at Juli – Agustus 2011 at Musi River’s estuary, South Sumatra. Determination of sampling points is done by using purposive sampling method. The sample is measured by in-situ method and the data is proceed using Surface Water Modelling System (SMS 8.1) software, then verified with field measurement. The result of this research indicated that when the condition of sea-water tidal waters not too far into the river, the concentration of salinity in the surface layer (0.2 D) ranged between 6 - 28o/oo, in the water column (0.5 D) between 6 - 27o/oo, and in the deep waters (0.8 D) between 5 - 27o/oo. In other hand, at low tide condition, the influence of river moved farther out to the sea, with the concentration of salinity in the surface layer (0.2 D) ranged between 5 - 26o/oo, the salinity in the water column (0.5 D) and in the deep waters (0.8 D) between 4 - 27 o/oo. The result of spread salinity of the model simulation shows that the salinity distribution patterns follow the formed of the flow so that it can be said that the flow will affect the distribution of salinity in the waters. Based on the results of the flow simulation and salinity with or without the effects of wind’s flow and salinity patterns are the same, in the range 0.9 to 23.9o/oo. The verified average error result of measurement and simulation the model (MRE) with or without wind is 3,163 E-11%. So, factor of the wind did not significantly affect the movement of flow on the research.Keywords: Salinity distribution, Numerical models, SMS, Estuary
Struktur Vegetasi Mangrove Alami di Areal Taman Nasional Sembilang Banyuasin Sumatera Selatan Yudhis H Sutasoit; Melki .; Sarno .
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 9, No 1 (2017): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1097.611 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v9i1.4141

Abstract

Mangrove merupakan suatu komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohonan yang khas atau semak yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Kerusakan hutan mangrove dapat disebabkan 2 faktor utama yaitu faktor aktifitas manusia dan faktor alami. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan menganalisis struktur vegetasi mangrove alami di areal Taman Nasional Sembilang. Penelitian dilaksanakan pada September-Oktober 2013. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode transek berpetak dimana ukuran plot untuk pohon 10m x 10m, anakan 5m x 5m, dan semai 2m x 2m. Mangrove yang ditemukan pada kedua lokasi pengamatan yaitu Sungai Sembilang dan Sungai Bungin sebanyak 12 jenis mangrove antara lain Avicennia alba, Avicennia marina, Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops tagal, Excoecaria agallocha, Hibiscus tiliaceus, Kandelia candel, Nypa fruticans, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Soneratia alba, dan Terminalia catappa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur vegetasi mangrove alami di areal Taman Nasional Sembilang pada fase pohon jenis Rhizophora apiculatamemiliki indeks nilai penting tertinggi sebesar 44,49 %, pada fase anakanjenis Rhizophora mucronata memiliki indeks nilai tertinggi sebesar 72,54 %,pada fase semai jenis Rhizophora mucronata memiliki indeks nilai pentingtertinggi sebesar 66,07 %.KATA KUNCI: Mangrove, Taman Nasional Sembilang, struktur vegetasi.
Laju Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) dengan Pemberian Pakan yang Berbeda Berian Jaya; Fitri Agustriani; Isnaini .
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 5, No 1 (2013): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (652.368 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v5i1.1299

Abstract

ABSTRAKPakan yang diberikan selama pemeliharaan benih ikan Kakap Putih harus sesuai dengan kebutuhan benih yang dipelihara, baik dari segi jumlah, waktu, syarat fisik (ukuran dan bentuk) serta kandungan nutrisi, agar pemberian pakan buatan (pellet) ini tepat sesuai dengan kebutuhan dan memiliki kualitas nutrisi yang baik untuk hidup benih ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch).  Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian pakan buatan (pellet) yang berbeda terhadap laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan benih Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) dan melakukan uji Analisa Sidik Ragam (ANOVA) laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup benih Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) pada skala laboratorium. Penelitian ini dilaksanakan tanggal 11 Oktober – 23 November 2011, bertempat di Laboratorium Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental laboratorium, dan dianalisa dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian pakan buatan (Pellet) KRA selama perlakuan menghasilkan laju pertumbuhan yang tertinggi 22.18% dan pemberian pakan buatan (Pellet) Turbo Feed menghasilkan laju pertumbuhan yang terendah 8.82%, sedangkan pemberian pakan buatan (Pellet) KRA, Hi Pro Vite, Turbo Feed selama perlakuan menghasilkan tingkat kelangsungan hidup yang tertinggi sebesar 100% dan pemberian pakan buatan (Pellet) Cargil menghasilkan tingkat kelangsungan hidup yang terendah sebesar 99.2%.Kata Kunci: Laju Pertumbuhan, Tingkat Kelangsungan Hidup, Lates calcarifer, Bloch ABSTRACT Feed given during maintenance of white snapper fish must comply with the requirements of seeds that are maintained, both in terms of quantity, time, physical requirements (size and shape) as well as nutritional content, so that artificial feeding (pellets) is appropriate to their needs and have the quality good nutrition for life White snapper fish (Lates calcarifer, Bloch). The purpose of this study was to determine the effect of artificial feeding (pellets) which is different to the rate of growth and survival rate of seeds perch (Lates calcarifer, Bloch) and to test Analysis of variance (ANOVA) growth rate and survival rate of seedlings perch (Lates calcarifer, Bloch) in a laboratory scale. The research was conducted in 11 October – 23 November 2011 held at the Laboratory Center for Marine Aquaculture Development (BBPBL) Lampung. The method used in this study is an experimental method of the lab, and design used was Complete Randomized Design (CRD). The results obtained show that the artificial feeding (pellets) KRA during treatment produced the highest growth rate of 22.18% and artificial feeding (pellets) Turbo Feed produced the lowest growth rate of 8.82%, while the artificial feeding (pellets) KRA, Hi Pro Vite , Turbo Feed for the treatment produced the highest survival rate of 100% and artificial feeding (pellets) Cargil produces the lowest survival rate of 99.2%.Keywords: Growth Rate, Survival Rate, Lates calcarifer, Bloch
KARAKTERISASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PATOGEN PADA LUKA TUKIK PENYU LEKANG (Lepidochelys olivacea) di PENANGKARAN PENYU KOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT Elga Sari; Isnaini .; Gusti Diansyah; Hartoni .
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 10, No 1 (2018): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.039 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v10i1.5787

Abstract

Salah satu upaya pemerintah dalam melindungi penyu adalah dengan mendirikankonservasi penyu. Permasalahan yang umum terjadi pada konservasi penyu adalahpenyakit pada tukik, dengan bakteri sebagai salah satu penyebabnya. Bakterimengakibatkan tukik terjangkit penyakit infeksi dengan cepat. Akibat sifat tukit yang salingmenyerang sehingga memudahkan bakteri patogen untuk berkembang. Tujuan daripenelitian ini adalah membuat karakterisasi bakteri patogen yang terdapat pada luka tukikpenyu lekang dan mengidentifikasi jenis bakteri patogen pada luka tukik penyu lekangtersebut. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2014.Metode pengambilan sampel bakteri dilakukan dengan cara, pengambilan sampel bakteripada tukik berusia satu sampai tiga bulan. Setelah pengambilan sampel selesai, laludilakukan tahap isolasi bakteri, juga uji karakterisasi dan uji biokimia pada isolat bakteri.Hasil yang diperoleh adalah isolat bakteri pada tukik penyu lekang berumur satu bulan,yaitu Pseudomonas sp1, Pseudomonas sp2, Pseudomonas sp3, berumur dua bulan adalahProteus sp1, Proteus sp2, dan berumur tiga bulan adalah Bacillus sp, Proteus sp1 danPseudomonas sp4.Kata Kunci : Bakteri, Luka, Pariaman, Patogen, Tukik
Penentuan Perubahan Garis Pantai dengan Teknologi Penginderaan Jauh dan Model Numerik di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah Maria Ladys; Heron Surbakti; Hartoni .
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 4, No 2 (2012): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (860.07 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v4i2.1391

Abstract

ABSTRACTThe coastal is intensif place for human activity. Sea process and human activity made influence for coastline change. This research discusses coastline change. The aim of this research investigates wave high, wave period, wave direction, sediment transport, and coastline change for remote sensing technic and numeric model. This research has been carry out on Mei to September 2011. The mothodes used wave numeric model and remote sensing technic.Mean maximum wave high is 1.7 metre and mean minimum wave high is 0.8 metre. Mean maximum wave period is 6.18 second and mean minimum wave period is 4.66 second. Wave direction has been on 1-3, 12 mounth come from north west, but 4-11 month, dominan direction wave come from north east. Design wave transformation from north west, north, and north east go to south east and south direction. Maximum sediment transport0.5 m3/s and minimum sediment transport is -0.5 m3/s. The change chostline of remote sensing method 568 cell or 34.08 km is experience sedimentation process and 104 cell or 6.24 km experience erosion process. The calculation mean numeric for 1999-2008, sediment transport for sedimentation process is 449 cell or  26.94 km and erosion process is 223 cell or 13.38 km. As calculate cumulation numeric model for 1999-2008, sedimentation process is 343 cell or 20.58 km and erosion process is  329 cell or 19.74 km. Key Words : coastline, wave, numeric, remote sensing, Kabupaten Batang ABSTRAKPesisir merupakan tempat intensif untuk kegiatan manusia. Pengaruh proses laut dan aktivitas manusia akan mempengaruhi perubahan garis pantai. Penelitian ini membahas perubahan garis pantai. Tujuannya yaitu menghitung tinggi, periode, arah datang gelombang, transpor sedimen, dan perubahan garis pantai dengan kedua metode. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai September 2011. Metode yang digunakan adalah model numerik gelombang dan teknik penginderaan jauh.Tinggi gelombang maksimum rata-rata 1.7 meter dan tinggi gelombang minimum rata-rata 0.8 meter. Periode gelombang maksimum rata-rata 6.18 detik dan periode minimum rata-rata 4.66 detik. Arah gelombang dominan yang terjadi pada bulan 1-3, dan 12 berasal dari arah barat laut, sedangkan bulan 4-11 arah gelombang dominan berasal dari arah timur laut. Pola transformasi gelombang yang berasal dari barat laut, utara, dan timur laut cenderung berbelok ke arah barat daya dan arah selatan. Transpor sedimen maksimum berkisar 0.5 m3/s dan transpor sedimen minimum berkisar -0.5 m3/s. Perubahan garis pantai dengan metode penginderaan jauh menghasilkan perhitungan berupa 568 sel atau 34.08 km mengalami sedimentasi dan 104 sel atau 6.24 km mengalami erosi. Perhitungan model numerik rata-rata tahun 1999-2008, transpor sedimen untuk proses sedimentasi berada pada wilayah pantai barat dengan 449 sel atau 26.94 km dan proses erosi terjadi pada wilayah timur pantai dengan 223 sel atau 13.38 km. Sedangkan perhitungan model numerik kumulatif tahun 1999-2008, proses sedimentasi terjadi di wilayah barat pantai dengan 343 sel atau 20.58 km dan proses erosi terjadi di wilayah timur pantai dengan 329 sel atau 19.74 km. Kata Kunci : garis pantai, gelombang, numerik, penginderaan jauh
ANALISIS FINANSIAL UNIT PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DI DESA SUNGAI LUMPUR KABUPATEN OKI PROVINSI SUMATERA SELATAN Soni Heron; Fitri Agustriani; Isnaini .
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 7, No 1 (2015): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1112.091 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v7i1.2490

Abstract

Alat tangkap yang paling banyak digunakan selang 5 tahun terakhir di Kabupaten OKI adalah jaring insang hanyut. Jaring insang hanyut tergolong pada alat tangkap yang proses pengoperasiannya dengan cara dihanyutkan. Berdasarkan buku tahunan statistik perikanan tangkap Sumatera Selatan (2008 - 2012) tercatat rumah tangga produksi (RTP) yang melakukan penangkapan dengan alat tangkap jaring insang hanyut terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Selama 5 tahun terakhir RTP jaring insang hanyut di Kabupaten OKI mengalami peningkatan sebesar 4,3 % setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan kemudian menentukan kelayakan kriteria investasi dari unit penangkapan jaring insang hanyut di Desa Sungai Lumpur, Kabupaten OKI, Provinsi Sumatera Selatan. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Analisis data meliputi analisis usaha dan analisis kriteria investasi. Hasil penelitian ini menunjukkan keuntungan rata-rata usaha unit penangkapan jaring insang hanyut di Desa Sungai Lumpur Kabupaten OKI adalah Rp.75.297.107 per tahun, R/C ratio adalah 1,42 , payback period 7 bulan, 16 hari dan ROI 158,33 %. Berdasarkan analisis kriteria investasi didapatkan NPV sebesar Rp.180.735.847, Net B/C adalah 4,8 dan IRR 160 %. Hal ini menunjukan bahwa kriteria NPV>0, Net B/C≥1 dan IRR>discount rate sehingga unit penangkapan jaring insang hanyut di Desa Sungai Lumpur, Kabupaten OKI, Provinsi Sumatera Selatan layak untuk dilanjutkan.KATA KUNCI: Analisis usaha, analisis kriteria investasi, Desa Sungai Lumpur, jaring insang hanyut, Kabupaten OKI.
Analisis mutu Ikan Tuna selama lepas tangkap Indah Widiastuti; Sumpeno Putro
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 1, No 1 (2010): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.58 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v1i1.1056

Abstract

Indonesia is one of the leading tuna exporters in the world. The total export volume of tuna in 2004 was 94,221 tons valued at US $ 243,937 million However, export of fresh tuna has been hampered by several quality problems, particularly high content of histamine and heavy metals. FDA (Food and Drug Administration) reported that during period of 2001-2005, there were 350 cases of tuna rejections in the US due to the above mentioned problem. Likewise, in recent years, exports of tuna from Indonesia to European Union member countries have been subjected to RASFF (Rapid Alert System for Food and Feed) and export suspension by the European Commission. It is obvious therefore, that efforts to improve post harvest handling are highly imperative. This research was conducted in Pelabuhan Ratu, West Java and Research Center For Marine and Fisheries Product Processing and Biotechnology, Jakarta. Newly caught tuna were unloaded and transported to Jakarta with proper icing. Quality changes were monitored, including core temperature of fish, pH, K-value (inosine, hipoxantine, IMP, AMP, ADP, ATP), histamine, heavy metal (Hg and Cd), and microbiology. The pH value of fresh tuna samples upon arrival at the laboratory varied between 5.85-6.01. Whereas the K-value and histamine contents were 2.01- 13.74% and 1.28-1.61 mg/100g respectively. Total microbial count and histamine producing bacteria were 102-2.5 x 104 cfu/g and 101-1.99 x 102 cfu/g respectively. Mercury and cadmium content were 0.076-0.501 ppb and 0.052-0.398 ppb respectively.   Keywords : Post Catching, Quality, Tuna     Indonesia adalah salah satu eksportir tuna terkemuka di dunia. Total volume ekspor ikan tuna pada tahun 2004 adalah 94.221 ton senilai US $ 243.937 juta Namun, ekspor tuna segar telah terhambat oleh beberapa masalah kualitas, khususnya yang tinggi kandungan histamin dan logam berat. FDA (Food and Drug Administration) melaporkan bahwa selama periode tahun 2001-2005, ada 350 kasus penolakan tuna di AS karena masalah tersebut di atas. Demikian juga, dalam beberapa tahun terakhir, ekspor tuna dari Indonesia ke negara-negara anggota Uni Eropa telah mengalami RASFF (Rapid Alert System for Food and Feed) dan suspensi ekspor oleh Komisi Eropa. Jelas karena itu, bahwa upaya untuk meningkatkan penanganan pasca panen sangat penting. Penelitian ini dilaksanakan di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat dan Pusat Penelitian Kelautan dan Perikanan Untuk Pengolahan Produk dan Bioteknologi, Jakarta. Baru menangkap ikan tuna yang dibongkar dan diangkut ke Jakarta dengan icing yang tepat. Kualitas perubahan dimonitor, termasuk suhu inti dari ikan, pH, K-nilai (inosine, hipoxantine, IMP, AMP, ADP, ATP), histamin, logam berat (Hg dan Cd), dan mikrobiologi. Nilai pH sampel tuna segar pada saat kedatangan di laboratorium bervariasi antara 5,85-6,01. Sedangkan nilai-K dan isi histamin adalah 2,01-13,74% dan 1,28-1,61 mg/100g masing. menghitung mikroba bakteri penghasil histamin adalah Total dan 102-2,5 x 104 cfu / g dan 101-1,99 x 102 cfu / g masing-masing. Mercury dan konten cadmium adalah 0,076-0,501 ppb dan 0,052-0,398 ppb masing. Kata kunci: Kualitas, Pos Penangkapan, Tuna
Potensi Ekstrak Rumput Laut Halimeda renchii dan Euchema cottonii Sebagai Antibakteri Vibrio sp Rahmad Purnama; melki .; Wike Ayu Eka Putri; Rozirwan .
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 2, No 1 (2011): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.736 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v2i1.1290

Abstract

The research about Changing of Mangrove Area by Using Remote Sensing in Sembilang National Park, South Sumatera, had been conducted on October 2009 until Januari 2010. The aim of the researches was to know the changing of mangrove in 2003-2009 period by using images data Landsat-7 ETM+ and SPOT 2 2009. Monitoring of condition mangrove in the field, used quadrat plot which the sizes 30 x 30 m and processing of images used algorithm NDVI (Normalize Difference Vegetation Index) with supervised classification. The result of the research showed that mangrove area in 2003 was about 91.679,45 ha, area mangrove in 2009 have decreased becoming 83.447,23 ha. Changing of mangrove area for 6 years (2003-2009) was 8.232, 29 ha or around 9,86%. Mangrove density in 2003 consist of rare mangrove (11.079,36 ha), medium mangrove (31.441,61 ha), and dense mangrove (49.158,48 ha). Mangrove density in 2009 in 2009 had changed for each classes were, 10.695 ha, 28.545,16 ha and 44.206,53 ha for rare, medium, dense mangrove respectively. The compotition of true mangrove vegetation consisted of four families and twelve species which dominated by genus of Avicenia, Ceriops, Sonneratia, and, Xylocarpus. Key Words : Mangrove, Remote Sensing, Landsat-7 ETM+, SPOT 2, Sembilang National Park. ABSTRAK Rumput laut Halimeda renchii dan Euchema cottonii merupakan salah satu bahan alami yang tidak menimbulkan resistansi untuk mengatasi vibriosis karena memiliki metabolit sekunder yang dapat membunuh bakteri. Tujuan penelitian ini adalah Melakukan ekstraksi Halimeda renchii dan Eucheuma cottonii yang diduga mempunyai senyawa bioaktif  sebagai antibakteri, Menentukan zona hambat pertumbuhan bakteri Vibrio sp dari ekstrak Halimeda renchii dan Eucheuma cottonii,  Membandingkan zona hambat yang paling baik antara Halimeda renchii dan Eucheuma cottonii untuk menghambat pertumbuhan bakteri Vibrio sp, Menentukan konsentrasi  hambatan minimum  (KHM) ekstrak Halimeda renchii dan Eucheuma cottonii terhadap pertumbuhan bakteri Vibrio sp. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2010. Pembuatan ekstrak rumput laut dengan menggunakan metode maserasi sedangkan pengujian aktifitas antibakteri dengan menggunakan metode difusi agar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ekstrak Halimeda renchii yang diujikan terhadap Vibrio parahaemolitycus, Vibrio Alginolyticus, dan Vibrio charcariae memiliki zona hambat tertinggi terhadap Vibrio parahaemolyticus sebesar 16,7 mm.  Ekstrak Euchema cottonii yang diujikan terhadap Vibrio parahaemolitycus, Vibrio Alginolyticus, dan Vibrio charcariae memiliki zona hambat tertinggi terhadap Vibrio parahaemolyticus yaitu sebesar 24,1 mm. Diantara kedua ekstrak yang diujikan ekstrak yang memiliki aktivitas zona hambat paling baik adalah ekstrak Euchema cottonii.  Konsentrasi hambat minimum ekstrak Halimeda renchii terhadap ketiga jenis bakteri Vibrio sp adalah pada konsentrasi 0,05%. Konsentrasi hambat minimum ekstrak Euchema cottonii terhadap bakteri Vibrio alginolyticus dan Vibrio parahaemolyticus adalah pada konsentrasi 0,05% sedangkan ekstrak Euchema cottonii terhadap Vibrio charcariae adalah pada konsentrasi 1%.   Kata kunci : Antibakteri, Halimeda renchii, Euchema cottonii, Vibrio sp,  Konsentrasi hambat minimum.
ENZIM SOD PADA UDANG WINDU (Penaeus monodon Fabricus) YANG TERINFEKSI Vibrio harveyi Sudianto, Achmad
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 10, No 2 (2018): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.478 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v10i2.5951

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui SOD pada udang windu (Penaeus monodon Fabricus) yang diinfeksi bakteri Vibrio harveyi. Setiap perlakuan dilakukan 3 kali ulangan.Hasil penelitian berdasarkan uji ANOVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05), pada enzym SOD udang windu (Penaeus monodon Fabricus) yang diinfeksi Vibrio harveyi .Enzym SOD berdasarkan uji BNT diketahui kontrol positif berbeda nyata dengan kontrol negatif, berdasarkan uji regresi diketahui 34,2% dosis OMP mempengaruhi aktivitas enzim superoksida dismutase. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa enzim SOD pada udang windu (Penaeus monodon  Fabricus) yang paling optimal sebagai imunostimulan adalah dosis 20 µg/kg bw.
Komunitas Lamun di Pulau Barranglompo Makassar: Kondisi dan Karakteristik Habitat Supriadi .; Richardus F Kaswadji; Dietrich G Bengen; Malikusworo Hutomo
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 4, No 2 (2012): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.633 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v4i2.1381

Abstract

ABSTRACTIndication on seagrass decline  has been observed in many places including Barranglompo Island of Makassar. Condition of damaged seagrass has significant impacts to the roles of seagrass as habitat, spawning ground, and feeding ground for various marine organisms and also role of seagrass as carbon absorbent and stocks.  In order to provide a reference for appropriate seagrass management and conservation, it is required data on seagrass habitat.  A research was done in Barranglompo Island, Makassar from December 2010 to November 2011.  Seagrass condition was observed based on McKenzie et al. (2001) and Balestri et al. (2003).  This research showed that large seagrass coverage was dispersed in southern, western and northern sides of the island. Meanwhile, seagrass spesies with wider distribution were E. acoroides, T. hemprichii and C.rotundata.Keywords : seagrass, Barranglompo Island, habitat characteristics ABSTRAKIndikasi adanya penurunan kondisi lamun ditemukan di beberapa tempat termasuk di Pulau Barranglompo Makassar. Kondisi lamun yang rusak berimplikasi terhadap peranan lamun sebagai habitat, tempat memijah dan tempat mencari makan berbagai organisme serta peran lamun sebagai penyerap dan penyimpan karbon.  Sebagai dasar untuk melakukan pengelolaan dan konservasi lamun yang tepat diperlukan data kondisi dan habitat lamun.  Penelitian dilakukan di Pulau Barranglompo Makassar dari bulan Desember 2010 sampai November 2011.  Kondisi lamun diamati berdasarkan McKenzie et al. (2001) dan Balestri et al. (2003).  Penelitian menunjukkan bahwa distribusi lamun yang luas ditemukan pada sisi selatan, barat dan utara pulau.  Jenis lamun yang mempunyai sebaran yang luas adalah E. acoroides, T. hemprichii dan C. rotundata.Kata kunci : lamun, pulau Barranglompo, karakteristik habitat