cover
Contact Name
Alvyn C. Hendriks
Contact Email
ahendriks@unai.edu
Phone
+6281312468128
Journal Mail Official
jurnal.koinonia@unai.edu
Editorial Address
Jalan Kol. Masturi No 288, Parongpong 40559 Kab. Bandung Barat
Location
Kab. bandung barat,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Koinonia : Fakultas Filsafat Universitas Advent Indonesia
ISSN : 20860935     EISSN : 23385960     DOI : prefix 10.35974/koinonia
Jurnal Koinonia is the research journal prepared for those who want to broaden their knowledge in the area of Biblical and Theological studies. In line with this intent, Koinonia welcomes articles coming both from national and international writers. Below is the scope of this journal: Systematic and Historical Theology, Applied Theology (Missiology, Ministry, Leadership and Management), Biblical Studies: Old Testament, New Testament, Pastoral Counseling and Christian Education.
Articles 138 Documents
INTERPRETATION OF Acts 1: 8 AND ITS IMPLEMENTATION IN CROSS-CULTURAL GOSPEL MISSION Bartholomeus Diaz Nainggolan
Jurnal Koinonia Vol 11 No 1 (2019): Koinonia
Publisher : Fakultas Filsafat Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.478 KB) | DOI: 10.35974/koinonia.v11i1.2293

Abstract

Masalah dalam penelitian ini adalah kesadaran bahwa misi pemberitaan Injil adalahinti dari gereja. Namun, dalam pelaksanaan misi ini, itu tergantung pada bagaimanagereja menafsirkan ayat-ayat Alkitab tentang pokok misi. Interpretasi gereja itusendiri, akan sangat ditentukan oleh interpretasi pendeta gereja. Pemahamanalkitabiah yang dipahami oleh pendeta diajarkan kepada gereja, dan kemudian secaraumum akan diwujudkan dalam tindakan gereja dalam kehidupan sehari-hari ataudalam program gereja. Dalam hal ini penelitian ini akan menguji pemahaman parapendeta gereja di Konferensi Jawa Barat Kisah Para Rasul 1: 8, yang diyakinisebagai salah satu ayat misi utama dalam Perjanjian Baru, serta implementasinyapada kegiatan gereja. dalam konteks misi Injil lintas budaya.
LIVED ACADEMIC AND SPIRITUAL LIFE EXPERIENCES THROUGH SONGS OF THEOLOGY STUDENTS Anne Lou M. Hendriks
Jurnal Koinonia Vol 11 No 1 (2019): Koinonia
Publisher : Fakultas Filsafat Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.244 KB) | DOI: 10.35974/koinonia.v11i1.2294

Abstract

Songs are believed to contribute to the success of students not only in their academiclife (Alisaari & Heikkola, 2016; Ashtiani & Zafarghani, 2015; & Rafiee, Kassaian,& Dastjerdi, 2010) but spiritual life (White, 2014) as well. The purpose of this studywas to examine the lived academic and spiritual life experiences through songs oftheology students. This phenomenological study, with 35 theology students from aprivate university in West Indonesia as participants, generated four themes whichinclude God’s presence, God’s love, self-disposition, and positive learning. It istherefore recommended that tertiary teachers employ spiritual-uplifting songs for theenhancement of both academic and spiritual life aspects of the learners
ON BE PERFECT AS YOUR FATHER BASED ON MATTHEW 5:48 Daniel Tulalessy; Gerry C.J. Takaria
Jurnal Koinonia Vol 11 No 1 (2019): Koinonia
Publisher : Fakultas Filsafat Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.268 KB) | DOI: 10.35974/koinonia.v11i1.2295

Abstract

In this survey, the author examines the understanding of the “perfect as yourfather” based on Matthew 5:48. The author focuses the research on Amboncongregation. The survey is based on three main indicators, namely:understanding of the word “perfect,” meaning of “be perfect as your father,” andhow to be perfect. Often there are people who don’t understand this so thatunderstanding and practice related to Jesus’ command in Matthew 5:48 is notgood.This study is divided into two parts, namely the study of the theory and fieldresearch. The results of theoretical research on be perfect as your Father isdivided into three parts, namely: First, the word “perfect” which is used inMatthew 5:48 can be translated to “spiritual matured” but it does not eliminatethe essence of the word perfect itself. Second, the meaning of be perfect as yourFather is used to explain that Father is the right standard so that we do not makestandards on others who might make us not grow because of the mistakes theymade. Third, the way to be perfect was explained by Jesus first in Matthew 5:3-11. Jesus explained spritual growth through 8 things, namely: spiritual poorcondition, mourning over the circumstances, preparing the heart for the HolySpirit, being hunry and thirsty for the word, having a change of character, themotive in all action is right, being a witness, and giving priority to God oneverything.The results of field research conducted through a questionnaire distributed toAmbon congregation which is divided into three indicators, namely:understanding of the word perfect, meaning of be perfect as your Father, andhow to be perfect. On each given indicators, the author found out that Amboncongregation have a very good understanding.
PEMAHAMAN ANGGOTA GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH JEMAAT MORION, KOTA MARUDU, SABAH, MALAYSIA TENTANG PENERIMAAN KEANGGOTAAN YANG SUDAH MENUKAR JENIS KELAMINNYA BERDASARKAN 1 KORINTUS 6:9B DAN 1 Soulement Reuel Jenson; Rudolf W. Sagala
Jurnal Koinonia Vol 11 No 1 (2019): Koinonia
Publisher : Fakultas Filsafat Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.557 KB) | DOI: 10.35974/koinonia.v11i1.2296

Abstract

Dalam penelitian ini, penulis meneliti tentang pemahaman anggota GerejaMasehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Jemaat Morion, Kota Marudu Sabah,Malaysia tentang penerimaan keanggotaan jemaat yang sudah menukar jeniskelaminnya berdasarkan 1 Korintus 6:9b dan 10. Adapun penelitian ini berbasiskepada pemahaman 1 Korinuts 6:9b dan 10, posisi dan pandangan GMAHKterhadap penerimaan keanggotaan yang sudah menukar jenis kelaminnya adalahunsur utamanya. Penelitian ini dibagi ke dalam dua bagian, yaitu penelitian teoridan penelitian lapangan. Hasil penelitian teori akan menjabarkan posisi danpandangan GMAHK Jemaat Morion tentang penerimaan mereka terhadapanggota yang telah melakukan transgender. Penelitian teori juga menampilkanperlunya mereka yang telah melakukan transgender untuk membuktikanpertobatan mereka agar mereka tidak menjadi batu sandungan terhadap jemaatlainnya. Hasil penelitian lapangan dilakukan dengan membagikan kuesionerkepada 30 responden. Hasil yang didapatkan menunjukan bahwa respondenkurang memahami arti dari kata yang terdapat dalam 1 Korintus 6:9b dan 10khususnya kata ‘banci’ dan ‘pemburit.’ Dari penelitian ini, penulis mendapatibahwa responden memahami bagaimana gereja harus dijadikan sebagai rumahsakit rohani kepada mereka yang hidup dalam kegelapan. Hal ini jugamengajarkan bahwa tidak ada orang yang boleh menghalangi, jika seseorangingin bertobat dan menyerahkan dirinya kepada Tuhan.
PEMAHAMAN DAN ANALISA KATA “allah” DALAM MAZMUR 82:6 BERDASARKAN PENGERTIAN ANGGOTA JEMAAT GEREJA MASEHI ADVENT HARI KE-TUJUH DI DAERAH TAIWAN,KOTA MARUDU, SABAH, MALAYSIA Raypalmer Suning; Reymand Hutabarat
Jurnal Koinonia Vol 11 No 1 (2019): Koinonia
Publisher : Fakultas Filsafat Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.136 KB) | DOI: 10.35974/koinonia.v11i1.2297

Abstract

Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk meneliti pemahaman dan analisa kata “allah” dalam Mazmur 82:6 berdasarkan pengertian anggota jemaat Gereja Masehi Advent Hari Ke-Tujuh di daerah Taiwan, Kota Marudu, Sabah, Malaysia. Secarasederhana, penelitian ini berbasis kepada lima indikator: Pengertian dari kata “allah” (Mazmur 82:6); pengertian dari kata “kamu adalah allah dan anak Yang Mahatinggi kamu sekalian”, pengertian anggota jemaat GMAHK tentang konteks perikop (Mazmur 82), pengertian anggota jemaat tentang menghakimi, dan pengertian anggota gereja tentang Mazmur82:6.Penelitian ini terbagi kepada dua bagian utama yaitu penelitian secara teori dan penelitian secara lapangan. Hasil penelitian daripada penelitian teori adalah, pengertian kata “allah” memiliki arti kata tuhan dan bisa diterjemahkan kepada beberapa terjemahan yang lain juga; pengertian dari kata”kamu adalah allah dan anak-anak Yang Mahatinggi kamu sekalian” dapat difahami bahwa manusia menjadi wakil Allah di dunia dan merujuk juga kepada para hakim; Mazmur 82:6 juga sangat berkaitan dengan manusia karena manusia seringkali menjadi wakil Allah dan konteks tersebut berkaitan dalam hal penghakiman atau dalam bahasa sederhana adalah mengadili atau menilai. Berkaitan dengan hal menghakimi, manusia boleh menghakimi namun bukan sesuatu hal tanpa memandang motif yang, artinya adalah menghakimi berdasarkan motif dan bukan berdasarkan perbuatan mereka.
PHILOSOPHY ANALYSIS OF THE ROLE OF PASTORS AND PARENTS IN EDUCATING CHILDREN AND YOUTH AGGARES ON EDUCATIONALLEVEL IN CHURCH BASED ON 22: 6 IN GMAHK-7 JEMAAT PADASUKA CIMAHI, BANDUNG Josua Siahaan; Stimson B. Hutagalung
Jurnal Koinonia Vol 11 No 1 (2019): Koinonia
Publisher : Fakultas Filsafat Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.275 KB) | DOI: 10.35974/koinonia.v11i1.2298

Abstract

The author examines "The role of pastors and parents in educating children and adolescents in improving education in the church" in the Padasuka congregation, Cimahi, Bandung, and the application of this verse context in the church itself.This research was specifically addressed to the Padasuka congregation, Cimahi. Bandung. The research has 4 indicators, namely: (1) "The role of the pastor in educating children and adolescents in the church", (2) "Actions taken by parents in educating children and adolescents in the church", (3) "The concept of educating children and Youth in the Bible ", and (4)" Getting education that is in the Church".The researcher has a basis with four indicators to be discussed, namely: The role of the pastor in educating children and adolescents in the church. The second indicator is about actions taken by parents in educating children and adolescents in the church. The third indicator concerning the concept of educating children and adolescents in the Bible, and the fourth indicator is about obtaining education in the ChurchThis research is divided into two parts, namely theoretical research and field research. The results of theoretical research are the role of pastors in educating children and adolescents in the church. Actions taken by parents in educating children and adolescents in the church. The concept of educating Children and Youth in the Bible. Get education in theChurch.The results of field research conducted through questionnaires were distributed to 35 members of the Padasuka Seventh-day Adventist Church, Cimahi, Bandung, where the questionnaire contained 45 questions, resulting in a data that could be concluded that the respondents had very good views on the one to four.The method that I use to complete this scientific work is by the method of collecting data through: the Bible, books, magazines, dictates, reflections, interviews, the internet, and other articles relating to the writing of this scientific paper.
A COMPARATIVE STUDY ON IMMANUEL KANT’S AND HANNAH ARENDT’S CONCEPTS OF EVIL: THEOLOGICAL IMPLICATIONS Franklin Hutabarat
Jurnal Koinonia Vol 11 No 2 (2019): KOINONIA: Desember 2019
Publisher : Fakultas Filsafat Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.518 KB) | DOI: 10.35974/koinonia.v11i2.2349

Abstract

Pertanyaan tentang kejahatan adalah pertanyaan filosofis dan teologis yang pentingyang langsung menuju inti dari dorongan manusia menuju kehidupan etis, olehkarena itu penting untuk memeriksa kembali masalah kejahatan karena implikasinyapada kemampuan manusia untuk memutuskan bagaimana bertindak dengan benar.Dalam karyanya "Religion within the Boundaries of Mere Reason.” Immanuel Kantmengembangkan konsep kejahatan radikal yang ia gambarkan sebagai "inversion ofour maxims" atau penyesatan kehendak individu yang mengakibatkan korupsipilihan akan tindakannya. "Gagasan mendasar filsafat Kant adalah otonomimanusia." Ini terlihat dalam pandangan konstruktivis Kant tentang pengalaman,yang dengannya pemahaman kita adalah sumber dari hukum-hukum alam yangumum. Dalam nada yang sama, Hannah Arendt mengusulkan konsep kejahatandangkal dalam bacaannya tentang perbuatan Adolf Eichmann sebagai kepala arsitekholocaust selama Perang Dunia II. Dia menyatakan bahwa dia melakukan tindakanjahat itu tanpa berpikir karena dia hanya menjalankan perannya sebagai seorangbirokrat dalam upaya perang Jerman. Arendt menyimpulkan bahwa Eichmannsecara konstitusional tidak diperlengkapi untuk mempraktikkan jenis penilaian yangakan membuat korbannya terlihat jelas dan nyata dalam pemikirannya.
A COMPARATIVE STUDY ON IMMANUEL KANT’S AND HANNAH ARENDT’S CONCEPTS OF EVIL: THEOLOGICAL IMPLICATIONS Hutabarat, Franklin
Jurnal Koinonia Vol 11 No 2 (2019): KOINONIA: Desember 2019
Publisher : Fakultas Filsafat Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.518 KB)

Abstract

Pertanyaan tentang kejahatan adalah pertanyaan filosofis dan teologis yang pentingyang langsung menuju inti dari dorongan manusia menuju kehidupan etis, olehkarena itu penting untuk memeriksa kembali masalah kejahatan karena implikasinyapada kemampuan manusia untuk memutuskan bagaimana bertindak dengan benar.Dalam karyanya "Religion within the Boundaries of Mere Reason.” Immanuel Kantmengembangkan konsep kejahatan radikal yang ia gambarkan sebagai "inversion ofour maxims" atau penyesatan kehendak individu yang mengakibatkan korupsipilihan akan tindakannya. "Gagasan mendasar filsafat Kant adalah otonomimanusia." Ini terlihat dalam pandangan konstruktivis Kant tentang pengalaman,yang dengannya pemahaman kita adalah sumber dari hukum-hukum alam yangumum. Dalam nada yang sama, Hannah Arendt mengusulkan konsep kejahatandangkal dalam bacaannya tentang perbuatan Adolf Eichmann sebagai kepala arsitekholocaust selama Perang Dunia II. Dia menyatakan bahwa dia melakukan tindakanjahat itu tanpa berpikir karena dia hanya menjalankan perannya sebagai seorangbirokrat dalam upaya perang Jerman. Arendt menyimpulkan bahwa Eichmannsecara konstitusional tidak diperlengkapi untuk mempraktikkan jenis penilaian yangakan membuat korbannya terlihat jelas dan nyata dalam pemikirannya.
ANALISIS AJARAN KITAB DANIEL PASAL 4 PENGAKUAN RAJA NEBUKADNEZAR TENTANG KUASA ALLAH DANIEL Bartolomeus Diaz Nainggolan
Jurnal Koinonia Vol 11 No 2 (2019): KOINONIA: Desember 2019
Publisher : Fakultas Filsafat Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.117 KB) | DOI: 10.35974/koinonia.v11i2.2350

Abstract

Overcoming pride and being humble is a desire that cannot be achieved throughhumanitarian conditions. Humility is a goal that is difficult to understand. When youthink you have it when it also disappears. But God can give power to overcome prideand live humility. God can turn every temptation of pride into an opportunity to givethanks.
ANALISIS AJARAN KITAB DANIEL PASAL 4 PENGAKUAN RAJA NEBUKADNEZAR TENTANG KUASA ALLAH DANIEL Nainggolan, Bartolomeus Diaz
Jurnal Koinonia Vol 11 No 2 (2019): KOINONIA: Desember 2019
Publisher : Fakultas Filsafat Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.117 KB)

Abstract

Overcoming pride and being humble is a desire that cannot be achieved throughhumanitarian conditions. Humility is a goal that is difficult to understand. When youthink you have it when it also disappears. But God can give power to overcome prideand live humility. God can turn every temptation of pride into an opportunity to givethanks.

Page 7 of 14 | Total Record : 138