cover
Contact Name
Tri Wahyu Widodo
Contact Email
notasi3@yahoo.co.id
Phone
+6287839174055
Journal Mail Official
promusika7@gmail.com
Editorial Address
Jurusan Musik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indoneisa Yogyakarta Jl. Parangtritis Km 6,5 Sewon Bantul Yogyakarta Telp: 0274-384108, 375380, fax: 0274-384108/0274-484928 HP: Hp. 087839174055
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
PROMUSIKA: Jurnal Pengkajian, Penyajian, dan Penciptaan Musik
ISSN : 2338039X     EISSN : 2477538X     DOI : https://doi.org/10.24821/promusika.v1i2
Core Subject : Art,
PROMUSIKA: Jurnal Pengkajian, Penyajian, dan Penciptaan Musik, focuses on the results of studies in the field of music, that its topics scope encompasses: Western Music Studies; History of music; Music theory/ analysis; Choir; Orchestra/ Ensemble/ Chamber Music; Composition/ Arrangement; Music Pedagogy/ education; Instrumental/ Vocal Studies; Music Technology; Popular/ folk Music; Music Esthetic/ philosophy
Articles 136 Documents
Analisis dan Interpretasi Lagu Desafinado karya Antonio Carlos Jobim Agnes Tika Setiarini; Agoeng Prasetyo; Suryati Suryati
PROMUSIKA Vol 4, No 1 (2016): April 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v4i1.2268

Abstract

Studi ini membahas musik Jazz Latin dari Jobim yang merupakan percampuran antara musik jazz dan musik latin. Pada musik ini jazz dengan variasi akor yang beragam digabungkan dengan musik latin yang kaya akan permainan ritmis alat musik perkusi. Irama musik latin jazz yang bermacam-macam membuat musik ini mendapatkan apresiasi yang tinggi. Lagu Desafinado ciptaan Antonio Carlos Jobim adalah salah satu lagu standart latin jazz yang sangat terkenal.Desafinado memiliki banyak hal yang menarik untuk diteliti, yaitu dari bentuk lagu, progresi akor, dan interpretasi lirik lagu. Analisis yang dilakukan meliputi bentuk lagu dan progresi akor, sedangkan interpretasi yang dibahas mengacu pada 3 musisi jazz yang membawakan lagu Desafinado, yaitu Antonio Carlos Jobim sendiri, Ella Fitzgerald, dan Frank Sinatra. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif pendekatan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini adalahDesafinado memiliki alur melodi dan progresi akor yang berhubungan dengan lirik lagunya. Alur melodi dan progresi akor lagu ini menunjukkan kekhasan karya-karya Antonio Carlos Jobim untuk lagu-lagu standart latin jazz.
Peran Lirik Lagu Dalam Meningkatkan Komunikasi Verbal Pada Anak Austisitk di Sekolah Bina Anggita Yogyakarta Nugrahaningsih, Zefanya Lintang
PROMUSIKA Vol 6, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v6i2.2438

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan komunikasi verbal pada anak autistik dengan menggunakan lirik pada lagu anak-anak, karena diharapkan dapat meningkatnya kemampuan bekomunikasi secara verbal bagi anak autistik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan didukung dengan studi pustaka guna memberikan informasi-informasi secara lengkap tentang penelitian ini. Ada 4 tahapan yaitu: Tahapan pra-lapangan, Tahap Pekerjaan lapangan, dan Tahapan Hasil Pengumpulan Data. Subjek penelitian adalah siswa autistik di sekolah Bina Anggita Yogyakarta berjumlah 5 siswa. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pedoman observasi dan sebelumnya peneliti melakukan studi pustaka terlebih dahulu. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran lirik dalam lagu Balonku dan Pelangi-Pelangi dapat meningkatkan bahasa verbal anak autistik. Anak autistik terstimulus untuk menyanyi bersama saat dilibatkan untuk benyanyi bersama-sama. This study aims to improve verbal communication in autistic children by using lyrics on children's songs. Due to the expected increase in verbal skills for autistic children. This research is a qualitative research with case study approach and supported by literature study to provide complete information about this research. There are 4 stages: Preliminary Stage, Field Work Stage, and Data Collection Stages. Research subjects were autistic students in Bina Anggita Yogyakarta school amounted to 5 students. Data collection used in this research is using observation guideline and previous researcher do literature study first. Data analysis in this study using descriptive qualitative. The results of this study indicate that the role of lyrics in the song Balonku and Pelangi-Pelangi can improve the verbal language of autistic children. Autistic children are stimulated to sing together when involved to sing together.Keyword: Lyrics, Verbal, Autistic  
Paduan Suara Sebagai Media Sosialisasi Program Keluarga Berencana Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2011‐2015 Suryati Suryati
PROMUSIKA Vol 3, No 2 (2015): Oktober 2015
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v3i2.1696

Abstract

The annual Family Planning (KB) March choir competition as a socialization media of governmental family planning program is held in cooperation between the Yogyakarta “Pamungkas” 072 Military Resort Command (known as the Korem 072/ Pamungkas) with the Family Planning Coordinating Board (known as the BKKBN) of Yogykarta Special Region office, to win the bullet‐shaped rotating trophy provided by the Korem 072/ Pamungkas. The purpose of the competition is to socialize  the “Mars KB” song in all levels of the KB program coverage territories, as well as their working patners, in order to influence the living style of families Yogyakarta through the song theme that covers the  governmental programs of population, family planning, and family welfare empowerment. Although the choir competition has been carried out since 2008, this study is focused on the last 5 years events, from 2011 to 2015. This study untilized a qualitative research method that based on data collection from field studies and literature sources. The three research provlems discussed in thi study are: (1) Why chorus has been used as a medium for family planning programs dissemination; (2) how is public response to the choral competition as it is seen from the number of participants, their vocal quality, and their creative ability, which annually has increased. (3) What is the impact of these  soscialization efforts toward the living style changes on Yogyakarta families as well as people understanding on the family planning  programs. This study concludes that choir competition is the effectif media for this governmental progams due to the involvement of various social type of family members as seen in the participant list during the last five years. Most families in Yogyakarta are seem to agree that the successful family planning demanding equally active role from both husband and wife.
Model Terstruktur Berbasis Multimedia (Mtbm) dalam Pembelajaran Tepak Kendang Jaipongan Asep Saepudin; Samuel Gandang Gunanto
PROMUSIKA Vol 6, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v6i1.2183

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan hasil perancangan model pembelajaran kendang jaipongan berbasis multimedia yang efektif untuk mempelajari motif-motif tepak kendang jaipongan. Model ini sebagai model pembelajaran kendang jaipongan yang baru dan inovatif dengan memanfaatkan multimedia dalam bentuk audiovisual. Adapun metode yang digunakan adalah observasi, perancangan, pembentukan dan sosialisasi. Model Terstruktur Berbasis Multimedia (MTBM) dalam Pembelajaran Tepak Kendang Jaipongan merupakan cara mempelajari kendang jaipongan berbasis multimedia secara terstruktur melalui empat tahapan yaitu Pengenalan Awal (PA), Pengenalan Dasar (PD), Praktik Pokok (PP) dan Praktik Mahir (PM).  Hasil kesimpulan diperoleh bahwa dengan terwujudnya perancangan (MTBM), maka mempelajari motif-motif tepak kendang jaipongan semakin mudah, efektif dan efisien karena dapat dilakukan di mana dan kapan saja berada tanpa harus berguru langsung ke pengendang aslinya. Hadirnya (MTBM) ini sebagai solusi terbaru cara belajar kendang jaipongan di era digital yang dapat diaplikasikan oleh seluruh pecinta dan pengajar kendang jaipongan baik dosen, mahasiswa, maupun masyarakat umum.
Efektivitas Pembelajaran Kontrapung Menggunakan Species Counterpoint Oriana Tio Parahita Nainggolan; Ovan Bagus Jatmika
PROMUSIKA Vol 8, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v1i2.4404

Abstract

Pembelajaran Kontrapung dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu stricht counterpoint dan free counterpoint. Pembelajaran Kontrapung dengan menggunakan stricht counterpoint dilakukan dengan menggunakan pendekatan species counterpoint. Species counterpoint adalah pendekatan dalam pembelajaran Kontrapung yang dilakukan dengan menggunakan lima langkah yang disebut sebagai species. Masing-masing species memiliki aturan-aturan yang harus diikuti untuk membuat melodi kontrapung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penggunaan species counterpoint pada pembelajaran Kontrapung di Program Studi S-1 Pendidikan Musik, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan species counterpointmeningkatkan efektivitas pembelajaran Kontrapung. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa dengan menggunakan species counterpoint, mahasiswa memiliki dasar pengetahuan konsep Kontrapung yang kuat, sehingga dapat membuat melodi kontrapung dengan baik dan benar. Selain itu, mahasiswa juga dapat mengerjakan pembuatan melodi kontrapung dengan cepat dan tepat.AbstractEffectiveness of Contrapung Learning using Species Counterpoint. Counterpoint learning is carried out using two methods, the strict counterpoint, and the free counterpoint. Counterpoint learning using the strict counterpoint is well known as a species counterpoint. Species counterpoint is an approach in counterpoint learning that is carried out using five steps known as species. Each species has rules that must be followed to create counterpoint melodies. This study aims to analyze the effectiveness of using counterpoint species in counterpoint learning in Program Studi S-1 Pendidikan Musik, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. This is a qualitative descriptive study. The data were gathered from observations, interviews, and research documentation. The results of this study indicate that the use of counterpoint species increases the effectiveness of counterpoint learning. Based on the results of observations and interviews, it is known that by using counterpoint species, students have a strong foundation of knowledge of the counterpoint concept, so that they can make a counterpoint melody properly and correctly. Besides that, students can also work on making counterpoint melodies quickly and precisely.Keywords: Counterpoint; species; strict; melody
Analisis Teknik Permainan Bagian Pertama Konserto Oboe dalam C Mayor karya Wolfgang Amadeus Mozart (1756- 1791) Afdhal Zikri
PROMUSIKA Vol 5, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v5i1.2284

Abstract

Teknik permainan oboe yang terkandung dalam Konserto C Major Oboe karya Mozart memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Teknik-tekniknya, khususnya fingering dan pernapasan tidaklah mudah untuk dicapai kecuali melalui latihan-latihan yang penuh disiplin dalam waktu yang tidak sebentar. Dengan tingkat kesulitan yang tinggi karya ini sering dipakai untuk audisi untuk orkestra yang berkelas internasional. Karya ini dimainkan oleh penulis saat menyelesaikan studi Sarjana di Jurusan Musik ISI Yogyakarta. Melalui penelitian ini penulis mencari pendekatan tekknik permainan dengan mencoba berbagai berbagai kemungkinan musikologis maupun teknis dalam menginterpretasikan karya ini.
Vocalista Harmonic Choir: Konsep dan Peran Show Choir Paduan Suara Tri Wahyu Widodo; Winarjo Sigro Tjaroko; Ferlian Anggy Setyawan
PROMUSIKA Vol 7, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v7i2.3368

Abstract

Fenomena Show Choir merupakan hal yang menarik dalam proses perkembangan sebuah kegiatan bermusik dalam bentuk paduan suara. Paduan suara merupakan proses musikal dalam bermain musik dengan cara menggabungkan beberapa suara yaitu Sopran, Alto, Tenor, dan Bass atau biasa disingkat dengan SATB. Proses olah suara dalam bentuk paduan suara sudah banyak diteliti, akan tetapi untuk proses pengolahan paduan suara sebagai pertunjukan yang menggunakan kososep Show Choir masih sangat jarang untuk dibahas. Istilah Show Choir muncul saat perlombaan pertunjukan paduan suara dan saat ini menjadi sebuah fenomena dalam festival paduan suara. Konsep Show Choir dapat membentuk sebuah paduan suara menjadi pertunjukan yang menarik jadi sangat penting bila diaplikasikan pada bagian proses pembelajaran paduan suara. Fenomena Show Choir biasanya dilakukan pada saat kompetisi atau lomba paduan suara. Jadi sangat perlu bagaimana untuk mengetahui sebuah konsep Show Choir pada paduan suara dalam festival choir. Konsep Show Choir sangat bermanfaat bagi para pemusik yang menggeluti bidang paduan suara. Selain itu memahami sebuah konsep Show Choir juga bermanfaat membentuk sebuah penampilan musik yang berupa paduan suara lebih menarik dan perlu diterapkan pada sebuah pembelajaran musik pada paduan suara baik untuk peserta didik baik tingkat anak-anak hingga tingkat professional, formal maupun non formalAbstractThe Show Choir phenomenon is an interesting thing in the process of developing a musical activity in the form of a choir. The choir is a musical process in playing music by combining several sounds namely Soprano, Alto, Tenor, and Bass or commonly abbreviated as SATB. The process of choir processing in the form of choirs has widely studied, but for the process of choir processing as a performance that uses the Show Choir concept is still very rare to be discussed. The term Show Choir emerged during the choir performance competition and is now a phenomenon in the choir festival. The concept of Show Choir can form a choir into an interesting show, so it is very important when applied to the choir learning process. The Show Choir phenomenon is usually carried out during a choir competition or competition. So it is very necessary how to find out a Show Choir concept on choir in choir festival. The concept of Show Choir is very useful for musicians who are in the field of choir. Besides understanding a Show Choir concept it is also useful to form a musical performance in the form of choir which is more interesting and needs to applied to music learning in the choir both for students at the level of children to professional, formal and non-formal.Keywords: show choir; choir; show
Perawatan Instrumen Horn di Jurusan Musik FSP ISI Yogyakarta Wahyudi Wahyudi
PROMUSIKA Vol 4, No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v4i2.2273

Abstract

Penelitian ini memfokuskan pada penggunaan dan perawatan instrumen Horn di Jurusan Musik FSP ISI Yogyakarta. Instrumen Horn memiliki komponen yang komplek terutama pada organologi. Kemudian jenis penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptis-analisitikal. Hasil penelitian adalah penggunaan instrumen yang terkontrol akan memudahkan dalam perawatan. Membersihkan karat yang menempel pada bagian dalam maupun luar dapat dilakukan dengan bahan kimia dan bahan tradisional.
Gagasan Ki Hajar Dewantara Tentang Kesenian dan Pendidikan Musik di Tamansiswa Yogyakarta Diah Uswatun Nurhayati
PROMUSIKA Vol 7, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v7i1.3165

Abstract

Perjalanan panjang gagasan pendidikan kesenian  yang sudah dilakukan Dewantara, sampai sekarang ternyata belum dapat membuat pendidikan tersebut mampu menarik perhatian para pengembang kurikulum pendidikan di Indonesia. Diawali dengan nama pendidikan kesenian, kemudian menjadi pendidikan seni, kerajinan tangan dan kesenian, saat ini dengan nama  Seni budaya dan ketrampilan, yang ruang lingkupnya terdiri dari seni musik, tari, rupa/lukis, dan teater. Dari riwayat kurikulum pendidikan kesenian ini, dapat diketahui bahwa  sebenarnya Indonesia belum dapat memunculkan ide pendidikan kesenian yang dapat menyentuh aspek cipta, rasa, karsa itu yang bagaimana, dan pendidikan musik yang dapat memenuhi standar kompetensi itu yang seperti apa. Hal-hal semacam inilah yang belum dapat dirumuskan oleh para pengembang pendidikan khususnya seni, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Oleh sebab itu, gagasan tentang kesenian khususnya musik dari Dewantara dapat dijadikan acuan sekaligus pedoman dalam mengembangkan pendidikan seni, kesenian atau seni budaya di Indonesia, karena kedudukan kesenian di dalam kebudayaan di seluruh dunia selalu terpakai sebagai ukuran untuk menetapkan rendah tingginya kebudayaan dari sesuatu bangsa.  Banyak pendapat bahwa kebudayaan adalah kesenian dan kesenian adalah kebudayaan. Kesenian salah satu bagian terpenting dari kebudayaan. Menghargai keluhuran bangsa adalah dengan mempelajari  keseniannya, karena ada kesenian ada penghormatan, tidak ada kesenian tidak ada penghargaan terhadap suatu bangsa. The long journey of the idea of art education that has been done by Dewantara, until now apparently has not been able to make the education able to attract the attention of curriculum developers in Indonesia. Beginning with the name of art education, then became art education, handicraft and art, currently under the name Art culture and skills, the scope of which consists of music, dance, visual / painting, and theater. From the history of this art education curriculum, it can be seen that in fact Indonesia has not been able to come up with an idea of art education that can touch the aspects of creativity, taste, what initiative, and music education that can meet such competency standards. Things like this that have not been able to be formulated by educational developers, especially art, both at the central and regional levels. Therefore, the idea of art, especially music from Dewantara can be used as a reference as well as a guideline in developing arts education, arts or cultural arts in Indonesia, because the position of art in cultures around the world is always used as a measure to determine the low or high culture of a nation. Many opinions that culture is art and art is culture. Art is one of the most important parts of culture. Respecting the nobility of a nation is to study its art, because there is art there is respect, there is no art there is no appreciation for a nation.Keywords: ideas, art, music
Konstruksi Aransemen Bagimu Negeri Melalui Penerapan Ilmu Harmoni dan Kontrapung Dasar Kaestri, Veronica Yoni; Widodo, Tri Wahyu
PROMUSIKA Vol 9, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v1i1.5776

Abstract

Artikel ini mengungkapkan proses aktivitas belajar mahasiswa dalam memahami ilmu harmoni dan kontrapung dasar dalam membentuk sebuah aransemen musik. Ilmu harmoni dan kontrapung merupakan ilmu dasar dalam memperlajari penyusunan nada. Dalam proses penyusunan nada terdapat pengetahuan akur, yang terbagi dalam empat suara yaitu sopran, alto, tenor dan bass tersusun secara horisontal. Unsur empat suara memiliki aturan-aturan yang berlaku dalam ilmu harmoni, sedangkan kontrapung dalam proses pembelajaran mempelajari kontrapung instrumental dengan tanganada diatonik dan termasuk dalam musik gaya polifonik. Artikel ini merupakan hasil penelitian proses aplikasi ilmu harmoni dan kontrapung dengan cara mempraktikan membuat aransemen lagu Bagimu Negeri.  Tujuan dari penelitian adalah mengajak mahasiswa dan memahami dalam mengaplikasikan ilmu harmoni dan kontrapung. Melalui cara eksperimen merupakan kegiatan dari proses membuat aransemen lagu Bagimu Negeri dengan pendekatan musikologi. Konstruksi aransemen musik melalui penerapan ilmu harmoni dan kontrapung dengan pendekatan musikologi bermanfaat untuk memberikan pengetahuan pada mahasiswa bagaimana mengaransemen lagu. Hasil akhir penelitian yaitu bagaimana mahasiswa praktik mengaransemen lagu menggunakan ilmu harmoni dan kontrapung yang mengkolaborasi antara ilmu harmoni dan kontrapung. Keterbatasan dalam penelitian ini belum mengungkap kontur dan tekstur harmoni dalam aplikasi aransemen musik. Oleh karena itu memerlukan studi yang lebih jauh kembali dalam memahami aplikasi harmoni dan kontrapung dalam proses aransemen.AbstractThe construction of the music arrangement Bagimu Negeri for the application of harmony and basic counterpunch. This article reveals the learning activity process of students of the S-1 Music Study Program of the Faculty of Performing Arts, Yogyakarta Indonesian Institute of Arts, in understanding the science of harmony and contra punt in forming a musical arrangement. The science of harmony and contra punt is a basic science in learning the preparation of tone. There is knowledge of getting along in composing the tone, divided into four sounds: soprano, alto, tenor, and bass arranged horizontally. Element four sounds have rules that apply in the science of harmony. At the same time, contra punt in the learning process learns instrumental contra punt with diatonic hands and in polyphonic style music. This article results from research in the application process of harmonic and counter punt science by making arrangements for songs for the country.  The study aims to invite students and understand in applying the science of harmony and contra punt. The way of experimentation is to make arrangements of songs for the country with a musical approach. Construction of music arrangements through the application of harmonic science and contra punt with a musicology approach is helpful for students to arrange songs. The final result of the study is how students practice arranging songs using the science of harmony and contra punt that collaborate between the science of harmony and contra punt. Limitations in this study have not revealed the contours and textures of harmony in musical arrangement applications. It, therefore, requires a further analysis back in understanding the application of harmony and contra punt in the arrangement process.Keywords: the science of harmony and contra punt; musical arrangements; Bagimu Negeri; Harmonic texture

Page 7 of 14 | Total Record : 136