cover
Contact Name
Tri Wahyu Widodo
Contact Email
notasi3@yahoo.co.id
Phone
+6287839174055
Journal Mail Official
promusika7@gmail.com
Editorial Address
Jurusan Musik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indoneisa Yogyakarta Jl. Parangtritis Km 6,5 Sewon Bantul Yogyakarta Telp: 0274-384108, 375380, fax: 0274-384108/0274-484928 HP: Hp. 087839174055
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
PROMUSIKA: Jurnal Pengkajian, Penyajian, dan Penciptaan Musik
ISSN : 2338039X     EISSN : 2477538X     DOI : https://doi.org/10.24821/promusika.v1i2
Core Subject : Art,
PROMUSIKA: Jurnal Pengkajian, Penyajian, dan Penciptaan Musik, focuses on the results of studies in the field of music, that its topics scope encompasses: Western Music Studies; History of music; Music theory/ analysis; Choir; Orchestra/ Ensemble/ Chamber Music; Composition/ Arrangement; Music Pedagogy/ education; Instrumental/ Vocal Studies; Music Technology; Popular/ folk Music; Music Esthetic/ philosophy
Articles 136 Documents
Vokalista Divina: Penerapan Eksistensi Transjender pada Paduan Suara Sebagai Sebuah Identitas Sosial Linda Sitinjak
PROMUSIKA Vol 4, No 1 (2016): April 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v4i1.2272

Abstract

Vocalista Divina adalah kelompok paduan suara di Semarang yang didukung oleh para penyanyi transjender. Keberadaan transjender selalu memicu pro dan kontra di kalangan masyarakat, khususnya di Indonesia, dan seringkali mereka ditentang oleh sebagian masyarakat tersebut. Namun demikian jika kita amati lebih cermat, para transjender sebenarnya telah dilegitimasi dan diinstitusionalkan melalui praktik kebudayaan seni-seni di Indonesia. Walaupun demikian tidak semua masyarakat di Indonesia dapat menerima keberadaan dan identitasnya. Suatu identitas kelompok, seperti terdapat pada Vokalista Divina, terbangun dari identitas individual para anggotanya. Pada peningkatan identitas positif terdapat tiga strategi dasar, yaitu mobilitas individual, kreativitas social, dan kompetisi social. Identitas kelompok tranjender dapat terlihat dari cara mereka menunjukkan eksistensinya. Ketika mereka terfokus pada aktivitasnya sendiri masyarakat dapat mengidentifikasi mereka melalui apa yang mereka lakukan. Walaupun sejumlah jumlah besar kelompok tranjender di Indonesia masih enggan menunjukkan identitasnya terdapat beberapa kelompok  yang mulai berasimilasi ke dalam aktivits seni di masyarakat, seperti khususnya kegiatan sen paduan suara. Menyadari kenyataan tersebut peneliti tertarik untuk mempelajari paduan suara transjender, Vokalista Divina, di kota Semarang. Keberadaan  transjender melalui aktivitas paduan suara telah menjadi identitas social mereka yang kini telah dimaklumi masyarakat. Guna mengungkap keberadaanya, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Melalui pendekatan ini telah diperoleh temuan-temuan yang komprehensif bahwa identitas transjender dapat dibangung  melalui mediasi aktivitas paduan suara. Malaupun eksistensi mereka belum sepenuhnya diterima masyarakat setiddak-tidaknya studi ini dapat menginspirasi kelompok-kelompok mereka yang lain untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang positif seperti halnya latihan paduan suara.
Pelatihan Pola Ritme Sebagai Strategi Peningkatan Kualitas Pembalajaran Mata Kuliah Instrumen Gitar di Jurusan Musik FSP ISI Yogyakarta Kustap, Kustap; Lubis, Ikhsan
PROMUSIKA Vol 7, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v7i1.2473

Abstract

Pola ritme merupakan elemen musik utama yang berkaitan langsung dengan gerakan waktu dalam musik, di mana waktu selalu bergerak dan mengatur kestabilan rasa musikal. Pola ritme sangat mentukan ketepatan hitungan dalam permainan gitar tunggal, dan bermain anasambel gitar. Pola ritme merukan objek material penelitian sedangkan proses pelatihan pola rime dalam pembelajaran mata kuliah instrumen gitar merupakan objek formal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan tindakan kelas dengan teknik pengupulan data triangulasi, sedangkan proses analisis data menggunakan model interaktif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah strategi latihan pola ritme yang disesuaikan dengan tanda sukat yang ada pada materi yang berupa lagu yang akan dilatih dengan instrumen gitar. moving and regulating musical stability. Rhythm patterns really determine the accuracy of counts in a single guitar game, and play guitar ensembles. Rhythm patterns are research material objects while the rime training process in learning guitar instrument subjects is a formal object. The method used in this study is a qualitative method and class action with the technique of collecting triangulation data, while the data analysis process uses an interactive model. The results obtained from this study are the rhythmic pattern training strategies that are tailored to the signs of sukat that are in the material in the form of songs that will be trained with guitar instruments.Keywords: Rhythm pattern; training; learning; guitar
Software sibelius: Eksplorasi Teknik Arransemen Lagu Indonesia Pusaka Karya Ismail Marzuki di Masa Pandemi Covid 19 mulyadi, hendrikus -; Supiarza, Hery
PROMUSIKA Vol 9, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v1i1.5296

Abstract

Penelitian ini mengkaji  eksplorasi teknik aransemen orkestrasi melalui penggunaan software sibelius pada lagu Indonesia Pusaka karya Ismail Marzuki. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi teknik dan keputusan yang perlu dilakukan dalam penyusunan aransemen dan untuk menguji keefektifan software sibelius dalam mendukung suatu orkestrasi. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan eksploratif. Analisis teks musik digunakan untuk mendapatkan gambaran umum terkait aspek musik dan teknis, sedangkan analisis data dilakukan melalui reduksi data. Dalam penelitian ini ditentukan 3 nara sumber utama untuk mendapatkan informasi mengenai tanggapan karya virtual aransemen Indonesia Pusaka di masa pandemic covid 19. Penelitian ini menemukan bahwa arransemen Indonesia Pusaka mewakili nasionalisme, keberagaman dan alternatif tontonan di masa pandemi, kemudian terdapat 3 elemen dasar dalam eksplorasi aransemen orkestrasi lagu Pusaka Indonesia, yaitu: 1) bentuk aransemen, 2) idiom musik yang dimunculkan, 3) Softwaresibelius memiliki tingkat kesesuaian yang tinggi. efisiensi dalam membantu siswa membuat aransemen dan orkestrasi, juga dapat membantu arranger untuk membuat aransemen orkestrasi tanpa harus melibatkan pemain musik. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi dunia pendidikan musik dalam penggunaan softwaremusik khususnya penggunaan sibelius untuk orkestrasi dan keperluan kreasi musik lainnya.AbstractSibelius Software: Exploration of The Technique of Arranging Indonesian Songs Pusaka by Ismail Marzuki in the Covid 19 Pandemic. This study examines orchestration arrangement techniques through Sibelius software in the song Indonesia Pusaka by Ismail Marzuki. This research aims to identify the methods and decisions that need to be arranged and test the Sibelius software’s effectiveness in supporting an orchestration. The method used is a qualitative method with an exploratory approach. Music text analysis is used to get an overview regarding musical and technical aspects, while data analysis is done through data reduction. In this study, three primary sources were determined to obtain information about the response to the virtual work of the Indonesian Pusaka arranger during the Covid 19 pandemic. This study found that the Indonesia Pusaka arrangement represented nationalism, diversity and alternative spectacle during the pandemic, then there were three essential elements in exploration. Pusaka Indonesia song orchestration arrangements, namely: 1) arrangement form, 2) musical idioms that appear, 3) Sibelius software has a high level of conformity. Efficiency in helping students make arrangements and orchestration can also help the arranger make orchestration arrangements without involving music players. This research can be a reference for the world of music education in the use of music software, especially the use of Sibelius for orchestration and other musical creation purposes.Keywords: exploration; arrangement; Indonesia Pusaka; Ismail Marzuki; Sibelius software
Proses Penyajian Kolaborasi Angklung dan Orkestra pada Aransemen Lagu Radetzky March Di SD Budi Mulia Dua Yogyakarta Wahyudi Wahyudi; Ayub Prestiyo
PROMUSIKA Vol 3, No 2 (2015): Oktober 2015
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v3i2.1699

Abstract

This researcch is focused on musical arrangement of the angklung and orchestra collaborative performcance process as a part of the Yogyakarta Second Budi Mulia Primary School extra curricular project. It is done within qualitative research frame work, and specifically approached through developmental method. That is a research process that study its subject as musical practitioners. This study concludes that the collaborative work of the angklung and orchestra would contribute to an interesting and innovative performance if it is supported by a good musical arrangement which is based on the angklung registers and the motoric skills of children
Pembelajaran Karawitan Liturgi Pada Kelompok Karawitan Remaja Gita Rarya Di Yogyakarta Agustina Ratri Probosini; Albertus Wisnu Aji Nugroh
PROMUSIKA Vol 6, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v6i1.3155

Abstract

Lagu model merupakan lagu yang digunakan sebagai media dalam mencapai pembelajaran berdasarkan tema. Yang menjadi kendala dalam proses penciptaan lagu adalah perbedaan kemampuan musikal mahasiswa antara latar belakang pendidikan musik dan mahasiswa di Prodi PG-PAUD. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan optimalisasi proses pembelajaran cipta lagu untuk pembelajaran anak usia dini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat II di kelas A, B, C, dan D yang berjumlah 59 orang mahasiswa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2015/2016, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa cara untuk mengoptimalkan penciptaan “Lagu Model” anak usia dini adalah melalui pembuatan sinopsis, pelaksanaan metode diskusi kolaboratif, apresiasi, serta pendokumentasian lagu dalam bentuk CD dan Buku. Dengan adanya metode yang tepat dalam mengoptimalkan proses pembelajaran, maka dapat meningkatkan kualitas lagu yang diciptakan oleh mahasiswa. One of the weekly Eucharist Celebrations (Mass) in Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (GHKTY) Pugeran is held using the instrument of gamelan as form enculturation church music. The existence of Gita Rarya as group of karawitan, established by FX. Wiyono, who is responsible for the mass instrument is one of the froms of the process lessons. Therefore, the aim of the research is to describe the liturgical karawitan in GHKTY Pugeran applied by karawitan teens group Gita Rarya and describe the learning process of liturgical karawitan on karawitan teens group Gita Rarya. This research is a qualitative research with didactic approach. To get written data, research library method is used. Meanwhile, the methods of observation, interview, and recording used for obtain oral data. The technique of sample taking from the available population is the technique of purposive sampling. This particular technique is used to aim the advanced depth of the study. The conclusion that can be delivered is that for over 10 years, the karawitan teenagers group Gita Rarya consistently take part in the implementation of Catholic liturgy and the progress in mastering the church instrument is used, especially the  tabuhanimbal technique . Gita Rarya have high taste in musicality and their existences as pengrawit in GHKTY Pugeran is strengthen because they perform their duties with pleasure.
PEMBELAJARAN KOMPOSISI UNTUK BIDANG KONSENTRASI POP-JAZZ DALAM KURIKULUM SARJANA MUSIK B. Koapaha, Royke
PROMUSIKA Vol 1, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/pro.v0i0.537

Abstract

This article is worked to support the undergraduate study program revitalization of Music Department, The Facuty of Performing Arts, ISI Yogyakarta, especially in developing creative industry weight through composition training into the Pop-Jazz subjects package, wich is one among the five elective sub competency packages provide by the curriculum. Basically, the author offers composition subject material that is estimated beneficial in developing creative industry in Pop-Jazz program of the Department Keywords: Creative industry, composition, pop-jazz
Performance as a Research Instrument: An Example from the Western European Baroque Edward C. Van Ness
PROMUSIKA : Jurnal Pengkajian, Penyajian, dan Penciptaan Musik Vol 5, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v5i2.2288

Abstract

In this paper, I discuss performance as a research instrument in Western European classical music.  I describe considerations and process leading to my performance of Corelli Op. 5 no. 12 "Follia" in the Indonesian Chamber Music Festival 2011 at ISI Yogyakarta Concert Hall.  Corelli's Follia (La Folia), as it is commonly known, is a canonized work which opens many professional violinist's recital programs. Its real identity has become marginalized and transformed through rather blind reliance on 19th-century editions by violinists who wished to adopt it to "mainline" romantic concepts of style and performance. This process of adaption has been characteristic of European classical music for centuries. Works of earlier times were reshaped both in performance and in print editions to fit prevailing musical tastes.  I chose to approximate an appropriate ensemble with modern instruments. Using a constructivist approach, I employed aspects of Baroque performance practice, especially in ornamentation and embellishment, along with manipulation of rhythmic elements and in a more spontaneous, and consciously contemporary manner.  I take the opportunity to contribute to productive dialogue regarding the role of performance at Music Department, the Faculty of Performing Arts, Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts, and qualitative research. I seek to open up our discourse to a wider understanding beyond the persistent positivist continues to approach the academic world in Indonesia as the only platform for research theory and method.  I suggest that this performance, like any other, is an informed adventure across time and space and that ethnomusicology and music are no longer separate worlds.
Bagatelle: Penciptaan Musik Dalam Format Duet Biola Dan Gitar Haris Natanael Sutaryo; Alexander Dewanta Candra Yogatama
PROMUSIKA Vol 8, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v1i1.3604

Abstract

Bagatelle berarti sebuah komposisi musik yang pendek untuk piano. Namun demikain, dalam perkembangannya komposisi bagatelle tidak terbatas hanya digubah untuk piano saja, melainkan juga sudah digubah untuk instrumen selain piano. Bentuknya  komposisinya adalah AB atau ABA. Pemakaian bentuk ABA biasanya untuk mewakili dua mood yang kontras antara yang ritmis A dengan yang B. Dengan kembalinya ke A karya ini bersifat melingkar, membuatnya balans dan simetris. Ide dalam penciptaan musik  bagatelle ini muncul  terinspirasi  dari ketertarikan penulis dalam menyaksikan Ujian kompentesi  di auditorium musik Fakultas Seni Pertunjukan ISI  Yogyakarta. Salah satu repertoar yang dibawakan Bagatelle untuk piano op. 3, op. 119  karya Beethoven. Menurut  pengamatan penulis bentuk musik bagatelle dari segi komposisinya sangat menarik, terdapat kebebasan dalam  mengungkapan ide-ide kreatif dan imajinatif komponisnya.  Perancangan komposisi bagatelle ini intinya menuangkan ide penulis dalam memadukan dua karakter instrument musik Biola dan Gitar, dengan penekanan pada penggarapan ritme, melodi dan  harmoni sehingga menjadi sebuah integritas. Hasil karya ini nantinya selain sebagai apresiasi musik di multimedia, juga sebagai salah satu materi  mata kuliah komposisi 1 pada prodi penciptaan musik FSP ISI Yogyakarta.AbstractBagatelle: The Creation of Music in Violin and Guitar Duet Format. Bagatelle is a short musical composition for piano. However, nowadays Bagatelle wrote not only for piano but for other instruments. The musical form of Bagatelle, either binary or ternary form. In the binary form of Bagatelle usually represents two contrasting rhythmic features which called A and B. This composition is a rondo, and it makes balance and symmetry. The idea of this Bagatelle inspired by Beethoven’s Bagatelle for solo piano Op. 119, no. 3. Bagatelle is an interesting musical composition because there is a freedom to representing the creative idea and imagination form the composer. The essence of its musical composition is representing the composer’s idea about two different characters of musical instruments: Violin and Guitar with emphasized the integration in rhythm, melody, and harmony. This Bagatelle not only can be used as a music appreciation but also as a material for Composition subject in Prodi Penciptaan Musik, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.Keywords: Bagatelle; violin and guitar; multimedia
Estetika Musik: Autonomis versus Heteronomis dan Konteks Sejarah Musik Sunarto Sunarto
PROMUSIKA Vol 4, No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v4i2.2278

Abstract

Estetika musik Barat telah dikaji sejak ratusan tahun, yang telah dimulai sejak sebelum Masehi. Dalam perjalanan sejarahnya tersebut telah mengalami berbagai perubahan ide atau konsep tentang estetika musik. Hal tersebut tidak bisa dilepaskan dari roh tiap zaman di mana musik itu hidup berdampingan dengan disiplin yang lain. Ide atau konsep estetika musik selalu dipengaruhi oleh hal-hal di luar musik itu sendiri, seperti: budaya, sosial, dan politik. Para tokoh estetika musik berdebat tentang estetika musik, sesuai dengan ideologi mereka masing-masing. Perdebatan tersebut mencapai puncaknya terjadi antara Eduard Hanslick dan Richard Wagner. Keduanya berbeda ideologi: Hanslick seorang akademi dan kritikus musik; sedang Wagner seorang komposer dan juga penulis musik. Perdebatan keduanya telah menghiasi iklim intelektual dalam bidang musik sejak era Romantik.
Bentuk Sonata Konserto Ritornello Klasik pada Gerakan Pertama Concerto in G for Flute karya W.A. Mozart (1756-1791) Andre Indrawan
PROMUSIKA Vol 7, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v7i2.3452

Abstract

This study analyzes the musical structure of classical ritornello of Mozart’s Concerto in G for Flute, K.131. Problem that is discussed here is where the changing spots of sonata form’s main sections happened in this Mozart work? The purpose is to gain an understanding of the application of sonata form in early ritornello classical concerto. To achieve the goal this study utilizes the theoretic-analytical method. Analitically, subject is reconstructed into parts to understand their relationship that leads into its formal unity as a compositional work. Theoretically, analysis findings are confirmed to theories of musical forms. Through this theoretic-analytical method this study concludes that even though composed in ritornello style this work applies the standard sonata Allegro form. Kajian ini menganalisis bentuk musik konserto ritornello klasik dari Concerto in G for Flute, K.131, karya W.A. Mozart. Permasalahan yang dibahas ialah di manakah titik-titik perubahan seksi-seksi utama bentuk sonata yang terjadi pada karya Mozart ini? Tujuan kajian ini ialah untuk memperoleh pengetahuan mengenai penerapan bentuk sonata pada konserto klasik awal yang bergaya ritornello. Guna mencapai tujuan tersebut kajian ini menerapkan metode analitikal-teoretis. Secara analitikal, karya ini didekonstruksi ke dalam bagian-bagian guna memahami keterkaitan bagian-bagian tersebut  yang membawa pada suatu kesatuan bentuk sebagai sebuah karya. Secara teoretik temuan dari analisis ini dikonfirmasikan pada teori-teori bentuk musik yang relevan. Melalui metode analitikal-teoretis tersebut kajian ini menyimpulkan bahwa walaupun terbingkai oleh gaya ritornello, karya ini menggunakan bentuk sonata Allegro.

Page 6 of 14 | Total Record : 136