cover
Contact Name
Tri Wahyu Widodo
Contact Email
notasi3@yahoo.co.id
Phone
+6287839174055
Journal Mail Official
promusika7@gmail.com
Editorial Address
Jurusan Musik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indoneisa Yogyakarta Jl. Parangtritis Km 6,5 Sewon Bantul Yogyakarta Telp: 0274-384108, 375380, fax: 0274-384108/0274-484928 HP: Hp. 087839174055
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
PROMUSIKA: Jurnal Pengkajian, Penyajian, dan Penciptaan Musik
ISSN : 2338039X     EISSN : 2477538X     DOI : https://doi.org/10.24821/promusika.v1i2
Core Subject : Art,
PROMUSIKA: Jurnal Pengkajian, Penyajian, dan Penciptaan Musik, focuses on the results of studies in the field of music, that its topics scope encompasses: Western Music Studies; History of music; Music theory/ analysis; Choir; Orchestra/ Ensemble/ Chamber Music; Composition/ Arrangement; Music Pedagogy/ education; Instrumental/ Vocal Studies; Music Technology; Popular/ folk Music; Music Esthetic/ philosophy
Articles 136 Documents
The Need Analysis of Music Department Students to Learn English by Using the Project-Based Approach with Song Lyrics Writing as Supporting Technique Prima Dona Hapsari
PROMUSIKA Vol 3, No 2 (2015): Oktober 2015
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v3i2.1700

Abstract

The modern education system and strategies to achieve competitiveness, collaboration, and creativity are being the main focus of Indonesian higher education. They actively give positive influence to English teachers at Indonesia Institute of the Arts of Yogyakarta who particularly seek for the appropriate technique in transferring English to art students who need English as their potential engagement to the world of arts and life. For a project-based approach becomes a part of English for Special Purposes, it has been, therefore, one of the alternative approaches proposed to music students for which English is necessarily needed to accommodate their competence. The need analysis of music students would be essential to find out the appropriate techniques to teach English to art students. Therefore, the research was aimed to analyze the need analysis of music students who did the song lyrics writing as the project in English learning and to find out the significant result of implementing the project in the English class of art students of Music Department. The research used qualitative method which addressesed to descriptive analysis. The subject of this research was students of music department who were divided into six groups consisting of four to five students each, and were selectively chosen based on the purposive-sample method. The research result could be well accepted that music students produced English song lyrics and performed it as well
Ragam Kendangan Jogedan dalam Wayang Wong Golek Menak Gaya Yogyakarta Lakon Bedhahing Ambarkustub: Garap dalam Iringan Tari anon suneko
PROMUSIKA Vol 6, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v6i1.2300

Abstract

Penelitian ini ini bertujuan untuk mengungkap beberapa hal dan permasalahan mengenai ragam kendangan jogedan wayang wong menak gaya Yogyakarta mengingat bahwa kemunculannya memiliki latar belakang  yang berhubungan dengan adanya 16 tipe karakter dalam wayang golek menak gaya Yogyakarta. Penelusuran dilakukan melalui  pengamatan yang detail terhadap intonasi, artikulasi, aksentuasi dan sekaran pada masing-masing jenis kendangan wayang golek menak dalam hubungannya identifikasi karakter tokoh beserta koreografinya. Bedhahing Ambarkustub merupakan salah satu pethilan cerita wayang golek menak yang digunakan sebagai sample penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sifat kualitatif dalam penelitian ini adalah untuk memaparkan adanya ragam kendangan jogedan beksa golek menak gaya Yogyakarta melalui penelusuran yang berdasarkan data-data yang otentik sekaligus menguji seberapa jauh garap kendangan jogedan dalam mendukung presentasi pertunjukan seni tari khususnya tari klasik gaya Yogyakarta. Kegiatan observasi akan mengungkap gambaran sistematis terhadap objek yang dipilih yakni wayang wong menak lakon Bedhahing Ambarkustub. Hasil penelusuran ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu karawitan khususnya gending beksan atau karawitan tari. Penulis berharap bahwa melalui penelitian secara mendalam tentang pakem kendangan jogedan menak gaya Yogyakarta ini, maka kelestarian dan perkembangan iringan wayang golek menak dapat berlangsung lebih dinamis This study aims to reveal a number of issues and problems regarding the variety of Yogyakarta-style wayang wong constraints given that its emergence has a background that relates to the existence of 16 types of characters in the puppet show that resemble the Yogyakarta style. The search was carried out through detailed observations of the intonation, articulation, accentuation and current in each type of fearful wayang golek in relation to identifying the character of the character and the choreography. Bedhahing Ambarkustub is one of the great examples of puppet stories used as a sample of this study. The method used in this research is qualitative method. The qualitative nature of this study is to explain the variety of jogedan beksa golek constraints that are Yogyakarta style through search based on authentic data while testing how far the jogedan ride is worked in supporting the presentation of dance performances, especially Yogyakarta style classical dance. Observation activities will reveal a systematic picture of the object chosen, namely the wayang wong, the play of Bedhahing Ambarkustub. These search results are expected to expand the study of karawitan science, especially music beksan or karawitan dance. The author hopes that through in-depth research on the design of the jogedan vehicle to be of the Yogyakarta style, the preservation and development of the great puppet show can take place more dynamically
METODE LIMA LANGKAH ARANSEMEN MUSIK Singgih Sanjaya, R.M.
PROMUSIKA Vol 1, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v0i0.538

Abstract

This study discusses a music arrangement methodological approach that is based on research and author’s ongoing experience run for more then twnry five years. The study is aimed at contributing a methodic guidance for those who concern with music arrangement. The research output of this study is a formulation of the five steps in music arrangement that encompass: arrangement concept, initial arrangement, creating new idea, further arrangement, and evaluation as well as revision.The author suggests that piano is the best instrument for arrangement and the arranger should actively hear the arrangements of various musical genres.Keywords: music arrangement, five steps, methodic guidance
Teknik Pembentukan Tone Colour pada Tangan Kanan dalam Permainan Instrumen Viola SURTI HADI; Galih Yoga Pratama
PROMUSIKA : Jurnal Pengkajian, Penyajian, dan Penciptaan Musik Vol 5, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v5i2.2289

Abstract

Artikel ini disarikan dari penelitian yang berjudul “Teknik Pembentukan Tone Colour Pada Tangan Kanan dalam Permainan Instrumen Viola”. Data penelitian ini didasarkan atas observasi lapangan terhadap pelaksanaan ujian praktik viola oleh para mahasiswa di Jurusan Musik, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Masalah yang dihadapi oleh mahasiswa peserta ujian adalah tentang bagaimanakah cara mencapai teknik yang dapat menghasilkan intonasi yang baik pada viola. Penelitian ini menggunakan metode kritikal dengan pendekatan teoritikal. Tujuan penelitian adalah untuk menawarkan solusi permasalahan teknis dalam menghasilkan kualitas intonasi yang baik pada viola. Melalui materi pembelajaran tone colour diharapkan mahasiswa viola dapat memperoleh solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar mahasiswa dapat menguasai teknik tangan kanan permainan viola melalui latihan-latihan bertahap yang telah disusun dalam materi pembelajaran teknik pembentukan tone colour.
Bentuk Penyajian Kesenian Rebana Grup Al-Hijrah dalam Acara Pernikahan di Kelurahan Karya Jaya Kecamatan Kertapati Palembang Retno Adhalia
PROMUSIKA Vol 8, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v1i1.4237

Abstract

Kesenian merupakan salah satu bagian dari kebudayaan. Kesenian sebagai bentuk aktifitas seni budaya yang harus tetap dilestarikan keberadaannya bagi kehidupan masyarakat yang harus dilestarikan sebagai budaya bangsa. Bentuk penyajian kesenian rebana di kelurahan Karya Jaya kecamatan Kertapati merupakan salah satu budaya yang dapat digunakan sebagai hiburan pada saat acara pernikahan.Penyajiannya yang sederhana pada musik dan penampilan grup Al-Hijrah. Dan saya tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul “Bentuk penyajian kesenian rebana grup Al-Hijrah dalam acara pernikahan di kelurahan Karya Jaya kecamatan Kertapati Palembang.” Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisis, yang menggunkan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi yang kemudian dianalisis dengan teknik analisis data kualitatif dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian mengenai kesenian rebana dalam acara pernikahan di kelurahan Karya Jaya kecamatan Kertapati Palembang, yaitu mendeskripsikan bagaimana bentuk penyajian kesenian rebana di kelurahan Karya Jaya kecamatan Kertapati Palembang pada acara pernikahan. Penampilan grup Al-Hijrah yaitu untuk penyambutan tamu undangan sebelum acara inti dimulai, dan dilanjutkan selesai acara inti hingga akhir acara. Agar kesenian rebana di kelurahan Karya Jaya kecamatan Kertapati dapat dikenal luas hendaknya mengajak anak-anak muda untuk mempelajari kesenian rebana dan melestarikannya.AbstractPerformance of Rebana Al-hijrah Group at Wedding at Karyaj Jaya Village, Palembang. Art is one part of the culture. Art as a form of cultural arts activities that must be preserved for the life of the community that must be preserved as the culture of the nation. The form of tambourine art presentation in Karya Jaya sub-district of Kertapati is one of the cultures that can use as entertainment during weddings. Its simple presentation to the music and performances of the al-Hijrah group. Moreover, The research very interested in doing this research with the title "Form of presentation of tambourine art al-Hijrah group in the wedding event in the village of Karya Jaya district Kertapati Palembang." The method used is descriptive qualitative method with analysis approach, which uses data collection techniques by observation, interview, and documentation which is then analyzed with qualitative data analysis and conclusion drawing techniques. The results of research on tambourine art in the wedding ceremony in the village of Karya Jaya district Kertapati Palembang, which describes how the form of presentation of tambourine art in the village of Karya Jaya district Kertapati Palembang at the wedding. Al-Hijrah group's performance was to welcome guests before the core event began, and continued to finish the core event until the end of the event. In order for tambourine art in Karya Jaya sub-district of Kertapati to be widely known, it should invite young people to learn tambourine art and preserve it.Kata kunci: Rebana; music
Soundscape: Musik dan Lingkungan Hidup Daniel de Fretes
PROMUSIKA Vol 4, No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v4i2.2279

Abstract

Pada pemikir terdahulu telah merumuskan bahwa musik adalah manifestasi dari suatu pertemuan yang intim antara manusia dengan alam semesta. Namun, peradaban masa kini mendesak manusia untuk mengeksploitasi alam semesta guna mencapai tujuan modernitas. Ekologi menawarkan berbagai wacana mengenai interkoneksi manusia dan alam semesta yang bersifat jaringan keterhubungan antara satu dengan yang lainnya. Perspektif ini hadir pula dalam musik, yaitu soundscape. Tulisan ini merupakan kajian pustaka yang mengedepankan wacana ekologi musik sebagai suatu alternatif dalam kajian maupun karya musik. Soundscape memberikan suatu wacana untuk meningkatkan kesadaran manusia terhadap suara-suara di lingkungan hidupnya sebagai suatu proses evaluatif guna mencapai tatanan masyarakat yang berkelanjutan.
Orkes Keroncong Nada Kasih di Yogyakarta dan Peranannya dalam Melestarikan Nasionalisme Musik Keroncong Wisnu Mintargo; Iwan Budi Santoso; Andre Indrawan
PROMUSIKA Vol 7, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v7i2.3532

Abstract

This study examines the activities of the Orkes Keroncong (OK) Nada Kasih conducted by Fx Supardi who has given a positive impact on the development of Keroncong music in the Sleman Regency of Yogyakarta. This research reveals how the efforts made by Fx Supardi with his OK Nada Kasih in conserving the keroncong music. To answer these problems, this study utilizes descriptive qualitative methods. This study concludes that the OK Nada Kasih’s programs aim to conserve and develop keroncong music so that it will be favored by the Indonesian community, especially the younger generation. Its program that encompasses public performances, social gatherings, and other social activities has made this band continues to work as the potential keroncong orchestra. By consistently developing as well as disseminating its keroncong music repertoire this band has given a great contribution to public services in strengthening national identity so that public services in developing the nation have chronologically improved. The Penelitian ini mengkaji aktivitas Orkes Keroncong (OK) Nada Kasih pimpinan Fx Supardi yang telah memberikan dampak positif pada perkembangan musik Keroncong di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini mengungkap bagaimana upaya yang dilakukan Fx Supardi dengan OKNada Kasih-nya dalam melestarikan musik keroncong. Untuk menjawab masalah ini, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Studi ini menyimpulkan bahwa program-program OK Nada Kasih bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan musik keroncong sehingga akan disukai oleh masyarakat Indonesia, terutama generasi muda. Program-programnya yang meliputi pertunjukan publik, pertemuan sosial, dan kegiatan sosial lainnya telah membuat kelompok musik ini terus bekerja sebagai orkestra keroncong yang potensial. Dengan secara konsisten mengembangkan serta menyebarkan repertoar musik keroncongnya, OK Nada Kasih ini telah memberikan kontribusi yang besar terhadap layanan publik dalam memperkuat identitas nasional. Sehubungan dengan itu layanan publik dalam membangun bangsa telah meningkat secara kronologis.
Mata Kuliah Musik Pop dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi Seni di Indonesia Hari Sasongko
PROMUSIKA Vol 4, No 1 (2016): April 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v4i1.2269

Abstract

Musik pop adalah suatu genre yang sangat dekat dengan televisi. Melalui televisi, musik ini menjadi tak terpisahkan dengan massa. Musik ini juga merupakan mass culture karena diproduksi secara massal bagi masyarakat yang masif. Musik pop merupakan musik  hiburan. Dari hiburan itu orang memperoleh  kesenangan. Selain itu, musik ini juga berorientasi pada keuntungan karena diciptakan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pasar. Oleh karena diciptakan untuk kepentingan massa, maka tidak mengherankan jika musik ini memiliki syair yang mudah dihafal, alunan melodi dan progresi akord yang sederhana, serta bersifat fleksibel, dalam arti mudah beradaptasi dengan jenis-jenis musik yang lain. Masalahnya adalah dengan karakteristik seperti ini dapatkah musik yang ‘main-main’, yang tampil dengan tujuan menghibur ini ‘diangkat’ menjadi materi baku di dalam kurikulum pendidikan tinggi yang tentu saja bersifat serius sesuai dengan karakter ilmu pendidikan?  Jika memang harus dilakukan, maka sifat kependidikannya harus disesuaikan dengan karakter musik ini: semakin sederhana, semakin baik. Semakin baik lagi jika mampu membangun relasi dengan acara di televisi.
Penerapan Teknik Empat Mallet Pada Lagu Tambourin Paraphrase Untuk Solo Marimba Karya Keiko Abe Pradana, Ridhlo Gusti; Salim, Agus; Santoso, YC Budi
PROMUSIKA Vol 6, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v6i2.2477

Abstract

Teknik empat mallet sudah tidak asing lagi dalam dunia musik khususnya pada musik perkusi melodis ( definite ) seperti, marimba, vibraphone. Penjabaran dalam karya tulis ini adalah tentang penerapan teknik empat mallet pada lagu Tambourin Paraprase for Solo Marimba karya Keiko Abe.Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat umum dan mahasiswa ISI Yogyakarta khususnya mengenai permainan marimba dengan menggunakan teknik empat mallet.Proses penerapan teknik empat mallet pada lagu Tambourin Paraprase for Solo Marimba menggunakan berbagai teknik seperti, tradisional roll, independen roll, shaft mallet, dead mallet dan termasuk dalam hal pemilihan mallet. Hal itu sangatlah penting karena justru dari teknik tersebut setiap karya musik khususnya marimba yang dimainkan hasilnya akan menjadi lebih baik dan lebih hidup. Four-mallet technique is no stranger to the world of music, especially the melodic percussion instruments (definite) such as, marimba, vibraphone. Elaboration in this paper is on the application of four-mallet technique on songs Tambourin Paraprase for Solo Marimba  work Keiko Abe.This thesis aims to provide information to the general public and students of ISI in particular regarding the practicing marimba using four techniques mallet.Process application of techniques four mallet on track Tambourin Paraprase for Solo Marimba using various techniques such as traditional, roll, independent roll, shaft mallet, mallet dead and included in the selection mallet. It is important because precisely of these techniques every piece of music especially played marimba result will be better and more alive.KeywordsFour mallet technique;  tambourine Paraphrase for Solo Marimba.
Implementasi Materi Musik Berdasarkan Kurikulum Tematik 2013 Sekolah Dasar di Kecamatan Sewon Bantul Yogyakarta Yunita, Ayu Tresna; Prasetiyo, Ayub; Astanta, Aditya Tri Anggara
PROMUSIKA Vol 9, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v9i1.5774

Abstract

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013, maka sekolah dari tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Tingkat Atas mulai memberlakukan kurikulum 2013. Kurikulum tematik  2013 untuk  Sekolah Dasar terdiri dari kompetensi inti dan kompetensi dasar. Pembelajaran seni khususnya seni musik termasuk dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBDP). Penelitian tentang implementasi pelajaran seni musik berdasarkan kurikulum tematik 2013 di sekolah dasar yang berada di kecamatan Sewon Bantul Yogyakarta bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pengajaran pendidikan SBDP khususnya seni musik dan apakah hasil kompetensinya bisa tercapai. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Tujuh Sekolah Dasar diambil sebagai sampel populasi dari total duapuluh tiga Sekolah Dasar di Kecamatan Sewon, Bantul, Yogyakarta. Informasi informasi dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Pengajaran SBDP seni musik yang diajarkan oleh guru kelas, hasilnya belum sesuai dengan capaian kompetensi pada kurikulum 2013. Hal ini antara lain disebabkan karena kurang adanya pelatihan atau diklat tentang pengajaran seni musik sekolah dasar bagi guru kelas dan guru pengampu SBDP tidak memiliki latar belakang pendidikan seni khususnya seni musik. Kendala dan kesulitan bisa diatasi antara lain dengan membuat metode atau modul pengajaran music untuk sekolah dasar, mengadakan workshop, seminar dan pelatihan seni musik.AbstractImplementation of Music Material Teaching Based on Thematic Curriculum 2013 in Elementary School in Sewon Bantul District, Yogyakarta. Based on the Regulation of the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia No. 81A of 2013 concerning the Implementation of the 2013 Curriculum, schools from Elementary to Senior High level began to apply the 2013 Curriculum. The 2013 thematic curriculum for Elementary School consists of core competencies and essential competencies. Learning art, especially music, is included in Cultural Arts and Crafts (SBDP). Research on the implementation of music lessons based on the 2013 thematic curriculum in several elementary schools in the Sewon district of Bantul Yogyakarta aimed to find out how SBDP education teaching, especially the art of music, and whether the competency result by achieved. This study used quantitative research methods. Seven out of twenty-three elementary schools were chosen as population samples in Sewon District, Bantul, Yogyakarta. Information was collected using questionnaires and interviews. The results of SBDP teaching of music art taught by classroom teachers are not following the competency achievements in the 2013 curriculum. The partly due to the lack of training or education and training on teaching music art for elementary school teachers, and SBDP teachers themselves do not have an art education background, especially music. This paper suggested solutions to overcome obstacles and difficulties by making methods or modules for teaching music at the elementary school level, holding workshops, seminars, or training in the art of musicKeywords: implementation; 2013 curriculum; music

Page 8 of 14 | Total Record : 136