cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Indonesian Journal of Conservation
ISSN : 22529195     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
The Indonesian Journal of Conservation [p-ISSN 2252-9195] is a journal that publishes research articles and conservation-themed conservation studies, including biodiversity conservation, waste management, green architecture and internal transportation, clean energy, art conservation, ethics, and culture, and conservation cadres
Arjuna Subject : -
Articles 319 Documents
SURVEI AWAL KEANEKARAGAMAN ORDO ANURA DI DESA KETENGER, BATU RADEN, JAWA TENGAH Ratna P, I.G.A Ayu; Wijaya, E.A.P Willy
Indonesian Journal of Conservation Vol 2, No 1 (2013): IJC
Publisher : Indonesian Journal of Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketenger, Batu Raden is located on the southern slope of Mount Slamet, Central Java. The Anuran’s biodiversity in this area is assumed to be high since Ketenger is relatively undisturbed and has many locations that suitable as Anuran’s habitast.The aim of this research was to study kind of anurans in Ketenger, Batu Raden, as the preliminary data for the further research. The survey was conducted on June – July 2013, using Visual Encounter Survey (VES) method. Thirtheen anurans, from five families, were recorded during the survey. They were Leptobrachium hasseltii, Microhyla achatina, Limnonectes kuhlii, Limnonectes microdiscus, Fejervarya limnocharis, Rana chalconota, Rana hosii, Huia masonii, Rhacoporus reinwardtii, Polypedates leucomystax, Philautus aurifasciatus, Phrynoidis aspera dan Duttaphrynus melanosticus. Three species, Huia masonii, Limnonectes kuhlii and Microhyla achatina,were known as endemic species of Java. Desa Ketenger, Batu Raden terletak di sebelah selatan kaki Gunung Slamet, Jawa Tengah. Daerah ini memiliki wilayah hutan yang relatif masih alami dan beberapa wilayah yang sesuai dengan habitat Anura, sehingga diduga keanekaragaman Anura di daerah ini tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis Anura di Desa Ketenger, Batu Raden, sebagai data awal untuk penelitian selanjutnya. Survei dilakukan pada bulan Juni – Juli 2013 dengan menggunakan metode Visual Encounter Survey (VES). Total ditemukan 13 spesies anggota ordo Anura, yang termasuk dalam 5 famili. Jenis-jenis Anura tersebut antara lain: Leptobrachium hasseltii, Microhyla achatina, Limnonectes kuhlii, Limnonectes microdiscus, Fejervarya limnocharis, Rana chalconota, Rana hosii, Huia masonii, Rhacoporus reinwardtii, Polypedates leucomystax, Philautus aurifasciatus, Phrynoidis aspera dan Duttaphrynus melanosticus. Tiga jenis Anura, yaitu Huia masonii, Limnonectes kuhlii dan Microhyla achatina merupakan spesies endemik Jawa. 
STUDI KARAKTERISTIK BENTUK PADA PERUMAHAN KOLONIAL SAGAN YOGYAKARTA Wihardyanto, Dimas; Haryadi, Agus; Marasabessy, Firdawaty
Indonesian Journal of Conservation Vol 4, No 1 (2015): IJC
Publisher : Indonesian Journal of Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sagan is a residential estate ambtenaar (government officials) Dutch working in the governors office (resident wooningen) and has a high historical value for the Indonesian people because during the United Republic of Indonesia became the area housing the home office ministers and high state officials. The purpose of this study is to assess aspects of form (form) as part of the overall aspects of the existing architecture in colonial housing in Sagan, so the idea of the architecture of the colonial housing in Sagan can be more complete to support the preservation of residential buildings of the colonial. This research uses the interpretative approach to historical research in which researchers used to reconstruct the shape of the initial interpretation of residential buildings colonial. Results researchers found that the principle of form in residential buildings in the colonial housing Sagan did not differ with the principle of spatial residential buildings in Sagan colonial and colonial residential buildings in general. It was seen from the separation of the owner with a housekeeper who is realized by division of residential buildings into the building core (hoofdgebouw), service building (bijgebouw) and breezeway that connects the two. Besides the principles of different structures on each part of the colonial residential buildings in Sagan believed to be the most essential thing to know the characteristics of the colonial forms of residential buildings in Sagan. Sagan merupakan kawasan rumah tinggal amtenaar (pegawai pemerintahan) Belanda yang bekerja di kantor gubernur (residenwooningen) dan memiliki nilai historis yang tinggi bagi Bangsa Indonesia karena pada masa Republik Indonesia Serikat perumahan ini menjadi kawasan rumah dinas menteri dan pejabat tinggi negara. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji aspek bentuk (form) sebagai bagian dari keseluruhan aspek arsitektur yang ada pada perumahan kolonial di Sagan, sehingga ide arsitektur dari perumahan kolonial di Sagan dapat semakin lengkap guna mendukung pelestarian bangunan rumah tinggal kolonial. Penelitian ini menggunakan pendekatan interpretativehistoricalresearch dimana peneliti menggunakan interpretasinya untuk merekonstruksi bentuk awal bangunan rumah tinggal kolonial. Hasil peneliti menemukan bahwa prinsip bentuk pada bangunan rumah tinggal di perumahan kolonial Sagan tidak berbeda dengan prinsip tata ruang bangunan rumah tinggal kolonial di Sagan maupun bangunan rumah tinggal kolonial pada umumnya. Hal itu terlihat dari pemisahan pemilik dengan pembantu rumah tangga yang diwujudkan dengan pembagian bangunan rumah tinggal menjadi bangunan inti (hoofdgebouw), bangunan servis (bijgebouw) dan selasar yang menghubungkan keduanya. Selain itu prinsip-prinsip struktur yang berbeda pada tiap-tiap bagian bangunan rumah tinggal kolonial di Sagan diduga menjadi hal yang paling pokok untuk mengetahui karakteristik bentuk bangunan rumah tinggal kolonial di Sagan. Sagan merupakan kawasan rumah tinggal amtenaar (pegawai pemerintahan) Belanda yang bekerja di kantor gubernur (residenwooningen) dan memiliki nilai historis yang tinggi bagi Bangsa Indonesia karena pada masa Republik Indonesia Serikat perumahan ini menjadi kawasan rumah dinas menteri dan pejabat tinggi negara. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji aspek bentuk (form) sebagai bagian dari keseluruhan aspek arsitektur yang ada pada perumahan kolonial di Sagan, sehingga ide arsitektur dari perumahan kolonial di Sagan dapat semakin lengkap guna mendukung pelestarian bangunan rumah tinggal kolonial. Penelitian ini menggunakan pendekatan interpretativehistoricalresearch dimana peneliti menggunakan interpretasinya untuk merekonstruksi bentuk awal bangunan rumah tinggal kolonial. Hasil peneliti menemukan bahwa prinsip bentuk pada bangunan rumah tinggal di perumahan kolonial Sagan tidak berbeda dengan prinsip tata ruang bangunan rumah tinggal kolonial di Sagan maupun bangunan rumah tinggal kolonial pada umumnya. Hal itu terlihat dari pemisahan pemilik dengan pembantu rumah tangga yang diwujudkan dengan pembagian bangunan rumah tinggal menjadi bangunan inti (hoofdgebouw), bangunan servis (bijgebouw) dan selasar yang menghubungkan keduanya. Selain itu prinsip-prinsip struktur yang berbeda pada tiap-tiap bagian bangunan rumah tinggal kolonial di Sagan diduga menjadi hal yang paling pokok untuk mengetahui karakteristik bentuk bangunan rumah tinggal kolonial di Sagan. 
EVALUASI PARTISIPASI SISWA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENDUKUNG PROGRAM SEKOLAH ADIWIYATA Widiyaningrum, Priyantini; Lisdiana, Lisdiana; Purwantoyo, Eling
Indonesian Journal of Conservation Vol 4, No 1 (2015): IJC
Publisher : Indonesian Journal of Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research was conducted in conjunction with the grant of IbM activities 2015 about waste management school. Partner program is SMAN 12 and SMAN 13 Semarang. The objective research was to describe implementation of activities, as well as to evaluating the level of student participation in waste management school. Respondents were determined by purposive. They are students members of the Scientific Work of Youth, which is involved in the implementation of this program. Each school was taken a sample of 50 students. Description of the implementation of the waste management program is presented in narrative.   Student participation was measured using (1) questionnaire to collect information about students participation in implementing the principles of the 3R waste management (reduce; reuse, recycle); and (2) multiple choice questions to gather information about the basic knowledge of the students to 3R waste management principles.  The data were tabulated and analyzed descriptively. The results showed that the program IbM in both partner schools already performing well, realizing home composting organic waste that can process at school. The existence of home composting to support Adiwiyata program. The level of student participation in school waste management is quite active with an average score of 164.67 (SMAN 12) and 168.33 (SMAN 13). Similarly, the level of students knowledge in waste management in the category enough with a score of 15.6 (SMAN 12) and 14.8 (SMAN 13). Penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan hibah IbM  DIKTI tahun 2015 sebagai kelanjutan program sebelumnya. Mitra program adalah SMAN 12 dan SMAN 13 Semarang,  Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan implementasi kegiatan, serta mengevaluasi sejauh mana tingkat partisipasi siswa dalam pengelolaan sampah sekolah. Responden ditentukan secara purposive, yaitu siswa anggota KIR (Karya Ilmiah Remaja) sekolah yang dilibatkan dalam pelaksanaan program, masing-masing sekolah sebanyak 50 siswa. Deskripsi implementasi program pengelolaan sampah disajikan secara naratif. Instrumen yang digunakan untuk mengukur partisipasi siswa terdiri dari (1) lembar kuesioner untuk mengumpulkan informasi sejauh mana partisipasi siswa dalam menerapkan prinsip 3R (reduce; reuse, dan recycle); (2) lembar pertanyaan multiple choice untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dasar yang dimiliki siswa terhadap prinsip 3R dalam pengelolaan sampah. Data kuantitatif yang terkumpul ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif menggunakan acuan skala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program  IbM tahun 2014 dan 2015 di kedua sekolah mitra mencapai target yang ditetapkan yaitu mewujudkan rumah kompos yang mampu mengolah sampah organik sekolah dan mendukung program sekolah Adiwiyata. Tingkat partisipasi siswa dalam pengelolaan sampah sekolah tergolong cukup aktif dengan skor-rata-rata  164,67 (SMAN 12) dan 168,33 (SMAN 13).  Demikian pula tingkat pengetahuan siswa dalam mengelola sampah  masuk kategori cukup  dengan skor  15,6 (SMAN 12) dan 14,8 (SMAN 13). 
KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR BANDANG DI KECAMATAN WELAHAN KABUPATEN JEPARA Aji, Ananto
Indonesian Journal of Conservation Vol 4, No 1 (2015): IJC
Publisher : Indonesian Journal of Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims to evaluate preparedness level of Welahan’s people in facing flood disaster, either pre-disaster, during and after the disaster happened. The research was conducted in Welahan and Ketileng Singolelo Village, which are the worst affected area in 2014. Research population was the flood victims with relatively homogenous condition. Total samples were 30 respondents (15 persons from Welahan Village and the rest from Ketileng Singolelo Village) whose randomly chosen. Beside conducted interview with the community, it done also for some key persons from community and Regional Board of Disaster Management (BPBD) officer of Jepara Regency. Interview method by in-depth interview. While the data collected was being analyzed by descriptive statistic percentage.The research result showed that preparedness level of Welahan and Ketileng Singolelo community in pre-disaster was low, even very low, according to local officer. While in stage “during a disaster” and “post-disaster”, it could be categorized as medium level. Flood disaster preparedness level which is still in the low range - need to be improved so that in the future they will become more alert and even tough in facing future disaster. Welahan and Ketileng Singolelo Village are potential to become alerted village and even become a tough village against floods. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kesiapsiagaan masyarakat Kecamatan Welahan dalam menghadapi bencana banjir, baik pada saat pra bencana, ketika bencana, dan setelah bencana terjadi. Penelitian dilakukan di Desa Welahan dan Desa Ketileng Singolelo, yang merupakan desa terpapar banjir paling parah pada awal tahun 2014. Populasi penelitian adalah masyarakat yang menjadi korban banjir bandang dengan kondisi relatif homogen, dengan jumlah sampel 30 responden (15 warga Desa Welahan dan 15 warga Desa Ketileng Singolelo) yang ditentukan secara acak. Disamping wawancara terhadap warga, wawancara juga dilakukan terhadap narasumber yang meliputi tokoh masyarakat dan BPBD Kabupaten Jepara. Teknik wawancana dilakukan secara mendalam (indept interview). Data yang terkumpul dianalisis menggunakan statistik deskriptif persentase.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapsiagaan masyarakat Desa Welahan dan Desa Ketileng Singolelo pada tahap pra bencana tergolong rendah, bahkan menurut narasumber (perangkat desa) tergolong sangat rendah. Pada tahap bencana (tanggap darurat) dan pasca bencana (rekonstruksi dan rehabilitasi) tergolong sedang. Kesiapsiagaan terhadap bencana banjir yang masih pada kisaran rendah – sedang tersebut perlu ditingkatkan agar pada masa datang masyarakat lebih siaga dan bahkan tangguh dalam menghadapi bencana. Desa Welahan dan Desa Ketileng Singolelo berpotensi menjadi menjadi desa siaga dan bahkan menjadi desa tangguh bencana banjir. 
ANALISIS EMISI CO2 ANTROPOGENIK RUMAH TANGGA DI KELURAHAN PATUKANGAN, PEKAUMAN DAN BALOK, KABUPATEN KENDAL Indrawati, Ervina Dwi; Hermawan, Hermawan; Huboyo, Haryono Setyo
Indonesian Journal of Conservation Vol 4, No 1 (2015): IJC
Publisher : Indonesian Journal of Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Household activities such settlements directly or indirectly, has the potential to generate carbon gas emissions , especially carbon dioxide ( CO2 ) . The CO2 emissions resulting from the use of vehicle fuel is gasoline , cooking activities that use LPG and the use of household electrical appliances sourced from electrical energy . This study aims to quantifying the amount of energy consumption of gasoline , LPG and electric home appliances, Quantifying the amount of CO2 emissions resulting from the use of these energy sources, knowing public awareness through the actions / behaviors in an effort to reduce CO2 emissions resulting from anthropogenic household. The results of analysis showed that the Village Patukangan which is village with the highest density produces the largest total CO2 emissions ( 43 % ) compared Pekauman region ( 31 % ) and Balok ( 26 % ) . CO2 emissions are influenced by the amount of energy consumption and the number of households ( head of family ) that exist in the study area . Public awareness of efforts to reduce anthropogenic CO2 emissions are generated in household electricity consumption savings behavior through actions turn out the lights on during the day ( 93 % ) , unplug the socket when finished using electronic equipment ( 60 % ) and open the windows during the day ( 70 % ) . While the act of planting a tree in only 58 % of respondents to take concrete steps need green movement around the environment . Aktifitas rumah tangga permukiman tersebut secara langsung maupun tidak langsung berpotensi menghasilkan emisi gas karbon, khusunya gas karbondioksida (CO2). Emisi CO2 tersebut dihasilkan dari penggunaan bahan bakar kendaraan yaitu bensin, kegiatan memasak yang menggunakan elpiji dan penggunaan peralatan listrik rumah tangga yang bersumber dari energi listrik.               Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengkuantifikasi jumlah konsumsi energi dari penggunaan bensin, elpiji dan listrik rumah tangga. (2) Mengkuantifikasi jumlah emisi gas CO2 yang dihasilkan dari penggunaan sumber energi tersebut. (3) Mengetahui kepedulian masyarakat melalui tindakan/perilaku dalam upaya mengurangi emisi gas CO2 yang dihasilkan dari antropogenik rumah tangga. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa Kelurahan Patukangan yang merupakan kelurahan dengan kepadatan tertinggi menghasilkan total emisi CO2 terbesar (43%) dibandingkan wilayah Pekauman (31%) dan Balok (26%). Emisi CO2 yang dihasilkan dipengaruhi oleh jumlah konsumsi energi dan jumlah KK (Kepala Keluarga) yang ada di wilayah penelitian. Kepedulian masyarakat terhadap upaya mengurangi emisi CO2 antropogenik rumah tangga ditunjukkan dalam perilaku penghematan konsumsi listrik melalui tindakan mematikan lampu pada siang hari (93%), mencabut stop kontak apabila selesai menggunakan peralatan elektronik (60%) dan membuka jendela pada waktu siang hari (70%). Sedangkan tindakan dalam penanaman pohon hanya 58% responden melakukan tindakan nyata perlunya gerakan penghijauan di sekitar lingkungannya. 
PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT MELALUI BANK SAMPAH Saputro, Yusa Eko; Kismartini, Kismartini; Syafrudin, Syafrudin
Indonesian Journal of Conservation Vol 4, No 1 (2015): IJC
Publisher : Indonesian Journal of Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Implementation of waste banks in principle is one of social engineering to urge people to sort out waste. Through the waste bank finally found one innovative solution to "force" people to sort the waste. By equating waste for money or valuable items that can be saved, people eventually educated to appreciate the waste according to the type and value that they want to sort out the garbage. This research first aim is to analyze the management of Waste Bank of Kelompok Peduli Lingkungan Serasi Kelurahan Sidomulyo in terms of the technical aspects of operational, institutional, legal aspects, finance and community participation aspects. The second one is to analyze social, economic and environment impact of Waste Bank of Kelompok Peduli Lingkungan Serasi Kelurahan Sidomulyo. The methods used are both qualitative and quantitative. Data collected by observation in the field, as well as conduct in-depth interviews to informants and by questionnaire to respondents. The analysis was performed by descriptive qualitative. From the research results that based on the technical aspect of operational, institutional aspect, legal aspect, financial aspect and community participation aspect, management of Waste Bank of Kelompok Peduli Lingkungan Serasi Kelurahan Sidomulyo already quite good although there are still some technical problems in the field and there are positive social, economic and environmental impact of Waste Bank of Kelompok Peduli Lingkungan Serasi Kelurahan Sidomulyo. Pelaksanaan bank sampah pada prinsipnya adalah salah satu rekayasa sosial untuk mengajak masyarakat memilah sampah. Melalui bank sampah akhirnya ditemukan salah satu solusi inovatif untuk “memaksa” masyarakat untuk memilah sampah. Dengan menyamakan sampah secara uang atau barang berharga yang dapat ditabung, masyarakat akhirnya terdidik untuk menghargai sampah sesuai jenis dan nilainya sehingga mereka mau memilah sampah. Penelitian ini, pertama, bertujuan untuk menganalisis pengelolaan Bank Sampah Kelompok Peduli Lingkungan Serasi Kelurahan Sidomulyo Kabupaten Semarang ditinjau dari aspek teknis operasional, aspek kelembagaan, aspek hukum, aspek pembiayaan dan aspek peran serta masyarakat. Tujuan kedua adalah untuk menganalisis dampak sosial, ekonomi dan lingkungan Bank Sampah Kelompok Peduli Lingkungan Serasi Kelurahan Sidomulyo. Metode yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui observasi di lapangan, serta melakukan wawancara mendalam kepada informan dan dengan kuesioner kepada responden. Analisis dilakukan oleh deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian yang berdasarkan pada aspek teknis, aspek operasional kelembagaan, aspek hukum, aspek finansial dan aspek partisipasi masyarakat, manajemen Bank Sampah dari Kelompok Peduli Lingkungan Serasi Kelurahan Sidomulyo sudah cukup baik meskipun masih ada beberapa masalah teknis di lapangan dan terdapat dampak sosial, ekonomi dan lingkungan yang bersifat positif dari Bank Sampah Kelompok Peduli lingkungan Serasi Kelurahan Sidomulyo. 
RANCANGAN NORMALISASI STRUKTUR TABEL PENANAMAN PADA DATABASE SISTEM MONITORING PENANAMAN POHON UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Arfriandi, Arief
Indonesian Journal of Conservation Vol 4, No 1 (2015): IJC
Publisher : Indonesian Journal of Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semarang State University constantly plays its role in conservation in implementation conservation pillars. In terms of biological diversity, the new students of Semarang State University are responsible for planting seeds. As a surveillance effort to their responsibility. Conservation Development Board has developed tree planting information systems. This system is called Tree Planting Monitoring Information System or Siomon. The information system whose web address http://siomon.unnes.ac.id becomes a means for the students to report and monitor the tree planting. However, the database structure of Siomon must be synchronized to the students’ personal data system or myunnes. In order to solve that issue, Siomon database synchronization is necessary to be conducted. This study is a means to repair Siomon as a real form of implementation of conservation within the State University of Semarang. From the above problems, formulation of the problem in this research is how to design the normalization of the database table structure planting Siomon to be in sync with the tables structure myunnes. In this study the Research and Development exploited to produce an information system that is easy, practical, and informative. In more operational, in this study, all four stages are outlined in three main activities. (1) The preliminary study phase, which includes a needs analysis; (2) the design of the normalization of the database table structure. (3) refinement of the model. Universitas Negeri Semarang terus berupaya meningkatkan peran dalam konservasi dengan menerapkan pilar konservasi. Di bidang konservasi keanekaragaman hayati, mahasiswa baru Universitas Negeri Semarang mempunyai kewajiban menanam bibit tanaman. Sebagai upaya untuk melakukan proses pemantauan penanaman yang ditanam oleh mahasiswa. Badan Pengembang Konservasi telah mengembangkan sistem informasi penanaman pohon. Sistem ini dinamakan Sistem Informasi Monitoring Penanaman Pohon atau Siomon. Sistem yang beralamatkan di http://siomon.unnes.ac.id ini menjadi sarana pelaporan dan pemantauan yang dilakukan oleh mahasiswa Unnes. Namun demikian struktur database Siomon harus tersinkronisasi dengan sistem data pribadi mahasiswa atau myunnes. Menindaklanjuti permasalahan tersebut, sangatlah perlu untuk melakukan sinkronisasi database siomon dengan myunnes. Penelitian ini merupakan sarana dalam perbaikan Siomon sebagai bentuk nyata implementasi konservasi di lingkungan Universitas Negeri Semarang. Dari permasalahan di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana merancang normalisasi struktur tabel penanaman pada database Siomon agar dapat sinkron dengan struktur tabel pada myunnes. Dalam penelitian ini Research and Development dimanfaatkan untuk menghasilkan sistem informasi yang mudah, praktis, dan informatif. Secara lebih operasional, dalam penelitian ini, ke empat tahap tersebut dijabarkan dalam tiga kegiatan utama. (1) tahap studi pendahuluan, yang mencakup analisis kebutuhan; (2) rancangan normalisasi struktur tabel database. (3) penyempurnaan model.. 
TINGKAT PENCEMARAN LINGKUNGAN PERAIRAN DITINJAU DARI ASPEK FISIKA, KIMIA DAN LOGAM DI PANTAI KARTINI JEPARA Riza, Faisal; Bambang, Azis Nur; Kismartini, Kismartini
Indonesian Journal of Conservation Vol 4, No 1 (2015): IJC
Publisher : Indonesian Journal of Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Increasing the human activities, especially in coastal areas could waste product  from aquaculture activities, domestic waste, tourism, and fisheries activities. The objective of this research  to calculate  Water pollution index value consist  parameter Physics, chemistry and heavy metals, among others, is the transparency,turbidity, temperature, TSS, DO, BOD5, pH, salinity, detergents, oils and fats as well as heavy metals Pb,Hg and Cd. This study was conducted in April 2015. The survey method used in this study. The results showed that water quality of the estuary area has  1-2.5 m transperancy, turbidity from 1.2 to 14.3, temperature 30 ° C, TSS 18-30 mg / l, DO 4.1 to 6.22 mg / l, BOD5 6.08 to 15.71 mg / l, pH 7.9, Salinity ranges between 34- 35 ‰, Detergents 0.01 to 1.2 mg / l MBAs, Oils and fats 0.1 to 1.3 mg / l, Pb <0.003 mg / l, Hg <0.001 mg / l, Cd <0.001 mg / l. Water pollution index showed a value below the threshold range, but there are some stations that have exceeded the threshold value and are included in the category of lightly polluted on st1 (IP = 2,11), st2 (IP = 1.08) and st5 (IP = 1.02) according to the Decree of the Minister of Environment No. 115 2003. Peningkatan aktivitas manusia terutama di daerah pesisir menghasilkan limbah dari  kegiatan budidaya perikanan, limbah domestik, pariwisata, dan kegiatan perikanan tangkap. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung nilai indeks pencemaran Perairan di Pantai Kartini meliputi  parameter Fisika, kimia dan Logam berat antara lain adalah kecerahan, kekeruhan, Suhu, TSS, DO, BOD5,  pH, Salinitas, Deterjen, Minyak  dan lemak serta logam berat Pb,Hg dan Cd. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2015. Metode survey digunakan dalam penelitian ini.   Hasil penelitian menunjukkan Kualitas perairan kawasan muara memiliki kecerahan 1-2,5 m, kekeruhan 1,2 – 14,3 , Suhu 30o C, TSS 18 - 30  mg/l,  DO 4,1 – 6,22 mg/l, BOD5 6,08 – 15,71 mg/l, pH 7,9 Salinitas berkisar antara 34- 35‰,  Deterjen 0,01 – 1,2 mg/l MBAS, Minyak dan Lemak 0,1 – 1,3 mg/l, Pb <0,003 mg/l, Hg <0,001 mg/l, Cd <0,001 mg/l. Indek pencemaran perairan menunjukan nilai di bawah kisaran ambang batas,  namun ada beberapa stasiun yang telah melampaui nilai ambang batas dan termasuk dalam kategori tercemar ringan yaitu pada st1 (IP = 2,11), st2 (IP = 1,08) dan st5 (IP = 1,02) menurut Keputusan  Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 115 tahun 2003. 
PENGEMBANGAN KEBUN WISATA PENDIDIKAN (KWP) UNNES MELALUI BIOEDUENTERPREUNERSHIP Rahayuningsih, Margareta; Abdullah, Moh.; N., Vitradesi; Arif, Samsul
Indonesian Journal of Conservation Vol 4, No 1 (2015): IJC
Publisher : Indonesian Journal of Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Educational garden of Semarang State University has an area of about two hectares and developed since 2001. Initial management focuses on developing Jelajah Alam Sekitar (JAS) (exploring environment around). The potential of Unnes basically can be used as inventory for the campus environment, and therefore could be used as branding of Conservation University through creative and innovative products with the concept of empowerment. The purpose of this activity is the development and sustainability of the program in Educational Gardens of Unnes through Biodeduenterpreneurship. IbIKK Development of Educational Gardens of Unnes as Conservation University branding through the Bioeduenterpreunership has formed a business unit under the name "Omah Keboen Unnes", draw up a business plan , develop tour packages, education and training, and has been able to improve the infrastructure and services by adding completeness of equipment and facility improvements. With the promotion that is conducted recently, a business unit Omah Keboen Unnes in 2014 has been able to attract consumers with details of 15 people follow the package “Ketan” (Paket Tulang Daung [Package of Bone Leaf]), 100 people follow package JAS to know the biodiversity in KWP, 200 students attend the package outbound and also 60 training plant nursery. Kebun Wisata Pendidikan Unnes (Universitas Negeri Semarang) memiliki luas sekitar dua hektar dan dikembangkan sejak tahun 2001. Awal pengelolaan lebih fokus untuk mengembangkan pendidikan jelajah alam sekitar (JAS). Potensi yang dimiliki Unnes tersebut pada dasarnya dapat dijadikan sebagai inventaris bagi lingkungan kampus dan selanjutnya dapat dijadikan sebagai branding Universitas Konservasi melalui produk kreatif dan inovatif dengan konsep pemberdayaan. Tujuan kegiatan ini adalah pengembangan dan keberlanjutan program di Kebun Wisata Pendidikan Unnes melalui Biodeduenterpreneurship. IbIKK Pengembangan Kebun Wisata Pendidikan Unnes sebagai Branding Universitas Konservasi melalui program Bioeduenterpreunership telah membentuk unit usaha dengan nama “Omah Keboen Unnes”, menyusun business plan yang terperinci, mengembangkan paket-paket wisata, pendidikan dan pelatihan, serta telah dapat meningkatkan prasarana dan layanan dengan menambah kelengkapan peralatan dan pembenahan fasilitas. Dengan promosi yang belum lama dilakukan, unit usaha Omah Keboen Unnes pada tahun 2014 telah mampu menarik konsumen dengan rincian 15 orang mengikuti paket Ketan (Paket Tulang Daun), 100 orang mengikuti paket JAS untuk mengenal keanekaragaman hayati di KWP, 200 siswa mengikuti paket outbond dan juga 60 orang mengikuti pelatihan pembibitan tanaman. 
LAJU EROSI DAN SEDIMENTASI DAERAH ALIRAN SUNGAI RAWA JOMBOR DENGAN MODEL USLE DAN SDR UNTUK PENGELOLAAN DANAU BERKELANJUTAN Wibowo, Ariyanto; Soeprobowati, Tri Retnaningsih; Sudarno, Sudarno
Indonesian Journal of Conservation Vol 4, No 1 (2015): IJC
Publisher : Indonesian Journal of Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rawa Jombor which located in Klaten have 3 (three) watershed as channels of water in the swamp. These watersheds are Kali Danguran Bajing Watersheds, Kali Gebyok Watersheds and Kali Jayan Watersheds. The existence of the three watersheds that passes through residential areas and agriculture in the suspect may cause sedimentation and increased fertility in Rawa Jombor. To predict rate of sedimentation on each watershed in the Rawa Jombor needed a soil erosion prediction and sedimentation models. One of model that often used is the USLE model. This research aim is to determine decrease of the function of the environment in Rawa Jombor measured from erosion and sedimentation parameters and their impact on Rawa Jombor. This research uses the USLE models to predict soil erosion and Sediment Delivery Ratio (SDR) model to  predict sediment results with the help of software ArcGIS 10.1. The results of both models obtained value erosion in the Kali Danguran Bajing watershed of 15892.39 tonnes / year, Kali Gebyok watershed of 8972.29 tons / year, and Kali Jayan watershed of 5142.95 tonnes/year. Estimation of sediment in the watershed Danguran Bajing is at 3996.94 tons / year, the watershed Gebyok of 2621.70 tons / year, while the Jayan at 1812.37 tons / year. Rawa Jombor terletak di Kabupaten Klaten memiliki 3 (tiga) DAS sebagai saluran masuknya air pada rawa. Ketiga DAS tersebut adalah DAS Kali Danguran Bajing, DAS Kali Gebyok, dan DAS Kali Jayan. Ketiga DAS tersebut melewati daerah permukiman dan pertanian di duga dapat menyebabkan sedimentasi dan peningkatan kesuburan pada Rawa Jombor. Untuk memprediksi laju sedimentasi pada tiap – tiap DAS di Rawa Jombor diperlukan suatu model pemrediksi erosi tanah dan model sedimentasi. Salah satu model yang sering digunakan adalah model USLE. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan nilai fungsi lingkungan Daerah Aliran Sungai di Rawa Jombor diukur dari parameter erosi dan sedimentasi dan dampaknya terhadap Rawa Jombor. Penelitian ini menggunakan model USLE untuk prediksi erosi tanah dan model Sediment Delivery Ratio (SDR) untuk prediksi hasil sedimen dengan menggunakan bantuan software ArcGIS 10.1. Hasil dari kedua model tersebut didapatkan nilai erosi pada DAS Kali Danguran Bajing sebesar 15.892,39 ton/tahun, DAS Kali Gebyok sebesar 8972,29 ton/tahun, dan DAS Kali Jayan sebesar 5142,95 ton/tahun. Perkiraan hasil sedimen pada DAS Danguran Bajing adalah sebesar 3.996,94 ton/tahun, pada DAS Gebyok sebesar 2.621,70 ton/tahun, sedangkan DAS Jayan sebesar  1.812,37 ton/tahun. 

Page 4 of 32 | Total Record : 319