cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Edukasi
ISSN : 08520240     EISSN : 27464016     DOI : https://doi.org/10.15294/edukasi
Core Subject : Education,
Edukasi [p-ISSN 0852-0240] is a well-known and respected periodical that reaches an international audience of educators and others concerned with cutting-edge theories and proposals. The journal is an invaluable resource for teachers, counselors, supervisors, administrators, curriculum planners, and educational researchers as they consider the structure of tomorrow's curricula. Special issues examine major education issues in depth. Topics of recent themes include methodology, motivation, and literacy.
Arjuna Subject : -
Articles 128 Documents
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANG BERMINATNYA MAHASISWA PGSD UPP TEGAL PADA PENDIDIKAN SENI RUPA DALAM PENYELESAIAN TUGAS AKHIR SKRIPSI Fathurrahman, Moh.
Edukasi No 1 (2011): Edukasi
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah upaya untuk mengetahui faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kurang berminatnya mahasiswa dalam mengkaji mata kuliah Pendidikan Seni sebagai jalur dalam penyelesaian Tugas Akhir. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa PGSD UPP Tegal tingkat akhir. Metode penelitian yang diterapkan adalah metode case study dan metode survey dengan teknik pengolahan data analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang minatnya penyelesaian tugas akhir karena kurang ketersediaannya buku referensi, mahasiswa merasa kurang memiliki bakat di bidang seni rupa, kurangnya contoh skripsi yang berhubungan dengan latar belakang dan kompetensi.Kata Kunci: faktor; minat; seni rupa; skripsi
PENERAPAN MODEL PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP PADA PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN DI KOTA SEMARANG Desmawati, Liliek; Suminar, Tri; Budiartati, Emmy
Edukasi No 1 (2011): Edukasi
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan penerapan model pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran program pendidikan kesetaraan; menjelaskan keefektivan model dan dampak model dalam pencapaian tujuan standar kompetensi peserta didik. Populasi penelitian yang didesain dengan penelitian tindakan praktis (pracyical action research) adalah tutor pendidikan kesetaraan yang masih aktif di Kota Semarang. Sampel penelitian ditetapkan secara purposive random sampling. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dengan deskriptif kualitatif dan statistik uji t test perpasangan. Hasil penelitian adalah penerapan model pendidikan kecakapan hidup pada awalnya masih terpisah dengan mata pelajaran yang lebih difokuskan pada aspek kecakapan vokasi. Kemampuan tutor dalam menyusun program pembelajaran dengan menjabarkan kecakapan hidup dalam materi pelajaran masih rendah. Kualifikasi kecakapan hidup peserta didik masih rendah. Setelah penerapan model, kemampuan tutor dalam menyusun program pembelajaran meningkat, termasuk pada kategori baik. Kualifikasi kecakapan hidup peserta didik meningkat secara signifikan. Penerapan model pendidikan kecakapan hidup terintegrasi dalam mata pelajaran efektif untuk meningkatkan kompetensi peserta didik pendidikan kesetaraan.Kata Kunci: model pendidikan kecakapan hidup; standar kompetensi lulusan; pendidikan kesetaraan
PERANAN KOMITE SEKOLAH DALAM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG Ninik, -
Edukasi No 1 (2011): Edukasi
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komite sekolah adalah suatu lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arah dan dukungan tenaga, sarana, dan prasarana serta pengawasan pada tingkat satuan pendidikan. Pemberdayaan Komite Sekolah dapat diwujudkan diantaranya melalui pelibatan mereka dalam penyusunan rencana dan program sekolah, RAPBS, pelaksanaan program pendidikan dan penyelenggaraan akuntabilitas pendidikan. Salah satu tugas dan fungsi komite adalah sebagai badan pertimbangan dan pendukung dalam hal penyusunan dan penetapan RAPBS serta memberi dukungan dalam financial khususnya dalam penggalian dana dari wali siswa atau masyarakat.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan data menganalisa peranan komite sekolah dalam (1) Proses penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) di SMA Negeri I Tuntang, (2) Cara memperoleh dukungan dana dan pengalokasian biaya pendidikan di SMA Negeri I Tuntang, serta(3) Pengawasan dan evaluasi biaya pendidikan di SMA Negeri I Tuntang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan komite sekolah terutama dalam pembiayaan pendidikan di SMA Negeri I Tuntang Kabupaten Semarang sesuai dengan tugas dan fungsinya yaitu sebagai advisory agency (pemberi pertimbangan), supporting agency (pendukung kegiatan layanan pendidikan), controlling agency (pengontrol kegiatan) dan mediator (penghubung) telah memberikan kontribusi yang positif bagi kemajuan sekolah tersebut. Kemajuan-kemajuan yang telah dicapai meliputi prasarana fisik dan non fisik. Kerja sama yang baik antara pihak sekolah dan komite terlihat dari kekompakan dalam penyusunan RAPBS sehingga semua program yang direncanakan mendapat dukungan dana dari pemerintah, wali murid dan pihak swasta.Kata Kunci: peranan; komite sekolah; biaya pendidikan
KONSEP DIRI DAN PERSEPSI TERHADAP PEKERJAAN DALAM PERAN GENDER BAGI REMAJA SLTP DI KECAMATAN MIJEN KODYA SEMARANG Nurussa’adah, -; Purwanto, Sugeng; Istyarini, -
Edukasi No 1 (2011): Edukasi
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsep diri merupakan salah satu faktor non intelektual yang sangat penting dalam menentukan kemampuan atau cita-cita. Dalam berbagai pengamatan yang dilakukan, ternyata banyak individu yang mengalami kegagalan dalam mencapai cita-cita bukan disebabkan oleh tingkat intelegensi yang rendah atau keadaan fisik yang lemah, melainkan oleh adanya perasaan tidak mampu untuk melakukan tugas. Remaja dalam persiapan memasuki masa dewasa, dihadapkan pada tugas-tugas perkembangan yang berorientasi pada tugas kehidupan masa dewasa yaitu mencapai kemandirian emosional, memilih dan mempersiapkan karier, mengembangkan kemampuan dalam peran sosial. Oleh karena itu persepsi terhadap pekerjaan menjadi penting bagi remaja dalam persiapannya memasuki masa dewasa. Metode penelitian yang digunakan dalam mencapai tujuan pertama, kedua dan ketiga dari penelitian ini adalah angket dalam bentuk skala Likert, berskala 5. Jumlah responden : 50 remaja perempuan, 50 remaja laki-laki. Lokasi penelitian di Kecamatan Mijen Kodya Semarang. Sumber data adalah remaja usia antara 14 – 17 tahun yang duduk di bangku SLTP. Analisis data menggunakan analisis t-test dan prosentase. Simpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : (a) Konsep diri laki-laki, tinggi 11%, sedang 34%, rendah 5%, dan perempuan tinggi 4%, sedang 42%, dan rendah 4%. (b) Ada perbedaan konsep diri yang dimiliki remaja perempuan dan laki-laki, sehingga hal ini akan mewarnai persepsi terhadap pekerjaan yang ada di lingkungan Mijen Kodya Semarang. (c) Remaja tersebut mempunyai keinginan atau persepsi terhadap pekerjaan sebagai berikut : untuk remaja laki-laki cenderung pada (1) TNI, POLRI, (2) Arsitek, teknik, (3) dokter, (4) Ahli Biologi, fisika, (5) Pegawai Negeri, (6) Guru. Dan bagi remaja perempuan cenderung pada : (1) Guru, (2) Dokter, (3) Bidan, (4) Arsitek, (5) Pegawai Negeri, (6) Ahli Biologi.Kata Kunci: konsep diri; persepsi; peran gender.
PERMASALAHAN MUTU PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN PENDIDIKAN Suryana, S.
Edukasi No 1 (2011): Edukasi
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam perspektif Pembangunan Pendidikan Nasional, pendidikan harus lebih berperan dalam membangun seluruh potensi maikannusia agar menjadi subyek yang berkembang secara optimal dan bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan nasional. Dalam konteks demikian, pembangunan pendidikan itu mencakup berbagai dimensi yang sangat luas yang meliputi dimensi sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Dalam perspektif sosial, pendidikan akan melahirkan insan-insan terpelajar yang mempunyai peranan penting dalam proses perubahan sosial di dalam masyarakat. Dalam perspektif budaya, pendidikan merupakan wahana penting dan medium yang efektif untuk mengajarkan norma, mensosialisasikan nilai, dan menanamkan etos di kalangan warga masyarakat. Dalam perspektif politik, pendidikan harus mampu mengembangkan kapasitas individu untuk menjadi warga negara yang baik (good citizens), yang memiliki kesadaran akan hak dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa, dan bernegara. Karena itu, pendidikan harus dapat melahirkan individu yang memiliki visi dan idealisme untuk membangun kekuatan bersama sebagai bangsa. Dalam tiga tahun mendatang, pembangunan pendidikan nasional di Indonesia masih dihadapkan pada berbagai tantangan serius, terutama dalam upaya meningkatkan kinerja yang mencakup (a) pemerataan dan perluasan akses; (b) peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing; (c) penataan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik; dan (d) peningkatan pembiayaan. Dalam upaya meningkatkan kinerja pendidikan nasional, diperlukan suatu reformasi menyeluruh yang telah dimulai dengan kebijakan desentralisasi dan otonomi pendidikan sebagai bagian dari reformasi politik dalam meningkatkan mutu pendidikan.Kata Kunci: Pembangunan Pendidikan; Persepektif Pembangunan Pendidikan; Mutu Pendidikan
KONSEP DIRI DAN PERSEPSI TERHADAP PEKERJAAN DALAM PERAN GENDER BAGI REMAJA SLTP DI KECAMATAN MIJEN KODYA SEMARANG -, Nurussaadah; Purwanto, Sugeng; -, Istyarini
Edukasi No 2 (2010): Edukasi
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsep diri merupakan salah satu faktor non intelektual yang sangat penting dalam menentukan kemampuan atau cita-cita. Dalam berbagai pengamatan yang dilakukan, ternyata banyak individu yang mengalami kegagalan dalam mencapai cita-cita bukan disebabkan oleh tingkat intelegensi yang rendah atau keadaan fisik yang lemah, melainkan oleh adanya perasaan tidak mampu untuk melaksanakan tugas. Remaja dalam persiapan memasuki masa dewasa, dihadapkan pada tugas-tugas perkembanfan yang berorientasi pada tugas kehidupan masa dewasa yaitu mencapai kemandirian emosional, memilih dan mempersiapkan karier, mengembangkan kemampuan dalam peran social. Oleh karena itu persepsi terhadap pekerjaan menjadi bagi remaja dalam persiapannya memasuki masa dewasa. Metode penelitian yang digunakan dalam mencapai tujuan pertama kedua dan ketiga dari penelitian ini adalah angket dalam bentuk skala Likert berskala 5. Jumlah responden: 50 remaja perempuan, 50 remaja laki-laki. Lokasi penelitian di kecamatan Mijen Kodya Semarang. Sumber data adalah remaja usia antara 14-17 tahun yang duduk di bangku SLTP. Analisi data menggunakan anaslisi t-test dan prosentase. Simpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah (a) konsep laki-laki tinggi 11%, sedang 34%, rendah 5% dan perempuan tinggi 4% sedang 42% dan rendah 4%. (b) ada perbedaan konsep diri yang dimiliki remaja perempuan dan laki-laki, shingga hal ini akan mewarnai persepsi terhadap pekerjaan yang ada dilingkungan Mijen Kodya Semarang (c) Remaja tersebut mempunyai keinginnan atau persepsi terhadap pekerjaan sebagai berikut untuk remaja laki-laki cenderung [ada (1) TNI Polri (2) arsitek, teknik (3) dokter (4) ahli biologi fisika (5) pegawai negeri (6) guru. Dan bagi remaja perempuan cenderung pada (1) guru (2) dokter (3) bidan (4) arsitek (5) pegawai negeri (6) ahli biologi
Implementation of the Use of Daily Journals in PAUD Institutions Amelia, Zahrina; Pansuri, Fitria Farhani
Edukasi Vol 15, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/edukasi.v15i2.31688

Abstract

One strategy to encourage children's early literacy skills, especially those aged 3-5 years, is to keep a daily journal so that children can communicate their thoughts, feelings and record their ideas through scribbles or pictures. Furthermore, scientific studies show that expressing what a person thinks and feels in a journal can have a positive impact on the author's physical and mental health. Based on the previous research, the researcher was interested in seeing how the "Implementation of the Use of Daily Journals in PAUD Institutions" using qualitative research methods and data collection methods using interviews and observations. The research was conducted in Jakarta and Depok, with a total number of respondents 12 teachers from four different kindergartens. The results showed that this daily journal was considered by most teachers to be able to support early literacy development even though the duration of work, writing equipment used and the form of support provided by teachers and parents are varied. In addition, most respondents also revealed that making daily journals can facilitate children to develop the ability to regulate their emotions in the morning, develop creativity, and help smooth daily teaching and learning activities. Therefore it can be say that a daily journal is a tool to expose children's social emotional problems, which always can help help to recognize and overcome the problems that faced with children, which can also help them to identify and overcome new problems, such as “new normal situation” when pandemi covid19 is over.
OPTIMALISASI PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM LINGKUNGAN BEKERJA Nusantoro, Eko
Edukasi Vol 14, No 1 (2020): May 2020
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/edukasi.v14i1.965

Abstract

Through the empowerment of employees, the sharing of power will occur, where the sub-ordinates are collectively involved with the management/chairmen to carry out changes by implementing various managerial approach. A leader of an institution or organization can significantly strengthen the sub-ordinates’ self-confidence in their ability. With stronger sense of self of efficacy, the sub-ordinates will be more capable to conduct and succeed in carrying out various challenging jobs. The empowerment should have been pioneered following the globalization era and it needs to create win-win solution situation in an educational institution or organization so that every person will have ability and will have opportunity to be qualified in performance, creative, innovative and maximum self-development in carrying out jobs in their working environment.Kata Kunci: optimalisasi; pemberdayaan SDM; lingkungan kerja
Internalization of Conservation Values in Multicultural Education Courses through Traditional Games Ary, Deasylina da; Busyairi, Ahmad
Edukasi Vol 15, No 1 (2021): May 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/edukasi.v15i1.30013

Abstract

The Indonesian state is very prone to triggering conflicts and divisions because Indonesia is actually a pluralistic and heterogeneous country. The discourse on multicultural education is predicted to be able to anticipate ethnic, social and cultural conflicts that often arise in the midst of a plural-faced society, especially the implementation of multicultural education in tertiary institutions. The understanding created from multicultural education is not just a theory that is used as mere memorization, but can be developed into application in a multicultural-based learning process. One example of its application is through traditional games which require cultural values. Traditional games have even become a symbol of the region where each region uses traditional games as regional identities so that traditional games are a form of conservation value, namely preserving the cultural heritage of the local area. The research objectives: 1) Describe traditional games that contain conservation values in the multicultural education course for PGSD UNNES students; 2) Analyzing the conservation value contained in traditional games in multicultural education for PGSD UNNES students; 3) Analyze the achievement of internalization of conservation values in multicultural education courses for PGSD UNNES students. This study uses a qualitative research method which will be analyzed descriptively. Each traditional game imparts different conservation values depending on the play pattern. Traditional games that have been born for thousands of years are the result of ancient human cultural processes that are still thick with local wisdom values. In essence, conservation means maintaining and protecting something regularly to prevent damage and destruction by means of preservation. So that playing traditional games is a form of conservation value, namely preserving the cultural heritage of the local area.
Penerapan Metode Project Based Learning Pada Muatan Lokal Batik Untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa Fisnani, Yeni; UZ, LM. Zulfahrin
Edukasi Vol 14, No 2 (2020): November 2020
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/edukasi.v14i2.26901

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan proses pembelajaran muatan lokal batik menggunakan metode project-based learning. (2) Mendeskripsikan peningkatan kreativitas siswa menggunakan metode project- based learning. (3) Mendeskripsikan hasil karya siswa dengan metode pembelajaran project-based learning. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Setelah dilaksanakan penelitian dari kegiatan pratindakan hingga siklus II dengan metode project-based learning pada siswa kelas IV C SD Negeri Klego 01, kemampuan kreativitas siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari aspek kelancaran pada kondisi awal sebesar 35%, pada siklus I meningkat menjadi 71,07%, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 88,21%. Aspek keluwesan pada kondisi awal sebesar 32,5%, pada siklus I meningkat menjadi 57,86%, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 83,21%. Aspek keaslian pada kondisi awal sebesar 38,21% pada siklus I meningkat menjadi 70%, dan pada siklus  II meningkat lagi menjadi 92,5%. Aspek keterperincian pada kondisi awal sebesar 35%, pada siklus I meningkat menjadi 61,07%, dan pada siklus II menjadi 88,21%. Aspek kepekaan pada kondisi awal. sebesar 37,86%, pada siklus I meningkat menjadi 67,5%, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 85,71%. Dari aspek kerativitas tersebut, dapat diketahui prosentase kreativitas siswa pada kondisi awal sebesar 35,71% dengan kriteria kurang, pada siklus I meningkat menjadi 65,5% dengan kriteria baik, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 87,57% dengan kriteria sangat baik.This study aims to (1) describe the local content learning process of batik using a project-based learning method. (2) To describe the increase in student creativity using the project-based learning method. (3) Describe student work using project-based learning methods. This study uses a Classroom Action Research method. After carrying out research from pre-action activities to cycle II with the project-based learning method for class IV C SD Negeri Klego 01 students, the students' creative abilities increased. This can be seen from the aspect of fluency in the initial conditions of 35%, in the first cycle it increased to 71.07%, and in the second cycle it increased again to 88.21%. The flexibility aspect in the initial conditions was 32.5%, in the first cycle it increased to 57.86%, and in the second cycle it increased again to 83.21%. Originality aspect in the initial conditions was 38.21% in the first cycle increased to 70%, and in the second cycle it increased again to 92.5%. The elaboration aspect in the initial conditions was 35%, in the first cycle it increased to 61.07%, and in the second cycle it was 88.21%. Aspect of sensitivity in the initial conditions. amounted to 37.86%, in cycle I increased to 67.5%, and in cycle II increased again to 85.71%. From this aspect of creativity, it can be seen that the percentage of student creativity in the initial conditions is 35.71% with poor criteria, in cycle I it increases to 65.5% with good criteria, and in cycle II it increases again to 87.57% with very good criteria.

Page 3 of 13 | Total Record : 128