cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Teknika
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 104 Documents
Pengaruh Waktu Penyiraman Dengan Air Pada Proses Curing Beton Terhadap Kualitasnya Suprapto, ; Ninik Wahju Hidajati,
Teknika Vol 8, No 1 (2007)
Publisher : Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu masalah dalam pekerjaan beton adalah cara perawatan keras. Pekerjaan itu kurang mendapat perhatian dari para pelaksana. Hal ini mengakibatkan kualitas beton menurun. Fungsi perawatan keras adalah mengantisipasi agar proses hidrasi semen dan air dapat berlangsung sempurna. Oleh karena itu penelitian tentang perawatan keras perlu dilakukan.Dalam penelitian ini dicoba dengan penyiraman air pada waktu tertentu kemudian dibiarkan kena sinar matahari.Cara ini dipilih karena sudah sering dilakukan. Benda uji dibuat dengan bentuk silinder berdiameter 150 mm , tinggi 300 mm dengan 4 faktor air semen (fas). Setiap fas dilakukan 8 kondisi pada umur : 1, 4, 7, 10, 14, 18, 22, dan 28 hari. Kualitas beton yang diukur adalah kuat tekan dan kuat tarik. . Hasil Penelitian menunjukkan bahwa semakin besar f.a.s. semakin singkat proses perawatan keras. Beton dengan f.a.s 0,60 penyiraman optimal 5 hari, f.a.s 0,50 penyiraman optimal 7 hari, f.a.s 0,45 penyiraman optimal 9 hari, f.a.s 0,40 penyiraman optimal 14 hari. Uji kuat tarik memperlihatkan besar kuat tarik normal sebesar 9% - 15% kuat tekan. One of the problems in the concrete construction is curing. Usually this process is not enough attention from some contractors. So that this effect is bad concrete quality. The role of curing to anticipated, in order to hydration process between portlandcement and water perfectly. There fore research about curing is important to do.This research to try to do this curing with sprayed water on the surface concrete. This methods is often did concrete sample cylindrical form diameter 150 mm, height 300 mm with four portlandcement water factor (pwf).  Every  sample to test in eight times, on 1stday, 4th, 7th, 10th, 14th, 18th, 22nd and 28th. As indicator concrete quality are strength and pressure. The result of this research that more high pwf more short this curing. Concrete pwf 0.6 optimal sprayed water in 5 days, concrete pwf 0.5 optimal sprayed water in 7 days, concrete pwf 0.45 optimal sprayed water in 9 days, and concrete pwf 0.4 optimal sprayed water in 14 days.  Strength concrete is about 9% - 15% pressure, it is normaly.
Kinerja Pelayanan Angkutan Umum Lyn Jbm Trayek Joyoboyo - Bratang - Medokan Di Kota Surabaya Ari Widayanti, ; Tri Eko Purwanto,
Teknika Vol 8, No 1 (2007)
Publisher : Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Surabaya sebagai kota yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas ekonomi mengakibatkan pertumbuhan mobilitas masyarakat yang harus didukung oleh prasarana dan sarana khususnya transportasi yang memadai. Banyaknya lyn yang beroperasi dan kemungkinan adanya tumpang tindih rute semakin meningkatkan kemacetan lalu lintas. Keberadaan lyn JBM turut berperan dalam aktivitas masyarakat Kota Surabaya karena banyak melewati pusat aktivitas masyarakat seperti Pasar Wonokromo/DTC dan lokasi bangkitan perjalanan yang lain.Pelayanan yang baik dari sektor angkutan umum sangat dibutuhkan masyarakat. Hal ini mempunyai tujuan supaya masyarakat dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, sehingga dapat mengurangi kemacetan yang terjadi. Untuk dapat menciptakan pelayanan yang baik pada masyarakat, maka perlu adanya evaluasi terhadap kinerja pelayanan angkutan umum lyn JBM.Metode yang digunakan dalam studi ini adalah dengan melakukan survei primer dan survei sekunder. Hasil dari studi ini menunjukkan dari segi frekuensi, pelayanan lyn JBM masih kurang baik dengan nilai frekuensi 1-2 kend./jam. Headway menunjukkan pelayanan yang kurang baik, dengan nilai 30-40 menit, dan Load Factor menunjukkan pelayanan yang baik dengan nilai 27-70%. Waktu perjalanan dari Terminal Joyoboyo ke Pangkalan Gunung Anyar diperoleh 61,8 menit, sedangkan dari Pangkalan Gunung Anyar ke Terminal Joyoboyo sebesar 69,7 menit (sesuai standar ideal yang berlaku). Surabaya as a city is developed continually (from time to time).The development of population and economic activity result the growth of public mobility that  must be supported of good infrastructure and structure of adequate transportation. Many lyn which are operated and possibility of route overlapping increase traffic jam. The existence of lyn JBM partake in activity of Surabaya community because it’s through the central of business district, for example Wonokromo Market/DTC and the other trip generation place.The good service of public transportation is very required by public. This problem has a purpose so that public lessen the traffic jam that happened. To be able to create a good service at public, hence service performance evaluation of public transport of lyn JBM is required.The methode of this studi is by doing primary survey and secondary survey. The result of this study showed that service of lyn JBM is still be unfavourable with frequency value of 1–2 vehicles/hour. Headway also showed unfavourable service with value of 30–40 minutes. And load factor showed good service with value of 27–70%. Travel time from Terminal Joyoboyo to Pangkalan Gunung Anyar is 61,8 minutes, and travel time from Pangkalan Gunung Anyar to Terminal Joyoboyo is 69,7 minutes (according to ideal standart).
Permodelan Jaringan Transportasi Dan Distribusi Barang Menggunakan Model Transportasi Dan Linier Programming Arie Wardhono,
Teknika Vol 8, No 1 (2007)
Publisher : Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan biaya transportasi dan distribusi barang yang paling murah untuk daerah pemasaran di Pulau Jawa berdasarkan tingkat pelayanan pada tiap distributor. Terdapat 4 pabrik yang melayani 34 distributor.Metode yang digunakan adalah dengan memodelkan jaringan transportasi dan distribusi barang sebagai model transportasi dan diselesaikan dengan metode linier programming. Model transportasi memodelkan bentuk pelayanan dan permintaan dari pabrik ke distributor. Sedangkan metode linier programming menyelesaikan  permodelan transportasi dengan bantuan software Lindo versi 6.1. Model transportasi distribusi dikembangkan dalam 4 model, yaitu tingkat pelayanan 0%, 10%, 20% dan 30%. Tiap model akan dicari bentuk permodelan jaringan dan biaya transportasi yang terjadi. Hasil permodelan menunjukkan biaya pada tingkat pelayanan 0%, 10%, 20% dan 30% berturut-turut: Rp 134.361.600, Rp 134.816.400, Rp 151.256.200, dan Rp 144.404.300. Namun pada tingkat pelayanan 0%, 7 distributor terabaikan (0% kapasitas distributor). Kesimpulan, permodelan yang digunakan adalah permodelan dengan tingkat pelayanan 10% dimana tiap distributor terpenuhi kapasitasnya dengan biaya transportasi dan distribusi sebesar Rp 134.816.400. The research objection is to determine the lowest cost of transportation and distribution in Java referring to serving capacity level on each distributor. There are 4 factories serving 34 distributors.The method is to make transportation network and distribution of goods as transportation model and finalized with linier programming method. Transportation model will form a model of supply and demand from factory to distributor. While programming linear method will finalize transportation model with help of software Lindo version 6.1. Transportation model of distribution will be developed in 4 forms of model with level of service of  0%, 10%, 20% and 30%. Each model will be found its network model form and its cost of transportation that happened. The result of model shows that cost on level of service 0%, 10%, 20% and 30% successively: Rp 134.361.600, Rp 134.816.400, Rp 151.256.200, and                Rp 144.404.300. But at level of service 0%, 7 neglected distributor occured (0% distributor capacity). The conclusion, model that applied is model with level of service of 10% where the capacity of each distributor is fulfilled with cost of transportation and distribution Rp 134.816.400.
Aplikasi Pengolahan Citra Dan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Mendeteksi Pita Suara Soenarjo,
Teknika Vol 8, No 2 (2007)
Publisher : Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pita suara tak normal dapat dideteksi dengan Pengolahan Citra dan Jaringan Syaraf Tiruan untuk membedakan jaringan pita suara tak normal dengan menggunakan monitor. Metode yang digunakan mendeteksi gambar kelainan pita suara dengan metode segmentasi.  Hasil penelitian ini dapat membantu dokter dalam hal pemeriksaan  gambar pita suara  pasien yang divisualkan di monitor tampak jelas. Keberhasilan training pengenalan pola gambar pita suara = 95,653%. Pasien merasa nyaman saat pemeriksaan dengan menggunakan serat optik, tidak merasa ada unsur paksaan. Untuk masa yang akan datang, biaya pemeriksaan pasien  relatif tidak mahal supaya dapat membantu masyarakat kurang mampu. Aplication Neural Network And Image Processing For Vocal Cords Detections Cord Vocal abnormality can be detected with  Image Processing, and the Neural Network by using monitor.  The method, that is used to detect an abnormality of image Cord Vocal is segmentation method. The result of  this research can aid the doctor to check image of Cord Vocal  Patient that visualized in monitor and it looks clearly. The success of training pattern recognition of Cord Vocal image is 95,653 %.  The patients feel comfortable during check up by using Flexible fiber optics bundles, there is no forced. In the future, the cost of patient checking up will be cheaper, in order to  help poor people.
Analisis Kerakteristik Dan Unjuk Kerja Sistem Transmisi Tenaga Listrik Multi Fasa Serta Penerapannya Di Indonesia Achmad Imam Agung,
Teknika Vol 8, No 2 (2007)
Publisher : Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam perkembangan saat ini energi listrik sudah menjadi kebutuhan  yang sangat vital baik itu untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk industri. Mengingat pertumbuhan kebutuhan  energi listrik terus meningkat dari tahun ke tahun. Dari keadaan itu diharapkan ketersediaan kebutuhan energi listrik dapat dipenuhi baik itu oleh pemerintah ataupun swasta. Salah satu altenatif menjawab permasalahan itu dan mengoptimalkan  sistem yang yang telah ada adalah penerapan multi fasa pada sistem transmisi. Hal ini dapat memperbesar daya yang dapat disalurkan ke pusat-pusat beban dengan sarana transmisi yang telah ada.  Sistem multi fasa atau dalam hal ini sistem 6 fasa setelah hasil analisis baik karekteristik yang meliputi efek medan magnit, korona / kerugian, gangguan radio/audio dan juga unjuk kerja yang meliputi kapasitas pembebanan, effisiensi transmisi, surja hubung dan lightning performance .  Dari analisis tersebut juga dilakukan komporasi sistem 3 fasa yang selama ini digunakan dengan membandingkan variabel nlai-nilai parameter  sistem, kapasitas kerugian korona dan tahanan serta effisiensi saluaran. Devolopment electrical energy have basic need prime to recident and industry, growing electrical energy up year to year.  Supply electrical energy facility government and private.  Alternative problem solve and aptimation system now with implement multi fase trasmision system.  With up carried power transmission to load cantre from system tranmision.  System muliti fase or 6 fase analisys characteristic cover: Magnet field effect, corono loss, interferency audio/video and implement work load capacity, transmission efficient, surge connect and lightning performance.  Analisys now comperasion thee fase system with comperasion variable parameter values system, capacity corona loss and resistand to efficient line system
Interfacing Antara Peripheral Dengan Komputer Menggunakan ADC 0809 Melalui Paralel Port Aditya Prapanca,
Teknika Vol 8, No 2 (2007)
Publisher : Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Analog to Digital Converter (ADC) representing a component which can convert an analog signal to digital form signal. Ability like this required in digital data in a measurement or analyse analog signal. While interfacing represent an equipments consisted of hardware therewith the software made as link between “external world” with computer. One of technique interfacing which can be done is through parallel port.In this research, designed an interfacing use ADC 0809 through parallel port which can read wide till data 4 bits. So that in this scheme needed a multiplexer, what is used to chosen upper-bits or lower-bits which step into parallel port, so that the input which only own wide of data 4 bits can accept data from ADC owning wide of data 8 bits.The result, an equipments interfacing used to measure digital tension value from output ADC (analog to digital converter, using ADC 0809) to be presented at screen of computer, by real time.
Pengaruh Penggunaan Catalytic Converter Kuningan (Cu+Zn) Berlapis Krom (Cr) Terhadap Torsi Dan Daya Efektif Motor Bensin Empat Langkah Warju,
Teknika Vol 8, No 2 (2007)
Publisher : Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The use of catalytic converter that placed on vehicle exhaust system can decrease exhaust gas emission consentration from four stroke gasoline engine. From previous research with using chrom (Cr) coated brass (Cu+Zn) as catalytic converter can reduce CO, HC and NOx emission. But, the use of catalytic converter on vehicle exhaust system also influent engine performance. Purpose of this research is to know influent of the use catalytic converter on Toyota Kijang Type 4K exhaust system to torque and engine power.The experiment was carried out at Automotive Laboratory PPPGT/VEDC Malang. In this experiment Toyota Kijang Type 4K series KF20 engine was used. The test method is done by velocity gradient at full load (full open trottle valve). The test was carried out by comparing standard engine experiment and engine experiment with catalytic converter on exhaust system. The type of the test is desk test. Data analysis is done by using descriptive methods. The analysis shows that chrom (Cr) coated brass (Cu+Zn) as catalytic converter increase engine torque is up to 2,34% at 1750 rpm and lower engine torque increase is up to 0,09% at 2750 rpm. The greatest engine power increase is up to 2,35% at 1750 rpm and lower engine power increase is up to 0,09% at 2750 rpm.
Studi Eksperimen Pengaruh Penggunaan Catalytic Converter Kuningan (Cu-Zn) Terhadap Torsi, Daya Dan Tekanan Efektif Rata-rata Motor Bensin Empat Langkah Andi Sanata,
Teknika Vol 8, No 2 (2007)
Publisher : Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Low pollutant and high performance motorcycle has become a need in this time. The use of catalytic converter with brass content is aimed to reduce the pollutant gas of the motorcycle and also to raise its engine performance.This research test the influence of catalytic converter use to the engine performance, these are torsion, power and break mean effective pressure. Brass is placed in a muffler of a exhaust systems design with many varieties of brass mass, these are 80, 100, 120, 140, 160, 180 and 200 gr as a catalyst. The experiment is done by comparing the standard condition and the exhaust systems condition after using the catalytic converter, to the Honda Karisma 125 cc engine.From the result of this research, the use of brass catalytic converter can raise about 13,39 5 torsion, 16,87 % power and 13,39 % break mean effective pressure in optimum condition of 160 gr brass content.
Penguatan Dinding Pada Rumah Sederhana Tahan Gempa Sutikno,
Teknika Vol 8, No 2 (2007)
Publisher : Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara yang rawan gempa, karena di dasar samudera negara kita ini terdapat tiga lempeng, yakni Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik, yang bila bertumbukan akan menghasilkan gempa tektonik.Secara alamiah, fenomena alam tersebut tidak bisa dihindari. Namun gempa cenderung terjadi di tempat-tempat tertentu saja, seperti pada batas pelat Pasifik. Tempat ini dikenal dengan nama Lingkaran Api (Ring of Fire). Walaupun gempa tidak dapat kita prediksi, namun kita dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkannya dengan cara membangun rumah tahan gempa. Konsep bangunan tahan gempa pada dasarnya adalah upaya untuk membuat seluruh elemen rumah menjadi satu kesatuan yang utuh, yang tidak lepas/runtuh akibat gempa.Penelitian ini menguji model dinding sebagai portal beton penahan bangunan terhadap gaya horisontal (gempa) berupa:  tanda dari model dinding dibuat kode sebagai berikut: :  Benda uji 1 model dinding tanpa batang diagonal (BU.1); benda uji 2 model dinding dengan batang diagonal dari baja Ø 8 mm (BU.2); benda uji 3 model dinding dengan batang diagonal dari balok beton 10cmx10cm, pembesian menggunakan besi Ø 8 mm dengan sengkang Ø 6 mm (BU3).Hasil pengujian pembebanan menunjukkan: Dinding yang tidak diberi kekuatan diagonal (BU1), akan mengalami runtuh akibat patahnya pada titik sambungan secara bersamaan.Dinding yang diberi penguatan diagonal berupa baja tulangan (BU2), akan mengalami runtuh pada titik tarik yang mendapat beban terlebih dahulu kemudian diikuti titik sambungan yang lainnya. Dinding yang diberi penguatan diagonal berupa balok beton bertulang (BU3), akan mengalami runtuh akibat patahnya sambungan di titik tarik sedangkan titik-titik lainnya masih utuh. Penambahan penguatan berupa baja tulangan (BU2) menunjukkan kekuatan 3 kali lipat (300%) dibandingkan tanpa diberi penguatan (BU1). Penambahan penguatan berupa balok beton bertulang (BU3) menunjukkan kekuatan 12 kali lipat (1200 %) dibandingkan tanpa diberi penguatan (BU1).Pembangunan rumah sederhana yang tahan gempa  hendaknya menggunakan penguatan berupa batang diagonal baik berupa batang baja maupun balok beton bertulang.Pembangunan rumah sederhana yang tanah gempa  sebaiknya menggunakan penguatan berupa batang diagonal balok beton bertulang.Untuk lebih meningkatkan kekuatan bangunan yang menggunakan penguatan berupa batang diagonal balok beton bertulang disarankan menambah batang tulangan di sambungan bagian bawahnya (antara kolom dan sloof). Republic of Indonesia is state which earthquake gristle, because in our state ocean basis this there are three ingots, namely Eurasia, Indo-Australia, and Pacific, which if knocking against will yield natural tectonic earthquake, the nature phenomenon cannot be avoided. But earthquake tends to happened in certain places only, like at Pacific plate ridge. This place recognized by the name of Ring of Fire. Although earthquake haves no we are prediction, but we earn to minimalize impact generated by it by the way of building resistant housing of earthquake. Resistant building concept of earthquake basically is effort to make all element of housing becomes one fully unities, which is not damage as result of earthquake.This research tests wall model as retainer concrete portal of building to horizontal force (earthquake) in the form: signal from wall model is made code as follows: Specimen 1 without diagonal wall model (BU1); specimen 2 wall model with diagonal joint steel bar Ø 8 mm (BU2); specimen 3 wall model with diagonal joint from concrete beam 10cmx10cm, steel bar Ø 8 mm with chock Ø 6 mm (BU3).Result of encumbering assaying shows: Wall that is is not is given by diagonal strength (BU1), will experience collapse as result of its break at junction. Wall model with diagonal joint (BU2), will experience collapse at point and followed junction the other. Wall given diagonal amplification in the form of reinforced concrete beam ( BU3), will experience collapse as result of its the break joint in point draws while other points intact still.Addition of amplification in wall model with diagonal joint (BU2) shows strength of 3 times more (300%) compared to without amplification ( BU1). Addition of amplification in the form of reinforced concrete beam ( BU3) shows strength of 12 times more (1200 %) compared to without (BU1).Development of resistant simple housing of earthquake shall apply amplification in the form of diagonal joint either in the form of steel bar and better apply amplification of reinforced concrete beam diagonal joint. To be more increases strength of building using amplification in the form of reinforced concrete beam diagonal joint suggested adds steel bar joint ( between columns and sloof).
Effectiveness Comparison Between Mixture Of Carbide Waste And Aluminium Waste Upon Which Stabilization Of Ekspansive Soil Machfud Ridwan, ; Nur Andajani, ; Sugeng Haryanto,
Teknika Vol 8, No 2 (2007)
Publisher : Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanah ekspansif adalah tergolong tanah yang mempunyai kemampuan untuk mengembang dan menyusut yang besar, sehingga akan sangat membahayakan apabila bangunan berdiri di atasnya. Untuk itu tanah tersebut perlu dilakukan perbaikan yaitu dengan stabilisasi tanah. Dalam penelitian ini dilakukan stabilisasi tanah ekspansif dengan Limbah Karbit dan Limbah Aluminium.Tujuan dari penelitian ini selain untuk pemanfataan limbah juga ingin mengetahui manakah yang lebih efektif dari kedua campuran tersebut apabila digunakan sebagai stabilisasi tanah ekspansif.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil FT- UESA. Dalam penelitian ini dilakukan 3 jenis test, yaitu test Atterberg Limit, Proctor Standart dan Swelling test. Sedangkan Jenis Campuran ada 2 macam, yaitu tanah dengan campuran Limbah Karbit; dan tanah dengan campuran Limbah Alumium. Persentase Limbah  diberikan pada masing-masing tanah adalah 0 %, 5 %, 10 %, 15 % dan 20 %. Sehingga keseluruhan benda uji ada 9 buah.Hasil yang didapat dari penelitian ini penambahan limbah Aluminium lebih efektif digunakan sebagai bahan stabilisasi pada tanah ekspansif dibandingkan dengan limbah Karbit. Limbah Aluminium 20 % yang ditambahkan pada tanah ekspansif dapat menyebabkan Potensial Swelling tanah ekspansif menurun sebesar 97.22 %, dan klasifikasi swellingnya menjadi tergolong rendah. Sedangkan limbah Karbit 20 % yang ditambahkan pada tanah ekspansif menyebabkan Potensial Swelling tanah ekspansif menurun sebesar 77.35 %, dan klasifikasi swellingnya tergolong tinggi. Ekspansive soil is inclusive of  a ground having ability for the swell and shrink of  big, so that will very dangerous if building stand up for it. For that the ground require to be a repair that is with the soil stabilization. In this research is done by stabilization of ekspansive soil with the Waste of Carbide and Aluminium Waste.Intention of this research besides for the exploiting of waste also wish to know which the more effective from second of the mixture if used as by stabilization of ekspansive soil. This research represent the experiment research done in Laboratory of Soil Mechanics of Majors of Technique of Civil FT- UESA. In this research is using by  3 testing type, that is test the Atterberg Limit, Proctor Standart and Swelling test. While Mixture Type there [is] 2 kinds of, that is soil  with the mixture of Carbide Waste; and soil with the mixture of Waste Alumium. Prosentase Waste passed to by each soil is 0 %, 5 %, 10 %, 15 % and 20 %. So that the overall of object test there [is] 9 fruit.Result got from this research is addition of Aluminium waste more is effective used as by a stabilization substance of at ekspansive soil compared to by a Carbide waste. Aluminium Waste 20 % what is enhanced at soil ekspansive can cause Potential Swelling ekspansive soil descend equal to 97.22 %, and klasifikasi swellingnya become pertained to by lower. While Carbide waste 20 % what is enhanced [at] soil  ekspansive cause Potential Swelling  ekspansive soil descecd equal to 77.35 %, and klasifikasi swellingnya pertained high

Page 4 of 11 | Total Record : 104